pertanyaan tertulis untuk ditanyakan kepada nara sumber, guna mendapatkan informasi dan data deskriptif kualitatif yaitu berupa informasi secara lisan dari
narasumber. Pertanyaan dalam wawancara meliputi masalah pokok yang akan diteliti,
yang berhubungan dengan faktor yang menyangkut karya lukis anak sekolah dasar, baik dalam ide penciptaan, makna karya, maupun proses pemberian
warna dalam lukisan anak tersebut. Sebelum melaksanakan penelitian peneliti harus memiliki pedoman wawancara pedoman berisi sejumlah pertanyaan yang
harus dijawab oleh responden. Wawancara yang dilakukan menggunakan dua teknik dalam
mendapatkan informasi, yaitu wawancara secara individu dan wawancara secara berkelompok. Untuk wawancara secara individu atau secara personal
dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada satu responden sehingga mendapatkan hasil data dan informasi yang mendalam mengenai hasil karya
lukis yang diciptakannya. Namun, teknik ini kurang efektif karena memerlukan waktu yang lama untuk meneliti satu per satu siswa yang ada di tujuh Sekolah
Dasar tersebut sehingga penelitian ini menggunakan teknik sampling jadi peneliti menggunakan beberapa anak dalam satu kelas untuk mendapatkan
sampel untuk diteliti lebih mendalam. Selanjutnya teknik wawancara secara kelompok yang melibatkan banyak individu dalam satu waktu. Penelitian ini
efisien waktu akan tetapi kurang bisa mendapatkan informasi yang mendalam dan lengkap.
Wawancara yang digali melalui wawancara meliputi a.
Wawancara terhadap beberapa siswa yang terpilih untuk mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai tema lukisan, media, dan cerita tentang
lukisanya sehingga memperoleh data yang lengkap tentang gejala stereotype yang terdapat pada lukisan anak tersebut.
b. Wawancara terhadap Guru seni budaya yang mengajar di sekolah dasar
tersebut guna memperoleh informasi tentang strategi mengajar seni rupa, tentang tema lukis yang diminati, media yang digunakan dalam
pembelajaran melukis di kelas, serta sarana lainya yang mendukung dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar.
c. Wawancara kepada Kepala Sekolah mengenai perkembangan sekolah,
potensi guru di bidang seni rupa dan bagaimana kompetensi siswa dalam bidang seni rupa khususnya melukis.
3. Dokumentasi
Metode Dokumentasi
adalah teknik
yang digunakan
untuk mengumpulkan data melalui pernyataan tertulis yang disusun oleh seorang atau
lembaga untuk keperluan pengujian peristiwa dokumen tersebut dapat berupa buku, surat pribadi, dokumen resmi dan sebagainya Moleong, 2006: 216.
Teknik dokumentasi dilakukan sebagai proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelaah data-data yang berkaitan dengan karya
lukisan anak sekolah dasar yang terdapat gejala Stereotype pada lukisannya.
Selain itu juga pengambilan gambar dengan kamera untuk mendukung hasil penelitian.
Data yang diambil dari tujuh sekolah dasar di Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap ini berupa data interen sekolah seperti jumlah siswa, daftar
siswa serta guru seni rupa dan hasil lukisan siswa. Kemudian dokumentasi yang lain berupa foto proses belajar mengajar dan foto hasil karya siswa yang
kedapatan gejala stereotype pada hasil lukisanya.
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan suatu teknik yang dilakukan dalam penelitian untuk memperoleh kebenaran dan keabsahan data.
Moleong 2004; 327 menyatakan bahwa uji validitas dengan beberapa teknik yaitu 1 Perpanjangan Keikutsertaan, 2 ketentuan pengamatan, 3
triangulasi, 4 pemeriksaan sejawat melalui diskusi, 5 analisis kasus negatif, 6 pengecekan anggota, 7 uraian rinci, 8 auditering.
Untuk mendapatkan keabsahaan data pada penelitian ini menggunakan ketekunaan pengamatan dan triangulasi, yang penjabarannya sebagai berikut
1. Ketekunan Pengamatan
Menurut Moleong 2004: 329 ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur yang sangat relevan dan persoalan atau
isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal tersebut secara rinci.
Ketekunan pengamatan dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih jelas dan lebih akurat tentang lukisaan anak usia sekolah dasar di Kecamatan
Binangun yang didapati gejala Stereotype dalam lukisannya. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan tujuan sebagai bahan perbandingan dalam arti
pengamatan yang mendalam dari sisi internal dan eksternal, bertujuan mengkaji kebenaran dan kekuatan informasi yang diperoleh dengan kenyataan
yang sebenarnya.
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong 2011: 330. Pemeriksaan
keabsahan data dapat dilakukan denga empat cara yaitu dengan memanfatkan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Triangulasi dapat digunakan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai
karya Seni Lukis anak Sekolah Dasar dan gejala Stereotype pada lukisan anak sekolah dasar tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber
untuk mencapai keabsahan data. Teknik triangulai sumber yakni membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
G. Teknik Analisis Data
Pengamatan umum tentang analisis data adalah upaya untuk mencari data dan menentuknya menjadi deskripsi yang sistematis dengan membuat katagori
yang kemudian dibahas secara analisis untuk memperjelas pada bagian-bagian yang diteliti sehingga peneliti mendapatkan kesimpulan pada data yang diteliti.
Moleong 2006: 280 menyatakan bahwa analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, katagori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data. Miles dan Humberman dalam Moleong,
2009: 307 mengatakan bahwa analisis data terdiri dari tiga kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, ada penyederhanaan data yang terkumpul dilapangan. Reduksi data yang dilakukan
oleh peneliti berlangsung guna menemukan rangkuman dari inti permasalahan yang sedang dikaji. Peneliti berusaha membaca, memahami, dan mempeljari
kembali seluruh data yang dikumpulkan dari pengambilan data pada tujuh sekolah dasar di Kecamatan Binangun, sehingga dapat menggolongkan,
mengarahkan, mengorganisasikan, dan membuang data yang tidak relevan. Setelah data disusun dalam satuan-satuan kemudian data yang telah
dikatagorikan dipisahkan dalam suatu data, yaitu klasifikasi data, kalsifikasi dimaksudkan untuk menyaring data yang diperlukan agar spesifik dengan
pokok kajian dan akurat. Data-data yang telah terklasifikasi diamati kembali, sebelum diadakan pembahasan terlebih dahulu diadakan interprestasi.
Reduksi data dalam konteks ini dilakukan pada hal-hal yang berhubungan dengan fokus masalah penelitian yaitu mengkaji gejala streotype
dalam karya seni lukis siswa di tujuh sekolah dasar di Kecamatan Binangun dan menentukan strategi bimbingan yang tepat, dengan menelaah hasil data
yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.
2. Penyajian Data
Setelah reduksi data selesai, langkah berikutnya adalah menyajikan data yang diperoleh dari berbagai sumber, kemudian dideskripsikan dalam bentuk
uraian atau kalimat yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Penyajian penelitian data dilakukan dengan observasi,
dokumentasi, analisis dokumen yang ada, dan wawancara terhadap guru mata pelajaran seni, guru pendamping, dan siswa Sekolah Dasar. Penyajian yang
sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bentuk wacana naratif pencerahan kronolois yang merupakan penyederhanaan bentuk informasi
yang banyak jumlahnya kedalam kesatuan bentuk yang disederhanakan.
3. Penarikan Kesimpulan
Data yang tersaji dalam bentuk uraian kemudian disimpulkan, sehingga diperoleh catatan yang sistematis dan bermakna sesuai dengan fokus penelitian
yaitu mengkaji gejala streotype dalam karya seni lukis siswa di tujuh sekolah