Siklus II Hasil Penelitian

62 b Kegiatan belajar dengan siswa maju ke depan kelas memberikan kesempatan untuk lebih berani tampil. c Pengelompokan siswa secara acak membuat siswa tidak bergerombol. d Bimbingan penuh dari guru membantu siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2 Kekurangan secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 13 a Terdapat 7 indikator keaktifan belajar siswa belum mencapai separuh jumlah siswa. b Terdapat 2 indikator peran guru untuk menumbuhkan keaktifan belajar siswa belum terlihat. c Siswa belum paham apa yang harus dilaksanakan ketika presentasi.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi Siklus I. Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan yaitu pada Kamis, 12 Mei 2016. Alokasi waktu adalah 3 x 35 menit. Materi yang disampaikan adalah Daur Air. Rincian tindakan Siklus II adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Siklus II Rencana tindakan Siklus II didasarkan pada refleksi Siklus I. Perencanaannya hampir sama dengan Siklus I. Perbedaannya adalah pada kegiatan belajarnya yang lebih dijelaskan secara mendetail pada penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Rincian 63 perencanaan tindakan Siklus II, yaitu 1 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning untuk satu kali pertemuan. Rancangan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning dalam penelitian ini adalah guru mengkondisikan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang telah disiapkan dan membawa siswa dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang diajarkan melalui penggunaan metode dan media yang sesuai dengan materi. Pengalaman pada Siklus II yaitu menonton video, diskusi, membuat rangkuman, dan presentasi diskusi kelas, kuis, dan perayaan hasil kuis; 2 Menyiapkan instrumen observasi keaktifan belajar siswa; 3 Menyiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti media pembelajaran dan alat tulis; dan 4 Menyiapkan kamera sebagai alat pendokumentasian kegiatan pembelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tindakan Siklus II dilaksanakan sesuai RPP yang telah disusun. Meskipun ada beberapa hal yang tidak dilaksanakan dan berkembang sesuai kondisi kelas, secara keseluruhan pembelajaran berjalan sesuai dengan RPP. Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Mei 2016 pukul 11.15-13.00 WIB. Rincian kegiatannya adalah sebagai berikut. 64 1 Guru membantu siswa dalam pengkondisian kelas Guru mengawali pelajaran IPA dengan meminta siswa membereskan buku mata pelajaran sebelumnya kemudian mempersiapkan pelajaran IPA. Salam, presensi, dan doa sudah dilakukan pada pelajaran sebelumnya ketika jam pertama masuk kelas. Pada pertemuan ini guru mengkondisikan siswa menjadi enam kelompok seperti pada pertemuan ke dua siklus I dengan sedikit perubahan karena ada dua siswa yang tidak hadir dan disesuaikan dengan kemampuan siswa. Selanjutnya guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menanyakan manfaat-manfaat air bagi kehidupan sehari-hari. Ada delapan anak yang memberikan tanggapan sendangkan yang lain hanya mengulangi pendapat teman atau menjawab secara serentak. Guru kemudian menjelaskan bahwa siswa akan belajar tentang Daur Air dengan model pembelajaran kelompok Cooperative Learning. Selanjutnya, guru bertanya apakah siswa sudah mempelajari materi yang akan dipelajari pada hari itu. Sebagian besar siswa belum mempelajari materi Daur Air. 2 Guru mengkondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang diajarkan melalui penggunaan metode dan media yang sesuai dengan materi. Pada Siklus II ini, pengalaman yang dialami siswa adalah pengamatan, diskusi, merangkum, dan presentasi. Siswa diminta untuk mengamati video. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru 65 terkait video yang telah dilihat. Siswa dibagikan lembar kerja yang berisi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa secara berkelompok. Selanjutnya siswa dibimbing untuk melakukan diskusi kelompok, membuat rangkuman, dan presentasi. Pada saat mengamati video, sebagian besar siswa hanya fokus memperhatikan video di awal penayangan dan ada 12 anak yang tidak memperhatikan video di akhir Lampiran 14. Gambar 7. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang memperhatikan video secara seksama. Guru menegur para siswa dan melanjutkan pembelajaran. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau menanggapi video yang sudah diamati. Ada tujuh anak yang mau bertanya tanpa ditunjuk terlebih dahulu dan sembilan anak yang mau menanggapi pertanyaan temannya Lampiran 14. Gambar 8. Namun ada dua siswa yang tidak memperhatikan teman yang sedang berbicara tetapi tidak mendapat teguran dari guru. Guru memberikan penguatan dan menjelaskan kembali jawaban-jawaban siswa. Guru menjelaskan proses daur air dan memberi penekanan pada evaporasi, presipitasi, dan kondensasi. Semua siswa memperhatikan. Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas kelompok. Guru membagi lembar kerja siswa. Proses diskusi berjalan dengan lancar. Tidak ada siswa yang jalan-jalan dikelas atau berbuat gaduh. Namun, ada tiga orang yang tidak ikut berdiskusi dan mengerjakan 66 tugas membuat rangkuman. Guru selalu mengingatkan siswa agar berdiskusi dan mengerjakan tugas bersama. Guru membimbing diskusi setiap kelompok secara bergantian. Ketika ada hal yang belum dimengerti siswa bertanya kepada guru. Lampiran 14. Gambar 9 Setelah semua kelompok selesai membuat rangkuman, guru meminta setiap kelompok untuk presentasi Lampiran 14. Gambar 10. Urutan kelompok yang presentasi ditentukan oleh guru. Ketika ada kelompok yang presentasi, kelompok yang lain wajib memberikan komentar atau tanggapan terhadap presentasi temannya dan ditulis pada lembar yang sudah disediakan. Semua kelompok juga wajib memberikan komentar secara lisan. Kelompok yang memberikan komentar ditunjuk oleh guru agar semua kelompok memiliki kesempatan yang sama. Setelah selesai presentasi siswa diberi kesempatan untuk menyimpulkan hasil presentasi. Ada tiga anak yang memberikan pendapatnya. Guru kemudian memberikan penguatan terhadap tanggapan siswa dan menjelaskan secara singkat materi daur air Lampiran 14. Gambar 11 Selanjutnya, guru mengadakan kuis. Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk seperti pada pembelajaran biasanya serta meminta siswa untuk menutup semua buku dan hanya menyisakan alat tulis di meja. Guru membagikan lembar soal kepada siswa. Pada pembelajaran ini tidak ada guru pendamping khusus di 67 kelas sehingga siswa tidak bisa mengandalkan guru pendamping khusus. Guru tidak menunggui saat siswa mengerjakan kuis sehingga kelas agak gaduh. Ada tiga siswa yang menanyakan jawaban dan melirik pekerjaan temannya dan ada satu anak yang mencontek buku Lampiran 14. Gambar 12. Pada waktu mengerjakan kuis sebagian besar siswa bertanya kepada peneliti karena kurang paham dengan maksud dari soal yang diberikan. Peneliti harus menjelaskan maksud dari pertanyaan yang diberikan satu per satu dengan bahasa yang lebih sederhana sehingga siswa paham dengan maksud dari pertanyaannya karena tidak ada guru di kelas. Guru kembali ke kelas ketika jam pelajaran tinggal sepuluh menit. Setelah waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan jawaban ke depan kelas. Hasil kuis tidak dianalisis bersama-sama di kelas karena waktu hampir habis. Hasil kuis dianalisis oleh peneliti di luar jam pelajaran sehingga tidak ada penghargaan pada hari itu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari itu. Tidak ada siswa yang berpendapat. Guru kemudian menyimpulkan pelajaran tentang daur air dan memberi nasihat kepada siswa. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam. 68 c. Observasi Tindakan Siklus II Observasi dilakukan ketika tindakan dilaksanakan. Hasil observasi menunjukkan keaktifan belajar siswa sebesar 75,3. Berikut tabel hasil observasi keaktifan belajar siswa pada Siklus II. Tabel 5. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa pada Siklus II No Nama Presentase No Nama Presentase 1 Ad 76 11 Lg 56 2 Fn 76 12 Ab 76 3 Tn 64 13 Al 68 4 Lf 72 14 Nc 76 5 Dd 72 15 As 56 6 Ds - 16 Rg 88 7 Ay 84 17 Rf 80 8 Ao - 18 Sw 84 9 Hn 92 19 Vr 92 10 Ks 68 20 Jh 76 Rata-rata 75,3 Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Cooperative Learning pada Siklus II terlaksana sesuai tindakan yang direncanakan. Guru juga telah memfasilitasi dan memotivasi siswa untuk meningkatkan keaktifan belajarnya. Namun, masih ada dua indikator yang belum dilaksanakan guru yaitu menganalisis hasil kuis dan mengadakan perayaan. d. Refleksi Tindakan Siklus II Hasil penelitian pada siklus ini telah mencapai indikator keberhasilan. Kekurangan pada Siklus I juga dapat teratasi. Disimpulkan bahwa pembelajaran IPA menggunakan model 69 pembelajaran Cooperative Learning yang diterapkan di Kelas V SD Negeri Bangunrejo 2 dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Peningkatan keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Hasil Data Guru Siklus I Siklus II Observasi - 68,8 75,3 Berdasarkan hasil pencermatan dokumen nilai siswa, rata-rata nilai siswa dari pratindakan ke siklus I mengalami peningkatatan, tetapi pada rata-rata nilai siswa pada siklus I ke siklus II justru mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan ada tujuh anak yang mengalami penurunan, dua anak diketahui mencontek pada siklus I, dua anak tidak didampingi GPK selama siklus II sehingga nilainya turun drastis, dan tiga anak turun sedikit belum diketahui penyebabnya. Hasil prestasi belajar siswa dari pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa No Nama Pratindakan mid semester Siklus I Siklus II 1 Ad 58 75 93 2 Fn 46 100 93 3 Tn 36 40 53 4 Lf 54 68 73 5 Dd 66 - 47 6 Ds 46 80 - 7 Ay 52 100 87 8 Ao 66 85 - 9 Hn 62 85 73 10 Ks 64 80 47 11 Lg 74 100 33 12 Ab - 80 100 13 Al 90 75 100 14 Nc 42 80 93 15 As 60 85 83 16 Rg 58 68 100 17 Rf 52 85 87 18 Sw 66 100 93 19 Vr 64 85 93 20 Jh - 75 80 Rata-rata 57 82 79 70

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING COMMUNITY SD NEGERI NO 106195 PULAU GAMBAR.

0 2 20

PENGARUH PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI TANGKIL 4 TAHUN Pengaruh Pembelajaran Joyful Learning Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Tangkil 4 Tahun Pelajaran 2013

0 2 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT AGAR Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Agar Prestasi Meningkat Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X PEKSOS 2 SMK Negeri

0 1 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT AGAR Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Agar Prestasi Meningkat Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X PEKSOS 2 SMK Negeri

0 1 16

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun

0 1 19

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun

0 0 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TURNAMENTS (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEPURUN.

0 1 240

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA.

0 1 204