Subjek dan Objek Penelitian Setting Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

43

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bangunrejo 2 yang beralamat di Kricak, Kelurahan Bangunrejo, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2016. Jadwal penelitian secara lebih rinci dipaparkan pada Lampiran 4.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bangunejo 2 pada semester II tahun ajaran 20152016. Adapun jumlah siswa sebanyak 20 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan yang meliputi 11 siswa normal, 6 siswa tunagrahita ringan, dan 7 siswa keterlambatan belajar. Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning di kelas V SD Negeri Bangunrejo 2.

D. Setting Penelitian

Setting penelitian ini menggunakan kelas V SD Negeri Bangunrejo 2 pada saat proses pembelajaran IPA berlangsung.

E. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model PTK yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart. Model tersebut terdiri dari siklus yang meliputi empat komponen yaitu perencanaan planning, aksi tindakan acting, observasi observing, dan refleksi reflecting. Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada refleksi, tahap dilanjutkan dengan perencanaan ulang revisi terhadap implementasi selanjutnya. Model 44 penelitian ini menyatukan tahap pelaksanaan tindakan dan pengamatan karena keduanya merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2011: 20. Rancangan penelitian ini divisualisasikan pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Proses Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart https:tatangmanguny.wordpress.com Penjabaran kegiatan setiap siklus pada upaya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran Cooperative Learning adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan Planning

Pada kegiatan ini, peneliti menjelaskan tentang rencana tindakan apa yang akan dilakukan peneliti untuk memperbaiki, meningkatkan proses dan hasil belajar di kelas H. Sujati, 2000: 24. Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri Bangunrejo 2, Yogyakarta pada pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran 45 Cooperative Learning. Selanjutnya, peneliti melakukan perencanaan, 1 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang akan dilaksanakan pada pembelajaran IPA; 2 Membuat instrumen observasi keaktifan belajar siswa; 3 Menyiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti media pembelajaran dan alat tulis; dan 4 Menyiapkan kamera sebagai alat pendokumentasian kegiatan pembelajaran. 2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan Acting and Observing Kegiatan pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 18. Pada tahap ini, guru melaksanakan tindakan yang telah direncanakan sesuai RPP. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning. Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui dua kali pertemuan tatap muka. Tahap kegiatan pada setiap pertemuan secara lebih rinci adalah 1 Guru mnegkondisikan ruang kelas dan mengatur tempat duduk siswa; 2 Guru mengkondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik yang diajarkan melalui penggunaan metode dan media yang sesuai dengan materi. Pengalaman pada Siklus I yaitu menonton video, diskusi dan membuat rangkuman materi struktur bumi dalam bentuk gambar; 3 Guru memerintahkan siswa untuk saling menjelaskan gambar yang telah di buat kepada siswa yang lain secara berkelompok; 4 Guru memerintahkan siswa mengerjakan soal evaluasi; 5 Guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa; 6 Guru bersama 46 siswa menganalisis hasil evaluasi siswa; dan 7 Guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik. Pada kegiatan pengamatan, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengamatan meliputi aktivitas siswa dan guru terkait dengan tindakan yang dilakukan. Pengamatan dilakukan berdasarkan pedoman observasi yang telah dirancanng. 3. Refleksi Reflection Tahap terakhir merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 19. Pada tahap ini, peneliti berdiskusi dengan guru pelaksana setelah selesai melakukan tindakan. Diskusi meliputi refleksi guru pelaksana sendiri dalam melaksanakan tindakan disinkronkan dengan hasil pengamatan peneliti. Diskusi dilakukan untuk melihat kekurangan dan kelebihan pada saat tindakan dilaksanakan serta penentuan siklus selanjutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh menggunakan teknik observasi dan pengamatan dokumen. 1. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA di dalam kelas dan aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran 47 Cooperative Learning. Kisi-kisi observasi tersebut terlampir pada Lampiran 5. 2. Wawancara Wawancara dilakukan kepada guru untuk mengungkapkan data yang sulit dicari atau ditemukan dengan cara pengamatan atau mengecek data melalui observasi.. Wawancara dilakukan dengan cara menanyakan hal-hal yang tidak dapat diamati oleh peneliti ketika melakukan pengamatan. 3. Dokumentasi Pengamatan dokumen digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan memberikan gambaran yang nyata mengenai kegiatan siswa di kelas. Dokumen yang diamati yaitu arsip perencanaan pembelajaran, daftar nilai siswa, dan dokumen berupa foto yang menggambarkan situasi pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, lembar angket, dan dokumentasi. 1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk melakukan pengamatan dan pencatatan secara logis, sistematis, dan rasional terhadap pembelajaran selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk melihat keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Cooperative Learning. Lembar observasi yang 48 digunakan berupa daftar cek atau check list, yaitu dengan mengamati kegiatan masing-masing siswa dan guru apakah sesuai dengan aspek yang diamati pada daftar yang telah dibuat atau tidak. Jika sesuai maka diberi tanda centang √. 2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara disusun sebagai pedoman untuk melakukan wawancara yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pelaksanaan tindakan tercapai. Wawancara dilakukan kepada guru yang melaksanakan tindakan. Pedoman wawancara ini bersifat bebas, sehingga peneliti dapat mengembangkan sendiri pertanyaan yang ingin diajukan guna memperoleh data selengkap-lengkapnya. Pedoman wawancara pada guru meliputi beberapa pertanyaan seperti: 1 Bagaimana pembelajaran pada siklus ini? 2 Apa kesulitan yang dihadapi pada saat mengajar? 3 Bagaimana pengaruh GPK dalam pembelajaran ini? dan, 4 bagaimana hasil pembelajarannya? 3. Data Dokumentasi Data dokumentasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan penelitian secara menyeluruh. Data dokumentasi berupa foto dan video pelaksanaan penelitian. Foto diambil menggunakan kamera saku pada setiap inti pembelajaran dan fokus kepada subjek yang dekat. Data video diambil menggunakan handycam yang diletakkan pada sudut ruangan agar dapat menjangkau sebagian besar kelas. 49

H. Uji Validitas Instrumen

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING COMMUNITY SD NEGERI NO 106195 PULAU GAMBAR.

0 2 20

PENGARUH PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI TANGKIL 4 TAHUN Pengaruh Pembelajaran Joyful Learning Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Tangkil 4 Tahun Pelajaran 2013

0 2 11

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT AGAR Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Agar Prestasi Meningkat Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X PEKSOS 2 SMK Negeri

0 1 18

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT AGAR Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Cooperative Script Agar Prestasi Meningkat Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas X PEKSOS 2 SMK Negeri

0 1 16

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun

0 1 19

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle 7E Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta Tahun

0 0 16

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

0 2 244

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan model PBL untuk siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.

0 2 230

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TURNAMENTS (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 1 KEPURUN.

0 1 240

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA.

0 1 204