Hasil Belajar Kognitif IPS

20 Jelaskan menurut penilaian kamu, bagaimana peran pemerintah dalam kegiatan perekonomian di Indonesia Sementara Purwanto 2010: 46 menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotor seseorang akibat adanya proses belajar, yang disebabkan seseorang telah mencapai penguasaan atas sejumlah materi atau bahan ajar yang diberikan dalam proses belajar mengajar dengan didasarkan oleh tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara itu Widoyoko 2010: 25 menyatakan hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa yang bersifat non fisik seperti perubahan sikap, pengetahuan, maupun kecakapan. Perubahan yang terjadi dari hasil belajar dibedakan menjadi dua yaitu output dan outcome. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mendapatkan pembelajaran atau melakukan kegiatan belajar yang mencangkup bidang afektif, kognitif, dan psikomotor yang ada dalam mata pelajaran IPS. Hasil belajar secara kognitif memiliki enam tingkatan, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam penelitian ini tingkatan yang digunakan hanya pada tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis.

3. Hasil Belajar Kognitif IPS

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup bidang kognitif, bidang afektif, dan bidang psikomotor Sudjana, 2009:3. Bidang 21 kognitif mencangup pemahaman serta pengetahuan peserta didik, bidang afektif mencangkup sikap peserta didik, sedangkan bidang psikomotor mencangkup keterampilan yang dimiliki peserta didik. Hal ini juga sesuai dengan pencapaian tujuan pembelajaran IPS di sekolah. Pencapaian tujuan pembelajaran IPS di sekolah memerlukan pemahaman dan pengembangan program pendidikan yang krompehensif. Sapriya 2009: 48-56 menyebutkan program pendidikan IPS dikatakan komprehensif apabila mencangkup empat dimensi, yaitu: a. Dimensi pengetahuan, b. Dimensi keterampilan, c. Dimensi nilai dan sikap, dan d. Dimensi tindakan. Dimensi pengetahuan mencangkup fakta, konsep, dan generalisasi yang dipahami siswa. Dimensi keterampilan mencangkup kecakapan mengolah dan menerapkan informasi guna mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mampu berpartisipasi secara cerdas dalam masyarakat demokrtis. Dimensi nilai dan sikap merupakan seperangkat keyakinan atau prinsip perilaku yang telah mendarah daging dalam diri seseorang atau kelompok masyarakat tertentuyang terungkap ketika berpikir dan bertindak. Pembelajaran IPS diharapkan dapat memberikan pembelajaran kepada siswa untuk bertindak yang tepat serta mampu memiliki kemahiran dalam mengembangkan dan menerima keyakinan, interest, pandangan, dan kecenderungan tertentu. Terakhir adalah dimensi tindakan, dalam dimensi ini memungkinkan siswa menjadi peserta didik yang aktif, berlatih secara kongkret, belajar dari apa yang diketahui tentang isu-isu sosial sehingga siswa akan belajar menjadi warga negara yang efektif di masyarakat. 22 Sesuai pendapat Sapriya di atas, dalam pembelajaran IPS tercangkup dimensi pengetahuan atau knowledge, di mana dalam dimensi ini mencangkup fakta, konsep dan generalisais. Dalam hasil belajar, dimensi pengetahuan masuk dalam ranah kognitif. Ausubel dalam Wilis, 1996: 110 menyebutkan bahwa struktur kognitif terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi- generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Fakta merupakan data yang spesifik tentang peristiwa, objek, orang, dan hal-hal yang terjadi peristiwa. Fakta untuk para siswa disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikirnya. Fakta untuk siswa SD berupa peristiwa, objek, dan hal-hal yang bersifat kongkret. Misalnya peristiwa proklamasi kemerdekaan, peninggalan sejarah kerajaan Budha berupa candi Borobudur, peristiwa sidang BPUPKI, dan lain-lain. Konsep merupakan kata-kata atau frase yang mengelompok, berkatagori, dan memberikan arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada unsur kolektif yang diberi label, akan tetapi konsep akan selalu direvisi disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. contoh konsep menurut disiplin ilmu-ilmu sosial sebagai berikut. Tabel 3. Contoh Konsep Menurut Disiplin Ilmu-ilmu Sosial Sejarah Tradisi, perubahan, kontinuitas, konflik, kooperasi, nasionalisme, kolonialisme, imperialisme, revolusi Psikologi Perilaku, kerja kelompok, hubungan antar kelompok, persepsi, fungsi individu, keragaman, pengembangan Geografi Lokasi, pola ruang, jarak, wilayah, distribusi, lingkungan, perubahan, tempat, difusi budaya Sosiologi Masyarakat, sosialisai, peran, status, stratifikasi sosial, norma dan sanksi, nilai, konflik sosial, mobilitas sosial, otoritas Antropologi Budaya, tradisi, keyakinan, akulturasi, kekerabatan, adaptasi, 23 ritual, perubahan, etnosentris Politik Pengambilan keputusan, otoritas, kekuasaan, negara, konflik, keadilan, HAM, tanggung jawab, demokrasi Ekonomi Produksi, distribusi, spesialisasi, pembagian kerja, komsumsi, kelangkaan, permintaan, penawaran, saling ketergantungan, teknologi Generalisasi merupakan suatu pernyataan dari dua atau lebih konsep yang saling terkait. Generalisasi memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. contoh generalisi yaitu apabila orang tidak mau memelihara hewan peliharaannya, maka hewan tersebut pasti mati Sapriya, 2009: 49. Hasil belajar kognitif memiliki enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan mengevaluasi Bloom dalam Uno, 2012: 60-62. Berdasarkan teori Ausubel dan Bloom, tingkatan hirarki ranah kognitif memuat stuktur kognitif berupa fakta, konsep dan generalisasi. Dalam tingkatan pengetahuan memuat pengetahuan tentang fakta, pengetahuan tentang konsep, dan pengetahuan tentang generalisasi, begitu pula pada tingkatan- tingkatan kongnitif lainnya juga memuat tentang fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi. Dibawah ini merupakan contoh tingkatan kongnitif yang telah memuat fakta, konsep, dan generalisasi. a. Pengetahuan 1 Pengetahuan tentang fakta, contohnya siswa mengetahui iu kota propinsi Jawa Tengah adalah Semarang. 24 2 Pengetahuan tentang konsep, contohnya siswa mampu menyebutkan kerajaan- kerajaan Islam yang ada di Indonesia. 3 Pengetahuan tentang generalisasi, contohnya siswa dapat menyebutkan bahan yang dibutuhkan petani dalam memproduksi padi. b. Pemahaman 1 Pemahaman tentang fakta, contohnya siswa mampu menyebutkan nama-nama kabupatenkota yang ada di propinsi Jawa Tengah. 2 Pemahaman tentang konsep, contohnya siswa dapat menyebutkan peninggalan- peninggalan kerajaan Mataram Islam. 3 Pemahaman tentang generalisasi, contohnya siswa dapat menyebutkan cara- cara yang dapat dilakukan petani dalam mengolah tanahnya. c. Penerapan 1 Penerapan tentang fakta, contohnya siswa mampu mendemonstrasikan letak tempat tinggalanya mulai dari RT sampai propinsi. 2 Penerapan tentang konsep, contohnya siswa mampu menunjukkan peninggalan-peninggalan kerajaan Islam yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. 3 Penerapan tentang generalisasi, contohnya siswa dapat menerapkan bagaimana cara agar mendapatkan hasil padi yang bagus. 25 d. Analisis 1 Analisis tentang fakta, contohnya siswa mampu menjelaskan penyebab perbedaan mata pencaharian di daerah pedesaan dan daerah perkotaan. 2 Analisis tentang konsep, contohnya siswa mampu menjelaskan hubungan anatara kerajaan islam yang satu dengan kerajaan islam yang lain. 3 Analisis tentang generalisasi, contohnya siswa dapat menganalisis mengapa hasil produksi padi yang didapatkan kualitasnya tidak baik. e. Sintesis 1 Sintesis tentang fakta, contohnya siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana cara menanggulangi penggangguran yang ada di Indonesia. 2 Sintesis tentang konsep, contohnya siswa dapat menggemukakan pendapatnya tentang mengapa kerajaan islam yang ada di Indonesia mengalami kemunduran atau perpecahan. 3 Sintesis tentang generalisasi, contohnya siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang perbedaan pengelolaan tanah menggunakan cangkul dan pengelolaan tanah menggunakan traktor. f. Evaluasi 1 Evaluasi tentang fakta, contohnya siswa dapat menilai tentang bagaimana sistem pemerintahan yang ada di Indonesia serta menjelaskan alasannya. 26 2 Evaluasi tentang konsep, contohnya siswa dapat menilai sikap apa saja yang dapat di tiru dari raja-raja kerajaan Islam yang ada di Indonesia, serta menjelaskan alasanya. 3 Evaluasi tentang generalisasi, contohnya siswa dapat menilai bagaimana dampak penggunaan pestisida yang berlebihan terhadap lingkungan, serta memberika alasan dari jawabannya. Berdasarkan tingkatan ranah kognitif dan stuktur kognitif tersebut, dalam penelitian ini dibatasi hanya sampai tingkat analisis. Hasil belajar kognitif IPS merupakan perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif yang berupa fakta, konsep, dan generalisasi yang ada dalam materi IPS.

4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS