Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

107 d. Refleksi Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini digunakan untuk perbaikan dari silkus I. Dalam siklus II ini, guru bersama peneliti merancang tindakan baru yang digunakan untuk memperbaiki kekurang pada siklus I. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan tepat, kegiatan tersebut yaitu mendengarkan penjelasan materi dari guru serta membaca kembali materi sebelum membuat mind mapping. Pada siklus II ini siswa dengan tenang mendengarkan penjelasan dari guru serta mencatat materi-materi penting. Begitu pula pada kegiatan membaca, siswa sangat serius membaca materi yang ada dalam buku BSE. Selain itu masih banyak siswa yang saling pinjam meminjam pewarna serta alat tulis, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif serta memakan waktu yang lama, selain itu pembelajaran menjadi gaduh dan tidak terkondisikan. Pada siklus II ini setiap siswa diharusakan membawa pewarna serta sumber buku sendiri, tindakan ini dilakukan supaya dalam siklus II ini siswa lebih mendalami dan berkonsentrasi dalam membentuk mind map-nya sendiri. Selain itu waktu yang digunakan juga lebih efisien, pembelajaran juga terkondisikan dan tidak gaduh. Hasil belajar kognitif siswa juga akan meningkat karena siswa-siswa lebih konsentarasi dalam menuangkan dan memilih pokok- pokok materi.

E. Pembahasan

Dalam penelitian ini terbukti bahwa metode mind mapping mampu meningkatkan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPS. Penggunaan metode 108 ini lebih efektif dalam menyampaikan materi pembalajaran IPS kepada siswa. Guru dan peneliti memilih metode mind mapping ini karena metode ini lebih menonjolkan pada kegiatan siswa dibandingkan kegiatan guru. Dengan metode mind mapping ini materi pembelajaran lebih mudah diserap siswa karena metode ini menuntut siswa untuk berpikir kreatif sehingga memudahkan siswa dalam mengingat informasi. Informasi yang di maksud ialah materi pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori Deporter 2007: 175 yang menyatakan bahwa mind mapping merupakan metode pembelajaran dengan cara mencatat kreatif yang dapat memudahkan siswa mengingat banyak informasi. Dengan mengguankan metode mind mapping ini guru dan peneliti berusaha menerapkan pembelajaran dengan mengguankan metode ini untuk meningkatkan hasil belajar kognitif IPS siswa kelas V SD Negeri Kuwaderan 2. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode mind mapping ini secara garis besar yaitu siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru, kemudian dilanjutkan dengan siswa memahami materi dengan cara membaca secara individu. Selanjutnya siswa menentukan topik utama, sub topik, dan sub-sub topik. Mind map yang telah dibuat dihias menggunakan warna-warna yang menarik dan berangam serta ditambahkan gambar atau simbol-simbol yang sesuai dengan materi. Terakhir, hasil mind map yang telah dibuat di presentasikan di depan kelas. Berdasarkan hasil yang didapatkan, terbukti metode mind mapping mampu membantu siswa mempermudah memahami materi pembelajaran yang sifatnya 109 hafalan seperti materi IPS. Pernyataan ini didukung dengan pendapat Deporter 2007:172 yang menyebutkan bahwa salah satu kelebihan mind mapping yaitu mempermudah pemahaman siswa dalam belajar sesuatu yang sifatnya hafalan. Selain itu metode ini juga terbukti mengasah kreatifitas siswa karena siswa dapat membuat dan menghias mind map dengan kreatifitas masing-masing, hal ini juga membuat siswa akan mengingat materi dengan baik.. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat Buzan 2007:6, mind mapping membuat kita menjadi lebih kreatif dan membantu kita mengingat dengan baik. Dari pembahasan diatas terbukti bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan metode mind mapping mampu meningkatkan hasil belajar kognitif IPS siswa di kelas V SD Negeri Kuwaderan 2.

F. Keterbatasan Penelitian