Pratindakan Deskripsi Hasil Penelitian

66

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru serta seluruh siswa kelas V yang berjumlah 32 siswa dengan rincian 11 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Siswa kelas V SD Negeri Kuwaderan 2 tersebut memiliki karakteristik adan kemampuan intelegensi yang berbeda-beda.

C. Pratindakan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebelum tindakan, siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS belum mendominasi kelas atau siswa masih kurang aktif, dikarenakan ketika guru menjelaskan materi pelajaran siswa hanya mendengarkan dan mencatatnya dan keinginan betanya siswa masih kurang. Ketersedian media yang masih belum dipergunakan dengan maksimal. Serta motivasi belajar siswa masih kurang sehingga pembelajaran terkesan kurang semangat. Hasil wawancara dengan guru juga menunjukkan bahwa hasil belajar IPS kelas V SD Negeri Kuwaderan 2 masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan tengah semester yang peroleh siswa memiliki rata-rata 61,41. Selain itu dalam tes pra tindakan rata-rata hasil belajar siswa masih rendah yaitu 63,04. KKM untuk mata pelajaran IPS sendiri adalah 70. Sehingga dapat dilihat rata-rata hasil belajar siswa sebelum tidakan masih belum memenuhi KKM yang berlaku. Berikut tabel ketuntasan hasil belajar IPS sebelum tindakan. 67 Tabel 7. Tabel Hasil Belajar Pra-tindakan No Nilai Frekuensi Presentase Pencapaian KKM 1 45 2 6,25 Belum Tuntas 2 50 1 3,125 Belum Tuntas 3 55 5 15,625 Belum Tuntas 4 60 12 37,5 Belum Tuntas 5 65 6 18,75 Belum Tuntas 6 70 2 6,25 Tuntas 7 75 4 12,5 Tuntas Total 32 100 KKM 70 Nilai Tertinggi 75 Nilai Terendah 45 Rata-rata 63,04 Tuntas 6 Belum Tuntas 26 Berdasarkan tabel tersebut, siswa yang mencapai KKM sebanyak 6 siswa dengan presentase 18,75. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 26 siswa dengan presentase 81,25. Dengan demikian perlu adanya suatu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas V SD Negeri Kuwaderan 2.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPS yang dilakukan di kelas V SD Negeri Kuwaderan 2, dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama penelitian ini dilakukan dalam dua pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan dalam 2 jam pelajaran 2x35 menit. Pada siklus kedua penelitian juga dilakukan dalam dua pertemuan. Setiap pertemuannya dilakukan selama 2 jam pelajaran 2x35 menit. 68 Siklus pertama dimulai pada tanggal 13 Maret 2017 dan 20 Maret 2017. Pertemuan kedua seharusnya dilakukan pada tanggal 15 Maret 2017, akan tetapi karena sekolah memiliki acara sehingga penelitian pada pertemuan kedua diundur pada tanggal 20 Maret 2017. Sedangkan untuk siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2017 dan 27 Maret 2017. Prosedur penelitian tindakan kelas ini pada setiap siklusnya memilki empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Deskripsi Penelitian Siklus I Tindakan pada siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan 2x70 menit. Adapun tahap-tahap dalam siklus I ialah sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan Setelah peneliti menemukan permasalahan utama tentang kondisi siswa di kelas V SD Negeri Kuwaderan 2, persiapan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1 Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dilaksanakan untuk pembelajaran IPS. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran ini di awali dengan penentuan waktu pelaksanaan tindakan serta Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas. Standar Kompetensi yang dipilih ialah Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam masyarakat dalam mempersiapkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan Kompetensi Dasar yang dipilih ialah Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang 69 dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas. RPP yang dibuat sebanyak 2 buah yang digunakan untuk 2 pertemuan. Setiap RPP menerapkan metode pembelajaran mind mapping. 2 Berdiskusi dengan guru tentang langkah-langkah atau cara pembelajaran menggunkan metode mind mapping. 3 Menyiapkan sumber belajar, lembar kerja siswa, alat, dan media pembelajaran mind mapping. Sumber belajar yang digunakan dalam siklus I adalah buku BSE IPS. Materi pokok yang disampaikan dalam pertemuan pertama adalah upaya persiapan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan pada pertemuan kedua adalah tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan serta sikap menghargai jasa tokoh pejuang persiapan kemerdekaan. Pada pertemuan pertama media dan alat yang digunakan adalah poster tahapan kemerdekaan Indonesia, alat tulis, dan papan tulis. Sedangkan pada pertemuan kedua menggunakan media dan alat berupa gambar tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia serta peranannya, alat tulis dan papan tulis. 4 Menyusun instrumen observasi dan tes dalam pembelajaran IPS. Peneliti bersama guru kelas menyusun intrumen berupa tes hasil belajar kognitif. Tes hasil belajar tersebut di laksanakan pada akhir siklus. Instrumen tes terdiri dari soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Selain instrumen tes hasil belajar kognitif, juga terdapat instrumen observasi. Instrumen observasi yang dibuat ada dua, intrumen observasi untuk siswa dan instrumen observasi untuk guru. Instrumen 70 observasi siswa digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa saat mengikuti pembelajaran sudah menerapkan metode mind mapping atau belum. Begitu pula untuk lembar observasi guru digunakan untuk mengobservasi sejauh mana guru menerapkan metode mind mapping. b. Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari rencana tindakan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2017 dan 20 Maret 2017. Pelaksana tindakan dalam penelitian ini adalah wali kelas V SD Negeri Kuwaderan 2. Sedangkan peneliti melakukan observasi atau sebagai observer terhadap pelaksanaan pembelajaran. 1 Pertemuan 1 2x35 menit Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 13 Maret 2017 pukul 09.30 sampai 10.40 atau 70 menit. Pertemuan pertama membahas materi usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilakukan setelah jam istirahat pertama, sehingga kegiatan tidak diawali dengan berdoa serta absensi siswa. Akan tetapi kegiatan diawali dengan mengecek kesiapan belajar siswa. Siswa sudah siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, ketika bel masuk berbunyi, siswa 71 langsung masuk ke kelas sehingga ketika guru datang para siswa sudah siap di dalam kelas. Hanya saja siswa masih banyak yang mengobrol dan tidak berada dalam tempat duduk masing-masing. Kegiatan dilanjutkan dengan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan ialah dengan menyanyakan persiapan-persiapan apa yang dilakukan oleh para siswa untuk mengikuti lomba pramuka, “Apa yang kalian persiapkan untuk mengikuti lomba pramuka tingkat karisidenan minggu depan?” beberapa siswa memberikan jawaban dengan berlatih sungguh- sungguh. Ada juga yang menjawab “berdoa dengan tekun”. Guru memberikan respon terhadap jawaban siswa dengan membenarkan jawaban tersebut. Kemudian guru memberikan pernyataan “Begitu pula dengan bangsa Indonesia. Dalam mencapai kemerdekaannya, bangsa Indonesia juga melakukan persiapan-persiapan. Adakah yang tau persiapan apa yang dilakukan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaannnya?”. Beberapa siswa menjawab “berperang bu”, ada juga yang menjawab “melakukan perjanjian- perjanjian bu” akan tetapi banyak siswa yang tidak menjawab atau diam saja. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang akan dipelajari yaitu persiapan kemerdekaan Indonesia. b Kegiatan Inti Setelah mendapatkan penjelasan dari guru tentang materi yang akan dipelajari. Siswa dengan sigap membuka buku paket mereka. Guru meminta para siswa untuk memperhatikan ke depan. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang upaya-upaya yang dilakukan bangsa Indonesia dalam mempersiapkan 72 kemerdekaannya. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan bagan upaya persiapan kemerdekaan Indonesia yang telah dipersiapkan. Dalam bagan tersebut berisi upaya-upaya persiapan kemerdekaan yaitu janji kemerdekaan dari Jepang, sidang BPUPKI, berita kekalahan Jepang, Rengasdengklok, penyusunan teks proklamasi, dan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika guru memberika penjelasan terlihat ada dua siswa yang asik mengobrol. Melihat kejadian tersebut guru memberikan teguran dan pertanyaan kepada siswa tersebut tentang janji kemerdekaan dari Jepang, kedua siswa tersebut tidak bisa menjawab. Mereka kemudian memperhatikan penjelasan dari guru. Setelah guru selesai memberikan penjelasan materi, siswa diminta membaca kembali materi agar lebih jelas. Guru juga mempersilahkan kepada siswa untuk bertanya apabila ada materi yang tidak dimengerti. Dalam kegitan ini sebagian besar siswa terlihat belum membaca materi. Guru juga tidak mengingatkan siswa untuk membaca materi. Siswa dibagikan kertas putih tanpa garis berukuran A3, kertas ini digunakan sebagai media dalam membuat mind mapping. Pada hari sebelumnya siswa diberitahukan untuk membawa pewarna serta alat tulis sendiri-sendiri. Akan tetapi masih banyak siswa yang tidak membawa dengan alasan lupa. Karena sebagian besar tidak membawa pewarna, akhirnya siswa saling pinjam meminjam alat tulis. Hal ini menyebabkan kelas menjadi gaduh karena siswa berjalan-jalan untuk meminjam pewarnanya. Selain itu ketika meminjam alat tulis siswa juga saling mengobrol, sehingga kelas terlihat tidak tenang. 73 Siswa dibagikan lembar kerja siswa. Dalam lembar kerja siswa tersebut berisi langkah-langkah dalam membuat mind mapping. Siswa dibimbing peneliti serta guru dalam pembuatan mind mapping ini. Hal ini dilakukan karena sebelumnya guru belum pernah menerapkan metode ini, sehingga peneliti juga membantu dalam membimbing siswa. Salah satu siswa diminta membacakan langkah-langkah membuat mind mapping. Sementara siswa yang lain menyimaknya. Pembuatan mind mapping ini diawali dengan menentukan topik utama. Siswa dibimbing guru untuk menentukan topik utamanya. Guru bertanya “Berdasarkan materi yang sudah ibu jelaskan, apakah topik utamanya?”. Siswa mencari topik utama dengan membaca buku. Salah satu siswa menjawab “Kemerdekaan Indonesia bu”, guru memberikan tanggapan “masih kurang tepat, ayo yang lain jangan hanya diam”. siswa kedua menjawab “persiapan kemerdekaan Indonesia”. Guru memberikan tanggapan “ya benar sekali topik utamanya adalah Persiapan Kemerdekaan Indo nesia”. Dalam menentukan topik utama ini masih banyak siswa yang belum tahu, sehingga guru perlu memberikan bimbingan. Siswa menuliskan topik utama di tengah kertas. Siswa menambahkan gambar untuk menghiasi tulisan topik utama tersebut. Ada yang menggambarkan bom, bendera merah putih, kapal perang dan lain-lain. Kemudian siswa menentukan sub topik dari topik utama yang sudah ditentukan. Dalam menentukan sub topik ini masih bnayak siswa yang tidak bisa dan membutuhkan bimbingan dari guru. Dari seluruh siswa masih ada 75 yang belum bisa 74 menentukan sub topik. Akan tetapi siswa sudah bisa dalam membuat garis-garis penghubung antara topik utama dengan sub topik. Langkah selanjutnya ialah menyisipkan gambar atau simbol yang sesuai dengan sub topik yang digunakan. Selanjutnya siswa menentukan dan menuliskan sub-sub topik yang dihubungkan dengan sub topik sebelumnya. Sebagian siswa sudah mulai bisa menentukan sub-sub topik dari sub topik. Mind mapping kemudian dihias menggunakan warna-warna yang berbeda serta ditambahkan gambar serta simbol yang berhubungan dengan sub-sub topik. Ada anak yang menggambarkan wajah tokoh dan lain-lain. Siswa secara acak diminta mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat di depan kelas. Dalam mempresentasikan hasil mind map tidak dilakukan oleh semua siswa dikarenakan keterbatasan waktu. Sehingga hanya beberapa siswa saja yang mempresentasikannya. c Kegiatan Penutup Kegiatan akhir pada siklus I pertemuan 1 ialah siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan materi yang telah di pelajari. Pada kegiatan ini masih ada beberapa anak yang mengobrol dan tidak memperhatikan kegiatan menyimpulkan materi. Akan tetapi guru tidak memberi peringatan kepada siswa yang mengobrol. Setelah menyimpulkan materi siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Guru juga memberikan tugas kepada siswa untuk membaca materi tentang tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia serta sikap menghargai jasa pahlawan. 75 2 Pertemuan ke-2 2x35 menit Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Maret 2017 pukul 09.30-10.40. Pada pertemuan ini materi pokok yang dibahas adalah Tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan dan sikap menghargai pahlawan. a Kegiatan awal Pertemuan kedua juga tidak diawali dengan berdoa serta presensi karena pembelajaran di pertemuan kedua ini dilakukan sehabis istirahat. Tidak jauh beda dengan pertemuan pertama, dalam pertemuan kedua ini setelah mendengar bel masuk siswa langsung kembali ke kelas. Sesampainya guru di kelas siswa langsung duduk di tempat duduk masing-masing dan siap mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa mendengarkan apersepsi yang dilakukan oleh guru. Apersepsi yang dilakukan ilah dengan menanyakan materi pada pertemuan sebelumnya “Sebutkan usaha-usaha yang dilakukan dalam persiapan kemerdekaan Indonesia?”. Siswa secara serempak menjawab “janji kemerdekaan dari Jepang, Sidang BPUPKI, berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok, dan penyusunan teks proklamasi”. Lalu guru menegaskan “benar sekali, dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia terdapat peristiwa janji kemerdekaan dari Jepang, sidang BPUPKI yang membahas tentang dasar negara, peristiwa bom di kota Nagasaki dan kota Hirosima yang akhirnya menyebabkan Jepang menyerah kepada Sekutu, lalu dilanjutkan dengan peristiwa Rengasdengklok dimana Ir. Soekarno dan Drs Moh. Hatta di amankan ke kota Rengasdengklok agar tidak 76 terpengaruh Jepang, serta peristiwa perumusan teks Proklamasi yang dilakukan di rumah Laksamana Tadashi Maeda”. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang akan dipelajari yaitu tokoh-tokoh dalam persiapan kemerdekaan Indonesia serta sikap dalam menghargai pahlawan persiapan kemerdekaan. b Kegiatan inti Kegiatan inti diawali dengan bernyanyi bersama. Lagu yang dinyanyikan diciptakan oleh guru. Lagu tersebut berisi tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan beserta perannya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dengan adanya kegiatan bernyanyi ini diharapkan mampu meningkatkan semangat belajar siswa. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Dalam kegiatan ini siswa dan guru juga melakukan tanya jawab tentang peran dari setiap tokoh pejuang dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Siswa diberikan pertanyaan oleh guru “Bagaimana peran Fatmawati dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia?”. Siswa secara serempak menjawab “Penjahit bendera merah putih”. Guru memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa “ya benar sekali, ibu Fatmawati merupakan penjahit bendera merah putih atau sang saka merah putih”. Selain itu siswa juga diberikan pertanyaan tentang sikap meghargai jasa pahlawan pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia. Siswa diberikan ertanyaan “Bagaimana sikap kita sebagai pelajar untuk menghargai jasa-jasa para pahlawan persiapan kemerdekaan Indonesia?”. Siswa pertama menjawab “Rajin 77 belajar” siswa kedua menjawab “berziarah ke makam pahlawan-pahlawan”. Guru memberikan tanggapan terhadap jawaban siswa “iya benar sekali, kalian sebagai pelajar dapat belajar dengan giat, berziarah ke makam pahlawan, mendoakan pahlawan yang telah gugur dan lain-lain utuk menghargai jasa-jasanya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia”. Selanjutnya siswa membaca kembali materi yang telah dijelaskan oleh guru. Siswa membaca dengan disiplin. Sebagian besar siswa sudah melakukan kegiatan ini dengan tenang. Akan tetapi masih ada siswa yang bergurau dan tidak membaca materi. Hal ini menyebabkan kelas menjadi gaduh karena siswa-siswa tersebut mengobrol. Melihat kejadian tersebut guru tidak meminta siswa-siswa tersebut untuk diam. Setelah selesai membaca materi, siswa membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa memilih anggota kelompoknya sendiri. Terlihat beberapa siswa susah untuk menemukan kelompok. Setiap kelompok mendapatkan lembar kerja siswa dan dua lembar kertas A3 putih tanpa garis yang digunakan sebagai media membuat mind mapping. Setiap kelompok membawa pewarna sendiri-sendiri yang pada pertemuan sebelumnya telah ditugaskan oleh guru. Setiap kelompok kemudian berdiskusi memnuat mind mapping mereka. Salah satu siswa diminta untuk membacakan langkah-langkah membuat mind mapping yang tertulis di lembar kerja siswa. Langkah pertama dalam membuat mind mapping ialah menentukan topik utama yang kemudian ditulis di tengah-tengah kertas. Pada pertemuan kedua ini sebagian besar siswa sudah 78 mampu menentukan topik utama dan menulisnya di tengah-tengah kertas. Dari tulisan topik utama tersebut siswa juga sudah mampu menambahkan gambar atau simbol-simbol. Setelah menuliskan topik utama, langkah berikutnya ialah menentukan sub topik. Sebagian kelompok sudah mampu mennetukan sub topik untuktopok utama yang telah mereka tentukan. Mereka juga menambahkan simbol untuk sub topik yang telah mereka tentukan. Langkah selanjutnya menentukan sub-sub topik dari sub topik. Sebagian besar kelompok sudah mampu menentukan sub-sub topik mereka. Setiap anggota kelompok saling berbagi tugas, sehingga tidak ada siswa yang menganggur karena setiap siswa mendapatkan tugas masing-masing. Langkah terakhir ialah menghias mind map menggunakan warna-warna yang beragam sehingga mind map lebih menarik. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan hasil mind mapping yang telah mereka buat di depan kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan berupa pertanyaan, saran, atau kritikan untuk kelompok yang presentasi. Dalam kegiatan ini masing-masing kelompok belum memberikan saran atau kritikan serta pertanyan untuk kelompok yang presentasi. c Kegiatan penutup Kegiatan pertama yang dilakukan dalam kegiatan penutup ialah siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya siswa dibagikan soal post-tes siklus I. Siswa mengerjakan lembar post-tes secara individu. Siswa terlihat serius dalam mengerjakan lembar post-tes ini. Post-tes dilakukan selama 10 menit. Setelah selesai mengerjakan lembar post-tes siswa 79 mendengarkan tugas dari guru yaitu mempelajari materi usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Kegiatan diakhiri dengan salam dari guru, kemudian siswa keluar kelas untuk istirahat kedua. c. Pengamatan atau Observasi 1 Pertemuan 1 Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran pertemuan pertama, pada aspek kesiapan mengikuti pembelajaran sudah baik, ketika bel masuk berbunyi siswa langsung masuk ke kelas dan ketika guru memasuki kelas siswa langsung duduk ke bangku masing-masing hanya saja ada 5 siswa yang saling mengobrol dan tidak menyiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah duduk di temapt masing-masing, siswa langsung membuka buku IPS mereka. Setelah itu ketika guru memberikan apersepsi, siswa dengan tenang mendengarkan, akan tetapi ada dua anak laki-laki yang malah asik mengobrol, guru kemudian memberikan pertanyaan kepada dua anak tersebut. Pada aspek kedua, mendengarkan penjelasan materi dari guru. Siswa berkonsentrasi mendengarkan materi yang diberikan oleh guru, dalam sela-sela mendengarkan penjelasan juga diadakan tanya jawab mengenai materi tersebut. Guru melakukan tanya jawab untuk menarik perhatian siswa agar tidak mengobrol dengan temannya. Akan tetapi masih terlihat salah satu siswa mengajak teman semejanya untuk mengobrol, guru lalu menegur siswa tersebut dan memberikan pertanyaan, nampak sekali siswa tersebut tidak mendengarkan penjelasan dari 80 guru karena siswa tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan, padahal guru sudah menjelaskan materi untuk pertanyaannya. Aspek ketiga, membaca materi serta mempelajarinya. Sebelum siswa membuat mind map, siswa diberikan waktu untuk membaca serta mempelajari materi yang telah di sampaikan oleh guru dan sekaligus sebagai materi untuk membuat mind mapping. Siswa sudah konsentrasi dalam mempelajarinya. pada menit-enit terakhir sudah ada beberapa siswa yang selesai mempelajari materi dan membuat kegaduhan, sehingga membuat siswa lain jadi tidak berkonsentrasi dalam mempelajari materinya. Aspek keempat, aspek keempat ini sudah masuk dalam pembuatan mind mapping, di aspek ini siswa harus mampu menentukan topik utama yang akan diletakkan di tengah-tengah kertas. Dalam aspek ini masih banyak siswa yang tidak bisa menentukan topik utama. Sehingga guru perlu memberikan bimbingan dalam menentukan topik utama. Akan tetapi ada juga siswa yang sudah mampu menentukan topik utama walaupun tanpa bimbingan guru. Cara yang digunakan guru dalam membimbing ialah dengan memancing siswa melalui pertanyaan- pertanyaan. Sehingga siswa menemukan sendiri topik utama yang di maksud dalam materi. Aspek kelima adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan topik utama yang telah ditentukan. Siswa dalam aspek ini masih banyak yang belum bisa menyisipkan gambar atau simbol. Siswa masih belum bisa menentukan simbol atau gambar yang tepat dengan kata pada topik utamanya. 81 Siswa juga belum mendapatkan bimbingan dari guru untuk menyisipkan gambar atau simbol. Aspek keenam yaitu mampu memilih dan menggunakan warna-warna yang beragam dan menarik untuk menuliskan atau menggambarkan mind map- nya. Pada aspek memilih dan menggunakan warna yang beragam dan menarik, siswa sudah sangat bagus. Siswa-siswa sudah menggunakan berbagai macam warna untuk setiap tulisan. Selain itu ketika berganti sub tema mereka juga sudah menggunakan warna yang berbeda. Mind mapping yang siswa buat menjadi lebih indah dan mudah untuk dibaca. Aspek ketujuh adalah menentukan sub topik dan sub-sub topik. Pada pertemuan pertama ini siswa masih banyak yang tidak bisa menentukan sub topik dan sub-sub topik. Siswa masih belum bisa menentukan mana yang merupakan inti materi yang digunakan sebagai sub topik serta mana yang bukan isi inti materi. Untuk itu guru masih harus membimbing siswa. Aspek kedelapan adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan sub topik dan sub-sub topik. Dalam pertemuan pertama ini, siswa belum banyak yang menambahkan gambar atau simbol dalam mind map yang telah mereka buat. Ketika membuat mind map ini siswa saling pinjam memminjam pewarna sehingga waktu yang digunakan masih kurang, hal ini membuat siswa tidak sempat untuk menambahkan gambar atau simbol. 82 2 Pertemuan 2 Observasi yang dilakukan oleh peneliti selama pembelajaran pada pertemuan kedua, terlihat pada aspek kesiapan belajar sudah meningkat dibandingkan pada pertemuan pertama. Siswa ketika masuk ke kelas langsung duduk di tempat duduk masing-masing walau masih ada siswa yang mengobrol dengan suara lambat. Sementara siswa yang lain sudah sigap menyiapkan sumber belajar berupa buku paket BSE. Ketika guru memasuki kelas, siswa sudah duduk rapi di tempat duduk masing-masing. Guru juga sudah siap dengan materi yang akan diajarkan. Guru sudah menyiapkan sebuah lagu yang berisi tokoh pejuang persiapan kemerdekaan beserta peranannya. Aspek kedua yaitu mendengarkan penjelasan materi dari guru. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dengan tenang. Ketika ada materi yang tidak dimengerti, siswa juga mau bertanya kepada guru. Sebelum memberikan penjelasan materi, siswa diajak bernyanyi sebuah lagu yang telah disiapkan sebelumnya. Lagu tersebut berisi tokoh pejuang kemerdekaan dan peranannya. Aspek ketiga, membaca materi serta mempelajarinya. setelah siswa selesai mendengarkan penjelasan dari guru, siswa kemudian membaca kembali materi yang telah dijelaskan secara individu. Waktu yang diberikan untuk membaca kurang lebih 10 menit. Dalam aspek ini, siswa sudah melaksanakannya dengan baik. Akan tetapi ada 4 siswa ketika telah selesai membaca, mereka malah mengobrol dengan teman semejanya, sehingga menggangu siswa yang lain. 83 Aspek keempat, aspek keempat yaitu siswa harus mampu menentukan topik utama yang akan diletakkan di tengah-tengah kertas. Dalam pertemuan kedua ini, sebagian besar siswa sudah mampu menentukan topik utama dari materi yang dipelajari. Mereka juga sudah menggambarkan topik utama tersebut di tengah-tengah kertas yang disediakan. Sementara itu untuk siswa yang tidak bisa menentukan topik utama mendapatkan bimbingan dari guru dalam penentuan topik utama ini. Guru dengan tenang membimbing siswa-siswa tersebut. Dengan bimbingan guru juga siswa menggambarkan topik utama di tengah-tengah kertas. Aspek kelima adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan topik utama yang telah ditentukan. Dalam penentuan simbol atau gambar yang sesuai dengan topik utama yang telah dituliskan, siswa masih mengalami kesulitan. Siswa belum bisa menghubungkan kata topik utama dengan gambar real yang ada. Akan tetapi ada juga siswa yang mampu menambahkan gambar tokoh, walaupun dalam menggambarnya tidak terlalu mirip dengan tokoh tersebut. Aspek keenam yaitu mampu memilih dan menggunakan warna-warna yang beragam dan menarik untuk menuliskan atau menggambarkan mind map- nya. Dalam membuat mind mapping semua siswa sudah mampu menggunakan warna-warna yang beragam dan menarik. Pada setiap sub topik dan sub-sub topik warna yang digunakan juga sudah berbeda-beda sehingga memberikan kemudahan pada siswa ketika membacanya. 84 Aspek ketujuh adalah menentukan sub topik dan sub-sub topik. Dalam penentuan sub topik serta sub-sub topiknya, sebagian besar siswa sudah mampu. Siswa menentukan sub topik berdasarkan topik utama yang telah mereka tuliskan. Topik utama yang dituliskan yaitu Tokoh-tokoh Pejuang Kemerdekaan Indonesia, sub topik yang dituliskan yaitu tokoh-tokoh yang ada didalamnya seperti Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Ahamad Subarjo, Fatmawati, dan lain-lain. Sementara untuk sub-sub topik yang dituliskan merupakan peranan setiap tokoh, tanggal lahir, tempat lahir. Misalnya Fatmawati berperan sebagai penjahit Bendera Merah Putih dan lain sebagainya. Aspek kedelapan adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan sub topik dan sub-sub topik. Sebagian siswa sudah menambahkan gambar di dalam mind map yang di buat. Gambar yang dicantumkan berupa gambar foto tokoh, selain itu ada juga yang mencantumkan gambar bendera merah putih untuk tokoh Fatmawati, dan lain-lain. Pembelajaran menggunakan metode mind mapping ini mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan juga hasil belajar kognitif siswa yang diukur menggunakan tes. Walaupun pembelajaran pada siklus I yang menggunakan metode mind mapping ini masah terdapat kekurangan. Pada pertemuan pertama, masih banyak siswa yang belum bisa menentukan topik utama serta sub-sub topik, karena pembelajaran menggunakan metode mind mapping belum pernah diterapkan sebelumnya di kelas V tersebut. Sehingga pembelajaran pada siklus I ini berjalan kurang maksimal, terutama pada 85 pertemuan pertama. Setelah adanya pembelajaran menggunakan metode mind mapping, hasil belajar kognitif IPS pada siklus I ini ialah sebagai berikut. Tabel 8. Data Hasil Belajar Kognitif Siklus I No Nilai Frekuensi Presentase Pencapaian KKM 1 45 Belum Tuntas 2 50 Belum Tuntas 3 55 1 3,125 Belum Tuntas 4 60 5 15,625 Belum Tuntas 5 65 7 21,875 Belum Tuntas 6 70 9 28,125 Tuntas 7 75 5 15,625 Tuntas 8 80 3 9,375 Tuntas 9 85 2 6,25 Tuntas 10 90 Tuntas Total 32 100 KKM 70 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 55 Rata-rata 69,53 Tuntas 19 Belum Tuntas 13 Berdasarkan tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa tes pada siklus I ini diikuti oleh 32 siswa. Berdasarkan tabel di atas, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 45 dan 50. Untuk nilai 55, terdapat 1 siswa dengan presentase 3,125. Selanjutnya untuk nilai 60 terdapat 5 siswa dengan presentase 15,625. Untuk nilai 65 terdapat 7 siswa dengan presentase 21,875. Untuk nilai 70 terdapat 9 siswa dengan presntase 28,125. Kemudian untuk nilai 75 terdapat 5 siswa dengan presentase 15,625. Untuk nilai 80 terdapat 3 siswa dengan prsentase 9, 375. Terakhir untuk nilai 85 terdapat 2 siswa dengan presesntase 6,25. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 69,53 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai 86 terendah 55. Berdasarkan data tersebut terdapat 13 siswa yang belum tuntas dan 19 siswa yang sudah tuntas dengan presentase siswa yang belum tuntas ialah 40,62, sedangkan presentase siswa yang sudah tuntas adalah 59,38. Dalam siklus I ini hasil belajar siswa meningkat dibandingkan pratindakan. Dibawah ini tabel perbandingan hasil belajar kognitif pada pratindakan dengan siklus I. Tabel 9. Tabel Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Pratindakan dan Siklus I Kriteria Pratindakan Siklus I Rata-rata Kelas 63,04 69,53 Tabel 10. Tabel Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Pra-tindakan dan Siklus I Kriteria Pratindakan Siklus I Siswa yang Tuntas KKM 6 19 Siswa yang Belum Tuntas KKM 26 13 Selain dalam bentuk tabel, hasil belajar kognitif pratindakan dan siklus I juga disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut. 87 Gambar 5. Diagram Histogram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Pra-tindakan dan Siklus I Gambar 6. Diagram Histogram Perbandingan ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Pra-tindakan dan Siklus I 56 58 60 62 64 66 68 70 72 Rata-rata kelas Pra-tindakan Siklus I 5 10 15 20 25 30 Siswa yang Tuntas KKM Siswa yang Belum Tuntas KKM Pra-tindakan Siklus I 88 d. Refleksi Refleksi yang dilakukan dalam siklus I bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari pembelajaran yang telah dilaksankan dengan menggunakan metode mind mapping. Refleksi yang dilakukan dengan mengevaluasi tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas V. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat direfleksikan agar hasil belajar IPS dengan menggunakan metode mind mapping di kelas V SD Negeri Kuwaderan 2 mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan pada akhir siklus, hasil belajar kognitif siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan pratindakan. Pada pratindakan rata-rata hasil belajar siswa adalah 63,04. Kemudian setelah diadakan tindakan pada siklus I ini rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 69,53. Demikian pula untuk jumlah siswa yang mencapai KKM ≥70. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada pratindakan sebanyak 9 siswa, pada siklus I ini mengalami peningkatan sehingga sebanyak 19 siswa atau sebesar 59,38 sudah mencapai KKM. Akan tetapi rata-rata hasil belajar kognitif dan jumlah siswa yang mencapai KKM telah meningkat ini belum mencapai indikator keberhasilan yang telah di tentukan sebelumnya. Untuk itu, guru dan peneliti sepakat untuk memperbaikinya pada siklus berikutnya. 89 Selain itu, dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini juga mengalami kendala. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pertemuan pertama dan kedua kendala-kendala yang dialami diantaranya sebagai berikut: kendala yang pertama ketika guru memberikan penjelasan materi, masih ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan dan malah mengobrol dengan teman semejanya. Kendala yang kedua masih ada beberapa siswa yang tidak melakukan kegiatan membaca dengan sungguh-sungguh, pada pertemuan pertama masih ada beberapa siswa yang tidak melakukannya. Kemudian pada pertemuan kedua, setelah selesai membaca ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman semeja sehingga mengganggu siswa lain yang belum selesai. Kendala yang ketiga, siswa banyak yang tidak membawa peralatan tulis serta pewarna, walaupun pada hari sebelumnya telah ditugaskan oleh guru untuk membawanya. Kendala keempat, siswa-siswa yang tidak membawa pewrna serta alat tulis harus meminjam pada siswa lain. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menunggu apabila warna yang ingin dipinjam masih di pakai. Dengan begitu waktu terbuang sia-sia dan kurang efektif. Selain itu juga membuat pembelajaran menjadi gaduh karena ketika menunggu, siswa saling mengobrol. 2. Deskripsi Penelitian Siklus II Tindakan pada siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan 2x70 menit. Adapun tahap-tahap dalam siklus I ialah sebagai berikut. 90 a. Perencanaan Tindakan Siklus II dilaksanakan karena pada siklus I hasil belajar kognitif siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada refleksi yang telah dilakukan pada siklus I. Pada siklus II ini peneliti bersama guru merancang pembelajaran IPS pada materi yang sama dengan materi di siklus I yaitu Persiapan kemerdekaan Indonesia. Perbedaan yang ada pada siklus I dan siklus II terletak pada tata cara guru memperlakukan siswa. Pada siklus I banyak siswa yang tidak membawa pewarna dan alat tulis. Pada siklus II ini setiap siswa di wajibkan membawa pewarna serta alat tulis sendiri-sendiri. Pada siklus II ini tidak jauh beda dari siklus I, pada tahap perencanaan terdapat beberapa tahap yang direncanakan oleh guru bersama peneliti, diantaranya sebagai berikut. 1 Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang dilaksanakan untuk pembelajaran IPS. Penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP ini dilakukan oleh peneliti dan guru. Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD yang digunakan masih sama dengan siklus I yaitu Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam masyarakat dalam mempersiapkan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Begitu pula untuk kompetensi dasar yang dipilih juga sama yaitu Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan ialah memperbaiki susunan kegiatan inti serta kelengkapan materi. 91 2 Berdiskusi dengan guru tentang langkah-langkah atau cara pembelajaran menggunkan metode mind mapping. Peneliti kembali memberikan penjelasan kepada guru mengenai langkah-langkah dalam metode mind mapping serta kegiatan apa saja yang perlu dilakukan oleh guru dalam membimbing siswa membuat mind map. 3 Menyiapkan sumber belajar, lembar kerja siswa, alat, dan media pembelajaran mind mapping. Sumber belajar yang digunakan dalam siklus II ini masih sama dengan media yang digunakan dalam siklus I yaitu buku BSE IPS. Begitu pula untuk media yang digunakan dalam siklus II ini juga masih sama dengan media pada siklua I dimana dalam pertemuan pertama media dan alat yang digunakan adalah bagan upaya persiapan kemerdekaan Indonesia, alat tulis, dan papan tulis. Sedangkan pada pertemuan kedua menggunakan media dan alat berupa gambar tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia serta peranannya, alat tulis dan papan tulis. 4 Menyusun instrumen observasi dan tes dalam pembelajaran IPS. Instrumen observasi yang digunakan masih sama dengan siklus I. Akan tetapi untuk instrumen tes hasil belajarnya berbeda. Instrumen tes terdiri dari soal pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Dalam siklus II ini tingkatan soalnya lebih tinggi dibandingkan pada siklus I. 5 Peneliti bersama guru berdiskusi untuk menangani masalah waktu pembelajaran yang kurang. Kurangnya waktu pembelajaran dikarenakan siswa saling pinjam meminjam alat tulis serta pewarna. Dalam siklus II ini peneliti dan 92 guru sepakat untuk mengharuskan siswa membawa pewarna serta alat tulis sendiri-sendiri sehingga mereka tidak perlu memminjam pada teman, sehingga pembelajaran akan tepat waktu. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1 Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Maret 2017 pukul 11.00-12.10 atau 70 menit. Pertemuan pertama pada siklua II ini membahas materi usaha persiapan kemerdekaan Indonesia seperti pada materi di pertemuan pertama siklus I. Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Kegiatan pembelajaran diawali dengan mempersiapkan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran IPS di pertemuan pertama siklus II ini dilakukan seteslah jam istirahat pertama. Sehingga pembelajaran tidak diawali dengan berdoa dan presensi. Setelah mempersiapkan kesiaan belajar siswa, kemudian guru melakukan apersepsi. Apersepsi yang dilakukan ialah dengan menanyakan “Apa yang kalian persiapakan ketika berangkat sekolah?”. Kemudian siswa pertama menjawab “menyiapkan buku pelajaran dan alat tulis” b Kegiatan Inti Kegiatan inti yang dilakukan di siklus II ini tidak jauh beda dengan kegiatan inti pada siklus I. Pertama-tama siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Siswa dengan 93 tenang mendengarkan penjelasan yang dilakukan oleh guru. Selain itu siswa juga mencatat materi yang penting di buku tulis mereka. Dalam kegiatan ini siswa dan guru lebih banyak melakukan tanya jawab. Tanya jawab dilakukan untuk mengecek daya ingat siswa dari materi yang telah di sampaikan dalam pertemuan pertama siklus I. Kegiatan inti dilanjutkan dengan siswa membaca kembali materi yang telah di jelaskan. Pada siklus II ini siswa sudah bersungguh-sungguh dan konsentrasi dalam memahami materi melalui membaca. Kegiatan selanjutnya ialah setiap siswa dibagikan lembar kerja siswa LKS dan satu lembar kertas A3 polos. Siswa membaca langkah-langkah kegiatan yang ada dalam lembar kerja siswa. Guru meminta siswa untuk bertanya apabila ada langkah kegiatan yang tidak dipahami. Siswa juga menyiapkan alat tulis serta pewarna yang telah diumumkan pada hari sebelumnya. Dalam pertemuan pertama ini siswa sudah membawa alat tulis serta pewarna sendiri- sendiri sehingga mereka tidak saling pinjam meminjam. Selanjutnya siswa memulai membuat mind mapping. Langkah pertama yang dilakukan ialah menentukan topik utama. Siswa sudah mampu menentukan topik utama dan menggambarnya di tegah-tengah kertas. Siswa sudah bisa menentukan topik utama tanpa bimbingan guru lagi. Langkah selanjutnya ialah menyisipkan gambar atau simbol yang menggambarkan topik utama. Sebagian besar siswa sudah mampu menentukan gambar serta menyisipkannya di dalam mind map yang telah dibuat. Selanjutnya siswa menentukan sub topik serta susb sub topik yang sesuai dengan topik utama mereka. Sebagian besar siswa sudah 94 bisa menentukan sub topik serta sub-sub topik. Siswa juga mampu menentukan gambar atau simbol yang tepat dan sesuai dengan sub topik dan sub-sub topik yang telah dipilih. Siswa dalam pertemuan pertama siklus II ini juga menggunakan warna-warna yang menarik serta beraneka ragam dalam menggambarkan mind map yang dibuat. Kegiatan inti dilanjutkan dengan guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil mind map yang mereka buat di depan kelas. Siswa yang lain mendengarkan dan memberikan saran kepada presentator. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir pada pertemuan pertama siklus II ini ialah siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan materi dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan siswa mendengarkan penjelasan dari guru untuk membawa alat tulis serta pewarna yang akan digunakan pada pertemuan pembelajaran IPS selanjutnya. Selain diminta membawa alat tulis dan pewarna, siswa juga diminta membaca kembali materi tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia di buku paket IPS. Siswa dan guru melakukan kegiatan refleksi. Siswa ditanya oleh guru “Bagaimana perasanan kalian dalam pemb elajaran hari ini?”, siswa pun menjawab dengan suara lantang “Senang sekali bu”. Setelah terdengan suara bel istirahat siswa kemudian meninggalkan kelas. 95 2 Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin, 27 Maret 2017 pukul 09.30 sampai 10.40 atau 70 menit. Pertemuan kedua pada siklua II ini membahas materi tokoh-tokoh pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia dan sikap menghargai jasa-jasa pejuang persiapan kemerdekaan Indonesia seperti pada materi di pertemuan kedua siklus I. Adapun kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Kegiatan awal di pertemuan kedua ini tidak diawali dengan berdoa, karena dilakukan setelah jam istirahat pertama. Kegiatan langsung diawali dengan mempersiapkan kesiapan belajar siswa. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan ialah dengan menanyakan materi sebelumnya yaitu usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Guru memberikan pertanyaan tentang usaha-usaha apa yang dilakukan bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaannya. Kemudian siswa menjawab secara bersama usaha-usaha yang telah dilakukan bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaannya. Siswa juga menyebutkan tokoh-tokoh yang memiliki peranan di dalam kegiatan persiapan kemerdekaan. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari. b Kegiatan Inti Kegiatan inti di pertemuan kedua siklus II ini juga tidak jauh beda dengan kegiatan inti pertemuan kedua siklus I. Pertama siswa dengan bimbingan guru 96 menyanyikan lagu. Lagu yang dinyanyikan berisi tokoh pahlawan perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia beserta peranannya. Guru menyanyikan lagu tersebut terlebih dahulu, kemudian di ikuti oleh siswa. Siswa tampak semangat menyanyikan lagu tersebut. Dengan lagu tersebut siswa juga dapat meningat materi dengan lebih baik. Kegiatan selanjutnya ialah siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia. Siswa dengan tenang mendengarkan penjelasan dari guru. Selanjutnya siswa dan guru melakukan tanya jawab. Guru menanyakan sikap yang harus di lakukan siswa sebagai pelajar dalam menghargai jasa-jasa pejuang kemerdekaan Indonesia. Siswa menjawab dengan lantang soal dari guru tersebut. Dalam siklus II ini terlihat siswa lebih menguasi materi dibandingkan pada pertemuan pertama. Langkah selanjutnya siswa membaca materi yang telah di jelaskan guru. Selain membaca materi siswa juga memberi tanda materi-materi penting yang ada dalam buku. Siswa juga lebih serius dalam memahami materi yang mereka baca dalam pertemuan kedua ini. Selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 anak. Dalam pertemuan ini siswa sudah tidak berebut lagi dalam membentuk kelompok. Kelas pun tidak terlihat gaduh seperti pada siklus I. Setiap kelompok di bagikan lembar kerja siswa serta kertas A3 sebanyak 2 lembar. Setiap siswa sudah diwajibkan untuk membawa alat tulis dan pewarna sendiri-sendiri. Pembelajaran dilanjutkan dengan siswa menentukan topik utama untuk materi tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan Indonesia. Dalam penentuan topik 97 utama ini siswa sudah lancar walaupun tanpa bimbingan dari guru. Topik utama yang telah dipilih kemudian dihias dan bisa juga disisipkan gambar atau simbol. Sebagian besar siswa sudah mampu dalam menambahkan gambar atau simbol dalam topik utama ini. Selanjutnya dari topik utama tersebut, siswa menambahkan sub topik serta sub-sub topik yang saling berhubungan. Dalam kegiatan ini siswa juga sudah mampu menentukanya. Siswa juga mampu menambahkan gambar dan simbol untuk sub topik serta sub topik ini. Tidak lupa siswa menggunakan warna- warna yang beragam dan menarik dalam pembuatan mind map ini. Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti ini ialah mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat di depan kelas. Setiap kelompok mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat, sementara kelompok lain memberikan masukan serta tanggapan. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir dalam pertemuan kedua ini diawali dengan siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Kemudian dilanjutkan dengan siswa dibagikan lembar post-tes siklus II. Lembar post-tes di siklus II ini dikerjakan secara individu. Siswa mengerjakan dengan disiplin dan konsentrasi. Kegiatan selanjutnya ialah siswa mendengarkan penjelasan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan yaitu mengerjakan latihan soal yang ada pada LKS. Kegiatan pembelajaran kemudian ditutup dengan salam. 98 c. Pengamatan Siklus II 1 Pertemuan 1 Observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama ini, pada aspek kesiapan belajar sudah sangat baik. Ketika mendengarkan bel masuk, siswa langsung memasuki kelas dan duduk di tempat duduk masing-masing. Ketika guru memasuki kelas siswa langsung mengeluarkan buku paket masing-masing dan siap menerima pembelajaran dari guru. Guru juga sudah menyiapkan materi ajar yang akan disampaikan, selain itu guru juga meyiapkan media pembelajaran berupa bagan Usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Aspek kedua yaitu mendengarkan penjelasan materi dari guru. Pada siklus II ini siswa lebih serius dalam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Siswa dengan tenang mendengarkan penjelasan materi dari guru. Di sela-sela menjelaskan materi siswa dan guru juga melakukan sesi tanya jawab. Tanya jawab dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa. Karena pada siklus I materi usaha-usaha persipan kemerdekaan Indonesia sudah disamapaikan. Aspek ketiga, membaca materi serta mempelajarinya. setelah siswa mendengarkan penjelasan dari guru, kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan membaca materi. Siswa membaca materi selama kurang lebih 10 menit. Terlihat siswa sangat serius dalam membaca ualang materi yang telah disampaikan guru. Siswa mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin, ketika sudah selesai membaca, mereka menandai materi-materi yang penting dengan cara menggaris bawahi. 99 Aspek keempat, aspek keempat yaitu menentukan topik utama yang diletakkan di tengah-tengah kertas. Dalam aspek ini siswa sudah mampu menentukan topik utama materi. Mereka juga dengan sepontan menggambarnya di tengah-tengah kertas yang disiapkan. Akan tetapi masih ada satu siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan topik utama ini. Siswa tersebut kemudian dibimbing oleh guru untuk menentukan topik utama. Aspek kelima adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan topik utama yang telah ditentukan. Dalam aspek ini, siswa sudah menambahkan simbol atau gambar pada topik utama yang telah di tulisnya. Aspek keenam yaitu mampu memilih dan menggunakan warna-warna yang beragam dan menarik untuk menuliskan atau menggambarkan mind map- nya. Dalam aspek ini, siswa sudah sangat baik dalam pemilihan warna yang digunakan. Warna yang digunakan pun sangat bervariasi dan beragam. Hasilnya juga sangat rapi, walaupun masih ada beberapa siswa yang menggambarnya kurang rapi. Siswa juga sudah membawa pewarna sendiri-sendiri dan tidak pinjam meminjam lagi. Aspek ketujuh adalah menentukan sub topik dan sub-sub topik. Pada siklus II ini kemampuan siswa dalam menentukan sub topik serta sub-sub topik sudah baik. Siswa mampu menentukan sub topik tanpa bimbingan dari guru. Begitu pula ketika menentukan sub-sub topiknya. Aspek terakhir adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan sub topik dan sub-sub topik. Setelah menentukan sub topik serta sub-sub topik kemudian siswa 100 menghubungkannya atau mewujudkannya dalam bentuk gambar. Dalam aspek ini siswa sudah mampu menambahkan dan menyisipkan gambar atau simbol kedalam mind map yang mereka buat. Gambar atau simbol yang di sisipkan berupa bendera, naskah proklamasi, dan lain-lain. 2 Pertemuan 2 Observasi yang dilakukan pada siklus II pertemuan kedua, pada aspek kesiapan belajar sudah sangat baik. Seperti pada pertemuan pertama siklus II, pada pertemuan kedua ini siswa dengan sangat baik menyiapkan sumber belajar berupa buku paket BSE. Setalah terdengan suara bel masuk, siswa langsung memasuki kelas kemudian duduk di tempat duduk masing-masing mennunggu kehadiran guru. Begitu pula kesiapan guru, guru sudah menyiapkan materi pembelajaran beserta lagu yang juga dinyanyikan pada pertemuan kedua siklus I. Aspek kedua yaitu mendengarkan penjelasan materi dari guru. Setelah guru selesai menyampaikan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran di lanjutkan dengan siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru. Karena pada siklus I pertemuan kedua materi telah disampaikan, pada pertemuan ini guru hanya menggulang sebagian materi saja, sisanya guu melakukan tanya jawab. Tanya jawab dilakukan untuk mengetes pemahaman siswa tentang materi tersebut. Siswa bersama-sama menjawab soal yang diberikan oleh guru. Setelah siswa secara bersama-sama menjawab, guru mengulang lagi soal dan melemparkan soal tersebut kepada salah satu siswa secara acak. Dengan begitu, guru akan mengetahui siswa yang benar-benar menguasai materi dan siswa yang 101 belum menguasai materi. Aspek ketiga, membaca materi serta mempelajarinya. pemahaman materi dilanjutkan lagi dengan siswa membaca ulang materi. Kegiatan membaca ulang materi ini dilakukan kurang lebih 10 menit dan secara individu. Seperti pada pertemuan sebelumnya, setelah siswa selesai membaca, mereka kemudian menandai materi-materi penting. Ada juga siswa yang menulisnya di buku tulis. Aspek keempat, aspek keempat yaitu siswa harus mampu menentukan topik utama yang akan diletakkan di tengah-tengah kertas. Aspek ini di lakukan secara berkelompok. Setelah siswa menerima lembar kerja siswa dan kertas A3, kemudian siswa menentukan topik utama materi. Setiap kelompok sudah mampu menentukan topik utama ini sendiri-sendiri tanpa bimbingan guru. Topik utama yang telah di tentukan kemudian dituliskan di tengah-tengah kertas. Setiap kelompok juga sudah mampu meletakkannya di tengah-tengah kertas. Aspek kelima adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan topik utama yang telah ditentukan. Setelah topik utama ditentukan, siswa menghubungkan dengan bentuk kongkret kata dalam topik utama, kemudian disisipkan di dalam media kertas. Seperti halnya pada pertemuan pertama, siswa sudah cukup baik dalam menentukan simbol atau gambar yang tepat untuk disisipkan dalam mind map-nya. Aspek keenam yaitu mampu memilih dan menggunakan warna-warna yang beragam dan menarik untuk menuliskan atau menggambarkan mind map- nya. Dalam aspek ini, siswa sudah sangat baik dalam pemilhan warna serta 102 menggoreskannya kedalam kertas. Warna-warna yang pilih beraneka ragam sehingga terlihat menarik dan mudah dalam membaca mind map tersebut. Siswa juga lebih mudah dalam mengingat informasi materi dari mind map ini. Aspek ketujuh adalah menentukan sub topik dan sub-sub topik. Aspek selanjutnya yaitu penentuan sub topik serta sub-sub topik. Dalam menentukan sub topik serta sub-sub topik ini siswa sudah sangan baik dan menentukanya dengan sedikit bimbingan guru. Siswa juga telah menghubungkan sub-sub topik dengan sub topik secara tepat, begitu pula dalam menghubnungkan antara sub topik dengan topik utama juga sudah tepat. Aspek kedelapan adalah menyisipkan simbol atau gambar yang sesuai dengan sub topik dan sub-sub topik. Pada aspek terakhi ini siswa juga menghubungkan sub topik dan sub-sub topik dengan keadaan kongkret. Aspek ini sama dengan aspek kelima, hanya berbeda pada penghubungannya pada topik utama serta sub topik serta subsub topik. Siswa sudah baik dalam menentukan simbol atau gambaran kongkret dari sub topik serta sub-sub topik yang telah ditentukan. Berikut ini foto perbandingan mind map yang telah dibuat siswa pada siklus I dan siklus II 103 Gambar 7. Hasil Mind Map Siswa pada Siklus I Gambar 8. Hasil Mind Map Siswa pada Siklus II Pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping pada siklus II ini dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa pada silkus II. Nilai rata-rata siswa pada siklus II ini meningkat dari siklus I, begitu juga jumlah siswa yang mencapai KKM juga mengalami 104 peningkatan. Hasil belajar IPS menggunakan metode mind mapping pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 11. Hasil Belajar Kognitif IPS Siklus II No Nilai Frekuensi Presentase Pencapaian KKM 1 45 Belum Tuntas 2 50 Belum Tuntas 3 55 Belum Tuntas 4 60 2 6,25 Belum Tuntas 5 65 2 6,25 Belum Tuntas 6 70 2 6,25 Tuntas 7 75 3 9,375 Tuntas 8 80 4 12,5 Tuntas 9 85 7 21,875 Tuntas 10 90 10 31,25 Tuntas 11 95 2 6,25 Tuntas Total 32 100 KKM 70 Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 60 Rata-rata 81,88 Tuntas 28 Belum Tuntas 4 Berdasarkan tabel 8. Dapat dilihat bahwa tes diikuti oleh 32 siswa. Berdasarkan tabel tersebut tidak ada siswa yang memperoleh nilai 45, 50, dan 55. Siswa yang memperoleh nilai 60 terdapat 2 anak dengan presentase 6,25; siswa yang memperoleh nilai 65 ada 2 anak dengan presentase 6,25; siswa yang emmeperoleh nilai 70 ada 2 anak dengan presentase 6,25; siswa yang memperoleh nilai 75 ada 3 anak dengan presentase 9,375; siswa yang memperoleh nilai 80 ada 4 anak dengan presentase 12,5; siswa yang memperoleh nilai 85 ada 7 anak dengan presentase 21,875; siswa yang 105 memperoleh nilai 90 ada 10 anak dengan presntase 31,25; dan siswa yang memperoleh nilai 95 ada 2 anak dengan presentase 6,25. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh ialah 81,875 dengan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 95. Hasil rata-rata kelas ini meningkat dari siklus I. Pada siklus I rata-rata nilai siswa ialah 69,53 sementara rata-rata nilai siswa pada siklus II ini adalah 81,88 atau mengalami peningkatan sebesar 17,75. Sementara itu jumlah siswa yang mencapai KKM ada 28 siswa dengan presentase 87,5 dan yang belum mencapai KKM ada 4 siswa dengan prsentase 12,5. Peningkatan hasil belajar kognitif dari prasiklus, siklus I, dan siklus II disajiakan dalam tabel dibawah ini. Tabel 12. Tabel Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Kriteria Siklus I Siklus II Siklus II Rata-rata Kelas 63,04 69,53 81,88 Tabel 13. Tabel Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Kriteria Pra-tindakan Siklus II Siklus II Siswa yang Tuntas KKM 6 19 28 Siswa yang Belum Tuntas KKM 26 13 4 Selain tabel diatas, Hasil belajar kognitif pratindakan, siklus I, dan siklus II, juga disajikan dalam bentuk diagram histogram sebagai berikut. 106 Gambar 9. Diagram Histogram Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Pra-tindakan, Siklus I, dan Siklus II Gambar 10. Diagram Histogram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif Pra-tindakan, Siklus I, dan Siklus II 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Rata-rata Kelas Pra-tindakan Siklus I Siklus II 5 10 15 20 25 30 Siswa yang Tuntas KKM Siswa yang Belum Tuntas KKM Pra-tindakan Siklus I Series 3 107 d. Refleksi Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini digunakan untuk perbaikan dari silkus I. Dalam siklus II ini, guru bersama peneliti merancang tindakan baru yang digunakan untuk memperbaiki kekurang pada siklus I. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang tidak melakukan kegiatan pembelajaran dengan tepat, kegiatan tersebut yaitu mendengarkan penjelasan materi dari guru serta membaca kembali materi sebelum membuat mind mapping. Pada siklus II ini siswa dengan tenang mendengarkan penjelasan dari guru serta mencatat materi-materi penting. Begitu pula pada kegiatan membaca, siswa sangat serius membaca materi yang ada dalam buku BSE. Selain itu masih banyak siswa yang saling pinjam meminjam pewarna serta alat tulis, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak efektif serta memakan waktu yang lama, selain itu pembelajaran menjadi gaduh dan tidak terkondisikan. Pada siklus II ini setiap siswa diharusakan membawa pewarna serta sumber buku sendiri, tindakan ini dilakukan supaya dalam siklus II ini siswa lebih mendalami dan berkonsentrasi dalam membentuk mind map-nya sendiri. Selain itu waktu yang digunakan juga lebih efisien, pembelajaran juga terkondisikan dan tidak gaduh. Hasil belajar kognitif siswa juga akan meningkat karena siswa-siswa lebih konsentarasi dalam menuangkan dan memilih pokok- pokok materi.

E. Pembahasan