Obat tradisional Pengobatan Mandiri 1. Definisi

22 dan label dalam kemasan obat, serta adanya alternatif perawatan kesehatan seperti akupungtur dan terapi herbal. Hal-hal yang perlu diketahui sebelum melakukan pengobatan mandiri antara lain adalah memahami masalah kesehatan yang sedang dihadapi, perlu atau tidak periksa ke dokter atau tenaga medis, penggunaan obat atau tidak, obat tradisional atau obat tanpa resep yang akan digunakan untuk mengatasi gejala, dan lain sebagainya Anonim, 2001. Informasi yang benar dan objektif diperlukan dalam pengobatan mandiri agar dapat memilih dan menggunakan obat secara rasional, yang artinya obat yang dipilih harus tepat dan benar cara penggunaannya Hartono, 2003. Pengobatan mandiri dapat menggunakan obat, obat tradisional, atau cara tradisional. Obat yang digunakan umumnya golongan obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat tradisional yang digunakan meliputi simplisia, jamu gendong dan jamu berbungkus Supardi, Sampurno, Notosiswoyo, 2004.

3. Obat tradisional

Berbagai cara dapat dilakukan dalam rangka memperoleh derajat kesehatan yang optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat yang dikemas dalam bentuk jamu atau obat tradisional Katno dan Pramono, 2005. Obat tradisional dan tanaman obat banyak digunakan masyarakat menengah kebawah terutama dalam upaya preventif, promotif, dan rehabilitatif. Obat tradisional mengalami perkembangan yang semakin meningkat dari masa ke masa, terlebih dengan munculnya issue kembali ke alam back to nature serta krisis yang berkepanjangan Katno dan Pramono, 2005. Pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional OT hampir selalu identik dengan tanaman obat TO karena sebagian besar obat tradisional berasal dari tanaman obat Katno dan Pramono, 2005. Menurut Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka dalam Ketentuan Umum Pasal 1 tercantum beberapa definisi sebagai berikut. a. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. b. Jamu adalah obat tradisional Indonesia. c. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandarisasi. d. Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah terstandarisasi. Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 a. Logo kelompok jamu berupa ”RANTING DAUN TERLETAK DALAM LINGKARAN’’, kode registrasi TR, contoh : Antangin JRG ® tablet, Kuku Bima TL ® kapsul, Patmosari ® serbuk, Prolipid ® kapsul, Renax ® kapsul, Rapet Wangi ® kapsul. b. Logo obat herbal terstandar berupa ”JARI-JARI DAUN 3 PASANG TERLETAK DALAM LINGKARAN’’, kode registrasi TR, contoh : Diapet ® kapsul, Lelap ® kaplet, Kiranti ® larutan, Radix ® kapsul, Vermint F ® kapsul, OBHerbal ® sirup. c. Logo kelompok fitofarmaka berupa “JARI-JARI DAUN YANG KEMUDIAN MEMBENTUK BINTANG TERLETAK DALAM LINGKARAN”, kode registrasi TR, contoh : Stimuno ® kapsul, Stimuno ® sirup, Rheumaneer ® kapsul, Cursil-70 ® kapsul, Cerotop ® tablet, Nichoviton ® kaplet. Logo kelompok jamu, obat herbal standar, maupun kelompok fitofarmaka ditempatkan pada bagian atas sebelah kiri dari wadah atau pembungkus atau brosur dan dicetak dengan warna hijau diatas dasar putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo. Obat tradisional atau tanaman obat memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan obat-obat modern, antara lain efek sampingnya relatif rendah, ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, satu tanaman PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif Katno dan Pramono, 2005. Kelebihan obat tradisional atau tanaman obat menurut Katno dan Pramono 2005 secara rinci sebagai berikut. a. Efek samping obat tradisional relatif kecil bila digunakan secara benar dan tepat. Obat tradisional atau tanaman obat akan bermanfaat dan aman jika digunakan dengan tepat sesuai dengan takaran, waktu dan cara penggunaan, pemilihan bahan, serta penyesuaian dengan indikasi tertentu. b. Terdapat efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional atau komponen bioaktif tanaman obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional umumnya terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang memiliki efek saling mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak menimbulkan kontraindikasi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling menunjang. c. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder. Satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut dapat saling mendukung tetapi ada juga yang berlawanan atau kontradiksi. Bahan obat alam juga memiliki beberapa kelemahan disamping berbagai keuntungan. Kelemahan tersebut antara lain : efek farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines, serta mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme Katno dan Pramono, 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

4. Obat tanpa resep

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI SHELTER DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 4 93

PELATIHAN KECAKAPAN VOKASIONAL DALAM MEWUJUDKAN HIDUP MANDIRI : Studi pada Masyarakat Pascabencana Erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 12 71

KLASIFIKASI TANAH DI LERENG SELATAN GUNUNG MERAPI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 6

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM BANGUNMULYO DESA BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 234

TINGKAT KESEJAHTERAAN PENGRAJIN BAMBU DI DESA SENDARI, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 1 131

HUBUNGAN JUMLAH PARITAS DENGAN USIA MENOPAUSE DI PADUKUHAN CANGKRINGAN, DESA ARGOMULYO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1 0 5

Hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI PADA PENYAKIT BATUK DI DESA ARGOMULYO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperole

0 0 131