Obat tanpa resep Pengobatan Mandiri 1. Definisi

26

4. Obat tanpa resep

Obat tanpa resep didefinisikan sebagai obat yang digunakan untuk pengobatan sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kesehatan, meringankan gejala minor, dan mencegah penyakit Widijapranata, 1997. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.949MENKESPERVI2000 Pasal 1 tentang Registrasi Obat Jadi, menyatakan bahwa obat jadi adalah sediaan atau panduan bahan-bahan termasuk produk biologi dan kontrasepsi yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan peningkatan kesehatan. Obat Wajib Apotek OWA berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.347MENKESSKVII1990 adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek tanpa resep dokter. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.02396ASKVII1986 Pasal 3 tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G, tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat keras daftar G mempunyai kode registrasi DKL, contohnya : Amoxan ® kapsul, Fargoxin ® tablet, Decamet ® tablet. Obat-obat yang termasuk obat tanpa resep menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2380ASKVI1983 Pasal 3 tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 a. Kelompok obat bebas. Obat bebas adalah obat-obat yang dapat dibeli secara bebas, tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat maupun warung- warung Sartono, 1993b. Sebagai tanda obat bebas, pada pembungkusnya diberi tanda khusus yaitu warna hijau di dalam lingkaran hitam. Golongan obat bebas ini biasanya tidak membahayakan jiwa. Obat bebas mempunyai kode registrasi DBL, contohnya : Pamol ® sirup, Panadol ® kaplet, Oskadon ® tablet, New Diatabs ® tablet Laserin ® sirup, Dexanta ® tablet. b. Kelompok obat bebas terbatas. Obat bebas terbatas adalah obat-obat yang dapat diperjualbelikan secara bebas dengan syarat hanya jumlah yang telah ditentukan dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda peringatan ditulis dengan huruf putih diatas kertas yang umumnya berwarna hitam. Tanda lainnya adalah pada pembungkusnya diberi tanda khusus berwarna biru di dalam lingkaran hitam. Obat bebas terbatas mempunyai kode registrasi DTL, contohnya : Komix ® sirup, Vicks Formula 44 ® sirup, Konidin ® tablet, OBH Combi Plus ® sirup, Benadryl ® sirup, Wood’s Antitussive ® sirup, Proris ® tablet, Antimo ® tablet, Saridon ® tablet, Paramex ® tablet. Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.919MENKESPERX1993 Pasal 2 adalah : a. tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun, dan orang tua diatas 65 tahun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 b. pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit c. penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan d. penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia e. obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Pengobatan mandiri dengan obat tanpa resep menurut Holt dan Hall 1990 hendaknya dilakukan secara tepat dan bertanggung jawab, biasanya pada kasus : a. perawatan simtomatik minor, misalnya badan terasa tidak enak maupun cedera ringan b. penyakit self-limiting atau paliatif misalnya flu dan sakit kepala c. pencegahan dan penyembuhan penyakit ringan, misalnya mabuk perjalanan dan kutu air d. penyakit kronis yang sebelumnya sudah pernah didiagnosis dokter atau tenaga medis profesional lainnya, misalnya arthritis dan asma. Pengobatan dengan menggunakan obat tanpa resep tidak bisa dilakukan secara sembarangan walaupun kelihatannya sederhana. Prinsip-prinsip atau rambu- rambu yang harus diperhatikan dan ditaati dalam penggunaan obat tanpa resep menurut Anonim 2006 adalah : a. tepat dalam penentuan indikasi atau penyakit b. tepat menilai kondisi penderita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 c. tepat dalam memilih obat efektif, aman, dan ekonomis d. tepat dosis e. tepat cara pemberian obat f. waspada terhadap efek samping dan interaksi obat g. tepat tindak lanjut, bila keluhan bertambah parah atau timbul efek yang tidak diinginkan. Obat-obat yang beredar di masyarakat harus mempunyai penandaan yang jelas, terutama untuk obat tanpa resep. Penandaan itu sendiri menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.949MENKESPERVI2000 Pasal 1 tentang Registrasi Obat Jadi adalah keterangan lengkap mengenai obat jadi, khasiat, keamanan, cara penggunaannya, serta informasi lain yang dianggap perlu yang dicantumkan pada etiket, brosur, dan kotak yang disertakan pada obat jadi. Penandaan itu berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin penggunaan obat secara tepat, rasional dan aman. Kriteria lain yang harus dipenuhi obat tanpa resep adalah tidak menimbulkan kecanduan dan penggunaannya sederhana, tidak menimbulkan reaksi merugikan yang parah bila salah dalam penggunaannya, dan tidak mendorong penyalahgunaan Donatus, 2000.

D. Batuk 1. Definisi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI SHELTER DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 4 93

PELATIHAN KECAKAPAN VOKASIONAL DALAM MEWUJUDKAN HIDUP MANDIRI : Studi pada Masyarakat Pascabencana Erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 12 71

KLASIFIKASI TANAH DI LERENG SELATAN GUNUNG MERAPI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 6

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM BANGUNMULYO DESA BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 234

TINGKAT KESEJAHTERAAN PENGRAJIN BAMBU DI DESA SENDARI, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 1 131

HUBUNGAN JUMLAH PARITAS DENGAN USIA MENOPAUSE DI PADUKUHAN CANGKRINGAN, DESA ARGOMULYO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1 0 5

Hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI PADA PENYAKIT BATUK DI DESA ARGOMULYO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperole

0 0 131