59
1. Frekuensi kejadian batuk yang dialami atau ditangani responden dalam 1 bulan
Batuk merupakan gejala awal penyakit yang datang tiba-tiba dan sulit diramalkan sebelumnya, demikian juga dengan frekuensi batuk yang terjadi. Bagian
ini akan memberikan gambaran tentang frekuensi responden terserang batuk dalam 1
bulan.
Gambar 9. Distribusi Frekuensi Kejadian Batuk yang Dialami atau Ditangani Responden dalam 1 Bulan di Desa Argomulyo
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Gambar 9 menunjukkan frekuensi kejadian batuk yang dialami responden
dalam 1 bulan paling banyak adalah 0-1 kali sebesar 44,90. Responden yang mengalami batuk 2 kali dalam 1 bulan sebesar 43,88 dan responden dengan
frekuensi kejadian batuk 3-4 kali setiap bulan sebesar 7,14. Responden yang mengalami batuk lebih dari 4 kali dalam 1 bulan sebesar 4,08. Batuk merupakan
suatu gejala yang umumnya pernah dialami semua orang. Batuk dapat terjadi pada siapa saja dan menyerang kapan saja serta dapat terjadi dengan tiba-tiba. Pekerjaan
juga berkaitan dengan frekuensi batuk yang terjadi pada seseorang. Pekerja lapangan seperti buruh dan petani lebih besar kemungkinannya terserang batuk, karena paparan
debu, angin, kondisi cuaca, dan lain-lain yang mengenainya. Demikian sebaliknya,
0-1 kali 2 kali
3-4 kali 4 kali
44,90 43,88
7,14 4,08
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
orang yang bekerja di kantor, kemungkinan terserang batuk lebih kecil karena paparan debu, angin, serta kondisi cuaca yang mengenainya dapat diminimalkan.
2. Langkah responden dalam menangani batuk
Batuk merupakan penyakit yang mengganggu sehingga orang yang mengalami batuk segera menginginkan kesembuhan. Hal tersebut tentunya akan
berkaitan dengan reaksi seseorang terhadap gejala batuk yang diderita terutama bila gejala batuk tersebut dianggap serius dan membahayakan. Sebagian besar orang yang
menderita batuk akan melakukan upaya pengobatan karena batuk mengganggu mereka saat bekerja dan saat tidur Covington, 2000. Keputusan responden untuk
melakukan usaha pengobatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang melatar- belakangi. Pengalaman, interaksi individu dengan lingkungannya, pengetahuan, dan
sikap tentang kesehatan akan mempengaruhi tindakan responden yang berhubungan dengan kesehatan.
Gambar 10. Distribusi Langkah Responden di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam Menangani Batuk Gambar 10 menunjukkan langkah yang diambil responden dalam
menghadapi batuk. Responden sebanyak 64,29 memilih melakukan pengobatan sendiri dan jika tidak berhasil kemudian ke dokter. Sebanyak 14,29 responden
memilih melakukan pengobatan sendiri tanpa pertolongan tenaga medis dan 11, 22
10,20 11,22
14,29 64,29
mendiamkan mengobati sendiri
mengobati sendiri bila tidak berhasil kemudian ke dokter
memeriksakan diri ke dokter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
responden memilih memeriksakan diri ke dokter bila mengalami penyakit batuk. Sebanyak 10,20 responden memilih untuk mendiamkan saja penyakit batuk yang
dialami. Keputusan yang diambil responden dalam menghadapi batuk lebih banyak
melakukan pengobatan mandiri yang disertai dengan bantuan tenaga kesehatan bila tidak berhasil karena batuk dapat mengganggu aktivitas dan kegiatan responden.
Persentase responden yang memilih mendiamkan batuk yang dialami paling sedikit dibandingkan dengan persentase tindakan lain yang diambil responden karena
menganggap batuk merupakan penyakit yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Persepsi tingkat keparahan penyakit dapat berbeda antara satu individu
dengan individu lainnya. Masyarakat pada umumnya telah menganut pelayanan berjenjang. Pada
tahap pertama masyarakat melakukan pengobatan mandiri terlebih dahulu, kemudian mendatangi puskesmas atau praktek pelayanan tenaga kesehatan, dan kemudian baru
mendatangi rumah sakit. Kunjungan ke rumah sakit diperlukan bila usaha yang lain dinilai kurang memuaskan Supardi, Aais, Sukasediati, 1999.
3. Alasan responden melakukan pengobatan mandiri pada penyakit batuk