Pola pengobatan mandiri Pola Pengobatan Mandiri, Pengetahuan, Tingkat Ekonomi, Tindakan

64 OT atau cara tradisional, obat yang digunakan umumnya golongan obat bebas dan obat bebas terbatas Supardi dkk, 1999.

C. Pola Pengobatan Mandiri, Pengetahuan, Tingkat Ekonomi, Tindakan

Pengobatan Mandiri, dan Korelasi antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden yang Menggunakan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep Responden yang memilih menggunakan obat batuk tradisional dan obat batuk tanpa resep dalam pengobatan mandiri pada penyakit batuk sebanyak 46 responden.

1. Pola pengobatan mandiri

Pola pengobatan mandiri pada penyakit batuk yang dilakukan oleh responden meliputi penggunaan obat batuk tradisional dan obat batuk tanpa resep. Pola pengobatan mandiri dengan menggunakan obat batuk tradisional meliputi : sumber informasi obat batuk tradisional, tempat mendapatkan obat batuk tradisional, bahan obat tradisional yang sering digunakan, dan alasan penggunaan obat batuk tradisional. Pola pengobatan mandiri dengan menggunakan obat batuk tanpa resep meliputi : produk obat batuk tanpa resep yang biasa digunakan, sumber informasi obat batuk tanpa resep, tempat mendapatkan obat batuk tanpa resep, dan alasan menggunakan obat batuk tanpa resep.

a. Sumber informasi obat batuk tradisional yang digunakan oleh responden

Sumber informasi yang berasal dari luar individu berperan penting dalam memilih keputusan untuk melakukan tindakan, dalam hal ini adalah tindakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 pengobatan mandiri. Sumber informasi yang diterima oleh individu dapat berasal dari berbagai sumber seperti pihak lain disekitar individu yang berinteraksi secara langsung maupun dari media cetak dan elektronika. Gambar 13. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 13 menunjukkan bahwa 71,74 responden mendapatkan informasi tentang obat batuk tradisional dari teman atau tetangga atau orang lain, kemudian 13,04 responden mendapatkan informasi dari buku atau majalah. Responden sebanyak 10,87 mendapatkan informasi dari televisi atau radio, dan 4,35 responden mendapatkan informasi obat batuk tradisional dari tenaga kesehatan. Informasi tentang obat batuk tradisional yang diperoleh responden sebagian besar didapatkan dari teman atau tetangga atau orang lain. Pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain seperti keluarga, tetangga, dan teman dalam mengobati jenis penyakit yang sama dan berhasil menjadi pertimbangan dalam memilih obat batuk tradisional.

b. Tempat responden mendapatkan obat batuk tradisional

Obat batuk baik obat batuk tradisional maupun obat batuk tanpa resep dapat diperoleh ditempat yang relatif mudah dijangkau. Obat batuk tradisional lebih mudah 71,74 10,87 13,04 4,35 teman atau tetangga atau orang lain televisi atau radio buku atau majalah tenaga kesehatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 diperoleh karena menggunakan bahan-bahan alami yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Gambar 14. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 14 menunjukkan bahwa 54,35 responden mendapatkan obat batuk tradisional di kebun sekitar rumah. Responden sebanyak 26,08 mendapatkan obat batuk tradisional dari pasar, dan 19,57 responden mendapatkan dari warung terdekat. Bahan-bahan yang digunakan sebagai obat batuk tradisional sebagian besar didapatkan dari kebun sekitar rumah. Selain karena mudah tumbuh, ketersediaan bahan untuk obat batuk tradisional juga melimpah.

c. Bahan obat batuk tradisional yang digunakan oleh responden

Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyakat, salah satunya yang sampai sekarang masih dapat ditemui yaitu dengan memanfaatkan tanaman obat tradisional. Bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional seperti buah jeruk nipis, rimpang kencur, rimpang jahe, daun sirih, dan lain-lain. Tanaman tersebut bahkan telah diramu dan dikemas dalam berbagai kebun di sekitar rumah warung terdekat pasar 26,08 54,35 19,57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 bentuk obat jadi, baik berupa sirup, serbuk, pil, maupun tablet, juga dalam berbagai kemasan jamu oleh perusahaan-perusahaan obat tradisional Hidayat, 2001. Gambar 15. Distribusi Bahan Obat Batuk Tradisional yang Digunakan pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 15 menunjukkan bahwa 63,04 responden menggunakan jeruk nipis dan kecap sebagai bahan obat batuk tradisional jika terserang batuk. Responden yang menggunakan kencur, jahe, dan jeruk nipis sebagai bahan obat tradisional bila menderita batuk sebesar 17,39 dan 10,87 responden menggunakan kencur dan jeruk nipis sebagai bahan obat batuk tradisional. Responden 8,70 menggunakan bahan-bahan selain yang disebutkan di atas sebagai bahan obat batuk tradisional seperti campuran jeruk nipis, jahe dan kecap; jeruk nipis, kecap, teh hangat; kencur jahe madu, wedang asem, gula jawa; dan wedang jahe, susu hangat. Mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan sebagai obat batuk tradisional tidak secepat penyembuhan bila mengkonsumsi obat-obatan sintetis kimiawi. Diperlukan tenggang waktu, kesabaran, rutinitas, dan komposisi yang seimbang dalam pemakaiannya. Namun demikian penggunaan obat secara tradisional dengan ramuan tetumbuhan relatif lebih aman dari efek-efek timbulnya penyakit lanjutan seperti yang terjadi pada obat-obatan kimiawi Hidayat, 2001. 8,70 17,39 10,87 63,04 jeruk nipis dan kecap kencur dan jeruk nipis kencur, jahe, dan jeruk nipis lain-lain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

d. Alasan responden menggunakan obat batuk tradisional

Penggunaan obat batuk tradisional terutama di daerah pedesaan lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan obat batuk tanpa resep. Ketersediaan bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan obat batuk tradisional relatif lebih banyak. Faktor lain yang juga berperan adalah alasan yang melatarbelakangi pengobatan mandiri dengan obat batuk tradisional. Gambar 16. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 16 menunjukkan bahwa 34,78 responden memilih alasan percaya pada khasiat dan kemanjuran pada saat menggunakan obat batuk tradisional. Sebanyak 32,61 responden memilih obat batuk tradisional karena mudah didapat dan diracik. Responden sebanyak 28,26 berpendapat bahwa menggunakan obat batuk tradisional karena alasan lebih aman, dan 4,35 responden memilih obat batuk tradisional karena harganya yang murah. Percaya pada khasiat dan kemanjuran obat batuk tradisional tidak terlepas dari pengalaman masyarakat dalam menggunakan obat batuk tradisional secara turun-temurun. Kemudahan dalam memperoleh dan meracik obat batuk tradisional berkaitan dengan tidak ditemukan kesulitan dalam harga murah mudah didapat dan diracik percaya pada khasiat dan kemanjuran lebih aman 32,61 4,35 28,26 34,78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 mendapatkan dan meraciknya, dan tidak diperlukan keahlian khusus sehingga dapat dilakukan oleh setiap orang. Obat batuk tradisional digunakan karena lebih aman, karena dalam kenyataannya tidak sedikit obat tanpa resep khususnya obat batuk menimbulkan efek samping.

e. Produk obat batuk tanpa resep yang paling sering digunakan responden

Produk obat batuk yang beredar di pasaran sangat beragam dan banyak diiklankan di media cetak maupun media elektronik. Tersedianya banyak produk obat batuk tanpa resep menjadi bagian penting dalam pengobatan mandiri. Gambar 17. Distribusi Penggunaan Produk Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 17 menunjukkan bahwa 41,30 responden menggunakan obat batuk Komix ® bila terserang batuk dan 15,22 responden menggunakan Vicks Formula 44 ® . Sebanyak 15,22 responden menggunakan OBH Combi Plus ® dan 10,86 responden menggunakan obat batuk Konidin ® bila terserang batuk. Responden sebanyak 8,70 menggunakan Laserin ® , dan 4,35 responden menggunakan masing-masing Wood’s Antitussive ® dan obat batuk lainnya seperti Antalgin ® dan Colfin ® bila menderita batuk. Komix 41,30 Vicks Formula 44 15,22 Laserin 8,70 Konidin 10,86 OBH Combi Plus 15,22 Wood’s Antitussive 4,35 Lain-lain 4,35 15,22 41,30 4,35 4,35 15,22 8,70 10,86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Tabel IV. Produk Obat Batuk Tanpa Resep dan Komponennya No. Produk Komponen obat Kegunaan 1. Komix ® Dekstrometorfan HBr CTM Amonium klorida antitusif dan ekspektoran 2. Vicks Formula 44 ® Dekstrometorfan HBr Doxylamine succinate antitusif 3. Laserin ® Asthma herb Ginger cinnamom Cardomomum, cloves Betel-vine Abrus precatotius Fol Mentha arvensis var.javanica ekspektoran 4. Konidin ® CTM Dekstrometorfan HBr Gliseril guaiakolat antitusif dan ekspektoran 5. OBH Combi Plus ® Succus Liquiritiae Parasetamol Amonium klorida Efedrina-HCl CTM Alkohol ekspektoran dan influenza 6. Woods’ Antitussive ® Dekstrometorfan HBr Difenhidramin HCl antitusif Komix ® mempunyai indikasi sebagai antitusif dan ekspektoran pada batuk produktif maupun batuk non produktif. Komix ® kontraindikasi untuk penderita hipertensi, hipertiroid, dan penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat ini. Komix ® dapat menimbulkan efek samping mengantuk dan mulut kering. Komix ® dilihat dari jumlah komponen obatnya rasional karena mengandung tidak lebih dari tiga macam zat aktif. Vicks Formula 44 ® diindikasikan untuk meredakan batuk kering, gangguan tenggorokan, dan flu. Vicks Formula kontraindikasi dengan penderita hipersensitif, glaukoma, asma bronkial, kegagalan pernafasan dan wanita hamil atau menyusui. Laserin ® diindikasikan untuk batuk, masuk angin, asma, gangguan alat pencenaan, muntah-muntah, sakit perut, sesak nafas, salesma, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 kurang nafsu makan. Laserin ® merupakan obat batuk tanpa resep yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan sehingga tidak menimbulkan efek samping yang berat. Konidin ® diindikasikan untuk batuk karena alergi, flu, pilek atau sisa-sisa bronkitis. Efek samping dari Konidin ® adalah mual, gangguan pada saluran cerna, dan menyebabkan mengantuk. OBH Combi Plus ® merupakan ekspektoran, antihistamin, analgesik- antipiretik, dan dekongestan hidung. Indikasinya adalah untuk meredakan batuk disertai gejala-gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin- bersin. Kontraindikasi obat ini adalah penderita gangguan jantung, gangguan fungsi hati yang berat, diabetes melitus, dan penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini. Efek samping OBH Combi Plus ® dapat menyebabkan mengantuk, gangguan pencernaan, insomnia, gelisah, eksitasi, tremor, tatikardi, aritmia, mulut kering, dan retensi urin. Peringatan untuk obat ini adalah hati-hati dalam penggunaan obat penekan susunan saraf pusat dan penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko kerusakan hati. Obat ini tidak rasional karena mengandung lebih dari tiga komponen zat aktif. Wood’s Antitussive ® mempunyai indikasi untuk batuk tidak berdahak yang disertai alergi. Efek samping yang timbul seperti rasa mual, pusing, mengantuk, dan konstipasi. Kontraindikasi obat ini adalah pada wanita hamil dan menyusui, penderita hipersensitif terhadap salah satu bahan aktif, penderita glaukoma, asma bronkhial, kegagalan pernafasan sebaiknya tidak menggunakan obat ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Colfin ® merupakan analgetik, antihistamin, dan dekongestan karena mengandung asetaminofen, salisilamid, kafein, fenilpropanolamin HCl, dan CTM. Colfin ® digunakan sebagai obat influenza. Gejala yang mula-mula timbul pada penyakit influenza adalah kepala pusing, badan terasa pegang-pegal, gatal di hidung dan tenggorokan, mulut kering, dan kadang-kadang disertai batuk. Banyak obat batuk yang diproduksi dan dijual, dicampur dengan obat influenza dengan maksud mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit influenza, khususnya batuk Sartono, 1993b. Antalgin ® atau dipyron merupakan analgesik-antipiretik yang digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Responden dalam penelitian ini ada yang menggunakan Antalgin ® pada saat terserang batuk, hal ini tidak sesuai dengan indikasi komponen-komponen yang ada didalamnya. Kesalahan pemilihan dan penggunaan obat dapat terjadi karena responden tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap penyakit dan obat apa saja yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Donatus 2000 menyatakan bahwa penggunaan obat tanpa resep pada hakekatnya ditujukan untuk gejala-gejala penyakit ringan dan mudah diobati. Pengetahuan yang cukup seharusnya dimiliki oleh penderita batuk sehingga dapat memilih obat batuk tanpa resep dengan tepat. Responden yang pengetahuan tentang obat-obatannya terbatas, rentan terjadi ketidakrasionalan dalam memilih dan menggunakan obat tanpa resep dalam hal ini adalah obat batuk tanpa resep karena pengaruh persuasif dari iklan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

f. Sumber informasi obat batuk tanpa resep yang digunakan responden

Sumber informasi tentang obat batuk tanpa resep sangat bervariasi. Teman, saudara, dan keluarga merupakan kelompok acuan yang mempunyai pengaruh secara langsung pada diri responden dalam memilih obat batuk tanpa resep yang akan digunakan. Iklan sedikit banyak berpengaruh terhadap tindakan responden memilih dan menggunakan obat batuk tanpa resep. Gambar 18. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 18 menunjukkan bahwa 45,65 responden mendapatkan informasi tentang obat batuk tanpa resep dari televisi atau radio dan 36,96 responden mendapatkan informasi dari teman atau tetangga atau orang lain. Sebanyak 10,87 responden mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan, dan 6,53 responden mendapatkan informasi dari buku atau majalah sebagai sumber informasi dari obat batuk tanpa resep yang digunakan. Sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang obat batuk tanpa resep dari televisi atau radio dalam bentuk iklan. Masyarakat seharusnya lebih bijaksana dalam menyikapi iklan tentang obat yang beredar. Iklan tentang obat seringkali berlebih-lebihan dengan tujuan untuk menarik konsumen supaya t eman atau tetangga atau orang lain televisi atau radio buku atau majalah tenaga kesehatan 36,96 45,65 6,53 10,87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 pemasaran obat tersebut meningkat. Jamal dkk 1999 menyatakan bahwa iklan obat yang ditayangkan di media elektronika seharusnya dapat memberikan informasi obat yang objektif, lengkap, dan tidak menyesatkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku, serta bermanfaat bagi masyarakat untuk melakukan pengobatan mandiri.

g. Tempat responden mendapatkan produk obat batuk tanpa resep

Obat batuk tanpa resep dapat diperoleh mulai dari apotek sampai warung- warung kecil. Obat batuk tanpa resep yang ada di toko obat lebih beragam jumlahnya dan lebih terjamin daripada diwarung, tetapi kebenaran informasi yang diberikan masih tergantung pada siapa yang memberikan informasi. Warung merupakan outlet obat yang paling mudah dicapai oleh masyarakat, baik karena jaraknya dekat maupun dengan uang yang sedikit sudah bisa memperoleh obat. Biasanya obat-obat yang dijual di warung dan toko obat adalah untuk keluhan sakit yang diketahui jelas oleh orang awam seperti demam, batuk, pegal linu, sakit kepala dan lain-lain Supardi dkk, 1999. Apotek menyediakan obat batuk yang sangat beragam dibanding dengan obat batuk yang ada di warung maupun di toko obat serta kebenaran informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Gambar 19. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta t oko obat apotek warung terdekat 73,90 6,53 19,57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Gambar 19 menunjukkan bahwa 73,90 responden mendapatkan obat batuk tanpa resep dari warung terdekat, kemudian 19,57 responden mendapatkan dari apotek, dan 6,53 responden mendapatkan dari toko obat. Sebagian besar responden membeli obat batuk tanpa resep di warung terdekat kemungkinan karena faktor jarak yang relatif dekat jika dibandingkan dengan jarak yang harus ditempuh ke apotek maupun toko obat. Warung selain menyediakan kebutuhan sehari-hari juga menyediakan obat tanpa resep dengan merek tertentu yang sudah dikenal oleh masyarakat.

h. Alasan responden menggunakan obat batuk tanpa resep

Memilih obat batuk seharusnya mempertimbangkan jenis batuk yang diderita, antitusif digunakan untuk meningkatkan ambang rangsang batuk pada batuk nir produktif sedangkan ekspektoran berfungsi untuk membantu mengeluarkan dahak pada batuk produktif. Obat seharusnya digunakan pada kondisi yang sesuai dengan tujuan pengobatan Wibowo, 2004. Penggunaan obat tanpa resep juga harus memperhatikan kondisi obat apakah masih baik atau sudah rusak dan memperhatikan tanggal kadaluarsa obat Anonim, 2006. Gambar 20. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradidional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta biaya lebih murah dibanding ke dokter mudah didapat dan hemat waktu melihat pengalaman 43,49 10,86 45,65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Gambar 20 menunjukkan bahwa 45,65 responden memilih obat batuk tanpa resep karena alasan mudah didapat dan hemat waktu dan 43,49 responden menyatakan bahwa biaya untuk membeli obat batuk tanpa resep lebih murah bila dibandingkan dengan biaya ke dokter pada saat memilih obat batuk tanpa resep. Sebanyak 10,86 responden karena alasan melihat pengalaman baik itu pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain ketika menggunakan obat batuk tradisional. Wijoyo 2000 menyatakan bahwa selain harga yang murah, alasan responden dalam memilih obat tanpa resep adalah karena pengalaman masa lalu dan merek obat tersebut manjur, sehingga jika responden terserang kembali penyakit yang sama tidak menutup kemungkinan akan menggunakan obat yang sama. Jenis batuk yang diderita responden tidak selalu sama sehingga obatnya juga berbeda, dan jika tiap terserang batuk responden menggunakan jenis obat batuk yang sama maka belum tentu batuknya akan sembuh. Penggunaan obat tanpa resep dipengaruhi juga oleh harga obat. Berobat ke dokter membutuhkan biaya yang lebih banyak. Penggunaan obat tanpa resep merupakan alternatif untuk menurunkan biaya pengobatan sejauh digunakan secara rasional karena obat tanpa resep aman jika sesuai dengan aturan.

2. Pengetahuan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI SHELTER DONGKELSARI DESA WUKIRSARI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

0 4 93

PELATIHAN KECAKAPAN VOKASIONAL DALAM MEWUJUDKAN HIDUP MANDIRI : Studi pada Masyarakat Pascabencana Erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 12 71

KLASIFIKASI TANAH DI LERENG SELATAN GUNUNG MERAPI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 0 6

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 7 204

PENGELOLAAN PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI (KUM) DI PKBM BANGUNMULYO DESA BANGUNKERTO KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 4 234

TINGKAT KESEJAHTERAAN PENGRAJIN BAMBU DI DESA SENDARI, KECAMATAN MLATI, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 1 131

HUBUNGAN JUMLAH PARITAS DENGAN USIA MENOPAUSE DI PADUKUHAN CANGKRINGAN, DESA ARGOMULYO, KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1 0 5

Hubungan antara pengetahuan dan tingkat ekonomi dengan tindakan pengobatan mandiri pada penyakit batuk di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 168

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedika penyakit batuk oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 202

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI PADA PENYAKIT BATUK DI DESA ARGOMULYO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperole

0 0 131