64
OT atau cara tradisional, obat yang digunakan umumnya golongan obat bebas dan obat bebas terbatas Supardi dkk, 1999.
C. Pola Pengobatan Mandiri, Pengetahuan, Tingkat Ekonomi, Tindakan
Pengobatan Mandiri, dan Korelasi antara Pengetahuan dan Tingkat Ekonomi dengan Tindakan Pengobatan Mandiri pada Responden yang
Menggunakan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep
Responden yang memilih menggunakan obat batuk tradisional dan obat batuk tanpa resep dalam pengobatan mandiri pada penyakit batuk sebanyak 46
responden.
1. Pola pengobatan mandiri
Pola pengobatan mandiri pada penyakit batuk yang dilakukan oleh responden meliputi penggunaan obat batuk tradisional dan obat batuk tanpa resep.
Pola pengobatan mandiri dengan menggunakan obat batuk tradisional meliputi : sumber informasi obat batuk tradisional, tempat mendapatkan obat batuk tradisional,
bahan obat tradisional yang sering digunakan, dan alasan penggunaan obat batuk tradisional. Pola pengobatan mandiri dengan menggunakan obat batuk tanpa resep
meliputi : produk obat batuk tanpa resep yang biasa digunakan, sumber informasi obat batuk tanpa resep, tempat mendapatkan obat batuk tanpa resep, dan alasan
menggunakan obat batuk tanpa resep.
a. Sumber informasi obat batuk tradisional yang digunakan oleh responden
Sumber informasi yang berasal dari luar individu berperan penting dalam memilih keputusan untuk melakukan tindakan, dalam hal ini adalah tindakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pengobatan mandiri. Sumber informasi yang diterima oleh individu dapat berasal dari berbagai sumber seperti pihak lain disekitar individu yang berinteraksi secara
langsung maupun dari media cetak dan elektronika.
Gambar 13. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan
Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 13 menunjukkan bahwa 71,74 responden mendapatkan informasi tentang obat batuk tradisional dari teman atau tetangga atau orang lain, kemudian
13,04 responden mendapatkan informasi dari buku atau majalah. Responden sebanyak 10,87 mendapatkan informasi dari televisi atau radio, dan 4,35
responden mendapatkan informasi obat batuk tradisional dari tenaga kesehatan. Informasi tentang obat batuk tradisional yang diperoleh responden sebagian besar
didapatkan dari teman atau tetangga atau orang lain. Pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain seperti keluarga, tetangga, dan teman dalam mengobati jenis
penyakit yang sama dan berhasil menjadi pertimbangan dalam memilih obat batuk tradisional.
b. Tempat responden mendapatkan obat batuk tradisional
Obat batuk baik obat batuk tradisional maupun obat batuk tanpa resep dapat diperoleh ditempat yang relatif mudah dijangkau. Obat batuk tradisional lebih mudah
71,74 10,87
13,04 4,35 teman atau tetangga atau orang lain
televisi atau radio buku atau majalah
tenaga kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
diperoleh karena menggunakan bahan-bahan alami yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar.
Gambar 14. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat
Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 14 menunjukkan bahwa 54,35 responden mendapatkan obat batuk tradisional di kebun sekitar rumah. Responden sebanyak 26,08 mendapatkan
obat batuk tradisional dari pasar, dan 19,57 responden mendapatkan dari warung terdekat. Bahan-bahan yang digunakan sebagai obat batuk tradisional sebagian besar
didapatkan dari kebun sekitar rumah. Selain karena mudah tumbuh, ketersediaan bahan untuk obat batuk tradisional juga melimpah.
c. Bahan obat batuk tradisional yang digunakan oleh responden
Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan masyakat, salah satunya yang sampai sekarang masih dapat ditemui yaitu dengan memanfaatkan
tanaman obat tradisional. Bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional seperti buah jeruk nipis, rimpang kencur, rimpang jahe, daun sirih,
dan lain-lain. Tanaman tersebut bahkan telah diramu dan dikemas dalam berbagai
kebun di sekitar rumah warung terdekat
pasar 26,08
54,35 19,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
bentuk obat jadi, baik berupa sirup, serbuk, pil, maupun tablet, juga dalam berbagai kemasan jamu oleh perusahaan-perusahaan obat tradisional Hidayat, 2001.
Gambar 15. Distribusi Bahan Obat Batuk Tradisional yang Digunakan pada
Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa
Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 15 menunjukkan bahwa 63,04 responden menggunakan jeruk nipis dan kecap sebagai bahan obat batuk tradisional jika terserang batuk. Responden
yang menggunakan kencur, jahe, dan jeruk nipis sebagai bahan obat tradisional bila menderita batuk sebesar 17,39 dan 10,87 responden menggunakan kencur dan
jeruk nipis sebagai bahan obat batuk tradisional. Responden 8,70 menggunakan bahan-bahan selain yang disebutkan di atas sebagai bahan obat batuk tradisional
seperti campuran jeruk nipis, jahe dan kecap; jeruk nipis, kecap, teh hangat; kencur jahe madu, wedang asem, gula jawa; dan wedang jahe, susu hangat.
Mengkonsumsi tumbuh-tumbuhan sebagai obat batuk tradisional tidak secepat penyembuhan bila mengkonsumsi obat-obatan sintetis kimiawi. Diperlukan
tenggang waktu, kesabaran, rutinitas, dan komposisi yang seimbang dalam pemakaiannya. Namun demikian penggunaan obat secara tradisional dengan ramuan
tetumbuhan relatif lebih aman dari efek-efek timbulnya penyakit lanjutan seperti yang terjadi pada obat-obatan kimiawi Hidayat, 2001.
8,70 17,39
10,87 63,04
jeruk nipis dan kecap kencur dan jeruk nipis
kencur, jahe, dan jeruk nipis lain-lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
d. Alasan responden menggunakan obat batuk tradisional
Penggunaan obat batuk tradisional terutama di daerah pedesaan lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan obat batuk tanpa resep. Ketersediaan
bahan-bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan obat batuk tradisional relatif lebih banyak. Faktor lain yang juga berperan adalah alasan yang melatarbelakangi
pengobatan mandiri dengan obat batuk tradisional.
Gambar 16. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tradisional pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat
Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 16 menunjukkan bahwa 34,78 responden memilih alasan percaya pada khasiat dan kemanjuran pada saat menggunakan obat batuk tradisional.
Sebanyak 32,61 responden memilih obat batuk tradisional karena mudah didapat dan diracik. Responden sebanyak 28,26 berpendapat bahwa menggunakan obat
batuk tradisional karena alasan lebih aman, dan 4,35 responden memilih obat batuk tradisional karena harganya yang murah. Percaya pada khasiat dan kemanjuran obat
batuk tradisional tidak terlepas dari pengalaman masyarakat dalam menggunakan obat batuk tradisional secara turun-temurun. Kemudahan dalam memperoleh dan
meracik obat batuk tradisional berkaitan dengan tidak ditemukan kesulitan dalam
harga murah mudah didapat dan diracik
percaya pada khasiat dan kemanjuran lebih aman
32,61 4,35
28,26 34,78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mendapatkan dan meraciknya, dan tidak diperlukan keahlian khusus sehingga dapat dilakukan oleh setiap orang. Obat batuk tradisional digunakan karena lebih aman,
karena dalam kenyataannya tidak sedikit obat tanpa resep khususnya obat batuk menimbulkan efek samping.
e. Produk obat batuk tanpa resep yang paling sering digunakan responden
Produk obat batuk yang beredar di pasaran sangat beragam dan banyak diiklankan di media cetak maupun media elektronik. Tersedianya banyak produk obat
batuk tanpa resep menjadi bagian penting dalam pengobatan mandiri.
Gambar 17. Distribusi Penggunaan Produk Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat
Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 17 menunjukkan bahwa 41,30 responden menggunakan obat batuk Komix
®
bila terserang batuk dan 15,22 responden menggunakan Vicks Formula 44
®
. Sebanyak 15,22 responden menggunakan OBH Combi Plus
®
dan 10,86 responden menggunakan obat batuk Konidin
®
bila terserang batuk. Responden sebanyak 8,70 menggunakan Laserin
®
, dan 4,35 responden menggunakan masing-masing Wood’s Antitussive
®
dan obat batuk lainnya seperti Antalgin
®
dan Colfin
®
bila menderita batuk.
Komix 41,30 Vicks Formula 44 15,22
Laserin 8,70 Konidin 10,86
OBH Combi Plus 15,22 Wood’s Antitussive 4,35
Lain-lain 4,35
15,22 41,30
4,35 4,35
15,22
8,70 10,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel IV. Produk Obat Batuk Tanpa Resep dan Komponennya
No. Produk
Komponen obat Kegunaan
1. Komix
®
Dekstrometorfan HBr CTM
Amonium klorida antitusif dan ekspektoran
2. Vicks Formula 44
®
Dekstrometorfan HBr Doxylamine succinate
antitusif 3.
Laserin
®
Asthma herb Ginger cinnamom
Cardomomum, cloves Betel-vine
Abrus precatotius Fol Mentha arvensis var.javanica
ekspektoran
4. Konidin
®
CTM Dekstrometorfan HBr
Gliseril guaiakolat antitusif dan ekspektoran
5. OBH Combi Plus
®
Succus Liquiritiae Parasetamol
Amonium klorida Efedrina-HCl
CTM Alkohol
ekspektoran dan influenza
6. Woods’ Antitussive
®
Dekstrometorfan HBr Difenhidramin HCl
antitusif
Komix
®
mempunyai indikasi sebagai antitusif dan ekspektoran pada batuk produktif maupun batuk non produktif. Komix
®
kontraindikasi untuk penderita hipertensi, hipertiroid, dan penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen
obat ini. Komix
®
dapat menimbulkan efek samping mengantuk dan mulut kering. Komix
®
dilihat dari jumlah komponen obatnya rasional karena mengandung tidak lebih dari tiga macam zat aktif. Vicks Formula 44
®
diindikasikan untuk meredakan batuk kering, gangguan tenggorokan, dan flu. Vicks Formula kontraindikasi dengan
penderita hipersensitif, glaukoma, asma bronkial, kegagalan pernafasan dan wanita hamil atau menyusui. Laserin
®
diindikasikan untuk batuk, masuk angin, asma, gangguan alat pencenaan, muntah-muntah, sakit perut, sesak nafas, salesma, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kurang nafsu makan. Laserin
®
merupakan obat batuk tanpa resep yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan sehingga tidak menimbulkan efek samping yang berat. Konidin
®
diindikasikan untuk batuk karena alergi, flu, pilek atau sisa-sisa bronkitis. Efek samping dari Konidin
®
adalah mual, gangguan pada saluran cerna, dan menyebabkan mengantuk.
OBH Combi Plus
®
merupakan ekspektoran, antihistamin, analgesik- antipiretik, dan dekongestan hidung. Indikasinya adalah untuk meredakan batuk
disertai gejala-gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin- bersin. Kontraindikasi obat ini adalah penderita gangguan jantung, gangguan fungsi
hati yang berat, diabetes melitus, dan penderita yang hipersensitif terhadap komponen obat ini. Efek samping OBH Combi Plus
®
dapat menyebabkan mengantuk, gangguan pencernaan, insomnia, gelisah, eksitasi, tremor, tatikardi, aritmia, mulut kering, dan
retensi urin. Peringatan untuk obat ini adalah hati-hati dalam penggunaan obat penekan susunan saraf pusat dan penggunaan pada penderita yang mengkonsumsi
alkohol dapat meningkatkan resiko kerusakan hati. Obat ini tidak rasional karena mengandung lebih dari tiga komponen zat aktif.
Wood’s Antitussive
®
mempunyai indikasi untuk batuk tidak berdahak yang disertai alergi. Efek samping yang timbul seperti rasa mual, pusing, mengantuk, dan
konstipasi. Kontraindikasi obat ini adalah pada wanita hamil dan menyusui, penderita hipersensitif terhadap salah satu bahan aktif, penderita glaukoma, asma bronkhial,
kegagalan pernafasan sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Colfin
®
merupakan analgetik, antihistamin, dan dekongestan karena mengandung asetaminofen, salisilamid, kafein, fenilpropanolamin HCl, dan CTM.
Colfin
®
digunakan sebagai obat influenza. Gejala yang mula-mula timbul pada penyakit influenza adalah kepala pusing, badan terasa pegang-pegal, gatal di hidung
dan tenggorokan, mulut kering, dan kadang-kadang disertai batuk. Banyak obat batuk yang diproduksi dan dijual, dicampur dengan obat influenza dengan maksud
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit influenza, khususnya batuk Sartono, 1993b.
Antalgin
®
atau dipyron merupakan analgesik-antipiretik yang digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Responden dalam penelitian ini ada yang
menggunakan Antalgin
®
pada saat terserang batuk, hal ini tidak sesuai dengan indikasi komponen-komponen yang ada didalamnya. Kesalahan pemilihan dan
penggunaan obat dapat terjadi karena responden tidak memiliki pengetahuan yang cukup terhadap penyakit dan obat apa saja yang sesuai dengan penyakit yang
dideritanya. Donatus 2000 menyatakan bahwa penggunaan obat tanpa resep pada
hakekatnya ditujukan untuk gejala-gejala penyakit ringan dan mudah diobati. Pengetahuan yang cukup seharusnya dimiliki oleh penderita batuk sehingga dapat
memilih obat batuk tanpa resep dengan tepat. Responden yang pengetahuan tentang obat-obatannya terbatas, rentan terjadi ketidakrasionalan dalam memilih dan
menggunakan obat tanpa resep dalam hal ini adalah obat batuk tanpa resep karena pengaruh persuasif dari iklan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
f. Sumber informasi obat batuk tanpa resep yang digunakan responden
Sumber informasi tentang obat batuk tanpa resep sangat bervariasi. Teman, saudara, dan keluarga merupakan kelompok acuan yang mempunyai pengaruh secara
langsung pada diri responden dalam memilih obat batuk tanpa resep yang akan digunakan. Iklan sedikit banyak berpengaruh terhadap tindakan responden memilih
dan menggunakan obat batuk tanpa resep.
Gambar 18. Distribusi Sumber Informasi Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan
Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Gambar 18 menunjukkan bahwa 45,65 responden mendapatkan informasi tentang obat batuk tanpa resep dari televisi atau radio dan 36,96 responden
mendapatkan informasi dari teman atau tetangga atau orang lain. Sebanyak 10,87 responden mendapatkan sumber informasi dari tenaga kesehatan, dan 6,53
responden mendapatkan informasi dari buku atau majalah sebagai sumber informasi dari obat batuk tanpa resep yang digunakan.
Sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang obat batuk tanpa resep dari televisi atau radio dalam bentuk iklan. Masyarakat seharusnya lebih
bijaksana dalam menyikapi iklan tentang obat yang beredar. Iklan tentang obat seringkali berlebih-lebihan dengan tujuan untuk menarik konsumen supaya
t
eman atau tetangga atau orang lain televisi atau radio
buku atau majalah tenaga kesehatan
36,96 45,65
6,53 10,87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pemasaran obat tersebut meningkat. Jamal dkk 1999 menyatakan bahwa iklan obat yang ditayangkan di media elektronika seharusnya dapat memberikan informasi obat
yang objektif, lengkap, dan tidak menyesatkan sesuai peraturan perundangan yang berlaku, serta bermanfaat bagi masyarakat untuk melakukan pengobatan mandiri.
g. Tempat responden mendapatkan produk obat batuk tanpa resep
Obat batuk tanpa resep dapat diperoleh mulai dari apotek sampai warung- warung kecil. Obat batuk tanpa resep yang ada di toko obat lebih beragam jumlahnya
dan lebih terjamin daripada diwarung, tetapi kebenaran informasi yang diberikan masih tergantung pada siapa yang memberikan informasi. Warung merupakan outlet
obat yang paling mudah dicapai oleh masyarakat, baik karena jaraknya dekat maupun dengan uang yang sedikit sudah bisa memperoleh obat. Biasanya obat-obat yang
dijual di warung dan toko obat adalah untuk keluhan sakit yang diketahui jelas oleh orang awam seperti demam, batuk, pegal linu, sakit kepala dan lain-lain Supardi dkk,
1999. Apotek menyediakan obat batuk yang sangat beragam dibanding dengan obat batuk yang ada di warung maupun di toko obat serta kebenaran informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Gambar 19. Distribusi Tempat Mendapatkan Obat Batuk Tanpa Resep pada
Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan Obat Batuk Tradisional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa
Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
t
oko obat apotek
warung terdekat 73,90
6,53 19,57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 19 menunjukkan bahwa 73,90 responden mendapatkan obat batuk tanpa resep dari warung terdekat, kemudian 19,57 responden mendapatkan
dari apotek, dan 6,53 responden mendapatkan dari toko obat. Sebagian besar responden membeli obat batuk tanpa resep di warung terdekat
kemungkinan karena faktor jarak yang relatif dekat jika dibandingkan dengan jarak yang harus ditempuh ke apotek maupun toko obat. Warung selain menyediakan
kebutuhan sehari-hari juga menyediakan obat tanpa resep dengan merek tertentu yang sudah dikenal oleh masyarakat.
h. Alasan responden menggunakan obat batuk tanpa resep
Memilih obat batuk seharusnya mempertimbangkan jenis batuk yang diderita, antitusif digunakan untuk meningkatkan ambang rangsang batuk pada batuk
nir produktif sedangkan ekspektoran berfungsi untuk membantu mengeluarkan dahak pada batuk produktif. Obat seharusnya digunakan pada kondisi yang sesuai dengan
tujuan pengobatan Wibowo, 2004. Penggunaan obat tanpa resep juga harus memperhatikan kondisi obat apakah masih baik atau sudah rusak dan memperhatikan
tanggal kadaluarsa obat Anonim, 2006.
Gambar 20. Distribusi Alasan Penggunaan Obat Batuk Tanpa Resep pada Responden yang Melakukan Pengobatan Mandiri dengan
Obat Batuk Tradidional dan Obat Batuk Tanpa Resep di Desa Argomulyo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
biaya lebih murah dibanding ke dokter mudah didapat dan hemat waktu
melihat pengalaman 43,49
10,86 45,65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 20 menunjukkan bahwa 45,65 responden memilih obat batuk tanpa resep karena alasan mudah didapat dan hemat waktu dan 43,49 responden
menyatakan bahwa biaya untuk membeli obat batuk tanpa resep lebih murah bila dibandingkan dengan biaya ke dokter pada saat memilih obat batuk tanpa resep.
Sebanyak 10,86 responden karena alasan melihat pengalaman baik itu pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain ketika menggunakan obat batuk tradisional.
Wijoyo 2000 menyatakan bahwa selain harga yang murah, alasan responden dalam memilih obat tanpa resep adalah karena pengalaman masa lalu dan
merek obat tersebut manjur, sehingga jika responden terserang kembali penyakit yang sama tidak menutup kemungkinan akan menggunakan obat yang sama. Jenis batuk
yang diderita responden tidak selalu sama sehingga obatnya juga berbeda, dan jika tiap terserang batuk responden menggunakan jenis obat batuk yang sama maka belum
tentu batuknya akan sembuh. Penggunaan obat tanpa resep dipengaruhi juga oleh harga obat. Berobat ke dokter membutuhkan biaya yang lebih banyak. Penggunaan
obat tanpa resep merupakan alternatif untuk menurunkan biaya pengobatan sejauh digunakan secara rasional karena obat tanpa resep aman jika sesuai dengan aturan.
2. Pengetahuan