17 beta-mercaptopiruvat sulfurtransferase, mungkin juga dilibatkan. Reaksi ini
membutuhkan sumber sulfane sulfur, tapi penyedia endogen dari zat ini terbatas. Keracunan sianida adalah proses intramitokondrial dan sebuah penyediaan sulfur
ke dalam pembuluh darah hanya akan menembus mitokondria secara perlahan. Sedangkan natrium tiosulfat mungkin cukup pada kasus ringan sampai berat, ini
seharusnya ditangani dengan penawar racun yang lain pada kasus keracunan yang berat. Selain itu pemilihan penawar racun juga dibutuhkan ketika diagnosa racun
sianida tidak pasti, sebagai contoh pada kasus penghirupan asap. Natrium tiosulfat dianggap pada dasarnya tidak beracun tetapi produk penghilang racun dibentuk
dari sianida, tiosianat, mungkin menyebabkan keracunan pada pasien dengan kelainan ginjal.
C. Natrium Tiosulfat
Penggunaan natrium tiosulfat sebagai penawar racun telah dicatat dalam kepustakaan tentang keracunan yang berkaitan dengan sianida, gas mustard,
mustard nitrogen, bromat, klorat, brom, yodium, sisplatin, dan obat-obatan tertentu Dactinomycin, Mechlorethamine, Mitomycin ketika dipaksa keluar dari
pembuluh. Juga ada beberapa referensi tentang efeknya pada iodat dan racun hipoklorit. Peranan utama natrium tiosulfat terletak pada perawatan keracunan
sianida.
1. Dasar pemikiran untuk memilih antidot
Efek natrium tiosulfat sebagai penawar racun pada keracunan sianida juga diabadikan dengan baik, dan pertama kali diperagakan oleh Lang 1985.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18 Beberapa pengarang percaya ini akan menjadi pemawar racun yang bekerja cukup
lambat, walaupun yang lain telah memperagakan bahwa ini bekerja lebih cepat dibanding pemikiran yang sebelumnya, memungkinkan pengubahan sianida
menjadi tiosianat Krapez dkk., 1981. Tiosulfat membantu menghilangkan sianida pada enzim rhodanese. Akan tetapi, rhodanese adalah sebuah enzim
intramitokondrial dan tiosulfat membatasi kemampuan untuk menembus sel dan selaput mitokondrial. Sehingga penyaluran tiosulfat hampir secara ekslusif
ekstraseluler Cardozo Edelman, 1952, sedangkan kerja penawar racunnya telah dianggap terjadi secara intraseluler. Gambaran ini sekarang sedang dipelajari
kembali dalam keterangan bukti penelitian mutakhir.
2. Kelompok risiko
Tidak ada kelompok resiko khusus yang dapat diidentifikasi mengenai penggunaan natrium tiosulfat. Akan tetapi, harus dicatat bahwa kemungkinan
terdapat pengurangan kemampuan untuk mengubah sianida menjadi tiosianat dalam beberapa penyakit, contohnya, racun ambliopia pada tembakau ambliopia
tertentu dan berhentinya pertumbuhan penglihatan turun-temurun Leber Wilson, 1965; Darby Wilson, 1967. Secara tidak normal aktifitas rhodanese yang
rendah dalam hati telah dijelaskan pada dua pasien dengan berhentinya pertumbuhan penglihatan turun- temurun Leber Grant, 1986.
3. Nama dan rumus kimia
Nama internasional tanpa kepemilikan: Natrii thiosulfas; natrium thiosulfate Thiosulfate; Thiosulfate de natrium; Natrium thiosulfuricum;
natriumthiosulfat Hager, 1977. Nomer CAS: 10102-17-7 untuk natrium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19 thiosulfate, pentahydrate NIOSH, 1986; 7772-98-7 untuk natrium thiosulfate,
anhydrous, NIOSH, 1986. Nama IUPAC : Natrium Thiosulfate, pentahydrate
Perusahaan : siap tersedia di banyak Negara. Nama Komersil : secara komersil tersedia sebagai natrium thiosulfate atau sama
di banyak Negara. Formula : Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O Martindale, 1989 Rata-rata berat molekul : 248.2 Martindale, 1989
Spesifikasi garam kimia yang digunakan: natrium tiosulfat mangandung tidak kurang 99.0 dan tidak lebih atau sama dengan 101.0 Na
2
S
2
O
3
.5H
2
O Farmakope Eropa, 1980; transparan, kristal yang tidak berwarna Farmakope
Eropa, 1980; tidak berwarna, tidak berbau, atau hampir tidak berbau kristal prisma monoklinik, atau serbuk kristal yang kasar denga n rasa garam Martindale,
1989.
4. Sifat fisiko-kimia