Definisi Operasional Bahan Penelitian

3 Jenis kelamin : Jantan 4 Galur : Swiss 5 Jalur pemberian : Oral sianida, i.p natrium tiosulfat 6 Frekuensi pemberian : Satu kali b. Variabel pengacau tidak terkendali : jumlah asupan gizi hewan uji

C. Definisi Operasional

1. Waktu terjadinya efek toksik adalah waktu dalam detik di mana mulai muncul efek toksik dari keracunan sianida, meliputi : jantung berdebar, hilang kesadaran, gagal nafas, kejang, dan mati setelah pemejanan sianida pada mencit yang diamati secara vis ual. 2. Waktu hilangnya efek toksik adalah durasi antara sesaat pemberian natrium tiosulfat sampai hilangnya gejala efek toksik. 3. Gejala efek toksik dari keracunan sianida yang meliputi : jantung berdebar, hilang kesadaran, gagal nafas, dan kejang, apabila tidak teramati atau tidak muncul diinterpretasikan dengan angka 0.00 detik. 4. Gejala efek toksik dari keracunan sianida yang berupa kematian, apabila dalam waktu 1X24 jam tidak mati maka diinterpretasikan dengan angka 86400 detik. 5. Jantung berdebar adalah keadaan di mana dengan pengamatan secara visual mencit terlihat lebih berdebar. 6. Hilang kesadaran adalah keadaan di mana mencit tidak dapat membalikkan badan setelah diterlentangkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Gagal nafas adalah keadaan di mana mencit susah bernafas dan tampak mulut yang ikut membuka-buka. 8. Kejang adalah keadaan di mana kaki depan dan atau kaki belakang mencit bergetar- getar; atau kaki depan dan kaki belakang saling menarik ke depan dan kebelakang. 9. Mati adalah keadaan di mana mencit sudah tidak ada tanda-tanda bernafas dan tidak terdapat adanya detak jantung yang teramati dalam pengamatan maksimal 24 jam.

D. Bahan Penelitian

Bahan atau materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Racun yang dipejankan adalah larutan potassium sianida KCN, E.Merck, Darmstadt, Germany. Bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Racun yang dipejankan adalah larutan potassium sianida KCN, E.Merck, Darmstadt, Germany. Bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bahan antidot yang digunakan adalah natrium tiosulfat E.Merck, Darmstadt, Germany. bahan tersebut diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Bahan pelarut adalah aquadest yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Bahan kimia berupa formalin 10 tekhnis untuk mengawetkan organ hewan uji yang dperoleh dari Laboratorium Farmakologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 6. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan yang diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Penelitian UPHP, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

E. Alat dan Instrumen Penelitian