Definisi Program Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja TK-LHK

BAB III PROGRAM TENAGA KERJA LUAR HUBUNGAN KERJA TK-LHK

JAMSOSTEK SEBAGAI OBJEK PERJANJIAN

A. Definisi Program Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja TK-LHK

Jaminan Sosial merupakan bagian penting dari sistem perlindungan sosial yang memberikan jaminan perlindungan sosial bagi individu berdasarkan partisipasi berupa iuran berkala. Sesuai dengan Pasal 1 butir kedua UndangUndang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS, jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Indonesia sendiri sudah mengenal praktik jaminan sosial ini sejak lama. Bahkan dalam bentuknya yang masih sangat awal, jaminan sosial, terutama kesehatan, sudah dipraktikan oleh pemerintah kolonial. Dilihat dari sejarah pasca Indonesia merdeka, program jaminan sosial sudah ada sejak Tahun 1960an, meskipun hanya untuk segmen terbatas, seperti pegawai negeri berupa Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Taspen yang diadakan pada 1969 yang kemudian berkembang sampai sekarang, 32 32 Vladimir Rys, Merumuskan Ulang Jaminan Sosial,PT. Pustaka Alvabet,Jakarta, 2011, hal. ix. dan program jaminan sosial untuk Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berupa pemberian pensiun dan tunjangan kepada militer secara sukarela pada Tahun 1966. Universitas Sumatera Utara Pada Tahun 1990an disinilah awal era berkembangnya jaminan sosial yang ada di Indonesia yang mencakup berbagai jenis risiko dan menjangkau berbagai kelompok, seperti berkembangnya program jaminan sosial kesehatan bagi pegawai negeri berupa Perusahaan Perseroan Persero PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau disingkat PT. Askes Persero yang dibentuk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Perum Husada Bhakti menjadi Perusahaan Perseroan Persero, dibentuknya perusahaan Perseroan Persero PT. ASABRI atau disingkat PT. ASABRI Persero melalui Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991 tentang Pengalihan bentuk Perusahaan Umum Perum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menjadi Perseroan Persero dan pada Tahun 1992 diberlakukannya jaminan sosial bagi tenaga kerja di sektor formal melalui program Jamsostek dengan diundangkannya UndangUndangNomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek Persero. Terdapat empat badan jaminan sosial yang ada di Indonesia sampai saat ini, yaitu : 1. Jamsostek, adalah badan jaminan sosial yang melindungi tenaga kerja seperti pegawai BUMN serta para pengusaha sektor swasta beserta karyawannya dan tenaga kerja mandiri. Jamsostek menyediakan empat program perlindungan yaitu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan JPK, Jaminan Kematian JK, Jaminan Kecelakaan Kerja JKK dan Jaminan Hari Tua JHT. Universitas Sumatera Utara 2. Taspen, adalah badan jaminan sosial yang melindungi pegawai negeri sipil. Taspen memperikan seluruh uang pensiun secara sekaligus, dan program pensiun. 3. Askes, adalah badan jaminan sosial yang memberikan perlindungan asuransi kesehatan untuk karyawan sektor publik dan lainnya. 4. Asabri, adalah badan jaminan sosial yang menyelenggarakan program pensiun bagi anggota TNIPolri dan PNS DephanTNIPolri. Asabri memberikan jaminan pensiun seluruhnya secara sekaligus dan uang pensiun. Angkatan bersenjata dan polisi juga mempunyai rumah sakit sendiri. Berdasarkan empat kategori diatas maka tenaga kerja yang mendapatkan jaminan sosial ialah Pegawai Negeri Sipil PNS melalui program Taspen dan Askes, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI yang terdiri dari anggota TNIPolriDephan yang tercakup dalam program Asabri dan Askes, serta tenaga kerja yang berupa pegawai BUMN, para pengusaha sektor swasta beserta karyawannya, dan tenaga kerja mandiri yang tercakup dalam program Jamsostek. Pasal 1 UndangUndang Nomor 3 Tahun 1992 mengatakan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pasal 4 undang-undang ini menyebutkan bahwa setiap perusahaan yang melakukan pekerjaan di dalam hubungan kerja wajib melakukan program jaminan sosial sesuai dengan ketentuan undang-undang, sedangkan Universitas Sumatera Utara program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Pengertian tenaga kerja di dalam hubungan kerja meliputi pekerja disektor swasta dan BUMN. Sesuai dengan Pasal 2 ayat 3 UndangUndang nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dijelaskan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan sedikitnya 10 sepuluh atau lebih tenaga kerja dan membayar total upah sekurang-kurangnya Rp 1.000.000 per bulan wajib mengikutsertakan karyawannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Sedangkan bagi tenaga kerja di luar hubungan kerja akan diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah tersendiri. Saat ini kepesertaan Program Jamsostek bagi tenaga kerja diluar hubungan kerja yang melakukan kegiatan ekonomi telah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Per24MenVI2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Yang Melakukan Pekerjaan Diluar Hubungan Kerja TK-LHK. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Per24MenVI2006, Tenaga Kerja yang melakukan Pekerjaan di luar hubungan kerja TK-LHK adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, yang melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi atau usaha-usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut atau seseorang yang bekerja untuk diri sendiri dan keluarga untuk mendapatkan hasil setiap haribulan, tetapi tidak mempunyai badan usaha, Universitas Sumatera Utara atau majikan pemberi kerja. Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja dibedakan dalam 2 dua karakteristik yakni formal dan informal. Ciri-ciri tenaga kerja luar hubungan kerja formal adalah : 1. Mandiri dan profesional yaitu melakukan tenaga kerja sendiri yang tidak mempunyai badan usaha dan pekerjaannya berdasarkan gelar atau keahlian yang didapatkannya. 2. Ada izin Profesi atau usaha yaitu tenaga kerja tersebut mendapatkan izin untuk melakukan pekerjaannya, oleh karena itu hanya orang-orang yang profesionallah yang mendapatkan izin profesi atau usaha ini. Tenaga kerja di luar hubungan kerja dengan karateristik formal contohnya dokter, pengacara, konsultan. Sedangkan Ciri-ciri tenaga kerja di luar hubungan kerja informal antara lain : 1. Berskala mikro dengan modal kecil, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan Tahunan serta kepemilikan tersendiri. Usaha yang dapat dikategorikan kedalam usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak dua ratus juta rupiah. 2. Menggunakan teknologi sederhanarendah, tenaga kerja yang melakukan usaha dengan menggunakan peralatan sederhana dan mengandalkan kekuatan fisik. 3. Menghasilkan barang danatau jasa dengan kualitas relatif rendah, segmen pasar barang atau jasa yang dihasilkan cenderung kecil, lokasi Universitas Sumatera Utara pemasaran yang tidak luas serta tidak diperjualbelikan dalam jumlah besar. 4. Tempat usaha tidak tetap, tempat usaha yang dimiliki oleh tenaga kerja tidak menetap pada satu tempat atau sering berpindah-pindah. 5. Mobilitas tenaga kerja sangat tinggi, tenaga kerja tersebut bergantung pada tuntutan pekerjaan yang dikerjakannya, sehingga memaksanya untuk berkeliling. 6. Kelangsungan usaha tidak terjamin, tidak adanya pendapatan yang tetap setiap bulan seperti tenaga kerja di dalam hubungan kerja. 7. Jam kerja tidak teratur, sama seperti diatas yaitu tenaga kerja di luar hubungan kerja tidak mempunyai majikan atau pemberi kerja sehingga jam kerjanya tidak ditetapkan. 8. Tingkat produktivitas dan penghasilan relatif rendah atau tidak tetap. Tenaga kerja yang dikategorikan sebagai tenaga kerja luar hubungan kerja informal adalah tenaga kerja yang minimal memiliki tiga karakteristik dari ciri- ciri diatas. Beberapa pekerjaan yang termasuk dalam karateristik tenaga kerja luar hubungan kerja informal seperti contohnya : pedagang kaki lima, supir angkutan umum, tukang becak, tambal ban, petani, nelayan. Bagi ibu rumah tangga namun berprofesi sebagai penjual kue atau penjahit yang memperoleh penghasilan dari kegiatan usaha tersebut, termasuk dalam pengertian TK-LHK sehingga dapat ikut program Jamsostek TK-LHK. Dengan demikian untuk menentukan seseorang sebagai TK-LHK harus dilihat apakah yang bersangkutan melakukan kegiatanusaha ekonomi untuk memperoleh Universitas Sumatera Utara penghasilan dan kegiatan usaha ekonomi tersebut tidak bertentangan dengan hukum dan kesusilaan, seperti : berjudi, prostitusi dan sebagainya. Dengan keluarnya peraturan menteri ini, program Tenaga kerja mandiri TK-Mandiri berganti nama menjadi program Tenaga Kerja di Luar Hubungan Kerja TK-LHK. Kepesertaannya masih bersifat sukarela dengan usia maksimal 55 Tahun, peserta dapat mengikuti seluruh program Jamsostek dan dapat mendaftarkan sendiri langsung ke PT.Jamsostek Persero atau melalui wadahkelompok yang telah memiliki Ikatan Kerjasama IKS dengan PT. Jamsostek. TK-LHK yang bekerja dengan lebih dari satu profesi kegiatanusaha ekonomi keikutsertaannya dalam program Jamsostek perlu diarahkan pada kegiatanusaha ekonominya profesi yang utama, sedangkan untuk penghasilannya dapat secara keseluruhan. Pemilihan profesi yang utama dalam kepesertaan terkait dengan risiko terjadinya kecelakaan kerja dan untuk memberi kepastian serta menghindari terjadinya perbedaan pendapat antara peserta dengan PT. Jamsostek Persero. 33 1. Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin hari tua dan meninggal dunia. Tujuan program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang bekerja di luar hubungan kerja adalah : 33 Statisik Deskriptif PT. Jamsostek Persero 2009, hal. 49. Universitas Sumatera Utara 2. Memperluas cakupan kepesertaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Ketentuan-ketentuan khusus dalam Peraturan Menteri Nomor Per24MenVI2006, yaitu : 1. Ruang lingkup cakupan kepesertaan Lingkup cakupan kepesertaan yang diatur dalam peraturan menteri tersebut meliputi pekerja diluar hubungan kerja. 2. Jenis Program Peraturan Menteri menetapkan bahwa Jamsostek memberikan manfaat yang sama bagi pekerja dalam perekonomian informal seperti manfaat yang diberikan kepada anggota Jamsostek saat ini. Manfaat tersebut meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan dan jaminan hari tua. Perbedaan utamanya adalah pekerja dalam perekonomian informal dapat mengikuti program- program yang dipilih sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pekerja yang bersangkutan. 3. Kepesertaan Sukarela Peraturan Menteri menetapkan bahwa kepesertaan pekerja perekonomian informal bersifat sukarela tanpa adanya unsur paksaan. 4. Penetapan pendapatan yang diiur iuran Iuran tetap jumlahnya tidak berubah-ubah dan ditetapkan berdasarkan suatu presentase dari upah minimum regional. Universitas Sumatera Utara 5. Tingkat Iuran Untuk menghitung besarnya iuran program TK-LHK Jamsostek sebagai berikut : a Jaminan Kecelakaan Kerja, sebesar 1 dari penghasilan sebulan; b Jaminan Hari Tua, minimal sebesar 2 dari penghasilan sebulan; c Jaminan Kematian, sebesari 0,3 dari penghasilan sebulan; d Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, sebesar 6 dari penghasilan sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3 dari penghasilan sebulan bagi tenaga kerja lajang dengan maksimal dasar perhitungan penghasilan saat ini sebesar Rp3.080.000,- 6. Pengumpulan Iuran Pembayaran iuran dapat dilakukan secara bulanan atau setiap tiga bulan dengan menyetorkan langsung kepada Badan Penyelenggara atau melalui Penanggung Jawab WadahKelompok secara lunas.

B. Latar Belakang Perjanjian Kerjasama Antara PT. Jamsostek Persero

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa PT. Jamsostek (Persero) Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit Sari Mutiara Medan

0 38 71

Peranan PT. Pegadaian (Persero) dalam Meningkatkan Pelayanan Pinjaman Dana Kepada Masyarakat (Studi pada Kantor Cabang Simpang Limun Medan)

11 172 104

Gambaran Kecelakaan Kerja Pada Perusahaan Peserta PT. Jamsostek (Persero) Cabang P. Siantar Tahun 2002

3 58 90

Pelaksanaan Perjanjian Pinjaman Dana Program Kemitraan Antara PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan Dengan Mitra Binaannya

5 56 146

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pekerja Di Luar Hubungan Kerja (Jamsos TK-LHK) oleh PT.Jamsostek cabang Tanjung Morawa Medan, Tahun 2010

0 60 94

Analisis Kinerja Jasa PT. Jamsostek (Persero) Terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehat

0 23 1

Peranan Container Dalam Perjanjian Kerja Pada Pengangkutan Barang Melalui Angkutan Laut (Studi Pada PT. Samudera Indonesia Cabang Belawan)

5 80 89

Respon Peserta Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

0 36 126

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) Binaan Kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan

0 0 17

Tinjauan Yuridis Perjanjian Kerjasama antara PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan dengan Wadah Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK) Binaan Kantor PT. Jamsostek (Persero) Cabang Medan

0 1 9