c Teori pengetahuan Vernemingstheorie mengajarkan bahwa pihak
yang menawarkan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima.
d Teori kepercayaan Vertrouwenstheorie mengajarkan bahwa
kesepakatan itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan.
C. Hak dan Kewajiban Para Pihak
Dengan terpenuhinya syarat sahnya perjanjian, maka perjanjian itu telah berlaku dan perjanjian tersebut mengikat para pihak serta harus dilaksanakan
sehingga jika tidak dilaksanakan para pihak dapat memaksakan hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan yang tertuang dalam perjanjian. Seperti
yang telah dikatakan diatas perjanjian adalah suatu perbuatan atau tindakan hukum yang dilakukan berdasarkan hukum kekayaan atau hukum benda oleh satu
orang atau lebih yang mana para pihak saling mengikatkan diri terhadap satu sama lainnya berdasarkan penyesuaian kehendak antara para pihak yang berisi prestasi
untuk kepentingan para pihak yang disusun baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Dari pengertian diatas terdapat kata “prestasi”. Pengertian prestasi disini
ialah adanya kesesuaian kehendak yang dituangkan dalam perjanjian yang berisi kewajiban. Prestasi inilah yang akan menjadi hak oleh satu pihak untuk
memperoleh prestasi, dan menjadi kewajiban oleh pihak yang satunya untuk
melaksanakan prestasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1234 KUHPerdata menyebutkan prestasi ini dapat berupa memberikan sesuatu, untuk berbuat atau untuk tidak berbuat sesuatu. Dalam hal
memberikan sesuatu itu maksudnya adalah menyerahkan dan merawat benda sampai pada waktu dilakukannya penyerahan kembali, seperti dikatakan pada
Pasal 1235 KUHPerdata yaitu: “Dalam perikatan untuk memberikan sesuatu, termaktub kewajiban untuk
menyerahkan barang yang bersangkutan dan untuk merawatnya sebagai seorang kepala rumah tangga yang baik, sampai saat penyerahan. Luas
tidaknya kewajiban yang terakhir ini tergantung pada persetujuan tertentu; akibatnya akan ditunjuk dalam bab-bab yang bersangkutan”.
Dalam hal berbuat sesuatu diatur dalam Pasal 1239 KUHPerdata, yaitu : “Tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu,
wajib diselesaikan dengan memberikan penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila debitur tidak memenuhinya”.
Dalam hal untuk tidak berbuat sesuatu diatur dalam Pasal 1242 KUHPerdata, yaitu :
“Jika perikatan itu bertujuan untuk tidak berbuat sesuatu, maka pihak manapun yang berbuat bertentangan dengan perikatan itu, karena
pelanggaran itu saja, diwajibkan untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga”.
Para pihak yang membuat perjanjian ini dilekatkan hak dan kewajiban sesuai dengan isi perjanjian. Pihak yang berhak menuntut dinamakan pihak
berpiutang atau “kreditur”, sedangkan pihak yang wajib memenuhi tuntutan dinamakan pihak berhutang atau “debitur”. Pihak debitur dan kreditur haruslah
melakukan hak mereka sesuai dengan apa yang diperjanjikan, jika tidak sesuai maka pihak kreditur dan debitur dapat memaksakan agar apa yang menjadi
haknya itu dapat terlaksana yaitu dengan melalui bantuan pengadilan. Hak untuk menggugatmenuntut itu tidak hanya dimiliki oleh pihak kreditur saja, bukan
Universitas Sumatera Utara
karena dia sebagai pihak berpiutang sehingga ia dapat menagih agar pihak debitur memenuhi prestasi, melainkan pihak debitur juga dapat memaksakan
kehendaknya jika pihak kreditur tidak memenuhi seperti apa yang telah dijanjikan. Sebagai contoh pada perjanjian timbal balik yaitu jual beli Pasal 1457
KUHPerdata mengatakan jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang
lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Dalam hal ini pihak kreditur sebagai penjual dan pihak debitur sebagai pembeli. Jika pihak debitur tidak membayar
seperti harga yang telah dijanjikan maka pihak kreditur dapat memaksakan dengan menuntut kepengadilan agar pihak debitur membayarnya. Pihak debitur
juga dapat menggugat atau menuntut pihak kreditur apabila pihak debitur telah membayar suatu barang seperti yang telah diperjanjikan tetapi pihak kreditur tidak
menyerahkan barang sesuai yang diperjanjikan, maka disini pihak debitur diberikan hak untuk menuntut atau menggugat pihak kreditur di pengadilan. Jadi
pihak kreditur dan pihak debitur diberi hak untuk menuntut jika salah satu dari mereka tidak melakukan sesuai dengan yang diperjanjikan.
Dari contoh jual beli diatas kedua belah pihak sama-sama dibebani “obligatioschuld” yaitu “kewajiban” melaksanakan pemenuhan prestasi. Serta
sekaligus disamping schuld masing-masing juga dibebani “haftung” yakni “Tanggung Jawab” hukum untuk memenuhi pelaksanaan prestasi kepada masing-
masing pihak secara sempurna. Dari haftung inilah lahirnya akibat hak materiil dan kekuasaan menuntut yang diberikan oleh hukum kepada masing-masing
pihak. Maka dalam perjanjian yang timbal-balik, schuld dan haftung itu
Universitas Sumatera Utara
merupakan beban yang dipikul oleh masing-masing pihak pada waktu yang bersamaan.
27
a. Tidak melakukan seperti apa yang telah diperjanjikan
Dalam perjanjian, kreditur mempunyai hak atas prestasi dan debitur berkewajiban utnuk memenuhi pelaksanaan prestasi, apabila pihak debitur tidak
melaksanakan kewajibannya atau prestasinya maka pihak debitur telah melakukan Wanprestasi atau ingkar janji atau bisa juga disebutkan dengan kelalaian.
Wanprestasi ini dilakukan apabila debitur :
b. Melakukan seperti apa yang telah diperjanjikan tetapi tidak seperti yang
diperjanjikan c.
Melakukan seperti apa yang telah diperjanjikan namun pelaksanaannya terlambat atau tidak tepat waktu yang dijanjikan
d. Melakukan hal yang tidak diperbolehkan dalam perjanjian tersebut.
Jika telah terjadi wanprestasi maka seorang kreditur dapat memilih berbagai macam kemungkinan, yaitu
28
a. Kreditur dapat meminta pelaksanaan perjanjian, meskipun pelaksanaan
ini sudah terlambat. :
b. Kreditur dapat meminta penggantian kerugian saja, yaitu kerugian yang
dideritanya, karena perjanjian tidak atau terlambat dilaksanakan, atau dilaksanakan tetapi tidak sebagaimana mestinya.
27
M.Yahya Harahap, Op.Cit., hal. 18.
28
Subekti, Op.Cit., hal. 147.
Universitas Sumatera Utara
c. Kreditur dapat menuntut pelaksanaan perjanjian disertai dengan
penggantian kerugian yang diderita olehnya sebagai akibat terlambatnya pelaksanaan perjanjian.
d. Dalam hal suatu perjanjian yang meletakkan kewajiban timbal balik,
kelalaian satu pihak memberikan hak kepada pihak yang lain untuk meminta pada hakim supaya perjanjian dibatalkan, disertai dengan
permintaan penggantian kerugian.
D. Berakhirnya Suatu Perjanjian