Sensitivitas terhadap Penolakan Definisi Operasional 1. Performansi Kerja

memiliki nilai minimum 0,099 dan nilai maksimum 0,686. Pada dimensi Separation Anxiety, daya diskriminasi item r it bergerak dari 0,235 sampai dengan 0,655. Selanjutnya, daya diskriminasi item r it terhadap item total item pada dimensi Timidity memiliki nilai minimum 0,021 dan nilai maksimum 0,536. Pada dimensi yang terakhir, daya diskriminasi item r it terhadap total item pada dimensi Fragile Inner-Self memiliki nilai minimum 0,227 dan nilai maksimum 0,57.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Validitas merupakan sejauh mana tingkat akurasi suatu alat tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya Azwar, 2014. Suatu alat pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti yang dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Ketika suatu alat tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran, maka alat tes tersebut dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas yang rendah Azwar, 2014. Uji validitas dilakukan pada skala Interpersonal Sensitivity Measure IPSM yang diadaptasi oleh peneliti dalam penelitian ini dengan tujuan untuk melihat sejauh mana skala tersebut mampu benar-benar mengungkapkan tingkat sensitivitas terhadap penolakan seorang agen asuransi jiwa dan keterampilan interpersonal yang dimiliki agen asuransi jiwa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Metode penerjemahan skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah back-translation. Back-translation melibatkan pengambilan protokol dari suatu penelitian dalam bahasa tertentu, kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa lain, dan meminta orang lain untuk menerjemahkan kembali ke bahasa yang asli Matsumoto Juang, 2008. Metode ini dipilih untuk menekan kemunculan bias Matsumoto Juang, 2008. Langkah pertama yang dilakukan adalah menerjemahkan skala IPSM dalam Bahasa Inggris menjadi skala IPSM dalam versi Bahasa Indonesia direct-translation. Proses penerjemahan dilakukan dengan menggunakan jasa dari penerjemah di Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil terjemahan dapat dilihat pada Lampiran 3. Setelah didapatkan hasil terjemahan skala IPSM dalam versi Bahasa Indonesia, peneliti melanjutkan proses adaptasi ke tahap berikutnya, yaitu back-translation. Pada tahap ini, peneliti akan menerjemahkan kembali skala IPSM versi Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Proses penerjemahan kali ini juga dilakukan dengan menggunakan jasa Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan penerjemah yang berbeda dari penerjemah pada tahap pertama. Peneliti memilih satu lembaga yang sama namun berbeda penerjemah untuk melakukan proses adaptasi tahap pertama dan kedua karena peneliti ingin menjaga kualitas hasil terjemahan yang ada. Hasil terjemahan dapat dilihat pada Lampiran 4. Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah mendapatkan hasil terjemahan adalah proses generalisasi konsep dan bahasa dari dua budaya