Tujuan Indikator Pencapaian Kompetensi Uraian Materi
152
5 Adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Dalam kaitan ini tentu guru pun ingin mengetahui seberapa jauh siswa telah menguasai pengalaman belajar yang ditentukan dan seberapa
besar efektivitas bimbingan yang telah diberikan kepada siswa. Dalam konteks inilah evaluasi pengalaman belajar menjadi sangat penting
karena evaluasi pengalaman belajar merupakan proses pengumpulan dan penginterpretasian informasi atau data yang dilakukan secara
kontinyu dan sistematis untuk menentukan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.
2. Tingkatan Pengalaman belajar KERUCUT PENGALAMAN CONE OF EXPERIENCE EDGAR DALE
Gambar 4
Dari gambar tersebut dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol
153
komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan
bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran.
kerucut pengalaman itu dikemukakan oleh Egar Dale memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar diperoleh siswa melalui proses
perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengar melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui
bahasa. Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam kerucut pengalaman tesebut akan dijelaskan berikut
ini. i.Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa
sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Sebab siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara.
Oleh karena itu pengalaman ini siswa sering mendapatkan hasil yang konkret sehingga siswa akan memiliki terapan yang tinggi.
ii. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang
sebenarnya. Pengalaman tiruan bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya,
melainkan objek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menhindari terjadinya verbalisme. misalnya siswa akan mempelajari
kanguru. iii. Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari
kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama peragaan dengan mengguanakan scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dan tujuan belajar mlalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan konkret.[3]
iv. Pengalaman melalui demontrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung
dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui demontrasi siswa hanya melihat peragaan
orang lain.
154
v.Pengalaman wisata yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan kesuatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat
mengamati secara langsung, mencatat, dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi.
vi.Pengalaman melalui pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin
dipelajari seperti karya seni batik, seni tulis, seni pahat, atau bnda-benda bersejarah, dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya.
Pameran lebih abstrak sifatnya dibangdingkan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud benda itu
sendiri. vii. Pengalaman melaui televisi merupakan pengalaman tidak langsung,
seabab televisi mupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai
dengan progam yang dirancang.[4] viii Pengalaman melalui gambar hidup dan film, Gambar hidup atau film
merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu.
ix. Pengalaman melalui radio dan gambar, Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan dengan pengalaman melalui gambar
hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indra penglihatan saja. x. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar,
dan bagan. Sbagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami
berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang visual lainnya.[5]
xi. Pengalaman melalui lambang verbal merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sabab siswa memperoleh pengalaman hanya
melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman melalui lambang
verbal sangat besar. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain.
155
Memberi pengalaman melalui pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran pada materi
pelanggaran norma adalah sebagai berikut : 1. Mengamati
Siswa mengamati gambarfotovideo dari peristiwa, kejadian, fenomena, konteks atau situasi yang berkaitan dengan penerapan konsep
pelanggaran norma 2. Menanya
Guru dapat memotivasi siswa dengan bertanya tentang pelanggaran norma.
Siswa termotivasi untuk mempertanyakan berbagai segempat. 3Mengumpulkan informasi
Siswa menganalisis berbagai pelanggaran norma, mencari penyebab dan solusi dari macam-macam sumber belajar
4. Mengasosiasi Siswa menghubungan peristiwa pelanggaran norma yang satu dengan
yang lain dan memberi solusi, . 5. Mengkomunikasikan
Siswa menyajikan secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari
apa yang telah dipahami, keterampilan mengidentifikasi pelanggaran norma.Guru memberikan tanggapan hasil presentasi meliputi tanya jawab
untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya Siswa melakukan resume secara
lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari konsep yang dipahami, keterampilan yang diperoleh maupun sikap lainnya