Penggolongan Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankannya Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya

93 perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

b. Hukum Pidana Pengertian Hukum Pidana

Hukum Pidana adalah hukum yang mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan terhadap kepentingan umum dan perbuatan tersebut akan dikenai sanksi penderitaan atau siksaan. Karena sanksinya berupa derita atau siksa maka penerapan hukum pidana ini digunakan sebagai alternative terakhir jika hukum-hukum lainnya sudah tidak dapat menyelesaikan. Pelanggaran adalah perbuatan melawan hukum yang sifatnya ringan, biasanya dikenakan karena kelalaian, misalnya tentang pelanggaran lalu lintas. Kejahatan adalah perbuatan melawan hukum yang sifatnya berat dan terdapat unsur kesengajaan, misalnya membunuh, menganiaya, mencuri dll. Walaupun demikian ada juga kejahatan yang disebabkan kelalaian, misalnya kasus salah tembak, tujuannya menembak burung ternyata mengenai manusia yang menyebabkan kematian. Hukum Pidana mempunyai ruang lingkup yaitu apa yang disebut dengan peristiwa pidanadeliktindak pidana. Peristiwa pidana ialah perbuatan salah dan melawan hukum yang diancam pidana, dilakukan seseorang yang mampu bertanggung jawab.

5. Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifatnya

Menurut sifatnya hukum dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu hukum yang memaksa dan hukum yang mengatur.Hukum yang memaksa adalah hukum yang dalam keadaan bagaimanapun juga harus dan mempunyai paksaan mutlak.Hukum yang mengatur hukum pelengkap adalah hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.

6. Penggolongan Hukum Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya hukum dibagi menjadi 2 dua yaitu: a. Hukum tertulis, dan b. hukum tidak tertulis. 94 Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan- peraturan. Hukum tertulis di Indonesia ada yang dikodifikasikan dan ada yang tidak dikodifikasikan. Kodifikasi adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap, misalnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata KUHPer. Sedangkan hukum yang tidak dikodifikasikan adalah berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pada saat ini, misalnya Undang-Undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Hukum tidak tertulis adalah hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tidak tertulis, akan tetapi berlakunya masih ditaati seperti peraturan perundang- undangan. Hukum ini sering disebut dengan hukum kebiasaan.

7. Penggolongan Hukum Berdasarkan Wujudnya

Berdasarkan wujudnya penggolongan hukum berdasarkan wujudnya dibagi menjadi 2 dua, yaitu hukum obyektif dan hukum subyektif. Hukum obyektif adalah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut peraturan hukum saja yang mengatur hubungan hukum antara dua orang atau lebih. Hukum subyektifadalah hukum yang timbul dari hukum obyektif dan berlaku terhadap seorang tertentu atau lebih.

8. Penggolongan Hukum Berdasarkan Waktu Berlakunya

Hukum berdasarkan waktu berlakunya dibagi menjadi 3 tiga, yaitu: a. ius constitutum, b. ius constituendum, dan c. hukum asasi. Ius constitutum atau sering disebut dengan hukum positif adalah hukum yang berlaku pada waktu tertentu bagi suatu masyarakat tertentu dan daerah tertentu. Semua peraturan perundang-undangan yang saat ini masih berlaku disebut sebagai hukum positif.Ius constituendum adalah hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. Hukum yang dimaksud adalah hukum ideal yang dicita-citakan akan berlaku pada waktu mendatang. Hukum asasi adalah hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk segala