171
c. System pembelajaran yang monoton dan terlalu serius cara menerapkan disiplin yang tidak tepat.
d. Lingkungan sekolah yang tidak kondusif e. Tidak ada kreativitas dari guru, siswa maupun lingkungan sekolah
f. No limit atau tidak ada batasan waktu belajar. g. Tidak adanya kerja sama antara pendidik, peserta didik, dan orang tua.1[1]
Sedangkan menurut Made Pidarta, faktor-faktor penyebabnya antara lain: a. Pengelompokan pandai, sedang, bodoh.
b. Karakteristik individual. c. Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti
dia. d. Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang
jam pelajaran, kalau ada interupsi atau interasi mungkin mereka merasa tegang atau cemas.2[2]
Masalah merupakan suatu yang dengan mudah menghinggapi tubuh siapapun. Penyebab masalah dapat berasal dari faktor fisik. Seperti pusing, pegal, lelah,
kesemutan, gatal, gerah, dan mengantuk. Sedangkan penyebab yang berupa faktor psikis antara lain: rasa bosan, susah, benci, tertekan,bingung, risau,
cemas, malu dan gugup.3 Konflik tidak hanya terjadi antara murid atau guru, namun melibatkan kebutuhan
dua belah pihak. Oleh sebab itu dikatakan bahwa problem dimiliki oleh kedua belah pihak. Mari kita lihat situasi ketika guru sedang membersihkan meja kotor
yang ditinggalkan oleh murid. Apa konfliknya? Guru mempunyai hak untuk keluar ruangan kelas tanpa harus
membuang waktu untuk membersihkan meja murid yang lupa atau tidak mau dibersihkan oleh murid itu sendiri. Mereka yang terlibat didalam konflik selalu
172
mengatakan: “kau yang telah menyebabkan aku sengsara sehingga kebutuhan tidak terpenuhi”.
Sbr:
http:suleewdoanqkz.blogspot.co.id201204manajemen-kelas-masalah- masalah-dalam.htm
3. Disain Pembelajaran.
Desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala 2005:136 adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara
khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus
sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai
disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang
strategi serta
proses pengembangan
pembelajaran dan
pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta
pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai
tingkatan kompleksitas. Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk
sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek
penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang perlakuan berbasis-media
untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat
terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas.
173
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: a. Pembelajar pihak yang menjadi fokus yang perlu diketahui meliputi,
karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat. b. Tujuan Pembelajaran umum dan khusus Adalah penjabaran
kompetensi yang akan dikuasai oleh pembelajar. c.
Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari
d. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar.
e. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar
f. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi
ang sudah
dikuasai atau
belum. sumber:http:ervindasabila.blogspot.co.idpv-behaviorurldefaultvml-
o.html
D. Aktivitas Pembelajaran
Akitivitas pembelajaran diklat dengan mata diklat “Permasalahan PTK sebagai berikut :
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan a. menyiapkan peserta diklat agar termotivasi
mengikuti proses pembelajaran; b. mengantarkan suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari dan menjelaskan tujuan pembelajaran diklat.
c. menyampaikan tujuan dan garis besar cakupan materi Permasalahan PTK
15 menit
Kegiatan Inti Membagi peserta diklat ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan tipe STAD dimana langkah-langkahnya sebagai berikut :
1 Instruktur memberi
informasi proses
pelatihan yang akan dilakukan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang permasalahan
PTK jaran dengan menggunakan contoh yang kontekstual..
2 Kelas dibagi menjadi 6 kelompok A, B, C, …….sd
kelompok masing-masing
beranggotakan 5 orang. 3 Instruktur memberi tugas mencari sumber
informasidata untuk menemukan jawaban 105 menit