kelompok kecil. Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu
diorientasikan pada kegagalan orang lain, sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan
atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Menurut Depdiknas salah satu tujuan pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan hasil akademik, dengan
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya Taniredja dkk., 2011.
E. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Seperti yang
dikatakan Arends
dalam http:hayardin-
blog.blogspot.com201203model-pembelajaran-jigsaw.html, 2007
, Model
pembelajaran Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. Pendapat lain mengatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw merupakan
model pembelajaran kooperatif di mana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan
yang positif dan bertanggungjawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus di pelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok
yang lain. Menurut Elliot Aronson dan kawan-kawan yang telah diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan Sugiyanto, 2010 tahap-tahap pelaksanaan metode
Jigsaw adalah sebagai berikut :
a. Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk tesk; dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan
akademik tersebut. c. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab
untuk mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian tersebut.
Kumpulan siswa semacam itu disebut “keompok pakar”expert group d. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke
kelompok semula home teams untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang dipelajari dalam kelompok pakar.
e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “ home teams”, para siswa dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah
dipelajari. Menurut
Syarif Fauzan
syariffauzan.blogspot.com dan
Abdul Azis
azisgr.blogspot.com model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki keunggulan antara lain :
1. Mengembangkan hubungan antar pribadi positif diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda.
2. Menerapkan bimbingan sesama teman. 3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi.
4. Memperbaiki kehadiran dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
5. Meningkatkan motivasi belajar. 6. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. 7. Melatih siswa untuk berdiskusi didalam membantu memahami materi
dengan teman satu kelompok maupun satu kelas. Kelemahan metode Jigsaw adalah sebagai berikut :
1. Guru dan siswa kurang terbiasa dengan metode ini karena masih terbawa kebiasaan menggunakan metode konvensional,
dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.
2. Memerlukan waktu yang relatif lama. 3. Tidak efektif untuk siswa yang banyak.
4. Memerlukan perhatian dan pengawasan ekstra ketat dari guru. 5. Memerlukan persiapan yang matang.
F. Penelitian yang Relevan