Hasil Belajar TINJAUAN PUSTAKA

dipertahankan Santrock, 2009. Berikut ini merupakan fungsi dari motivasi Hanafiah, N. dan Suhana, C., 2009 : 1. Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik. 2. Motivasi merupakan alat untuk mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. 3. Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. 4. Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna. Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagi sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi salah satunya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar Sardiman,1986.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Setelah melalui proses belajar diharapkan anak dapat mencapai tujuan belajar yang disebut hasil belajar. Menurut Usman Jihad ,A. dan Haris ,A., 2008 hasil belajar siswa sangat erat hubungannya dengan rumusan tujuan intruksional yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. 1. Domain Kognitif a. Pengetahuan Knowledge Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi pengingatan tentang hal-hal yang bersifaf khusus atau universal, mengetahui metode dan proses, pengingatan terhadap pola, struktur atau setting. b. Pemahaman comprehension Jenjang setingkat di atas pengetahuan ini akan meliputi penerimaan dalam komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk penyajian yang berbeda, mengorganisasikannya secara setingkat tanpa merubah pengertiannya. c. Aplikasi atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru. d. Analisa Menyangkut kemampuan anak dalam memisah-misah terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang membentuknya, mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian itu dan cara materi itu diorganisir. e. Sintesa Meliputi anak untuk menaruhkanmenempatkan bagian-bagian atau elemen satubersama sehingga membentuk suatu keseluruhan yang koheren. f. Evaluasi Kemampuan anak didik dalam pengambilan keputusan atau dalam menyatakan pendapat tentang nilai sesuatu tujuan, ide, pekerjaan, pemecahan masalah, metode, materi, dan lain-lain. 2. Domain Afektif a. Menerima atau memperhatikan Meliputi sifat sensitif terhadap adanya eksistensi suatu fenomena tertentu atau stimulus atau kesadaran yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk di dalamnya juga keinginan untuk menerima atau memperhatikan. b. Merespon Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara langsung dalam suatu subjek tertentu, fenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat di dalamnya. c. Penghargaan Pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan terhadapnya dan keterikatannya pada suatu pandangan atau ide tertentu. d. Mengorganisasikan Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat menuntun perilaku. e. Mempribadi mewatak Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir ke dalam suatu sistem yang bersifat internal, memiliki kontrol perilaku. Menurut Jihad,A. dan Haris,A., 2008 , semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikui proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sehingga hasil belajar siswa perlu diukur melalui suatu proses evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program Syah,2003. Sedangkan menurut Bloom dalam Sudjana 1989, hasil belajar dibagi menjadi 3 ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni aspek pengetahaun atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut sebagai kognisi tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya adalah kognisi tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek peilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah yang dijabarkan Bloom, guru paling banyak menilai siswa melalui ranah kognitif karena ranah ini berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan ajar. Hasil belajar dapat dinilai dengan menggunakan patokan atau kriteria penilaian. Menurut Warijan 1984, informasi mengenai hasil belajar dapat digunakan sebagai berikut : a Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru mendesain program pembelajaran yang apabila dilaksanakan akan mengisi selisih antara apa yang telah dicapai oleh siswa dengan apa yang dikehendaki oleh tujuan pengajaran. b Dengan mengetahui hasil belajar siswa dari waktu ke waktu, proses kemajuan dan kemunduran belajar siswa, dapat diikuti untuk maksud- maksud memberikan motivasi belajar. c Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dan konselor pengajaran mendiagnosa kesulitan belajar siswa dalam rangka memberikan bimbingan dan konseling pengajaran. d Dengan mengetahui hasil belajar siswa, dapat diramalkan keberhasilan belajar siswa di masa depan. e Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat menetapkan siswa dalam kualifikasi tertentu lulustidak lulus, menetapkan peringkat siswa dalam prestasi belajar siswa rangking hasil ujian, menggolongkan siswa dalam kelompok tertentu pandai atau kurang pandai serta menyeleksi siswa untuk maksud-maksud tertentu. f Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa termotivasi untuk belajar lebih bersemangat, tekun dan teliti.

D. Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

0 7 241

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Penggunaan media pembelajaran zooming presentation untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x pada konsep suhu dan kalor

0 8 6

Penerapan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fiqih

4 40 143

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

1 13 168

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12