Peningkatan Hasil Belajar Siswa Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

tidak membosankan serta dapat membantu dalam memahami materi yang disampaikan. Kesulitan yang dihadapi pada umumnya berupa penyampaian materi yang terlalu sulit sehingga siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan dan perlu mengulangi lagi.

D. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu menunjukkan bahwa, pengaruh model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw yang diterapkan berpengaruh positif terhadap perkembangan anak. Terjadi peningkatan motivasi dan hasil belajar pada setiap siklusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Pre-test yang dilakukan sebelum siklus I menunjukkan hasil dari 35 siswa kelas XC, terdapat 4 siswa atau 11,42 yang tuntas belajar dan 31 siswa tidak tuntas belajar dengan batas minimal 7,0. Rata-rata nilai Pre-test awal cukup rendah yaitu 50,14. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, terdapat 18 atau 51,42 siswa yang tuntas belajar. Hasil tes akhir siklus I semakin membaik bahwa penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Rata-rata nilai pos-test siklus I adalah 64,85. Sedangkan pada siklus II, peningkatan hasil belajar siswa cukup signifikan yaitu 27 siswa atau 77,14 yang tuntas belajar. Rata-rata nilai pos-test siklus II adalah 71,42. Dari hasil belajar yang diperoleh siklus I dan siklus II, target yang diinginkan setiap siklusnya sudah tercapai yaitu pada siklus I 50 sedangkan pada siklus II 70 Hasil belajar siswa diuji dengan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan pada nilai Pos-tes siklus I dan pos-test siklus II. Dari hasil uji normalitas menunjukkan data itu normal yang artinya tidak ada perbedaan yang mencolok untuk nilai yang diperoleh setiap siklusnya. Hasil belajar juga dianalisis menggunakan bantuan SPSS 16 for Windows untuk menghitung data statistika. Hasil analisis pre-test dengan pos-test 1 menunjukkan t hitung 7,406 t tabel 34; 0.05 adalah 2,042 sehingga signifikan yang artinya metode yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I. Sedangkan untuk hasil analisis pos-test 1 dengan pos-test II t hitung 2,793 t tabel 34; 0.05 adalah 2,042. Jadi kenaikan nilai hasil tes pos tes 1 dengan pos tes II signifikan yang artinya metode yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II.

2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Dari hasil kuisioner yang diberikan pada setiap siklusnya menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pemberian kuisioner awal menunjukan jumlah siswa yang mempunyai sikap atau minat dengan kategori tinggi terhadap belajar Biologi sebanyak 23 siswa atau 65,71 pada kuisioner awal yang diberikan, sedangkan sebanyak 12 siswa atau 34,28 mempunyai minat atau sikap dengan kategori sedang. Pada siklus I menunjukkan jumlah siswa yang mempunyai sikap dan minat dengan kategori tinggi terhadap belajar Biologi sebanyak 27 siswa atau 77,14 pada kuisioner siklus I, sedangkan sebanyak 8 siswa atau 22,85 mempunyai minat atau sikap dengan kategori sedang. Sedangkan pada siklus II menunjukkan jumlah siswa yang mempunyai sikap atau minat dengan kategori tinggi terhadap belajar Biologi sebanyak 28 siswa atau 80, sedangkan sebanyak 7 siswa atau 20 mempunyai minat atau sikap dengan kategori sedang. Terjadi peningkatan sikap dan minat belajar Biologi siswa di siklus II. Dari data yang diperoleh pada setiap siklusnya, rata-rata siswa kelas XC dapat dikategorikan memiliki sikap dan minat yang cukup tinggi terhadap belajar Biologi. Hal ini di buktikan dari presentase kategori yang diperoleh siswa. Tidak ada satu orang siswa pun yang memiliki kategori rendah terhadap sikap dan minat belajar Biologi. Hal ini di dukung dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang menunjukan perilaku positif seperti keaktifan anak dalam berdiskusi yang mampu bekerjasama menyelelesaikan tugas dengan baik. Dengan demikian model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Dari keseluruhan hasil penelitian yang sudah dilakukan di kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu pada materi Perubahan dan Pencemaran Lingkungan, model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw membantu dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Metode yang diterapkan cukup memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa karena memiliki keunggulan-keunggulan dalam proses pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif Fauzan syariffauzan.blogspot.com dan Abdul Azis azisgr.blogspot.com mengenai model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw yang memiliki keunggulan di dalam proses pembelajarannya. Keunggulan tersebut adalah : 1. Mengembangkan hubungan antar pribadi positif diantara siswa yang memiliki kemampuan belajar berbeda. 2. Menerapkan bimbingan sesama teman. 3. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi. 4. Memperbaiki kehadiran dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran 5. Meningkatkan motivasi belajar. 6. Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. 7. Melatih siswa untuk berdiskusi didalam membantu memahami materi dengan teman satu kelompok maupun satu kelas. 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas XC pada materi Perubahan dan Pencemaran Lingkungan dapat disimpulkan : 1. Melalui model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Presentase motivasi siswa pada kuisoner awal adalah 65,71 meningkat pada siklus I menjadi 77,14 dan meningkat pada siklus II menjadi 80. 2. Melalui model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada nilai Pre-test awal dengan rata-rata 50,14 meningkat pada Pos-Test I siklus I meningkat menjadi 64,85 dan meningkat pada nilai Pos-test II siklus II menjadi 71,42 . B. SARAN Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Pembagian kelompok. Hendaknya kelompok dibagi berdasarkan kemampuan yang heterogen, dari yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah. 2. Instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data pada penelitian ini perlu adanya perbaikan lebih lanjut karena masih kurang baik untuk diterapkan dalam metode Jigsaw.

Dokumen yang terkait

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep gaya bernuansa nilai (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Islamiyah Karawang)

0 8 223

Penerapan metode pembelajaran SQ3R untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

0 7 241

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa kelas II MI Al Masthuriyah Bekasi

0 3 122

Penggunaan media pembelajaran zooming presentation untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x pada konsep suhu dan kalor

0 8 6

Penerapan strategi pembelajaran aktif metode information search dan role play dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi fiqih

4 40 143

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

1 13 168

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12