B. Pembelajaran
Secara umum, pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. Pembelajaran
adalah upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat , bakat dan kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi
interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa Suyitno, 2004: 2.
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mendefinisikan pembelajaran sebagai proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Selain itu,
pembelajaran juga didefinisikan sebagai suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum Duffy dan Roehler, dalam Pojok Bahasa dan Sastra, 2012. Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal Gagne dan Briggs, dalam Kartika 2008, 2.
Ciri-ciri pembelajaran adalah :
Merupakan upaya sadar dan disengaja.
Pembelajaran harus membuat siswa belajar.
Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan.
Pelaksannaanya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari kegiatan siswa yang mengalami pendidikan dalam kurun waktu tertentu yang telah ditentukan
sebelumnya yang kemudian dituangkan dalam suatu angka sebagai hasil belajar. Ada beberapa pendapat mengenai aktivitas belajar menurut para ahli
yaitu menurut Ahmadi 2004:142 menyatakan bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil belajar atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena
dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. Sementara Hamalik dalam
Ratini, 2011 menyatakan bahwa guru perlu mengenal hasil belajar siswa yang telah diperoleh sebelumnya.
Selain itu, Hamalik juga memaparkan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti Hamalik, 2006:30.
Dalam proses belajar mengajar ada 3 ranah yang dipergunakan yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Ketiga ranah ini adalah hasil penelitian
dari Bloom, Krathwohl, dan Simpson. Mereka membuat penggolongan perilaku berkenaan dengan kemampuan internal dalam hubungannya dengan
tujuan pembelajaran. Hasil penelitian ini dikenal dengan Taksonomi Instruksional Bloom dan kawan-kawan, meliputi ranah kognitif, psikomotorik
dan afektif.
1 Ranah kognitif
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual atau pikiran dan terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis,sintesis,evaluasi.
Pengetahuan Pengetahuan mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah
dipelajari dan tersimpan didalam ingatan memori otak. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip
atau metode.
Pemahaman Mencakup kemampuan menangkap inti dan makna dari hal-hal yang
dipelajari.
Penerapan Mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi
masalah yang nyata dan baru. Perilaku ini misalnya tampak dalam kemampuan menggunakan prinsip.
Analisis
Mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Sintesis
Mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya tampak didalam kemampuan menyusun suatu program kerja.
Evaluasi
Mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Contoh kemampuan menilai hasil
karangan.
Gambar 1 : pembagian ranah kognitif Keenam perilaku ini bersifat hirarkis, yaitu perilaku tersebut
menggambarkan tingkat kemampuan yang dimiliki sesorang. Perilaku terendah adalah pengetahuan dan yang tertinggi adalah evaluasi.
2 Ranah psikomotorik
Persepsi
Mencakup kemampan memilah-milah atau mendeskripsikan sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.
Contohnya dapat memilah warna, pemilahan angka 6 9.
Kesiapan
Kemampuan menempatkan diri dalam suatu keadaan dimana akan terjadi suat gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup
aktifitas jasmani dan rohani mental.
Gerakan terbimbing Kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh.
Gerakan terbiasa
Kemampuan melakukan gerakan tanpa contoh.
Gerakan kompleks Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari
banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat. Misalnya keterampilan merakit mikroskop.
Penyesuaian pola gerakan
Kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku.
Kreatifivitas
Kemampuan melahirkan pola-pola gerak yang baru atas dasar inisiatif sendiri.
Kemampuan di atas merupakan satu rangkaian dan merupakan tingkatan dalam proses belajar motorik. Tingkatan paling rendah adalah
persepsi dan yang paling tinggi adalah kreativitas.
3 Ranah afektif
Penerimaan
Kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
Partisipasi
Mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
Penilaian dan penentuan sikap
Mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui, dan menentukan sikap.
Organisasi
Merupakan kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
Pembentukan pola hidup
Merupakan kemampuan penghayatan nilai dan membentuknya menjadi pola nilai hidup pribadi.
Ketiga ranah yang sudah dijabarkan diatas merupakan satu kesatuan, tidak terpisah-pisah, dan saling terkait satu dengan yang lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar a.
Faktor internal Adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri.
Faktor jasmaniah fisiologis
Yang termasuk dalam faktor ini antara lain : pengelihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain-lain.
Faktor psikologis
Yang termasuk faktor psikologis antara lain : -
intelektual taraf intelegensi, kemampuan dan cara belajar; -
non intelektual motivasi, sikap, perasaan, minat dan kondisi psikis;
Faktor kondisi fisik.
Yang dimaksud dengan faktor fisik di atas adalah kondisi tubuh siswa dalam keadaan sehat atau tidak.
b. Faktor eksternal
Merupakan faktor yang berasal dari luar individu, antara lain : -
faktor pengaturan belajar di sekolah kurikulum, disiplin sekolah, guru, fasilitas belajar dan pengelompokan siswa;
- faktor sosial di sekolah sistem sosial, status sosial dan interaksi
guru dan siswa; -
faktor situasional keadaan politik ekonomi, keadaan waktu dan tempat atau iklim W.S. Winkel, dalam Haryanto, 2010.
D. Motivasi