Hasil Penelitian dan Analisis Data Pembahasan

siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Daftar skor motivasi akhir dapat dilihat pada lampiran 31. d. Refleksi Reflecting Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer dalam proses pembelajaran siklus II, diperoleh bahwa aktivitas siswa selama proses belajar mengajar sudah sangat baik dan memenuhi target yang diharapkan oleh peneliti.

B. Hasil Penelitian dan Analisis Data

1. Hasil belajar

Hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari pre-test, post-test siklus I dan post-test siklus II disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.8 Analisis hasil tes kognitif siswa Komponen Siklus I Siklus II Post-test I Post-test II Rata-rata kelas 93,94 91,09 Ketuntasan kelas KKM 100 100

2. Motivasi

a. Observasi Untuk melihat aspek afektif selama Proses Belajar Mengajar PBM pada siklus I dan siklus II, digunakan lembar observasi untuk mengambil data dan kemudian data tersebut dianalisis sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil analisis observasi penelitian. Berikut adalah tabel hasil analisis aspek afektif siklus I dan siklus II: Tabel 4.9 Analisis aspek afektif siswa siklus I dan siklus II Kriteria pencapaian hasil belajar Siklus I Siklus II Skor rata-rata afektif siswa 54,96 80,03 Tinggi 10,61 100 Sedang 89,39 Rendah b. Kuesioner Peningkatan motivasi belajar siswa diukur menggunakan lembar kuesioner. Dengan lembar kuesioner ini akan diperoleh data yang kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan setelah siswa belajar dengan menggunakan media animasi dan video. Berikut ini tabel motivasi akhir siklus I dan II. Tabel 4.10 Analisis motivasi belajar siswa Kategori Motivasi Akhir Siklus 1 Motivasi Akhir Siklus II Rata-rata skor motivasi 85,87 84,49 Tinggi 96,97 100 Sedang 3,03 Rendah

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa SMP Negeri I Sendawar Kutai Barat dengan menggunakan media animasi dan video pada materi ekosistem, terbukti mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA. Peningkatan ini dilihat dari dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Selain itu, digunakan pula instrumen pengumpulan data berupa lembar kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi belajar IPA siswa SMP Negeri I Sendawar pada materi ekosistem menggunakan media animasi dan video.

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

a Berdasarkan tabel dan grafik Berdasarkan hasil analisis tabel 4.8 yang dilakukan pada awal siklus I, akhir siklus I dan siklus II, persentase pencapaian KKM dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 24. Grafik pencapaian KKM 100 100 20 40 60 80 100 120 Post -test I Post -test II KKM KKM Gambar 25. Grafik skor rata-rata kelas aspek kognitif Berdasarkan tabel dan grafik diatas, dapat dilihat perolehan nilai rata-rata kelas dan grafik pencapaian KKM. Skor rata-rata kelas pada saat post-test I sebesar 93,94 dan skor rata-rata pada post-test II sebesar 91,09. Penurunan ini mungkin diakibatkan karena pada waktu post-test II waktu ujiannya memiliki waktu jeda 1 minggu sehingga para siswa kemungkinan besar lupa materi dan tidak belajar. Pada waktu post-test I ujian dilaksanakan 1 hari setelah proses belajar mengajar berakhir yaitu pada hari kamis diberikan materi terakhir dan jumat ujian sehingga materi masih banyak yang dingat. Dari segi pencapaian KKM, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari pre-test sampai post-test II. Persentase KKM post-test I sebesar 100 dan pada saat post-test II siklus II bertahan sebesar 100 . Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan ranah kognitif sudah mencapai Kriteria Ketuntasan 93,94 91,09 89,5 90 90,5 91 91,5 92 92,5 93 93,5 94 94,5 Post -test I Post -test II Skor rata-rata kelas Skor rat a-rat a kelas Minimal KKM ≥ 65 sebanyak 75 sehingga dapat dikatakan proses pembelajaran dengan menggunakan media animasi dan video berhasil. b Berdasarkan analisis SPSS Dalam menganalisis hasil kognitif siswa, digunakan software statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan software SPSS 15 untuk uji T. 1 Uji T Hasil Pre-test dengan Post-test I Sebelum dilaksanakan treatment, mean atau rata-rata nilai pre-test sebesar 49,09. Setelah dilakukan treatment, nilai rata- rata post-test I meningkat menjadi 93,94. Tabel diatas menunjukkan korelasi antara pre-test dan post-test I kuat hal ini dikarenakan korelasi pre-test dan post-test I senilai 0,225 lebih besar dari nilai sig 0,208. Tabel diatas digunakan untuk mengetahui apakah nilai post- test I mengalami peningkatan secara signifikan dari pre-test I. Hipotesis : Ho : Kedua rata-rata populasi adalah identik rata-rata nilai pre- test dan post-test I tidak berbeda secara nyata. Hi : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik rata-rata nilai pre-test dan post-test I adalah memang berbeda secara nyata. Pengambilan Keputusan : Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas : Jika probabilitas 0,05 ; maka Ho diterima Jika probabilitas 0,05; maka Ho ditolak Keputusan : Diketahui t hitung adalah -20,395 dengan probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas 0,05 maka Ho ditolak atau kedua rata-rata populasi adalah tidak identik rata-rata nilai pre- test dan Post-test I berbeda secara nyata. 2 Uji T Hasil Post-test I dengan Post-test II Dari tabel diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata post-test II turun menjadi 91,09 dari post-test I sebesar 93,94. Namun masih diatas KKM ≥ 65. Pada bagian ini, hasil korelasi antara kedua variabel, yang menghasilkan angka -0,006 dengan nilai probabilitas 0,974. Korelasi post-test I dan post-test II senilai -0,006 lebih kecil dari nilai sig 0,974.. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara nilai post-test I dan post-test II identik atau kedua nilai tersebut tidak berbeda secara nyata. Hipotesis : Ho : Kedua rata-rata populasi adalah identik rata-rata nilai post-test I dan post-test II tidak berbeda secara nyata. Hi : Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik rata-rata nilai post-test I dan post-test II adalah memang berbeda secara nyata. Pengambilan Keputusan : Dasar pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas : Jika probabilitas 0,05 ; maka Ho diterima Jika probabilitas 0,05; maka Ho ditolak Keputusan : Diketahui t hitung adalah 1,853 dengan probabilitas 0,073. Oleh karena probabilitas 0,05 maka Ho diterima atau kedua rata-rata populasi adalah identik rata-rata nilai post-test I dan post-test II tidak berbeda secara nyata.

2. Aspek Afektif Lembar Observasi

Berdasarkan analisis hasil observasi, tabel 4.9 yang dilakukan selama penelitian memperlihatkan adanya peningkatan aspek afektif siswa. Pada siklus I persentase aspek afektifnya 54,96 , nilai afektif pada siklus I ini masuk dalam kategori sedang. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan skor rata-rata aspek afektif menjadi sebesar 80,03 dan termasuk dalam kategori tinggi. Skor rata-rata aspek kognitif dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 54,96 80,03 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Siklus I Siklus II Skor Rata-Rata Aspek Afektif Skor Rat a-Rat a Aspek Afekt if 10,61 100 89,39 20 40 60 80 100 120 Siklus I Siklus II Tinggi Sedang Rendah Gambar 26. Grafik skor rata-rata aspek afektif siswa. Gambar 27. Grafik kategori aspek afektif siswa Dari gambar 27. Diatas dapat dilihat aspek afektif siswa, pada siklus I sebesar 10,61 siswa masuk dalam kategori tinggi, 89,39 siswa masuk dalam kategori sedang. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 100 siswa masuk dalam kategori tinggi.

3. Motivasi Belajar Kuesioner

Pengukuran tingkat motivasi belajar siswa dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner sehingga mendapatkan data mentah dan kemudian dikomparasi untuk melihat apakah terjadi peningkatan atau tidak setelah dilakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan media animasi dan video. Dari hasil analisis diperoleh motivasi akhir siklus I rata-rata sebesar 85,57 dan motivasi akhir siklus II sebesar 84,49 . Rata-rata skor motivasi belajar siswa dapat dilihat pada gambar Gambar 28. Grafik rata-rata skor motivasi belajar siswa 85,87 84,89 84,4 84,6 84,8 85 85,2 85,4 85,6 85,8 86 M ot ivasi Akhir Siklus I M ot ivasi Akhir Siklus II Rata-rata Skor M otivasi Belajar Siswa Rat a-rat a Skor M ot ivasi Belajar Sisw a 96,97 3,03 100 20 40 60 80 100 120 Tinggi Sedang M ot ivasi Akhir Siklus I M ot ivasi Akhir Siklus II Gambar 29. Grafik kategori motivasi belajar siswa Dari gambar 28 dapat dilihat bahwa rata-rata skor motivasi mengalami penurunan dari 85,87 menjadi 84,49. Penurunan rata-rata skor ini karena : 1. Ada beberapa siswa yang tidak mengisi kueisioner secara lengkap beberapa pertanyaan terlewatkan. 2. Beberapa siswa melingkari jawaban kuesioner secara asal-asalan. Dari gambar 29 dapat dilihat bahwa motivasi awal sebelum dilakukan treatment dengan menggunakan media video dan animasi adalah 96,97 siswa masuk dalam kategori tinggi , 3,03 siswa masuk dalam kategori sedang dan 0 siswa dalam kategori rendah. Untuk motivasi akhir setelah dilakukan treatment dengan menggunakan media animasi dan video terjadi peningkatan motivasi belajar menjadi 100 dengan kata lain semua siswa sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi. Selama proses belajar mengajar, pada awal siklus siswa masih kurang berani bertanya, malu, dan tidak aktif. Namun setelah masuk dalam kegiatan diskusi dengan menggunakan LKS, menonton video dan melihat media animasi ekosistem siswa menjadi bersemangat, aktif dan berani bertanya. Bahkan ketika diminta untuk maju kedepan untuk bermain dengan media animasi dan kuis Who Want’s To Be A Millionaire siswa sangat aktif dan antusias. Selain itu peneliti juga sempat melakukan wawancara singkat dengan siswa dan bertanya apakah mereka senang belajar dengan menggunakan media animasi dan video, semua siswa menjawab sangat senang karena mereka beralasan media animasi dan video sangat menyenangkan apabila belajar hanya dengan metode ceramah saja. Secara umum, siswa senang dan tertarik belajar dengan menggunakan media animasi dan video dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang hasil motivasi dan hasil belajar IPA materi ekosistem, maka proses pembelajaran dengan menggunakan media animasi dan video dapat menjadi salah satu alternatif yang cukup baik untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Media animasi dan video dengan keunggulannya mampu menarik minat dan semangat siswa untuk mempelajari mata pelajaran IPA. Dengan media berupa gambar bergerak animasi dan gambar diam video sangat membantu siswa untuk lebih memahami materi ekosistem. Peningkatan persentase motivasi belajar menjadi 100 menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dapat muncul dari dalam dirinya sendiri motivasi intrinsik yang dapat dilihat dari sikap yang berani bertanya, aktif dan mau berpartisipasi dalam diskusi kelas. Selain dari motivasi yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, motivasi ekstrinsik berupa penggunaan media animasi dan video mampu mempengaruhi siswa untuk lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam usaha untuk meningkatkan motivasi siswa dari lingkungan belajar. Hampir semua siswa mengatakan sangat senang belajar dengan menggunakan media animasi dan video. Selain itu, dengan ditambah dengan pemakaian flash berupa kuis Who Want’s To Be A Millionaire membuat siswa semakin termotivasi dan bersemangat belajar. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik saling berkaitan satu sama lain. Selain itu, berdasarkan prinsip-prinsip motivasi Attention,Relevance, Confidence dan Satisfaction ARCS, motivasi dan hasil belajar dapat dilihat dari beberapa sudut pandang seperti dari segi Attention,Relevance, Confidence dan Satisfaction. Dari segi Attention, dengan menggunakan media animasi dan video, akan menimbulkan rasa ingin tahu karena guru menggunakan media pembelajaran yang menarik, menggunakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari sebagai contoh, dan mengkolaborasikan pembelajaran secara serius tapi santai. Segi Relevance, ditunjukkan dengan adanya hubungan antara materi, kebutuhan dan kondisi siswa. Hal itu dapat terlihat pada saat guru menyampaikan apa yang dapat dilakukan siswa setelah belajar materi ekosistem. Segi Confidence, siswa akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi ketika mengetahui nilai evaluasinya baik dan guru dapat memberi pujian, pernyataan-pernyataan yang membangkitkan kepercayan diri siswa akan kemampuannya dalam menyerap pelajaran. Segi Satisfaction, siswa memiliki kesempatan untuk membagikan pengetahuannya kepada siswa lain pada saat diskusi kelas dengan cara membantu temannya yang belum mengerti. Secara umum, proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan media animasi dan video berhasil. Hal itu dapat dilihat dari tingkat perhatian siswa ketika media animasi dan video diputar oleh guru. Siswa memperhatikan media tersebut karena mereka sangat tertarik dengan animasi dan video yang ditampilkan. Jadi, tidak ada hal lain yang mempengaruhi siswa. Media animasi dan video ini memiliki beberapa syarat yang dibutuhkan agar dapat digunakan secara maksimal. Syarat tersebut antara lain tersedianya jaringan listrik, adanya LCD Projector dan laptop untuk menampilkan media tersebut. Terkadang beberapa sekolah belum memiliki LCD projector, padahal alat ini merupakan syarat mutlak agar siswa dapat melihat media animasi dan video yang akan diputar. Media animasi dan video efektif untuk membangkitkan motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar. Oleh sebab itu, sebaiknya sekolah menyediakan minimal 1 atau 2 buah LCD projector di sekolah. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Penggunaan median audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Mlati Sleman pada materi ekosistem.

0 0 103

Penggunaan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII Love SMP Joannes Bosco Yogyakarta pada materi ekosistem.

0 1 266

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.

0 0 208

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.

0 0 2

Penerapan mind map pada materi hewan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X SMAN 9 Sendawar kabupaten Kutai Barat.

0 0 190

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi.

1 2 87

Penggunaan media pembelajaran audiovisual pada materi ekosistem untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII A SMP Taman Deasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta

0 5 206

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi ekosistem siswa kelas X A SMA Negeri 1 Menyuke Kalimantan Barat dengan metode observasi

0 0 85

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas VII A pada materi ekosistem SMP Negeri 1 Sendawar Kutai Barat menggunakan media animasi dan video

0 5 250

Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat

0 1 217