Doa Syukur Agung Anamnese

117 Makna Keselamatan dalam Perayaan Iman dan Kehidupan Umat Katolik kesatuan. Kisah mengandung nilai-nilai. Nilai-nilai yang dihayati akan memberi identitas umat yang mendengarkan. Inilah antara lain makna Sabda dalam Ekaristi. Umat Perjanjian Lama mampu bertahan di tengah berbagai malapetaka dan ancaman, karena kisah yang mereka kenangkan bersama, yakni Allah yang dapat diandalkan. Mengingat kenangan bersama itu, maka semestinya orang Kristiani tidak ada yang boleh merasa sendirian. Umat Kristiani perlu peka pada sesamanya, terutama mereka yang terlupakan. Dalam liturgi Sabda, Kitab Suci dibacakan, direnungkan dalam homili, dan ditanggapi dengan pengucapan syahadat serta doa permohonan. Baik syahadat maupun doa permohonan, keduanya mengungkapkan iman. Doa permohonan mengungkapkan kepercayaan bahwa Allah adalah pelindung dan pendengar. Namun, hal ini sering berbeda dengan situasi kita. Di banyak tempat banyak suara masyarakat dibungkam, apalagi suara orang lemah. Sementara mereka yang harus mendengarkan menjadi tuli. Gereja yang ekaristis adalah Gereja yang mendengarkan mereka yang suaranya tidak pernah didengarkan dan menyuarakannya. Melalui Gereja suara mereka yang tidak pernah tersuarakan sampai ke hadiarat Allah. 8

3. Liturgi Ekaristi

Liturgi Ekaristi meliputi beberapa bagian, yakni persiapan persembahan, Doa Syukur Agung, dan Komuni. Secara keseluruhan dapat dimaknai sebagai hidup dalam pengharapan. Namun mengingat keterbatasan ruang dalam tulisan ini, maka akan dibahas doa syukur agung secara umum, dan bagian khusus dari doa syukur agung yakni anamnese dan epiklese.

a. Doa Syukur Agung

Menjelang sengsara-Nya Yesus mengadakan perjamuan dalam rangka perayaan Paskah umat Yahudi. Dalam perjamuan paskah Yahudi ada doa syukur sebelum dan sesudah makan. Doa sebelum makan singkat dan doa sesudah makan panjang dan bebas dirumuskan 8 I. Suharyo, Ekaristi , hlm. 33-55. 118 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama oleh pemimpin perjamuan. Perayaan Ekaristi pada awal-awal Gereja mengikuti pola ini. Pada perjamuan ekaristi tersebut benar-benar ada perjamuan makan. Dalam perkembangannya, sekitar abad kedua sudah tidak ada lagi perjamuan makan. Semuanya terbatas doa. Sehubungan dengan itu doa sebelum makan yang singkat disatukan dengan doa sesudah makan menjadi doa syukur agung. Serupa dengan doa dalam perjamuan paskah Yahudi, doa syukur agung memiliki dua bagian doa yakni puji-syukur dan permohonan. Yang utama adalah puji-syukur disebut ekaristi. Maka jelas bahwa inti perayaan ekaristi adalah puji-syukur. Syukur dalam ekaristi disertai kata pujian, jadi syukur yang dimaksud adalah bentuk ungkapan pujian akan kemuliaan dan kebaikan Allah. “Aku bersyukur kepada- Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar” Kidung kemuliaan. Pujian syukur disusul dengan permohonan. Doa permohonan juga mengungkapkan kebaikan Allah. Orang bermadah, bergembira meluhurkan Allah, karena Allah begitu baik, bersedia mendengarkan permohonan umat-Nya. 9

b. Anamnese

Iman umat akan kebaikan Allah tidak hanya ada dalam pikiran, melainkan berdasarkan peristiwa konkret, yakni karya Allah sepanjang sejarah keselamatan Israel yang memuncak pada peristiwa paskah Yesus. Maka puji syukur senantiasa disertai pengenangan atau anamnese. Anamnese tidak sama dengan mengenang peristiwa yang telah lampau. Dengan mengenangkan peristiwa yang lampau orang mampu menghayati kebaikan Allah sekarang ini. Kebaikan Allah dialami orang terdahulu, sekarang, dan akan tetap dialami oleh orang-orang beriman yang akan datang. Anamnese menempatkan orang beriman pada arus rahmat Allah yang tidak berkesudahan. Sehubungan dengan itu pusat pengenangan Doa Syukur Agung dalam Perayaan Ekaristi adalah Yesus sendiri, khususnya wafat dan kebangkitan-Nya. Puji syukur umat Katolik menyangkut Kuasa Allah yang tampak dalam kebangkitan Kristus di antara orang mati. Dengan 9 Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik, hlm. 406-407. 119 Makna Keselamatan dalam Perayaan Iman dan Kehidupan Umat Katolik mengenangkan penyerahan Kristus, orang beriman Katolik menghayati, turut menyerahkan diri kepada Allah dalam kesatuan dengan penyerahan Kristus yang sempurna. Oleh kebangkitan-Nya penyerahan Kristus itu abadi, satu kali untuk selamanya. Puji syukur dalam Ekaristi ambil bagian dalam penyerahan Kristus yang abadi. 10 Dengan itu karya keselamatan Kristus hadir dan dialami umat beriman Katolik.

c. Epiklese