116 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama
ditebus dan diselamatkan dari dosa, yang senantiasa meluapkan pujian dan memuliakan Allah. Itulah tujuan manusia diciptakan
untuk senantiasa memuji dan meluhurkan Allah.
7
2. Liturgi Sabda
“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap fi rman yang keluar dari mulut Allah” Mat. 4:4. Yesus sang Roti hidup
diterima dari dua meja: Meja Sabda dan Meja Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan satu kesatuan dari liturgi Ekaristi dan liturgi
Sabda.
Selain membuat mujizat-mujizat, dalam pelayanan-Nya di tengah masyarakat-Nya, Yesus juga mengajar. Yesus menyampaikan
Sabda-Nya. Sekarang Ia terus mengajar kita dan kita mendengarkan Dia, Sang pemilik Sabda Kekal. “Tuhan, kepada siapakah kami akan
pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari
Allah” Yoh. 6:68-69.
Sabda melahirkan iman, Sabda ditanggapi dengan iman. Untuk menerima Sabda orang perlu siap mendengarkan, menerima dalam
hati, dan membiarkan Sabda itu membarui kehidupan, melaksanakan dalam tindakan dan membagikannya kepada orang lain. Sebagaimana
kata-kata manusia yang diucapkan dengan tulus dapat membesarkan hati, menumbuhkan kepercayaan, dan menguatkan relasi antarpribadi,
demikian juga Sabda Allah dalam Ekaristi meneguhkan ikatan kasih antara Kristus dan Gereja serta ikatan kasih antarsesama umat. Kedua
murid yang berjalan ke Emaus mengalami hal itu. “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan
dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Luk. 24:32.
Sabda Allah bukan sekedar informasi, melainkan kisah. Kisah yang indah dikisahkan berulang-ulang. Nyanyian indah dinyanyikan
berulang-ulang. Pengulangan kisah menimbulkan kenangan yang sama. Kenangan yang sama menjadi penting bagi ikatan bersama,
7
I. Suharyo, Ekaristi: Meneguhkan Iman, Membangun Persaudaraan, Menjiwai Pelayanan Yogyakarta: Kanisius, 2011, hlm. 15-29.
117 Makna Keselamatan dalam Perayaan Iman dan Kehidupan Umat Katolik
kesatuan. Kisah mengandung nilai-nilai. Nilai-nilai yang dihayati akan memberi identitas umat yang mendengarkan. Inilah antara lain
makna Sabda dalam Ekaristi. Umat Perjanjian Lama mampu bertahan di tengah berbagai malapetaka dan ancaman, karena kisah yang
mereka kenangkan bersama, yakni Allah yang dapat diandalkan.
Mengingat kenangan bersama itu, maka semestinya orang Kristiani tidak ada yang boleh merasa sendirian. Umat Kristiani perlu
peka pada sesamanya, terutama mereka yang terlupakan. Dalam liturgi Sabda, Kitab Suci dibacakan, direnungkan
dalam homili, dan ditanggapi dengan pengucapan syahadat serta doa permohonan. Baik syahadat maupun doa permohonan,
keduanya mengungkapkan iman. Doa permohonan mengungkapkan kepercayaan bahwa Allah adalah pelindung dan pendengar. Namun,
hal ini sering berbeda dengan situasi kita. Di banyak tempat banyak suara masyarakat dibungkam, apalagi suara orang lemah. Sementara
mereka yang harus mendengarkan menjadi tuli. Gereja yang ekaristis adalah Gereja yang mendengarkan mereka yang suaranya tidak
pernah didengarkan dan menyuarakannya. Melalui Gereja suara mereka yang tidak pernah tersuarakan sampai ke hadiarat Allah.
8
3. Liturgi Ekaristi