Islam Makna keselamatan dalam perspektif agama-agama.

52 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama

1. Islam

Apa itu Islam? Seperti yang telah disebutkan dalam buku Pluralisme dalam perspektif Kesatuan , setidaknya terdapat beberapa makna Islam. Pertama, Islam bermakna kepasrahan dan ketundukan pada hukum dan perintah Allah, yakni mencakup seluruh sistem alam semesta Q.S. Ali-Imran: 83. 18 Kedua, Islam merupakan sebutan nama satu agama din al-Islam. Ketiga, kata Islam dikenakan kepada setiap orang yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, meskipun mereka belum bisa melaksanakan ajaran Islam secara sempurna. 19 Islam merupakan sehimpunan doktrin, ajaran serta hukum-hukum yang telah baku, sebagai perintah Tuhan yang terkodifi kasikan. Dalam pengertian ini, Islam lazimnya diartikan sebagai istilah spesifi k untuk menyebut agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. 20 Namun Nurcholish Madjid menyatakan bahwa kata Islam pada asalnya bukan nama dari sebuah agama, melainkan lebih pada sikap tunduk atau pasrah kepada Tuhan sebagaimana yang terdapat dalam agama-agama lain. 21 Dengan demikian, ber-islam bagi manusia adalah sesuatu yang alami dan wajar. Berserah diri kepada Tuhan itulah jalan lurus menuju kepada-Nya. Karena sikap ini berada dalam lubuk hati yang paling dalam pada diri manusia sendiri, menerima jalan lurus bagi manusia adalah sikap yang paling fi tri atau alamiah, dan wajar. 18 Syaifan Nur Lathifatul Izzah, “Ajaran Pokok Agama Islam dalam membangun Hubungan Sesama Manusia dan Tuhan”, dalam Ignatia Esti Sumarah, ed., Pluralisme dalam Perspektif Persatuan Yogyakarta: Sanata Dharma University Press, 2012, hlm. 41. Secara umum, pada bagian penjelasan mengenai Islam, Iman, dan Ihsan, kami akan merujuk dan mengutip artikel kedua penulis di atas. Lebih lanjut, lihat M. Nurcholish Majid, Islam Doktrin dan Peradaban Jakarta: Paramadina, 1992, hlm. 181. 19 Komarudin Hidayat, Tragedi Raja Midas, Jakarta: Paramadina, 1999, hlm. 74-75. 20 Pendapat seperti ini umumnya dikemukakan oleh sejumlah sarjana orientalis modern yang menafsirkan konsep Islam aslama, muslim sebagai istilah spesifi k yang ditujukan kepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk “penyerahan diri kepada kehendak Allah.” Adapun yang dituju sarjana modern modern scholars di sini adalah beberapa orientalis kontemporer seperti Ignaz Goldziher, Grimme, Margoliouth, dan lain-lain. M. Bravmann, The Spiritual Background of Early Islam: Study In Ancient Arab Concept Leiden: E.J. Brill, 1972, hlm.7. 21 R. William Liddle, “Skripturalisme Media Dakwah: Sebuah Bentuk Pemikiran dan Aksi Politik Islam di Indonesia Masa Orde Baru” dalam Jalan Baru Islam Bandung: Mizan, cet. II, 1999, hlm. 289. 53 Muhammad SAW, Sang Nahkoda Pemahaman di atas jika kita memahami makna Islam secara lentur dan dinamis; namun, Islam saat ini adalah agama yang dibawa oleh Muhammad Saw, dengan seperangkat ajaran dan ketetapan yang ada di dalamnya. Setidaknya hal inilah yang dipakai dalam memaknai Islam saat ini, Islam yang terlembagakan dan menjadi sebuah institusi. 22 Dalam agama Islam dikenal ada lima rukun Islam: 1 mengucapkan kalimat syahadat sebagaimana telah disebutkan, 2 melaksanakan ibadah shalat, 3 mengeluarkan zakat bagi orang- orang yang berhak menerimanya, 4 melaksanakan puasa di bulan suci ramadhan, dan 5 melaksanakan ibadah haji ke Makkah, jika mampu secara material dan non-material, minimal sekali dalam hidup seseorang. 23

2. Iman