Isra’ Mi’raj Nabi

134 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama kesejahteraan, yang ditujukan pada nabi Muhammad SAW, bahkan di masjid-masjid dilaksanakan pengajian khusus untuk memperingati hari lahir Rasulullah ini. Memperingati kelahirannya merupakan salah satu bentuk kecintaan terhadap Rasulullah, 3 salah satu hadits Nabi yang diriwayatkan Muslim menyebutkan: “Di antara umatku yang paling cinta kepadaku adalah orang-orang yang hidup sesudahku, yang salah seorang di antara mereka ingin melihatku walau harus mengorbankan keluarga dan harta benda” HR. Muslim. Di Yogyakarta, tradisi Sekaten yang dilaksanakan setiap tahun oleh keraton Yogyakarta biasanya dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Hanya saja tradisi ini sudah menjadi komoditi kapitalisme dan cenderung konsumtif sehingga kehilangan nuansa spiritualitasnya.

3. Isra’ Mi’raj Nabi

Dalam Islam dikenal peringatan Isra’ dan Mi’raj. Dalam kalender di Indonesia ditetapkan sebagai hari libur nasional. Secara harfi ah, Isra’ adalah berjalan di waktu malam hari. Sedangkan secara istilah, kata ini bermakna perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa Palestina di waktu malam hari. Hal ini sesuai dengan fi rman Allah: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui QS. Al-Isra’: 1. Sedangkan mi’raj secara harfi ah bermakna ‘tangga’ sedangkan secara istilah, kata mi’raj merujuk pada peristiwa perjalanan Nabi Muhammad dari alam bawah bumi, yakni dari Mesjidil Aqsa sampai langit ke tujuh dan ke sidratul muntaha pohon Bidara tempat berkesudahan, digambarkan sebagai pohon yang tumbuh mulai langit 3 Muhammad Sholikhin, Ritual dan Tradisi Islam Jawa Yogyakarta: Narasi, 2010, hlm. 459 135 Memaknai Hari Besar dalam Agama Islam keenam hingga langit ketujuh. Daunnya digambarkan selebar telinga gajah dan buah-buahnya seperti bejana batu. Di sidratul muntaha Nabi Muhammad menerima perintah shalat lima waktu. Di sinilah letak pentingnya Isra’ dan Mi’raj, yakni mengenang dan merefl eksikan perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk melaksanakan shalat lima waktu: Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya’, dan Subuh. Peristiwa Isra’ Mi’raj diperingati pada tiap 27 Rajab. Biasanya, dalam peringatan tiap tahunnya, umat Islam melakukan peringatan dan refl eksi. Misalnya mengadakan kegiatan yang bernuansa religius seperti lomba dan sayembara baca al-Qur’an, Adzan, busana muslim dan kebanyakan mengadakan pengajian atau ceramah yang temanya terkait dengan Isra’ Mi’raj. Umumnya, peringatannya diadakan di masjid, musholah dan surau-surau. Adapun pelajaran yang dapat dipetik dari Isra’ Mi’raj adalah, pertama , Isra’ Mi’raj merupakan cara Allah dalam rangka meneguhkan hati Rasul dalam berdakwah. Sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad mendapatkan musibah dengan meninggalnya dua pembela utama dalam dakwah, yaitu Abu Talib pamannya dan Siti Khadizah istrinya. Perjumpaan Rasul secara langsung dengan penguasa alam ini dapat menghibur dan menguatkan pendirian Rasul serta keistiqomahannya dalam mengemban risalah-Nya. Kedua , Isra’ Mi’raj juga memberikan pengajaran tentang arti kesabaran: kesabaran yang berbuah balasan perjalanan spiritual dengan buah tangan berupa wahyu perintah sholat lima waktu, sehingga dalam salah satu ayat al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 153, ajaran sabar dan sholat menjadi satu paket jadikanlah sabar dan sholat menjadi penolongmu. Sebagi refl eksi, bangsa Indonesia sebagai bangsa besar yang tengah mengalami beragam krisis dan musibah multidimensi sudah selayaknya dapat menanggulanginya dengan penuh kesabaran dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ketiga , Isra’ Mi’raj adalah proses naiknya Rasulullah dari tempat yang rendah bumi ke tempat yang tinggi Sidaratul Muntaha dan kembali ke bumi lagi untuk mengadakan perubahan-perubahan dengan mengadakan perencanaan-perencanaan baru dalam 136 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama membangun dan memprogram langkah dakwah ke depan. Dengan demikian, Isra’ Mi’raj paling tidak dapat memberikan pesan kepada umat Islam tentang perlunya kesadaran komunal untuk lebih kreatif, dinamis dan optimis dalam membangun bangsa ke depan. Keempat , Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang terprogram dan terencana. Artinya, Allah SWT sudah mendesain perjalanan Rasulullah tersebut dengan perencanaan yang jelas dan mempunyai batas waktu. Dibuktikan terjadinya peristiwa Isra’ Mi’raj itu hanya satu malam. 4 Dengan kata lain, Isra’ Mi’raj dapat dijadikan refl eksi bagi umat Islam khususnya, dan bangsa Indonesia yang sedang dalam kondisi membangun, untuk memperhatikan dan mencermati peristiwa ini. Misalnya apa saja yang sudah dicapai bangsa Indonesia? apakah sudah mengalami kemajuan dan perubahan yang signifi kan? Dengan merenungkan kedua pernyataan tersebut, maka bangsa ini dapat kembali merencanakan program pembangunan yang jelas, terencana dan punya batas waktu di segala sektor kehidupan. Peringatan Isra’ Mi’raj juga dapat memberikan spirit yang kuat untuk dapat diaplikasikan dalam realitas kehidupan dalam membangun kepribadian masyarakat dan bangsa yang mulia.

4. Idul Fitri