85 Usaha Mencapai Keselamatan dalam Perspektif Hindu
hati berubah menjadi positif untuk membantu dalam menyelamatkan manusia.
Tanggal satu Saka adalah Tahun Baru Hari Raya setelah Nyepi. Untuk menyambut Tahun Baru umat Hindu melaksanakan Catur
Brata Penyepian, yaitu Amati geni, Amati karya, Amati lelungan, dan
Amati lelanguan.
1. Amati Geni
Amati geni adalah pertapaan atau puasa tidak menyalakan api atau listrik kecuali kondisi tertentu. Hal ini dimaksudkan sebagai
simbol tidak mengumbar hawa nafsu. Nafsu negatif yang tidak dikendalikan menyeret seseorang ke jurang penderitaan. Nafsu seperti
itu juga membuat seseorang merosot dan pada akhirnya jatuh dari tataran kerohanian. Oleh karena itu, hawa nafsu harus dikendalikan
supaya kondisi menjadi tenang. Dalam ketenangan hati itulah diharapkan manusia mampu merenungkan segala pikiran, ucapan
dan perbuatan di masa setahun silam; dan sekiranya dirasa tidak baik, hal itu perlu diperbaiki. Hal-hal yang sudah baik dipertahankan
danatau lebih lanjut bisa ditingkatkan.
Dengan persiapan seperti itu maka pada kehidupan di Tahun Baru ada perubahan suasana dan perasaan menjadi lebih baik dalam
segala hal. Sebuah slogan yang mengatakan “hari ini harus lebih baik dari pada kemarin dan hari esuk harus lebih baik dari pada hari ini”
sangat bermakna di sini. Ini adalah rencana yang sangat bagus untuk dihayati dalam bidang apapun. Begitu juga dalam ajaran Hindu,
makna tidak menyalakan api adalah simbol untuk peningkatan kualitas diri tanpa nafsu negatif. Orang yang dapat menarik indria-
indrianya dari objek-objek indria, menjadi mantap dengan teguh dalam kesadaran yang sempurna, bagaikan kura-kura yang menarik
kaki dan kepala ke dalam rumahnya. Kura-kura itu akan memasukkan dan mengeluarkan kaki dan kepalanya dengan tujuan tertentu. Oleh
karena itu, seseorang harus belajar sedemikian rupa sebab apa bila nafsu-nafsu negatif di biarkan bergelora maka hal ini merupakan
salah satu yang menghambat dalam mencapai keselamatan.
86 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama
2. Amati Karya
Amati karya adalah pertapaan tidak melakukan aktivitas atau
mengurangi kegiatan fi sik seperti yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan untuk beristirahat sejenak. Dengan
kondisi santai tidak kecapean daya tahan tubuh akan mampu duduk dalam mengadakan permenungan. Jika pikiran dan tubuh terlalu
letih kemungkinan akan menyulitkan dalam melakukan kontemplasi, terlebih jika pikiran goyah karena goncangan-goncangan yang
bersifat duniawi. Tetapi orang yang sudah tenang dan mantap dalam kesadaran akan Tuhan, ia tidak mudah dipengaruhi oleh sesuatu
yang baik atau buruk. Untuk itu, program ini perlu dilaksanakan oleh umat Hindu setiap tahun sekali. Program ini untuk memberi
kesempatan agar organ tubuh menata sel-sel kembali menjadi segar bugar untuk menyongsong tahun baru Saka. Dalam kebugaran
tubuh, manusia dimaksudkan menjadi kuat dan lebih rajin berbhakti kepada Tuhan. Kesadaran berbhakti kepada Tuhan seperti itu akan
menempatkan kedudukan rohani yang sempurna, yang secara teknis disebut samadhi.
Pada tingkat kesempurnaan yang disebut samadhi, pikiran seseorang terkendali sepenuhnya dari kegiatan pikiran yang
bersifat duniawi melalui latihan yoga. Ciri kesempurnaan itu adalah kesanggupan seseorang melihat sang jati diri dengan pikiran yang
murni. Ia menikmati dan riang di dalam sang diri. Dalam keadaan riang seperti itu seseorang berada dalam kebahagiaan rohani yang
tidak terhingga yang diinsyafi melalui indria-indria rohani. Setelah menjadi mantap seperti itu seseorang tidak pernah menyimpang
dari kebenaran. Setelah mencapai kedudukan ini, ia berpikir tidak ada kuntungan yang lebih besar lagi. Oleh karena, ia sudah mantap
dalam kedudukan seperti itu, ia tidak pernah tergoyahkan, bahkan di tengah-tengah kesulitan yang paling besar sekalipun. Ini memang
keselamatan kebebasan yang sejati dari segala kesengsaraan yang berasal dari hubungan duniawi
Bhagavad-gita 6.20–23. Dari ayat ini kita mengetahui bahwa bila umat Hindu dengan serius melatih dirinya
melaksanakan salah satu rangkaian upacara dalam Nyepi ini, apa yang dilakukannya merupakan tahapan menuju kesempurnaan. Berangsur-
87 Usaha Mencapai Keselamatan dalam Perspektif Hindu
angsur, selangkah demi selangkah, seseorang harus mantap dalam samadhi dengan menggunakan kecerdasan yang diperkokoh oleh
keyakinan penuh. Dengan demikian pikiran menjadi terpusat hanya pada sang diri dan tidak memikirkan sesuatu selain itu Bhagavad-
gita 6.25.
Dengan tahapan tersebut pada akhirnya kesempurnaan sejati adalah mencapai keselamatan sesuai visi-misi Tuhan sendiri.
Masalahnya adalah tidak setiap orang siap diselamatkan. Mereka cenderung lebih memilih hal-hal duniawi yang bisa dinikmati secara
kasat mata. Mereka lebih mengejar kebutuhan pokok untuk kehidupan duniawi walau dengan perilaku yang buruk menghalalkan segala
cara tetapi digunakan dengan senikmat-nikmatnya. Bagi mereka kenikmatan rohani yang tidak kasat mata hanyalah dongeng atau
angan-angan bohong belaka.
3. Amati Lelungan