Keselamatan Relatif Makna keselamatan dalam perspektif agama-agama.

21 Jalan Menuju Keselamatan Menurut Pandangan Agama Buddha

1. Keselamatan Relatif

Banyak pernyataan yang mengatakan bahwa “Keselamatan” adalah suatu jaminan kelak; setelah orang meninggal akan terlahir penuh kesenangan di dalam sorga. Bagi agama Buddha keselamatan jenis ini adalah keselamatan “relatif,” karena alam surga sesungguhnya tidak kekal, masih dicengkeram kelapukan, masih berpijak pada empat unsur alam semesta di sana air, tanah, api dan udara, yang senantiasa menuju kehancuran. Alam surga juga bersifat relatif, karena masih terbelenggu oleh dimensi ruang dan waktu. Sang Buddha tidak pernah mengajarkan untuk berdoa dan menyembah DewaDewi penghuni surga, karena mereka sendiri masih diliputi kotoran batin, yaitu nafsu-nafsu indria, dan juga masih dicengkeram oleh kelahiran dan kematian. Juga, para DewaDewi masih bisa marah, masih bisa murka, menghukum, tidak senang, cemburu, dan memiliki sifat-sifat buruk lainnya, sehingga bukanlah sosok yang tepat untuk dijadikan perlindungan. Menurut Buddha, perlindungan yang tepat adalah diri sendiri. Makhluk hidup atau manusia bisa terlahir di alam yang penuh bahagia atau yang sering di kenal dengan alam surga, apabila manusia itu memiliki sikap mental yang baik dan menanamkan dua hal berikut, yakni 1 mempunyai rasa malu untuk berbuat jahat hiri dan 2 mempunyai rasa takut akan akibat perbuatan jahat ottapa. Rasa malu untuk berbuat jahat hiri dan rasa takut akan akibat perbuatan jahat ottapa akan mengikis emosi-emosi negatif yang bersifat destruktif, yaitu kebencian, kemarahan, keirihatian, kemelekatan, dan stressdepressi. Alam surga bukanlah monopoli agama tertentu, tetapi alam surga memang hanya akan dihuni oleh orang-orang tertentu, yaitu orang-orang yang baik hatinya, rendah hati, penuh cinta kasih, mempunyai rasa malu untuk berbuat jahat hiri dan mempunyai rasa takut akan akibat perbuatan jahat ottapa, yang semasa masih hidup sangat gemar berderma atau berdana, suka menolong semua makhluk yang mengalami penderitaan, dan memiliki sifat serta watak yang positif. Timbunan kebajikan dan kebenaranlah yang akan menjamin seseorang masuk surga, bukan agama. 22 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama

2. Keselamatan Absolut