Keselamatan Karena Usaha Diri Sendiri

100 Makna Keselamatan dalam Perspektif Agama-Agama

2. Keselamatan Karena Usaha Diri Sendiri

Keselamatan dalam pandangan agama Buddha dicapai dan diusahakan oleh diri sendiri. Untuk memperoleh keselamatan tidak bisa diwakilkan, mengandalkan sesuatu dan menyerahkan diri secara pasif. Keselamatan haruslah diusahakan oleh diri sendiri secara aktif melalui pelatihan spiritualitas baik menjaga moralitas, melakukan meditasi vipassana dan menyempurnakan kebijaksanaan maupun cinta kasih. Buddhisme melihat bahwa masalah, bahaya, dan penderitaan merupakan akibat dari perbuatan diri sendiri dan perpaduan berbagai kondisi bukan dari kutukan ataupun hukuman. Sebagai ilustrasi orang terlahir menjadi miskin, cacat, buruk rupa dan seterusnya adalah karena perbuatannya di masa kehidupan lampaunya yang tidak baik sehingga ketika terlahir saat ini ‘memetik’ buah perbuatannya karma. Oleh karena yang membuat masalah dan penderitaan adalah diri sendiri maka diri sendiri bertanggung jawab untuk membebaskan diri dari penderitaannya, seperti dinasihatkan oleh Buddha Gautama kepada pengikutnya dalam Dhammapada Bhikkhu Vagga ayat 379-380: Engkaulah yang harus memeriksa dan mengingatkan dirimu sendiri. Bhikkhu, bila engkau dapat menjaga dirimu sendiri dan selalu sadar, maka engkau akan hidup bahagia. Sesungguhnya dari diri sendiri menjadi tuan rumah bagi diri sendiri. Diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri. Oleh karena itu, kendalikan dirimu sendiri, seperti pedagang kuda menguasai kuda dengan baik. Agama Buddha dalam hal ini realistis, tidak memberikan janji- janji kepada pemeluknya. Meskipun seseorang telah memeluk dan yakin akan ajaran Buddha, namun jika ia tidak berusaha sungguh- sungguh menjalaninya maka tidak ada jaminan keselamatan. Meskipun seseorang tidak memeluk agama Buddha, bahkan tidak mengenal ajaran Buddha sekalipun, ia dapat terselamatkan karena secara sungguh-sungguh melaksanakan kebaikan, menahan diri dari kejahatan dan menggladi hati serta pikiran menuju kesucian, mengurangi dan melenyapkan nafsu keinginan. Jauh sebelum Sidharta 101 Memaknai Hari Raya sebagai Cara Merealisasikan Keselamatan.... Gautama menjadi Buddha dan mengajarkan Dhamma sebagai jalan keselamatan telah ada orang-orang yang mencapai kesucian. Diri sendiri mempunyai andil besar dalam menciptakan keselamatan. Mereka yang ingin selamat akan dengan sungguh- sungguh mencari dan mengusahakan keselamatan. Tidak ada yang dapat secara penuh menyelamatkan kita kecuali diri kita juga ikut terlibat dalam usaha menyelamatkan diri. Ibarat seorang murid atau mahasiswa yang ingin lulus dan menjadi cendekiawan, meskipun berada di universitas terbaik dengan segala fasilitasnya, dosen-dosen dengan kualitas tinggi, dan kurikulum yang dirancang sempurna tetapi jika mahasiswa sendiri tidak melibatkan diri secara aktif dalam usaha membuat dia lulus dan menjadi cendekiawan, maka faktor- faktor yang lain tidak banyak memberi manfaat. Keselamatan pun demikian. Meskipun seseorang telah ditunjukkan jalan keselamatan, dibimbing oleh guru-guru spiritual terbaik, tetap saja ia sendiri harus terlibat aktif dalam mengusahakan keselamatan.

3. Tri Ratna Sebagai Penuntun Keselamatan Umat Buddha