17
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan
dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang
dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor.
2.2. Profesionalisme Auditor
2.2.1. Pengertian Profesionalisme
Standar Auditing dibagi menjadi 3 tiga, yaitu: Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Di dalam Standar
Umum digolongkan berbagai penjabaran yang mengatur mengenai persyaratan pribadi akuntan publik. Standar Umum ini juga terbagi menjadi
3 tiga point, dan point yang ketiga berbunyi “Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.” SA Seksi 230, Paragraf 01. Artinya seorang auditor dituntut untuk memiliki profesionalisme dalam
memeriksa laporan keuangan. Profesionalisme terdiri dari dua kata, yaitu profesional dan isme.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001 pengertian profesional adalah bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan
latihan, beroleh bayaran atas keahliannya itu. Kemudian kata profesional tersebut mendapat akhiran –isme, yang dalam Bahasa Indonesia berarti
Universitas Sumatera Utara
18
“sifat”. Maka istilah profesionalisme berarti sifat yang harus dimiliki oleh setiap profesional dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga pekerjaannya
tersebut dapat terlaksana atau dijalankan dengan sebaik – baiknya, penuh dengan tanggung jawab terhadap apa yang telah dikerjakannya dengan
dilandasi pendidikan dan keterampilan yang dimilliki. Sesuai dengan definisi profesionalisme di atas, maka auditor yang
memiliki profesionalisme harus memiliki tanggung jawab bukan hanya kepada klien saja, tetapi juga kepada masyarakat dan rekan seprofesi lainnya
untuk menjalankan pekerjaannya dengan sebaik – baiknya dan dengan menggunakan keterampilan yang dimiliki melalui pendikikan yang telah
dijalani.
2.2.2. Konsep Profesionalisme
Profesionalisme yang dimiliki oleh seorang auditor dapat diukur dengan menggunakan 5 lima dimensi yag dikembangkan oleh Hall 1968,
yaitu: 1. Menganggap organisasi profesi sebagai acuan utama –
menggunakan organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai acuan utama dalam melaksanakan
pekerjaan profesionalnya.
2. Pelayanan kepada masyarakat – hal ini mencakup pandangan tentang pentingnya peranan profesi dan manfaat yang
diperoleh dari profesi tersebut baik masyarakat maupun kalangan profesional.
3. Regulasi diri – mencakup keyakinan bahwa orang yang berhak menilai profesionalitas suatu pekerjaan adalah rekan
seprofesi.
Universitas Sumatera Utara
19
4. Dedikasi – mengunakan kemampuan profesional dalam pekerjaan walaupun honor intrinsik terbatas.
5. Otonomi – mencakup sebuah pandangan bahwa praktisi harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak luar, yang bukan merupakan rekan profesi.
Sesuai dengan konsep profesionalisme yang dijelaskan tersebut, sangat diharapkan bagi seorang auditor dalam melakukan audit dengan
sebaik – baiknya tanpa ada pengaruh dari pihak luar, sehingga laporan audit yang dihasilkan berkualitas.
2.2.3. Cara Auditor Mewujudkan Profesionalisme