Pengertian Auditing Standar Auditing

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Auditing

2.1.1. Pengertian Auditing

Menurut Arens, Elder dan Bealey 2008:4 pengertian auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilakukan orang yang kompeten dan independen. Sedangkan menurut Mulyadi 2002:9 auditing adalah: Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta pernyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Jika ditinjau dari sudut pandang akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut Mulyadi 2002:11. Universitas Sumatera Utara 9

2.1.2. Jenis – jenis Auditor

Menurut Arens et al 2008:19 dalam ada beberapa jenis auditor yang berpraktek saat ini, yaitu:

2.1.2.1. Kantor Akuntan Publik

2.1.2.1.1. Pengertian Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang telah mendapat izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah akuntan publik dalam memberikan jasanya. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka. Kantor Akuntan Publik KAP seringkali disebut auditor eksternal atau auditor independen untuk membedakannya dengan auditor internal.

2.1.2.1.2. Bidang Jasa Kantor Akuntan Publik

Jasa yang diberikan oleh kantor Akuntan Publik kepada kliennya meliputi: • Jasa Atestasi Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seseorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 10 Contohnya ialah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review atas laporan keuangan dan jasa audit serta atestasi lainnya. • Jasa Non – Atestasi Jasa ini mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi keuangan, manajemen, perpajakan dan konsultasi. Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, Kantor Akuntan Publik hanya dapat melakukan pemeriksaan paling lama 6 enam tahun berturut – turut.

2.1.2.1.3. Bentuk Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik dapat berbentuk: • Perseorangan. Kantor Akutan Publik bentuk perseorangan hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang juga sekaligus bertindak sebagai pemimpin. Universitas Sumatera Utara 11 • Persekutuan Perdata atau Persekutuan Firma . Kantor Akuntan Publik bentuk Persekutuan Perdata atau Persekutuan Firma hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2 dua orang akuntan publik danatau 75 dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-masing sekutu akan disebut “Rekan” dan salah seorang sekutu bertindak sebagai “Pemimpin Rekan”.

2.1.2.1.4. Hierarki Aduitor dalam Kantor Akuntan

Publik Menurut Mulyadi 2002:33 hierarki auditor dalam Kantor Akuntan Publik dapat dibagi menjadi berikut: • Partner Rekan • Manajer • Auditor Senior • Auditor Junior Adapun penjelasan tentang hierarki auditor dalam Kantor Akuntan Publik dapat diuraikan sebagai berikut ini: Tingkat dan Tanggung Jawab Auditor Tabel 2.1 Jabatan Pengalaman Rata – rata Tanggung Jawab Utama Partner 10 tahun ke atas Menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit. Karena Patner adalah pemilik Kantor Universitas Sumatera Utara 12 Akuntan Publik, maka Partner mempunyai tanggung jawab atas hubungan dengan klien, bertanggung jawab secara menyeluruh mengenai auditing serta bertanggung jawab atas penagihan fee audit dari klien. Manajer 5 – 10 tahun Bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, me- review kertas kerja, laporan audit. Seorang Manajer mungkin bertanggung jawab atas lebih dari satu penugasan pada saat yang sama. Auditor Senior 2 – 5 tahun Auditor Senior bertanggung jawab untuk perkerjaan lapangan audit, antara lain bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit seusai dengan rencana serta bertugas untuk mengarahkan dan me- review pekerjaan auditor junior. Auditor Junior Asisten Staf 0 – 2 tahun Bertugas untuk melaksanakan audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 13

2.1.2.2. Auditor Internal

Auditor Internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen . Tanggung jawab auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang mempekerjakan mereka .

2.1.2.3. Auditor Internal Pemerintah

Auditor Internal Pemerintah adalah auditor yang bekerja untuk Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP guna melayani kebutuhan pemerintah. Tugas utamanya adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas operasional berbagai program pemerintah.

2.1.2.4. Auditor Pajak

Direktorat Jenderal Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak. Salah satu tanggung jawab Dirjen Pajak adalah mengaudit SPT wajib pajak untuk menentukan apakah SPT itu sudah mematuhi peraturan pajak yang berlaku.

2.1.3. Tipe –tipe Audit

Menurut Mulyadi 2002:30 tipe – tipe audit terdiri atas 3 tiga golongan, yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan 2. Audit Kepatuhan Universitas Sumatera Utara 14 3. Audit Operasional Penjelasan dari ketiga tipe audit yang dikemukan oleh Mulyadi tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.3.1. Audit Laporan Keuangan

Audit atas laporan keuangan adalah audit yang dilakukan auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

2.1.3.2. Audit Kepatuhan

Audit kepatuhan dalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat kriteria. Audit kepatuahn biasanya dijumpai dalam pemerintahan.

2.1.3. Standar Auditing

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan, sesuatu yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sebagai ukuran nilai. Jika diterapkan dalam auditing, maka standar auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor untuk melaksanakan audit. Universitas Sumatera Utara 15 Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang auditor harus bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Dalam Auditing ada 10 sepuluh standar yang harus dipenuhi oleh seorang auditor. Kesepuluh standar tersebut dikenal dengan Standar Auditing dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Standar Auditing tersebut dibagi menjadi 3 tiga kelompok, yaitu: Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Ketiga kelompok ini dapat diuraikan sebagai berikut SA Seksi 150:

A. Standar Umum

1 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2 Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3 Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

B. Standar Pekerjaan Lapangan

1 Pekerjaan harus direncanakan sebaik – baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. Universitas Sumatera Utara 16 2 Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3 Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

C. Standar Pelaporan

1 Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2 Laporan auditor harus menunjukkan dan menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebutdalam periode sebelumnya. 3 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4 Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika Universitas Sumatera Utara 17 pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor.

2.2. Profesionalisme Auditor

2.2.1. Pengertian Profesionalisme

Standar Auditing dibagi menjadi 3 tiga, yaitu: Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan. Di dalam Standar

Dokumen yang terkait

Pengaruh profesionalisme dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta dan Tangerang Selatan)

0 15 90

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 26

PENGARUH PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS :Studi Empiris Pada Auditor di Kota Bandung.

0 2 56

Pengaruh Profesionalism Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

1 7 32

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Etika Profesi terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung).

0 1 20

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas.

0 1 29

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (STUDI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK SE- JAWA TENGAH)

0 0 13

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Motivasi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Medan)

0 0 27

Pengaruh Profesionalisme Auditor, Etika Profesi, Motivasi dan Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Medan)

0 0 12

Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dan Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) - Unika Repository

0 0 12