22
Demikian pula dengan profesi akuntan publik yang dinilai sebagai pihak independen, kepercayaan masyarakat merupakan hal terpenting yang harus
dijaga. Untuk itu auditor harus menetapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan.
Selain dari sisi seorang auditor, etika profesi ini juga berfungsi untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan yang disebabkan
kelalaian jasa profesional tersebut. Dan juga untuk melindungi jasa profesional tersebut dari orang – orang yang tidak bertanggung jawab, yang
mangaku dirinya profesional.
2.3.3. Prinsip – prinsip Etika Profesi Auditor
Kode Etika Profesi Akuntan Publik yang sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus
diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI dan staf profesional baik yang merupakan anggota IAPI atau bukan, yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik. Ada 5 lima prinsip etika profesi akuntan publik yang tercantum dalam Standar Profesi Akuntan Publik, yaitu:
1. Integritas 2. Objektivitas
3. Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional 4. Kerahasiaan
5. Perilaku Profesional
Penjelasan dari kelima prinsip di atas dijelaskan oleh Mulyadi 2002:56 sebagaia berikut:
1. Integritas Intergirtas adalah suatu elemen karakter yang mendasari
timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan
Universitas Sumatera Utara
23
kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang
diambilnya.
Integritas mengharuskan semua anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi
2. Objektivitas Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap jujur dan adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di
bawah pengaruh pihak lain.
3. Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional Kompetensi memnunjukkan terdapatnya pencapaian
dan pemeliharaan suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk
memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.
Kehati – hatian Profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
kompetensi dan ketekunan. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa
profesional dengan sebaik – baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan
konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
4. Kerahasiaan Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati
kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antaranggota dan klien atau pemberi kerja berakhir.
Kerahasiaan tidaklah semata – mata masalah
pengungkapan informasi. Kerahasiaan juga mengharuskan anggota untuk meperoleh informasi selama melakukan jasa
profesional tidak menggunakan atau terlibat menggunakan
Universitas Sumatera Utara
24
informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau keuntungan pihak ketiga.
5. Perilaku Profesional Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oelh anggota sebagai perwujudan tanggung jawab kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
Prinsip inilah yang merupakan landasan bagi setiap auditor untuk berperilaku dan untuk melaksanakan audit, agar hasil auditan dapat
diandalkan.
2.3.4. Hubungan Etika Profesi dengan Pertimbangan Tingkat