Validitas dan reabilitas instrumen penelitian Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah

ditetapkan, takut jarum suntik, menolak untuk berpuasa dan tidak ada waktu untuk mengikuti penelitian. Calon responden yang masuk kriteria inklusi dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian akan diberikan informed consent, yang selanjutnya diisi oleh responden sebagai bukti kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini dari awal sampai akhir. Responden yang bersedia diberi informasi mengenai tempat dan waktu pelaksanaan penelitian serta responden akan diingatkan kembali untuk berpuasa selama 10-12 jam via short message service sms.

5. Validitas dan reabilitas instrumen penelitian

Hal penting yang berkaitan dengan pengukuran yaitu validitas dan reabilitas, kedua hal penting karena pengukuran terhadap obyek penelitian menggunakan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reabilitas berhubungan dengan konsistensi. Instrumen dikatakan reliabel ketika instrumen tersebut konsisten dalam memberikan hasil penelitian atas apa yang diukur. Apabila hasil penelitian konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya Ronny, 2003. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2011, suatu alat kesehatan yang dikatakan reliabel dan memenuhi nilai presisi jika koefisien variasi CV ≤ 5. Instrumen yang divalidasi dalam penelitian yang dilakukan pada responden pria adalah skinfold caliper. Validasi dilakukan pada skinfold caliper dengan menggunakan semacam timbangan kecil yang ada pada skinfold caliper, timbangan tersebut berfungsi untuk mengkalibrasi skinfold caliper. Kalibrasi pada skinfold caliper dilakukan saat instrumen tersebut sudah tidak bisa kembali pada angka nol. Pengujian reliabilitas dilakukan pada skinfold caliper dengan replikasi pengukuran sebanyak lima kali. Nilai CV pada skinfold caliper 2,174 dan berdasarkan nilai CV tersebut maka instrumen berupa skinfold caliper dapat dikatakan reliabel.

6. Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah

Pengukuran parameter dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama dilakukan di Kampus III Universitas Sanata Dharma dan tahap kedua dilakukan di Kampus II Universitas Sanata Dharma. Parameter antropometri yang diukur oleh peneliti adalah body fat percentage yang didapat dengan pengukuran abdominal, suprailiac dan triceps skinfold thickness, sedangkan pengambilan darah responden untuk pengukuran profil lipid dilakukan oleh tenaga ahli dari Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 1. Triceps skinfold thickness. Pengukuran triceps skinfold thikness dilakukan dengan cara lipatan kulit dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk pada lengan atas bagian belakang antara prosesus olecranon dan akromion. Nilai normal pengukuran triceps skinfold thickness yaitu pria 12,5 mm dan wanita 16,5 mm Schilling, 2006. 2. Suprailiac skinfold thickness. Pengukuran pada lipatan diagonal yang terletak sejajar dengan iliac dan terletak sekitar 20 mm diatas tulang pangkal paha di dalam garis midaxillary Vlad, Ciupa, and Nicu, 2010. Nilai normal pengukuran suprailiac skinfold thickness yaitu pria 17,9 mm dan wanita 19,8 mm Junior, Scela, Boaventura, Custodio, Moiera, and Oliveira, 2012. 3. Abdominal skinfold thickness. Pengukuran dilakukan dengan memastikan subyek berdiri dengan tegak dan santai kemudian ambil lipatan secara vertikal dengan jarak 2 cm pada bagian kiri dari umbilicus Indriati, 2010.

7. Analisis darah responden