46
Jadi secara singkat dapat dijelaskan bahwa berbagai jenis rasio yang tersedia untuk menilai perusahaan dari sudut pandang kemampuan
manajemen, ukuran – ukuran tersebut diatas, semua dipengaruhi sampai titik tertentu oleh ketidakpastian yang ada didalam metode penelitian dan
akuntansi, tetapi secara bersama – sama rasio – rasio tersebut dapat memberikan petunjuk yang wajar tentang kinerja suatu perusahaan dan
juga menyarankan bidang – bidang yang memerlukan analisis lebih lanjut.
2.2.3.2. Hubungan antara Pengungkapan CSR dengan Profitabilitas
Informasi mengenai aktivitas atau kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi stakeholder khususnya investor.
Perusahaan yang memiliki environmental performance yang baik merupakan good news bagi investor maupun calon investor, dan biasanya
environmental performance perusahaan terdapat pada pengungkapan CSR dalam laporan tahunan. Perusahaan yang biasanya butuh
pengungkapan CSR dalam laporan keuangan adalah perusahaan – perusahaan high-profile, khususnya perusahaan tambang. Perusahaan
yang bertanggung jawab secara sosial akan berpengaruh positif terhadap reputasi persahaan, dan sebagai akibatnya akan meningkatkan persepsi
para stakeholder khususnya investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Legnik-Hall 1996 dalam
Lindrawati 2008 mengatakan bahwa kualitas CSR memampukan
47
perusahaan membangun hubungan efektif dengan stakeholder, meningkatkan daya saing perusahaan, dan menyediakan keuntungan
kompetitif dalam pasar bagi produk perusahaan, selanjutnya akan berdampak pada kinerja keuangan yang lebih tinggi, termasuk di
dalamnya profitabilitas perusahaan. Hubungan antara pengungkapan kinerja CSR dengan profitabilitas
dinyatakan sebagai penggambaran bahwa social responsivness membutuhkan gaya kepemimpinan manajerial yang sama dengan yang
dibutuhkan untuk membuat perusahaan profitable Bowman dan Haire, 1996 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009. Menurut Bowman dan
Haire, kinerja sosial yang kuat adalah indikator superior management talent dan oleh sebab itu dikategorikan sebagai wise investment.
Sedangkan menurut stakeholder theory, semakin baik perusahaan mengelola hubungan dengan kelompok yang berkepentingan stake pada
perusahaan, semakin baik kinerja keuangannya. Sebagai contoh, Perusahaan memberikan pilihan rencana insentif jangka pendek dan
jangka panjang dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para pemegang saham, seperti merencanakan kegiatan CSR dari dini untuk
mengurangi dampak lingkungan di masa yang akan datang, agar kerusakan lingkungan akibat produksi entitas dapat ditanggulangi sejak
dini dan nantinya tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan untuk jangka panjang.
48
Teori keagenan Agency theory merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Prinsip
utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang prinsipal yaitu investor dengan pihak yang
menerima wewenang agensi yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau
investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang
menyertai dalam hubungan tersebut Hubungan keagenan ini merupakan hubungan timbal balik dalam mencapai tujuan dan kepentingan masing-
masing pihak yang secara eksplisit dan sadar Menurut kerangka pikir teori agensi, ditunjukkan bahwa
keputusan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan diikuti oleh suatu penurunan pendapatan bersih yang diakibatkan oleh
biaya – biaya aktivitas sosial. Pembiayaan untuk kinerja sosial diasumsikan sama dengan sumber daya perusahaan sehingga
pengungkapan informasi tanggung jawab sosial berkorelasi positif dengan kinerja keuangan suatu perusahaan Sembiring, 2003.
Penelitian empiris tentang hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan CSR disclosure dengan profitabilitas
telah menghasilkan kesimpulan yang beragam. Baik Bowman dan Haire
49
1976 dan Preston 1978 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009 menghasilkan kesimpulan yang mendukung hubungan CSR disclosure-
Profitabilitas. Bowman dan Haire 1976 dalam Yap dan Widyaningdyah 2009, melaporkan perbedaan yang signifikan selama ROE rata-rata
selama lima tahun antara disclosing dan non-disclosing company. Preston melaporkan ROE yang lebih tinggi pada high discloser company dari
pada perusahaan fortune 500 yang lain Hackston, 1996 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009.
Penelitian ini difokuskan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan kinerja CSR terhadap profitabilitas dengan landasan
berpikir bahwa semakin tinggi pengungkapan kinerja CSR maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mengambil sumber daya,
memperoleh karyawan yang berkualitas, memasarkan produk, dan menciptakan kesempatan yang belum terduga yang pada akhirnya akan
menjadi sumber keunggulan bersaing. Kinerja keuangan yang baik akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghindari claim dari primary
stakeholders dan mampu menjaga kepuasan stakeholders. Hubungan yang baik dengan karyawan, suppliers dan customers sangat penting bagi
keberlangsungan perusahaan. Aktivitas yang mendukung komunitas dapat memperbaiki reputasi perusahaan dan berdampak positif terhadap
penjualan dan pada akhitrnya berpengaruh terhadap ROE dan ROA. Perencanaan perlindungan yang baik juga dapat membantu menghindari
50
sanksi di kemudian hari. Charles Henry dan Stephane dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009.
2.3. Hipotesis
Return on Assets ROA
Y
1
Corporate Social Responsibility CSR
X
Return on Equity ROE
Y
2
H
1
H
2
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan.
H
1
: ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Return on Assets ROA.
H
2
: ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Return on Equity ROE.
Dalam penelitian ini pengujian pengaruh pengungkapan kinerja CSR perusahaan terhadap ROA dan ROE dilakukan dengan mengunakan
pengujian regresi linier sederhana.