12
perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham laba bersih dibandingan dengan ekuitas. ROI mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan laba bersih dibandingkan
dengan aktiva. Berdasarkan analisis dan pembahasan ditemukan bukti empiris
bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun CSR berpengarug signifikan terhadap ROI. Ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang menerapkan CSR tetap dapat menampilkan kinerja keuangannya ROI dengan baik. Meskipun dilihat dari ROE tidak signifikan. Hal ini
dapat diguanakan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor untuk menenamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki komitmen CSR
dan mengurangi anggapan bahwa penerapan CSR yang berbiaya besar justru mengurangi return yang diharapkan investor. Demikian pula bagi
manajemen, agar dapat lebih memperhatikan pelaksanaan CSR dengan efektif dimana hal tersebut akan mampu mendorong perusahaan untuk
memiliki kinerja yang lebih baik lagi, sehingga diharapkan perusahaan juga dapat bersaing secara terbuka dengan perusahaan multinasional
lainnya dalam menghadapi persaingan global.
2.1.2. Penelitian Raldy Yap dan Agnes Utari Widyaningdyah tahun 2009
Terdapat pula penelitian lain dari Raldy Yap dan Agnes Utari Widyaningdyah. Penelitian ini mengindikasikan bahwa praktik
13
pengungkapan pertanggungjawaban sosial industri high-profile lebih tinggi dari pada industri low-profile, yang diteliti melalui tema-tema
pengungkapan pertanggungjawaban sosialnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengungkapkan fakta dari tema-
tema pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dengan membandingkan industri high-profile dan low-profile yang terdaftar di
BEI tahun 2006. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan jumlah pengungkapan sosial antara perusahaan kelompok
high-profile dan low-profile yang terdaftar di BEI. Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan dua analisis.
Analisis yang digunakan adalah analisi kuantitatif dan kualitatif. Laporan keuangan tahunan dianalisis menggunakan metode content analysis dan
analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan indeks pengungkapan sosial, yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan
sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya dengan tujuh tema. Selain itu pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji
beda rata-rata Independent Sample t Test dengan tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata antara dua populasi,dengan
melihat rata-rata dua sampelnya. Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa
semakin banyak dampak sosial yang muncul pada lingkungan perusahaan baik perusahaan high-profile maupun low-profile, akan mendorong
perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggungjawab sosialnya
14
pada laporan tahunan. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penyajian jumlah pengungkapan sosial antara
perusahaan high-profile dan low-profile. Perusahaan high-profile pada umumnya merupaka perusahaan
yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan masyarakat luas. Masyarakat
umumnya lebih sensitif terhadap model perusahaan seperti ini karena kelalaian perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil
produksi dapat membawa akibat fatal bagi masyarakat. Pada perusahaan low-profile, perusahaan tidak terlalu mendapat
sorotan luas dari masyarakat, manakala operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek tertentu dalam proses
atau hasil produksinya, perusahaan low-profile lebih ditoleransi oleh masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.
2.1.3. Penelitian Noorlailie Soewarno tahun 2009