28
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam PSAK no. 1 halaman 13, Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2. Corporate Social Responsibility CSR
2.2.2.1. Latar Belakang Tanggungjawab Sosial Perusahaan CSR
Teknologi suatu sistem perekonomian meletakkan suatu struktur pada masyarakatnya yang tidak hanya menentukan akivitas ekonominya
tetapi juga mempengaruhi hubungan sosialnya dan kesejahteraannya. Oleh karenanya suatu pengukuran yang terbatas pada konsekuensi ekonomi saja
tidaklah memadai sebagai suatu penaksiran hubungan sebab – akibat sistem semesta pengukuran ini mengabaikan pengaruh sosial
Belkaoui:1986. Setiap perusahaan selayaknya memahami bahwa setiap perusahaan
yang hadir di tengah komunitas tertentu, akan menjadi bagian dari
29
lingkungan sosial tertentu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tidak bisa berlaku tidak menghiraukan manusia – manusia di
sekelilingnya, itulah sebabnya perusahan seharusnya menyadari dan tidak hanya cukup mengetahui bahwa lingkungan sosial harus dijaga, dengan
cara mengusahakan kurangnya dampak atau imbas psikologis, ekonomi dan budaya terhadap orang – orang disekelilingnya. Perhatian terhadap
manusia di sekeliling perusahaan harus semakin ditingkatkan kalau perusahaan menyandang nama sebagai industri dengan skala besar. Karena
perusahaan mengusung teknologi tinggi dengan resiko yang tinggi pula. Soemanto, 2007
Sebelum perusahaan atau pabrik menimbulkan masalah fisik, kehadirannya sendiri telah menimbulkan situasi yang menyebabkan
manusia di sekelilingnya menjadi terpencil, terlebih jika mereka tidak mampu memahami teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. Untuk
mengatasi kesenjangan sosial yang demikian, perusahaan menyelenggarakan kegiatan kontribusi bagi penduduk yang tinggal di
sekitar. Soemanto, 2007
30
2.2.2.2. Alasan pentingnya Penerapan CSR
Setidaknya ada 3 alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggungjawab sosial sejalan
dengan operasi usahanya Wibisono, 2007 : 1.
Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan
mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai
kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat
ekspansif dan eksploratif, di samping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan Discomfort pada masyarakat.
2. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang
bersifat simbios mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya Licence to operate, wajar bila perusahaan juga
dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan
citra dan performa perusahaan. 3.
Kegiatan tanggungjawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu
bias berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat
dengan komponen perusahaan.
31
Penyebab lain timbulnya tanggungjawab sosial perusahaan adalah dengan adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada kesejahteraan
individu ke arah kesejahteraan sosial, yang bergerak dari kegiatan mencari keuntungan sebesar besarnya tanpa melihat efek sampingnya kearah
mencari laba yang berwawasan lingkungan. Hal itu menimbulkan berbagai berbagai pemikiran tentang tanggung jawab sosial perusahaan menurut
Harahap, 2003 sebagai berikut : 1.
Kecenderungan terhadap Kesejahteraan Sosial. Sejarah menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat yang
sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerjasama antar unit – unit masyarakat itu sendiri. Negara tidak bisa hidup sendiri tanpa
partisipasi rakyatnya, perusahaan juga tidak akan maju tanpa dukungan pelanggannya maupun lingkungan sosialnya. Kenyataan ini semakin
disadari dan semakin dibutuhkan pertanggungjawabannya. 2.
Kecenderungan terhadap kesadaran lingkungan. Dalam literatur, paradigma ini dikenal dengan the human exceptionalism paradigm
menuju the new environtment paradigm, paradigma yang pertama menganggap bahwa manusia adalah makhluk unik di bumi yang
memiliki kebutuhan sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh kebutuhan makhluk lain. Sebaliknya paradigma yang terakhir menganggap bahwa
manusia adalah makhluk di antara bermacam – macam makhluk yang mendiami bumi, saling mempunyai keterikatan, sebab akibat dan
32
dibatasi oleh sifat keterbatasan itu sendiri baik sosial, ekonomi atau politik.
3. Perspektif ekosistem. Orientasi yang terdahulu lebih diarahkan kepada
pembangunan ekonomi, efisiensi, profit maximation sehingga, menimbulkan krisis ekosistem.
4. Ekonomisasi vs Sosialisasi. Ekonomisasi hanya mengarahkan
kepuasan individual sebagai suatu unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat.
Sebaliknya sosialisasi menekankan perhatiannya terhadap kepentingan sosial dan selalu mempertimbangkan efek sosial yang ditimbulkan oleh
kegiatannya. Walaupun sosialisasi belum tampak nyata. Namun pengaruh pemerintah dan tekanan sosial cenderung menguntungkan
kepedulian sosial. Akhirnya diperlukan suatu alat untuk mengukur sejauh mana pengaruh perusahaan terhadap masyarakat.
2.2.2.3. Manfaat Corporate Social Responsibility CSR