9
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR terhadap profitabilitas perusahaan, pada
perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia BEI?”
1.3. Tujuan penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, ada pengaruh signifikan atau tidak antara Pengungkapan
Corporate Social Responsibility CSR dan profitabilitas perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia BEI.
1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi
Perusahaan
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajemen mengenai keefektifan CSR dalam Laporan Tahunan, manfaat dan
kontribusi riil yang dirasakan masyarakat pada khususnya dan stakeholder pada umumnya.
10
b. Bagi Investor
Sebagai pertimbangan dalam sebuah pengambilan keputusan investasi, guna menentukan perusahaan yang dapat memberikan tingkat
pengembalian investasi yang diharapkan, tanpa melupakan tanggungjawab sosialnya.
c. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan wawasan tentang penerapan tanggungjawab sosial suatu perusahaan untuk kemudian dijadikan tolak ukur kinerja suatu
perusahaan dalam rangka mewujudkan bisnis yang “ramah lingkungan”.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
2.1.1. Penelitian Lindrawati, Nita Felicia, J. Th. Budianto T. tahun 2008
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Lindrawati, Nita Felicia, J. Th. Budianto T. memposisikan penelitian ini pada penjelasan tentang
pengaruh penerapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research
Analytics. Diindikasikan bahwa perusahaan yang mengeluarkan biaya untuk bertanggungjawab secara sosial dan etis tidak menyebabkan trade-
off pertukaran negatif dan tetap dapat menampilkan kinerja sebaik perusahaan lain yang tidak mengimplementasikan CSR.
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh penerapan Corporate Social Responsibility terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research Analytics.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengujian hipotesis untuk menguji pengaruh CSR terhadap kinerja
keuangan perusahaan. CSR X diukur dengan menggunakan indeks return shareholder dan stakeholders yang dipublikasikan oleh Bussines
Ethics: KLD Research Analytics. Kinder, Lydenberg and Domini Research Analytics, Inc. Sementara kinerja keuangan digunakan ROE
Y1 dan ROI Y2. ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan
11
12
perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham laba bersih dibandingan dengan ekuitas. ROI mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan laba bersih dibandingkan
dengan aktiva. Berdasarkan analisis dan pembahasan ditemukan bukti empiris
bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun CSR berpengarug signifikan terhadap ROI. Ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang menerapkan CSR tetap dapat menampilkan kinerja keuangannya ROI dengan baik. Meskipun dilihat dari ROE tidak signifikan. Hal ini
dapat diguanakan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor untuk menenamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki komitmen CSR
dan mengurangi anggapan bahwa penerapan CSR yang berbiaya besar justru mengurangi return yang diharapkan investor. Demikian pula bagi
manajemen, agar dapat lebih memperhatikan pelaksanaan CSR dengan efektif dimana hal tersebut akan mampu mendorong perusahaan untuk
memiliki kinerja yang lebih baik lagi, sehingga diharapkan perusahaan juga dapat bersaing secara terbuka dengan perusahaan multinasional
lainnya dalam menghadapi persaingan global.
2.1.2. Penelitian Raldy Yap dan Agnes Utari Widyaningdyah tahun 2009
Terdapat pula penelitian lain dari Raldy Yap dan Agnes Utari Widyaningdyah. Penelitian ini mengindikasikan bahwa praktik
13
pengungkapan pertanggungjawaban sosial industri high-profile lebih tinggi dari pada industri low-profile, yang diteliti melalui tema-tema
pengungkapan pertanggungjawaban sosialnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengungkapkan fakta dari tema-
tema pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dengan membandingkan industri high-profile dan low-profile yang terdaftar di
BEI tahun 2006. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan jumlah pengungkapan sosial antara perusahaan kelompok
high-profile dan low-profile yang terdaftar di BEI. Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan dua analisis.
Analisis yang digunakan adalah analisi kuantitatif dan kualitatif. Laporan keuangan tahunan dianalisis menggunakan metode content analysis dan
analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan indeks pengungkapan sosial, yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan
sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya dengan tujuh tema. Selain itu pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji
beda rata-rata Independent Sample t Test dengan tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata antara dua populasi,dengan
melihat rata-rata dua sampelnya. Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa
semakin banyak dampak sosial yang muncul pada lingkungan perusahaan baik perusahaan high-profile maupun low-profile, akan mendorong
perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggungjawab sosialnya
14
pada laporan tahunan. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penyajian jumlah pengungkapan sosial antara
perusahaan high-profile dan low-profile. Perusahaan high-profile pada umumnya merupaka perusahaan
yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan masyarakat luas. Masyarakat
umumnya lebih sensitif terhadap model perusahaan seperti ini karena kelalaian perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil
produksi dapat membawa akibat fatal bagi masyarakat. Pada perusahaan low-profile, perusahaan tidak terlalu mendapat
sorotan luas dari masyarakat, manakala operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek tertentu dalam proses
atau hasil produksinya, perusahaan low-profile lebih ditoleransi oleh masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.
2.1.3. Penelitian Noorlailie Soewarno tahun 2009
Penelitian yang dilakukan oleh Noorlailie Soewarno ini mengidentifikasikan CSR tidak lagi dipandang lagi sebagai
kedermawanan, namun lebih dari itu, CSR telah menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis. Melalui komitmen jangka panjang,
hasil substansial akan diperoleh melalui kepedulian terhadap komunitas. pemimpin yang sabar dan melakukan CSR terus-menerus dalam jangka
panjang akan memberikan keuntungan yang luar biasa bagi perusahaannya
15
dan dunia sosial yang lebih luas. Peneliti akhirnya mengdentifikasi mengenai motif perusahaan melakukan CSR dan risikonya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan melaksanakan CSR dengan motif yang berbeda-beda. Ada yang
melaksanakan CSR dengan motif phylantrophykedermawanan, ada juga yang bermotif melaksanakan peraturan karena CSR merupakan hal yang
mandatory, ada pula yang bermotif ekonomi, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan laba perusahaan, ada pula yang memiliki motif untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang, sekaligus memperoleh laba yang
signifikan. Dalam melaksanakan CSR, perusahaan dapat terekspos pada
berbagai risiko CSR yang meliputi risiko: 1 diluting manajerial attention, 2 non productive spending, 3 stretching the organizational
coalition, 4 bad strategy implementation, 5 legitimacy destruction, 6 issue ownership, dan 7 poor risk coomunication.
2.1.4. Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu meneliti antara lain mengenai: pengaruh penerapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research Analytics, Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan
Tahunan Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Studi
16
Empiris pada Perusahaan High Profile dan Low Profile, dan Corpotare Social Responsibillity : Motif dan Resikonya. Penelitian ini berbeda
dengan penelitian–penelitian terdahulu, perbedaannya penelitian ini adalah meneliti pengaruh pengungkapan Laporan Pertanggungjawaban Sosial
Perusahaan Pertambangan termasuk perusahaan high-profile terhadap profitabulitas perusahaan termasuk salah satu pengukur kinerja
keuangan. Penelitian ini meneliti apakah ada pengaruh signifikan antara Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dengan Profitabilitas
Perusahaan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan 2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 1-2 yaitu ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan, segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
17
2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 dalam Standart Akuntansi Keuangan 2009 paragraf 2, laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan
keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk
juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus.
Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian. SAK, 2009
Selain dalam paragrapf 2, dijelaskan juga dalam paragraf 5, bahwa laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas pengguna sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, terdapat dalam. SAK, 2009
2.2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standart Akuntansi Keuangan 2009: 5-8, karakteristik
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
18
Karakteristik kualitatif tersebut yaitu SAK, 2009: 5-8: 1.
Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. 2.
Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil
evaluasi pengguna di masa lalu. 3.
Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar
laporan keuangan. 4.
Keandalan Informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
19
5. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. 6.
Substansi Mengungguli Bentuk Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi
serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan
realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. 7.
Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa
pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva
atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
20
10. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan tren posisi dan
kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.1.4. Jenis – jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 13, jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara langsung menggambarkan dengan posisi keuangan sebuah perusahaan dan
dalam neraca terdiri dari tiga unsur laporan keuangan, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas SAK, 2009: 13. Berikut ini adalah ilustrasi
dari laporan keuangan neraca bentuk laporan:
21
Tabel 2.1. Bentuk Laporan Neraca
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham
A K T I V A
Catatan 20X7
20X6
AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas
2b,2z,3,55,56 Rp xx.xxx.xxx
Rp xx.xxx.xxx Investasi jangka pedek
2f,2z,4,29,55,56 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Wesel tagih
5 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Piutang usaha
2c,6
Setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 5
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pihak ketiga 2d,2
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Piutang lain-lain
Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6
2c,7,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Persediaan 2e,8,2
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp xx.xxxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6
Pajak dibayar di muka 9,2
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Biaya dibayar di muka 10
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva lancar lain-lain 11
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang hubungan istimewa 2c,12,55
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Aktiva pajak tangguhan 2s,52
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi pada perusahaan asosiasi 2f,13,41
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Investasi jangka panjang lain lain 2f,2g,2z,14,53,54 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva tetap
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6
2h,2o,15,30,43,53 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Aktiva tak berwujud
Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6
2i,16 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Biaya eksplorasi tangguhan
2j,17 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Biaya eksplorasi
2k,19 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx dan pengembangan tangguhan
Biaya pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup tangguhan
2m,34 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Aktiva lain-lain
2k,19 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Tidak Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
JUMLAH AKTIVA Rp xx.xxx.xxx
Rp xx.xxx.xxx
Sumber: www.bapepam.go.id
22
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Lanjutan Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan 20X7 20X6
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman jangka pendek 2z,6,8,15,55,56
Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
Wesel bayar 2z,22,56 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Hutang usaha
2z,23,56 Pihak ketiga
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 55
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Hutang pajak 9,24
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Kewajiban anjak piutang 2d,6,21
Beban masih harus dibayar 2z,25,56 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Pendapatan diterima dimuka
26 Bagian kewajiban jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun: 2z,27
Pinjaman jangka panjang 2n,2p,4,15,30,62,69 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Hutang sewa guna usaha
2h,31 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Hutang obligasi
2n,15,33 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Bagian Penyisihan untuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Reklamasi Lingkungan Hidup yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
2m,34 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Kewajiban lancar lain-lain
2 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Jumlah Kewajiban Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang hubungan istimewa 29,55
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Kewajiban pajak tangguhan 2s,52
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Pinjaman jangka panjang 2n,2p,2z,4,15,30,56,62,69 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Hutang sewa guna usaha 2h,2z,31,56 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Keuntungan Tangguhan Aktiva Dijual dan
Disewagunausahakan Kembal 32
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Hutang obligasi 2n,2z,15,33,56 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Penyisihan kewajiban pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup tangguhan 2m, 34
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Kewajiban tidak lancar lain-lain xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Hutang subordinasi
35,55 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Obligasi konversi
2z,36,38,56 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Sumber: www.bapepam.go.id
23
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Lanjutan Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham
EKUITAS
Modal saham Saham Seri A nilai nominal Rp xxx
Modal dasar seri A - xxx.xxx Modal ditempatkan dan disetor penuh –
Seri A - xxx.xxx
36,38 Rp xx.xxx.xxx
Rp xx.xxx.xxx Tambahan modal disetor – bersih
36,39 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan 2f,13,40
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi
2f,13,41 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
42 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Laba rugi belum direalisasi dari
efek tersedia untuk dijual 2f,4,14
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2h,15
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Opsi saham 2t,47
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Saldo Laba 2x,44,62 Yang telah dicadangkan penggunaannya
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Yang belum dicadangkan penggunaannya xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Dikurangi: Saham diperoleh kembali
45 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Jumlah Ekuitas xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp xx.xxx.xxx
Rp xx.xxx.xxx
Sumber: www.bapepam.go.id
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja yang menggambarkan pendapatan dan beban
perusahaan, selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban
pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih
untuk periode berjalan SAK, 2009: 13. Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi perusahaan tambang :
24
Tabel 2.2. Bentuk Laporan Laba Rugi
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Laba per Saham
LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6
Catatan 20X7
20X6 PENJUALAN BERSIH
2q,48 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
BEBAN POKOK PENJUALAN
49
LABA RUGI KOTOR xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
BEBAN USAHA 50
Beban penjualan xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Beban umum dan administrasi
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Beban eksplorasi xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx Jumlah Beban Usaha
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
LABA RUGI USAHA xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
PENGHASILAN BEBAN LAIN-LAIN
51 Penghasilan lain-lain :
Laba rugi penjualan aktiva tetap – bersih 15
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Penghasilan bunga
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Beban lain-lain :
Beban bunga 2r,15
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Laba rugi kurs - bersih
2z,2aa,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Penghasilan Beban Lain-lain xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
BAGIAN LABA RUGI PERUSAHAAN ASOSIASI
2f,13 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
LABA RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PENGHASILAN PAJAK
2s,52 Periode berjalan
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Tangguhan
xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
LABA RUGI DARI AKTIVITAS NORMAL xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
POS LUAR BIASA 53 xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
LABA RUGI BERSIH Rp x.xxx
Rp x.xxx
LABA RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR 2y,54
Rp x.xxx Rp x.xxx
LABA RUGI BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2y,54
Rp x.xxx Rp x.xxx
Sumber: www.bapepam.go.id
25
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau
kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan
keuangan SAK, 2009: 13. Ilustrasi dari laporan perubahan ekuitas terdapat dalam lampiran.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang berisi mengenai informasi tentang arus kas sebuah perusahaan, dimana berguna bagi
para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan
menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas member informasi historis mengenai perubahan kas
dan setara kas,yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Penyusuanan dan pelaporan arus kas ini
berlaku di Indonesia sejak 1 Januari 2005, yang terdapat dalam PSAK no 2 SAK, 2009: 13. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan arus
kas:
26
Tabel 2.3. Bentuk Laporan Arus Kas
PT. EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6
Dalam Ribuan Rupiah
20X7 20X6
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx
Pembayaran kas kepada: Pemasok x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Direksi dan karyawan
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Kas yang dihasilkan dari operasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Penghasilan bunga
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Hasil penjualan investasi jangka pendek x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Pembayaran bunga
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pembayaran Pajak Penghasilan x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Arus kas sebelum pos luar biasa x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Hasil dari asuransi karena kebakaran
x.xxx.xxx –
Kas Bersih dari Aktivitas Operasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan kenaikan deposito berjangka x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Hasil penjualan dari:
Investasi jangka pendek x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Aktiva tetap x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Penerimaan dividen
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penerimaan bunga obligasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Penambahan untuk:
Aktiva tetap x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Aktiva minyak dan gas bumi
Investasi jangka pendek x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Investasi pada perusahaan asosiasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penurunan kenaikan aktiva tak berwujud x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penurunan kenaikan aktiva lain-lain x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pinjaman jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Kenaikan penurunan hutang hubungan istimewa x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
Sumber: www.bapepam.go.id
27
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Lanjutan
Dalam Ribuan Rupiah
20X7 20X6
Penerimaan dari penerbitan saham – bersih Rp x.xxx.xxx
Rp x.xxx.xxx Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi – bersih
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penerimaan hutang subordinasi x.xxx.xxx
- Penambahan hutang jangka panjang:
Bank x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Sewa guna usaha x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Obligasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Pembayaran hutang jangka panjang:
Bank x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Sewa guna usaha x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Obligasi x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Pembayaran dividen tunai
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Penurunan kenaikan piutang hubungan istimewa x.xxx.xxx
x.xxx.xxx Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
PENGARUH SELISIH KURS x.xxx.xxx x.xxx.xxx
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Kapitalisasi biaya pinjaman selama masa
pembangunan: Rugi kurs
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Kenaikan aktiva tetap akibat penilaian kembali aktiva tetap
x.xxx.xxx -
Restruturisasi hutang jangka panjang dengan aktiva tetap
x.xxx.xxx -
Perolehan aktiva sewa guna usaha melalui hutang sewa guna usaha
x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Tambahan modal disetor yang berasal dari perubahan ekuitas dalam aktiva bersih
perusahaan asosiasi – setelah dikurangi pajak x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
Sumber: www.bapepam.go.id
28
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam PSAK no. 1 halaman 13, Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2. Corporate Social Responsibility CSR
2.2.2.1. Latar Belakang Tanggungjawab Sosial Perusahaan CSR
Teknologi suatu sistem perekonomian meletakkan suatu struktur pada masyarakatnya yang tidak hanya menentukan akivitas ekonominya
tetapi juga mempengaruhi hubungan sosialnya dan kesejahteraannya. Oleh karenanya suatu pengukuran yang terbatas pada konsekuensi ekonomi saja
tidaklah memadai sebagai suatu penaksiran hubungan sebab – akibat sistem semesta pengukuran ini mengabaikan pengaruh sosial
Belkaoui:1986. Setiap perusahaan selayaknya memahami bahwa setiap perusahaan
yang hadir di tengah komunitas tertentu, akan menjadi bagian dari
29
lingkungan sosial tertentu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tidak bisa berlaku tidak menghiraukan manusia – manusia di
sekelilingnya, itulah sebabnya perusahan seharusnya menyadari dan tidak hanya cukup mengetahui bahwa lingkungan sosial harus dijaga, dengan
cara mengusahakan kurangnya dampak atau imbas psikologis, ekonomi dan budaya terhadap orang – orang disekelilingnya. Perhatian terhadap
manusia di sekeliling perusahaan harus semakin ditingkatkan kalau perusahaan menyandang nama sebagai industri dengan skala besar. Karena
perusahaan mengusung teknologi tinggi dengan resiko yang tinggi pula. Soemanto, 2007
Sebelum perusahaan atau pabrik menimbulkan masalah fisik, kehadirannya sendiri telah menimbulkan situasi yang menyebabkan
manusia di sekelilingnya menjadi terpencil, terlebih jika mereka tidak mampu memahami teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. Untuk
mengatasi kesenjangan sosial yang demikian, perusahaan menyelenggarakan kegiatan kontribusi bagi penduduk yang tinggal di
sekitar. Soemanto, 2007
30
2.2.2.2. Alasan pentingnya Penerapan CSR
Setidaknya ada 3 alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggungjawab sosial sejalan
dengan operasi usahanya Wibisono, 2007 : 1.
Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan
mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai
kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat
ekspansif dan eksploratif, di samping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan Discomfort pada masyarakat.
2. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang
bersifat simbios mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya Licence to operate, wajar bila perusahaan juga
dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan
citra dan performa perusahaan. 3.
Kegiatan tanggungjawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu
bias berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat
dengan komponen perusahaan.
31
Penyebab lain timbulnya tanggungjawab sosial perusahaan adalah dengan adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada kesejahteraan
individu ke arah kesejahteraan sosial, yang bergerak dari kegiatan mencari keuntungan sebesar besarnya tanpa melihat efek sampingnya kearah
mencari laba yang berwawasan lingkungan. Hal itu menimbulkan berbagai berbagai pemikiran tentang tanggung jawab sosial perusahaan menurut
Harahap, 2003 sebagai berikut : 1.
Kecenderungan terhadap Kesejahteraan Sosial. Sejarah menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat yang
sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerjasama antar unit – unit masyarakat itu sendiri. Negara tidak bisa hidup sendiri tanpa
partisipasi rakyatnya, perusahaan juga tidak akan maju tanpa dukungan pelanggannya maupun lingkungan sosialnya. Kenyataan ini semakin
disadari dan semakin dibutuhkan pertanggungjawabannya. 2.
Kecenderungan terhadap kesadaran lingkungan. Dalam literatur, paradigma ini dikenal dengan the human exceptionalism paradigm
menuju the new environtment paradigm, paradigma yang pertama menganggap bahwa manusia adalah makhluk unik di bumi yang
memiliki kebutuhan sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh kebutuhan makhluk lain. Sebaliknya paradigma yang terakhir menganggap bahwa
manusia adalah makhluk di antara bermacam – macam makhluk yang mendiami bumi, saling mempunyai keterikatan, sebab akibat dan
32
dibatasi oleh sifat keterbatasan itu sendiri baik sosial, ekonomi atau politik.
3. Perspektif ekosistem. Orientasi yang terdahulu lebih diarahkan kepada
pembangunan ekonomi, efisiensi, profit maximation sehingga, menimbulkan krisis ekosistem.
4. Ekonomisasi vs Sosialisasi. Ekonomisasi hanya mengarahkan
kepuasan individual sebagai suatu unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat.
Sebaliknya sosialisasi menekankan perhatiannya terhadap kepentingan sosial dan selalu mempertimbangkan efek sosial yang ditimbulkan oleh
kegiatannya. Walaupun sosialisasi belum tampak nyata. Namun pengaruh pemerintah dan tekanan sosial cenderung menguntungkan
kepedulian sosial. Akhirnya diperlukan suatu alat untuk mengukur sejauh mana pengaruh perusahaan terhadap masyarakat.
2.2.2.3. Manfaat Corporate Social Responsibility CSR
Beberapa manfaat yang akan dirasakan oleh perusahaan dengan melaksanakan tanggungjawab sosialnya menurut Jackie Ambadar 2008
antara lain : 1.
Perusahaan akan terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan, yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa
memperdulikan akibat dari perilaku buruknya.
33
2. Kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu para manager dan
karyawan menghadapi masalah seperti permintaan lapangan kerja dari lingkungan sekitarnya.
3. Perusahaan etis mendapat rasa hormat dari kelompok inti masyarakat
yang sangat membutuhkan perusahaan ini eksis, terutama pelanggan dan karyawannya.
4. Banyak perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis dapat membuat
perusahaan aman dari gangguan lingkunganm sekitar, sehingga dapat beroperasi dengan lancar.
2.2.2.4. Pengertian Corporate Social Responsibility CSR
Ada beberapa definisi yang mengambarkan bentuk tanggungjawab sosial perusahaan diantaranya :
Berdasarkan definisi Mallen bahwa CSR adalah tentang bagaimana perusahaan mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan keseluruhan
dampak positif pada masyarakat. Mallenbaker.com
Dewan Bisnis Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan dalam penerbitannya Making Good Business Sense oleh Lord Holme dan
Richard Watts, menggunakan definisi berikut ini. Corporate Social Responsibility adalah komitmen berkelanjutan oleh bisnis untuk
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas kehidupan tenaga kerja dan keluarganya serta
komunitas lokal dan masyarakat luas. Mallenbaker.com
34
Corporate Social Responsibility CSR, juga dikenal sebagai tanggungjawab perusahaan, corporate citizenship, bisnis yang
bertanggungjawab, berkelanjutan bisnis yang bertanggungjawab SRB, atau kinerja sosial perusahaan, adalah suatu bentuk perusahaan pengaturan
diri diintegrasikan ke dalam model bisnis. Uni Eropa EU Green Paper on CSR mengemukakan bahwa “CSR
is a concept whereby companies integrate social and environtmental concern in their business operationsand their interaction with their
stakeholders on a voluntary basic”. World Council for Sustainable Development menyebut CSR
sebagai: “Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of
the workspace and their families as well as of the local community and society at large.”
2.2.2.5. Konsep Triple Bottom Line
Pendekatan di atas merupakan bentuk yang mengisyaratkan bahwa
perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang hanya direfleksikan
dalam kondisi keuangan saja, tetapi juga harus berpijak pada tiga prinsip yang dikenal sebagai triple bottom line yang merupakan kepedulian
perusahaan yaitu profit, people, dan planet.SWA, 2006
35
People Sosial
Planet lingkungan Profit keuntungan
Gambar 1 : Konsep Triple Bottom Line
Sumber : SWA. Edisi 26XXI19 Desember 2005 – 11 Januari 2006 1.
Profit keuntungan. Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Tak heran bila fokus utama
dari setiap kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga saham setinggi – tingginya, baik secara langsung
atau pun tidak langsung. Inilah bentuk tanggungjawab sosial ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang saham.
2. People Masyarakat Pemangku Kepentingan. Menyadari bahwa
masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka, terutama masyarakat sekitar, sangat diperlukan
bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan, maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat
lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar – besarnya kepada mereka. Selain itu
juga perlu disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat. Karenanya pula perusahaan perlu untuk
melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh kebutuhan masyarakat,
36
intinya, jika ingin eksis dan akseptabel, perusahaan harus menyertakan pula tanggungjawab sosial.
3. Planet Lingkungan. Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga
adalah planet atau lingkungan. Jika perusahaan ingin eksis dan akseptabel maka harus disertakan pula tanggungjawab kepada
lingkungan. Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan mulai kita
bangun tidur di pagi hari hingga kita terlelap di malam hari berhubungan dengan lingkungan. Air yang kita minum, udara yang
kita hirup, seluruh peralatan yang kita gunakan, semuanya berasal dari lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh kita,
tergantung bagaimana memperlakukan.
2.2.2.6. Ruang Lingkup Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Meskipun isu utamanya akan berbeda baik antara sektor industri maupun antar perusahaan, namun secara umum isu CSR mencakup 5
lima komponen pokok. Darwin, 2006 : 1.
Hak Azasi Manusia HAM. Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strategi serta kebijakan apa yang dilakukan oleh
perusahaan untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM di perusahaan yang bersangkutan.
2. Tenaga Kerja Buruh. Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain
atau di pabrik milik sendiri mulai dari soal sistem panggajian,
37
kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada soal
penggunaan tenaga kerja di bawah umur. 3.
Lingkungan hidup. Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dangan masalah lingkungan hidup. Bagaimana
perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas produk atau jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah buangan limbah,
serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi dan distribusi produk.
4. Sosial – masyarakat. Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang
sosial dan pengembangan masyarakat setempat Community development, serta dampak operasi perusahaan terhadap kondisi sosial
dan budaya masyarakat setempat. 5.
Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan. Apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasa bebas dari
dampak negatif seperti: mengganggu kesehatan, mengancam keamanan, dan produk terlarang.
2.2.2.7. Klasifikasi Bentuk Penerapan Tanggungjawab Sosial
Bradshaw mengemukakan ada 3 bentuk tanggungjawab sosial perusahaan yaitu Harahap 2007:360 :
1. Corporate Philanthropy, di sini tanggungjawab perusahaan itu berada
sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai pada
38
tanggungjawabnya. Bentuk tanggungjawab ini bisa merupakan kegitan amal, sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 2.
Corporate Responsibility, di sini kegiatan pertanggungjawaban itu sudah merupakan bagian dari tanggungjawab perusahaan bisa arena
ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan. 3.
Corporate Policy, di sini tanggungjawab sosial perusahaan itu sudah merupakan bagian dari kebijakannya.
2.2.2.8. Pengungkapan Reporting CSR
Sebagai tahap akhir dari penerapan CSR adalah pengungkapan Reporting yang akan mengungkap sejauh mana pelaksanaan CSR dan
merupakan pertanggungjawaban terhadap stakeholders secara luas. Pada dasarnya perusahaan yang sukses dalam menjalankan CSR memiliki tiga
nilai dasar Core Values yang ditanam secara mengakar dalam perusahaan, yaitu Darwin Ali, 2006 :
1. Ketangguhan Ekonomi
2. Tanggungjawab lingkungan
3. Akuntabilitas sosial
Jika kinerja keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangan, maka kinerja CSR akan dapat disimak melalui sebuah laporan
yang disebut “Laporan Keberlanjutan” Sustainability Report. Dalam prakteknya, ada yang menggunakan nama lain untuk mengungkapkan
39
kinerja CSR. Laporan CSR atau laporan keberlanjutan pada hakekatnya memuat tiga aspek pokok yaitu; ekonomi, lingkungan, dan sosial.
2.2.2.9. Definisi Pengungkapan Kinerja CSR
Secara umum pengungkapan kinerja CSR merupakan produk dari Social Responsibility Accounting sehingga menurut Belkaoui 2000:
229 akuntansi sosial dapat didefinisi dengan tepat sebagai “Proses seleksi variabel – variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan
prosedur pengukuran yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan”.
Menurut Belkaoui 2000: 230 tentang siapa yang menekankan untuk membuat laporan sosial perusahaan adalah :
1. Mengasumsikan bahwa tujuan CSR adalah untuk meningkatkan citra
perusahaan dan memegang asumsi, biasanya secara implisit, bahwa perilaku perusahaan baik secara asasi.
2. Mengasumsikan bahwa tujuan CSR adalah untuk menghentikan
pertanggungjawaban organisasi dengan asumsi bahwa kontrak sosial terjadi antara organisasi dengan masyarakat. Keberasaan kontrak
sosial ini membutuhkan berhentinya pertanggungjawaban sosial.
40
3. Tampaknya mengasumsikan bahwa CSR secara efektif memperluas
pelaporan keuangan tradisional dan tujuanya adalah untuk memberi informasi bagi investor.
2.2.2.10. Alasan Pengukuran dan Pelaporan Kinerja CSR
Berbagai alasan yang digunakan untuk pengukuran dan pengungkapan kinerja Corporate Social Responsibility CSR
melahirkan berbagai argumen sebagai berikut Belkaoui, 2000: 1.
Argumen pertama adalah yang terkait dengan kontrak sosial secara implisit diasumsikan bahwa organisasi seharusnya bertindak untuk
memaksimalkan kesejahteraan sosial, jika terjadi kontrak antara organisasi dengan masyarakat. Dengan demikian, organisasi
memperoleh sejenis legitimasi dari masyarakat berbagai hukum kemasyarakatan memberikan persetujuan agar kontrak menjadi
lebih eksplisit. Sementara kontrak sosial diasumsikan implisit. Hukum ini berisi aturan main yang harus dipilih oraganisasi yang
akan menjadi kontrak sosial. 2.
Teori keadilan Rawis, yang disajikan dalam bukunya A Theory of Justice berisi prinsip – prinsip untuk mngevaluasi hukum dan
kebiasaan dari sudut pandang moral, dan menjelaskan konsep kejujuran yang bermanfaat bagi akuntansi sosial.
3. Argumen ketiga adalah kebutuhan pengguna. Pada dasarnya,
pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi sosial untuk
41
membuat keputusan alokasi dananya. Argumen yang dibuat oleh beberapa orang menyatakan bahwa pemegang saham itu konservatif
dan hanya peduli terhadap deviden. Kenyataanya, sesuai dengan survei yang dilakukan pada pemegang saham, mereka
menginginkan perusahaan menggunakan sumber dayanya agar lingkungan bersih, menghentikan polusi lingkungan, dan membuat
produk yang aman. Berikut ini agar mengelola pengeluaran dengan memperhatikan keadaan sosial :
Mengintegerasikan masalah kesadaran sosial perusahaan, etika
dan lingkungan pada pembuat keputusan perusahaan, dan meyakinkan bahwa kesadaran tersebut telah dimiliki oleh dewan
direksi. a.
Mengembangkan metode untuk mengevaluasi dan melaporkan dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitas perusahaan.
b. Memodifikasi struktur perusahaan untuk membuat mekanisme
yang sesuai untuk menghadapai krisis sosial, lingkungan dan etika. Sehingga perusahaan menjadi organisasi yang siap krisis, bukan
organisasi yang Crisis-prone. Perusahaan yang tidak menyiapkan diri untuk keadaan, kritis tidak mudah untuk bertahan.
c. Membuat insentif bagi perilaku yang sesuai dengan etika.
Lingkungan dan sosial dan mengintegrasikan insentif tersebut menjadi bagian dari sistem penilaian kinerja dan budaya organisasi
42
dan tidak mempunyai pengaruh, maka perubahan permanen tidak pernah terjadi.
d. Mengakui jika lingkunganya bersih, maka perusahaan tersebut
dapat menjadi pemimpin dalam mengurangi polusi dan bijaksana dalam mengunakan sumber daya alam.
4. Argumen keempat adalah investasi sosial. Pada dasarnya, diasumsikan
bahwa saat ini kelompok investor yang etis tergantung pada informasi yang disediakan laporan tahunan untuk membuat keputusan investasi.
Sehingga pengungkapan informasi sosial menjadi penting jika investor mempertimbangkan dampak negatif dengan tepat pengeluaran kesadaran
sosial pada laba per lembar saham, sepanjang kompensasi dampak positifnya dapat mengurangi resiko atau timbulnya ketertarikan yang lebih
besar dari kelompok investor.
2.2.2.11. Peraturan yang mendukung CSR
Terdapat undang-undang UU no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang mendukung adanya CSR, dalam bab lima UU
yaitu Tanggungjawab Sosial Perusahaan, pasal 74 dikatakan bahwa www.scribd.com :
1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan.
43
2. Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3.
Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. 4.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2.2.3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan digunakan untuk menganalisis keuangan korporasi, analisis keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan
keadaan keuangan korporasi, baik yang telah lampau atau saat sekarang, serta ekspektasinya di masa depan. Tujuannya adalah untuk
mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang serta menentukan setiap
keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang serta menentukan tingkat kredibilitas atau potensi untuk investasi.
Tampubolon, 2005: 35 Kinerja keuangan dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori,
yaitu rasio likuiditas, efisiensi, leverage, dan profitabilitas. Tampubolon, 2005: 35
44
2.2.3.1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang terdapat
dalam neraca, dihubungkan dengan laba bersih, dapat disimpulkan definisi profitabilitas adalah efektifitas manajemen dalam menggunakan
aktiva untuk menghasilkan labanya Helfert : 83. Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas antara lain Subramanyam : 39:
1. Tingkat pengembalian atas investasi return on investment.
Digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Didalamnya terdapat tingkat
pengembalian atas investasi return on investment - ROI dan tingkat pengembalian atas ekuitas biasa return on common equity - ROE.
Perhitungan untuk kedua pengembalian tersebut adalah sebagai berikut:
ROA = Laba bersih
Total aktiva ROE = Laba bersih
Rata – rata ekuitas pemegang saham Subramanyam, 2005
2. Kinerja operasi operating performance
Digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi. Analisis rasionya dapat dilihat antara lain sebagai berikut :
Margin laba kotor = Penjualan – Harga pokok penjualan
45
Penjualan Margin laba operasi = Laba operasi
Penjualan Margin laba sebelum pajak = Laba sebelum laba penghasilan
Penjualan Margin laba bersih
= Laba bersih Penjualan
Subramanyam, 2005 3.
Pemanfaatan aktiva asset utilitazion Digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam
menghasilkan penjualan, disebut juga perputaran turnover. Penghitungan perputaran antara lain dapat dilihat dengan :
Perputaran kas
= Penjualan
Rata – rata kas dan setara kas Perputaran piutang usaha =
Penjualan Rata
– rata
piutang usaha
Perputaran modal kerja =
Penjualan Rata
– rata
modal kerja
Perputaran aktiva tetap =
Penjualan Rata
– rata
aktiva tetap
Perputaran total aktiva =
Penjualan Rata
– rata
total aktiva
Subramanyam, 2005
46
Jadi secara singkat dapat dijelaskan bahwa berbagai jenis rasio yang tersedia untuk menilai perusahaan dari sudut pandang kemampuan
manajemen, ukuran – ukuran tersebut diatas, semua dipengaruhi sampai titik tertentu oleh ketidakpastian yang ada didalam metode penelitian dan
akuntansi, tetapi secara bersama – sama rasio – rasio tersebut dapat memberikan petunjuk yang wajar tentang kinerja suatu perusahaan dan
juga menyarankan bidang – bidang yang memerlukan analisis lebih lanjut.
2.2.3.2. Hubungan antara Pengungkapan CSR dengan Profitabilitas
Informasi mengenai aktivitas atau kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi stakeholder khususnya investor.
Perusahaan yang memiliki environmental performance yang baik merupakan good news bagi investor maupun calon investor, dan biasanya
environmental performance perusahaan terdapat pada pengungkapan CSR dalam laporan tahunan. Perusahaan yang biasanya butuh
pengungkapan CSR dalam laporan keuangan adalah perusahaan – perusahaan high-profile, khususnya perusahaan tambang. Perusahaan
yang bertanggung jawab secara sosial akan berpengaruh positif terhadap reputasi persahaan, dan sebagai akibatnya akan meningkatkan persepsi
para stakeholder khususnya investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Legnik-Hall 1996 dalam
Lindrawati 2008 mengatakan bahwa kualitas CSR memampukan
47
perusahaan membangun hubungan efektif dengan stakeholder, meningkatkan daya saing perusahaan, dan menyediakan keuntungan
kompetitif dalam pasar bagi produk perusahaan, selanjutnya akan berdampak pada kinerja keuangan yang lebih tinggi, termasuk di
dalamnya profitabilitas perusahaan. Hubungan antara pengungkapan kinerja CSR dengan profitabilitas
dinyatakan sebagai penggambaran bahwa social responsivness membutuhkan gaya kepemimpinan manajerial yang sama dengan yang
dibutuhkan untuk membuat perusahaan profitable Bowman dan Haire, 1996 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009. Menurut Bowman dan
Haire, kinerja sosial yang kuat adalah indikator superior management talent dan oleh sebab itu dikategorikan sebagai wise investment.
Sedangkan menurut stakeholder theory, semakin baik perusahaan mengelola hubungan dengan kelompok yang berkepentingan stake pada
perusahaan, semakin baik kinerja keuangannya. Sebagai contoh, Perusahaan memberikan pilihan rencana insentif jangka pendek dan
jangka panjang dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para pemegang saham, seperti merencanakan kegiatan CSR dari dini untuk
mengurangi dampak lingkungan di masa yang akan datang, agar kerusakan lingkungan akibat produksi entitas dapat ditanggulangi sejak
dini dan nantinya tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan untuk jangka panjang.
48
Teori keagenan Agency theory merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Prinsip
utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang prinsipal yaitu investor dengan pihak yang
menerima wewenang agensi yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau
investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang
menyertai dalam hubungan tersebut Hubungan keagenan ini merupakan hubungan timbal balik dalam mencapai tujuan dan kepentingan masing-
masing pihak yang secara eksplisit dan sadar Menurut kerangka pikir teori agensi, ditunjukkan bahwa
keputusan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan diikuti oleh suatu penurunan pendapatan bersih yang diakibatkan oleh
biaya – biaya aktivitas sosial. Pembiayaan untuk kinerja sosial diasumsikan sama dengan sumber daya perusahaan sehingga
pengungkapan informasi tanggung jawab sosial berkorelasi positif dengan kinerja keuangan suatu perusahaan Sembiring, 2003.
Penelitian empiris tentang hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan CSR disclosure dengan profitabilitas
telah menghasilkan kesimpulan yang beragam. Baik Bowman dan Haire
49
1976 dan Preston 1978 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009 menghasilkan kesimpulan yang mendukung hubungan CSR disclosure-
Profitabilitas. Bowman dan Haire 1976 dalam Yap dan Widyaningdyah 2009, melaporkan perbedaan yang signifikan selama ROE rata-rata
selama lima tahun antara disclosing dan non-disclosing company. Preston melaporkan ROE yang lebih tinggi pada high discloser company dari
pada perusahaan fortune 500 yang lain Hackston, 1996 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009.
Penelitian ini difokuskan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan kinerja CSR terhadap profitabilitas dengan landasan
berpikir bahwa semakin tinggi pengungkapan kinerja CSR maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mengambil sumber daya,
memperoleh karyawan yang berkualitas, memasarkan produk, dan menciptakan kesempatan yang belum terduga yang pada akhirnya akan
menjadi sumber keunggulan bersaing. Kinerja keuangan yang baik akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghindari claim dari primary
stakeholders dan mampu menjaga kepuasan stakeholders. Hubungan yang baik dengan karyawan, suppliers dan customers sangat penting bagi
keberlangsungan perusahaan. Aktivitas yang mendukung komunitas dapat memperbaiki reputasi perusahaan dan berdampak positif terhadap
penjualan dan pada akhitrnya berpengaruh terhadap ROE dan ROA. Perencanaan perlindungan yang baik juga dapat membantu menghindari
50
sanksi di kemudian hari. Charles Henry dan Stephane dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009.
2.3. Hipotesis
Return on Assets ROA
Y
1
Corporate Social Responsibility CSR
X
Return on Equity ROE
Y
2
H
1
H
2
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan.
H
1
: ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Return on Assets ROA.
H
2
: ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Return on Equity ROE.
Dalam penelitian ini pengujian pengaruh pengungkapan kinerja CSR perusahaan terhadap ROA dan ROE dilakukan dengan mengunakan
pengujian regresi linier sederhana.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel