Rumusan Masalah Tujuan penelitian Manfaat Penelitian a. Bagi Bagi Investor Bagi Masyarakat Hipotesis

9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : ”Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR terhadap profitabilitas perusahaan, pada perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia BEI?”

1.3. Tujuan penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, ada pengaruh signifikan atau tidak antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility CSR dan profitabilitas perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia BEI.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi

Perusahaan Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajemen mengenai keefektifan CSR dalam Laporan Tahunan, manfaat dan kontribusi riil yang dirasakan masyarakat pada khususnya dan stakeholder pada umumnya. 10

b. Bagi Investor

Sebagai pertimbangan dalam sebuah pengambilan keputusan investasi, guna menentukan perusahaan yang dapat memberikan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan, tanpa melupakan tanggungjawab sosialnya.

c. Bagi Masyarakat

Untuk memberikan wawasan tentang penerapan tanggungjawab sosial suatu perusahaan untuk kemudian dijadikan tolak ukur kinerja suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan bisnis yang “ramah lingkungan”. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

2.1.1. Penelitian Lindrawati, Nita Felicia, J. Th. Budianto T. tahun 2008

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Lindrawati, Nita Felicia, J. Th. Budianto T. memposisikan penelitian ini pada penjelasan tentang pengaruh penerapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research Analytics. Diindikasikan bahwa perusahaan yang mengeluarkan biaya untuk bertanggungjawab secara sosial dan etis tidak menyebabkan trade- off pertukaran negatif dan tetap dapat menampilkan kinerja sebaik perusahaan lain yang tidak mengimplementasikan CSR. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk memperoleh bukti empiris pengaruh penerapan Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research Analytics. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengujian hipotesis untuk menguji pengaruh CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan. CSR X diukur dengan menggunakan indeks return shareholder dan stakeholders yang dipublikasikan oleh Bussines Ethics: KLD Research Analytics. Kinder, Lydenberg and Domini Research Analytics, Inc. Sementara kinerja keuangan digunakan ROE Y1 dan ROI Y2. ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan 11 12 perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham laba bersih dibandingan dengan ekuitas. ROI mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan laba bersih dibandingkan dengan aktiva. Berdasarkan analisis dan pembahasan ditemukan bukti empiris bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, namun CSR berpengarug signifikan terhadap ROI. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR tetap dapat menampilkan kinerja keuangannya ROI dengan baik. Meskipun dilihat dari ROE tidak signifikan. Hal ini dapat diguanakan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor untuk menenamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki komitmen CSR dan mengurangi anggapan bahwa penerapan CSR yang berbiaya besar justru mengurangi return yang diharapkan investor. Demikian pula bagi manajemen, agar dapat lebih memperhatikan pelaksanaan CSR dengan efektif dimana hal tersebut akan mampu mendorong perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih baik lagi, sehingga diharapkan perusahaan juga dapat bersaing secara terbuka dengan perusahaan multinasional lainnya dalam menghadapi persaingan global.

2.1.2. Penelitian Raldy Yap dan Agnes Utari Widyaningdyah tahun 2009

Terdapat pula penelitian lain dari Raldy Yap dan Agnes Utari Widyaningdyah. Penelitian ini mengindikasikan bahwa praktik 13 pengungkapan pertanggungjawaban sosial industri high-profile lebih tinggi dari pada industri low-profile, yang diteliti melalui tema-tema pengungkapan pertanggungjawaban sosialnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengungkapkan fakta dari tema- tema pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan dengan membandingkan industri high-profile dan low-profile yang terdaftar di BEI tahun 2006. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan jumlah pengungkapan sosial antara perusahaan kelompok high-profile dan low-profile yang terdaftar di BEI. Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan dua analisis. Analisis yang digunakan adalah analisi kuantitatif dan kualitatif. Laporan keuangan tahunan dianalisis menggunakan metode content analysis dan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan indeks pengungkapan sosial, yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaan sampel atas pengungkapan sosial yang dilakukannya dengan tujuh tema. Selain itu pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji beda rata-rata Independent Sample t Test dengan tujuan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata antara dua populasi,dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa semakin banyak dampak sosial yang muncul pada lingkungan perusahaan baik perusahaan high-profile maupun low-profile, akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggungjawab sosialnya 14 pada laporan tahunan. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam penyajian jumlah pengungkapan sosial antara perusahaan high-profile dan low-profile. Perusahaan high-profile pada umumnya merupaka perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena operasinya memiliki potensi untuk bersinggungan dengan masyarakat luas. Masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap model perusahaan seperti ini karena kelalaian perusahaan dalam pengamanan proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat fatal bagi masyarakat. Pada perusahaan low-profile, perusahaan tidak terlalu mendapat sorotan luas dari masyarakat, manakala operasi yang mereka lakukan mengalami kegagalan atau kesalahan pada aspek tertentu dalam proses atau hasil produksinya, perusahaan low-profile lebih ditoleransi oleh masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.

2.1.3. Penelitian Noorlailie Soewarno tahun 2009

Penelitian yang dilakukan oleh Noorlailie Soewarno ini mengidentifikasikan CSR tidak lagi dipandang lagi sebagai kedermawanan, namun lebih dari itu, CSR telah menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis. Melalui komitmen jangka panjang, hasil substansial akan diperoleh melalui kepedulian terhadap komunitas. pemimpin yang sabar dan melakukan CSR terus-menerus dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan yang luar biasa bagi perusahaannya 15 dan dunia sosial yang lebih luas. Peneliti akhirnya mengdentifikasi mengenai motif perusahaan melakukan CSR dan risikonya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan melaksanakan CSR dengan motif yang berbeda-beda. Ada yang melaksanakan CSR dengan motif phylantrophykedermawanan, ada juga yang bermotif melaksanakan peraturan karena CSR merupakan hal yang mandatory, ada pula yang bermotif ekonomi, yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan laba perusahaan, ada pula yang memiliki motif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan untuk menjaga kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang, sekaligus memperoleh laba yang signifikan. Dalam melaksanakan CSR, perusahaan dapat terekspos pada berbagai risiko CSR yang meliputi risiko: 1 diluting manajerial attention, 2 non productive spending, 3 stretching the organizational coalition, 4 bad strategy implementation, 5 legitimacy destruction, 6 issue ownership, dan 7 poor risk coomunication.

2.1.4. Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu meneliti antara lain mengenai: pengaruh penerapan CSR terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research Analytics, Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Studi 16 Empiris pada Perusahaan High Profile dan Low Profile, dan Corpotare Social Responsibillity : Motif dan Resikonya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian–penelitian terdahulu, perbedaannya penelitian ini adalah meneliti pengaruh pengungkapan Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertambangan termasuk perusahaan high-profile terhadap profitabulitas perusahaan termasuk salah satu pengukur kinerja keuangan. Penelitian ini meneliti apakah ada pengaruh signifikan antara Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dengan Profitabilitas Perusahaan.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Laporan Keuangan 2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 1-2 yaitu ”Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu juga termasuk juga skedul dan informasi yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan, segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. 17

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 dalam Standart Akuntansi Keuangan 2009 paragraf 2, laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus. Pernyataan ini berlaku pula untuk laporan keuangan konsolidasian. SAK, 2009 Selain dalam paragrapf 2, dijelaskan juga dalam paragraf 5, bahwa laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas pengguna sumber- sumber daya yang dipercayakan kepada mereka, terdapat dalam. SAK, 2009

2.2.1.3 Karakteristik Laporan Keuangan

Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standart Akuntansi Keuangan 2009: 5-8, karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. 18 Karakteristik kualitatif tersebut yaitu SAK, 2009: 5-8: 1. Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. 2. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu. 3. Materialitas Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar laporan keuangan. 4. Keandalan Informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 19 5. Penyajian jujur Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. 6. Substansi Mengungguli Bentuk Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. 7. Netralitas Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan. 8. Pertimbangan sehat Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah. 9. Kelengkapan Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. 20 10. Dapat dibandingkan Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan tren posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.1.4. Jenis – jenis Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2009: 13, jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap terdiri dari: 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang secara langsung menggambarkan dengan posisi keuangan sebuah perusahaan dan dalam neraca terdiri dari tiga unsur laporan keuangan, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas SAK, 2009: 13. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan keuangan neraca bentuk laporan: 21 Tabel 2.1. Bentuk Laporan Neraca PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham A K T I V A Catatan 20X7 20X6 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2b,2z,3,55,56 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Investasi jangka pedek 2f,2z,4,29,55,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Wesel tagih 5 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Piutang usaha 2c,6 Setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 5 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pihak ketiga 2d,2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Piutang lain-lain Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6 2c,7,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Persediaan 2e,8,2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp xx.xxxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6 Pajak dibayar di muka 9,2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Biaya dibayar di muka 10 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva lancar lain-lain 11 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Aktiva Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang hubungan istimewa 2c,12,55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva pajak tangguhan 2s,52 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Investasi pada perusahaan asosiasi 2f,13,41 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain lain 2f,2g,2z,14,53,54 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6 2h,2o,15,30,43,53 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva tak berwujud Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6 2i,16 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Biaya eksplorasi tangguhan 2j,17 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Biaya eksplorasi 2k,19 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx dan pengembangan tangguhan Biaya pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup tangguhan 2m,34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva lain-lain 2k,19 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Aktiva Tidak Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx JUMLAH AKTIVA Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id 22 PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Lanjutan Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan 20X7 20X6 KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek 2z,6,8,15,55,56 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Wesel bayar 2z,22,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang usaha 2z,23,56 Pihak ketiga xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang pajak 9,24 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban anjak piutang 2d,6,21 Beban masih harus dibayar 2z,25,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pendapatan diterima dimuka 26 Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: 2z,27 Pinjaman jangka panjang 2n,2p,4,15,30,62,69 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang sewa guna usaha 2h,31 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang obligasi 2n,15,33 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Bagian Penyisihan untuk Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Reklamasi Lingkungan Hidup yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 2m,34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban lancar lain-lain 2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Kewajiban Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang hubungan istimewa 29,55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban pajak tangguhan 2s,52 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pinjaman jangka panjang 2n,2p,2z,4,15,30,56,62,69 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang sewa guna usaha 2h,2z,31,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Keuntungan Tangguhan Aktiva Dijual dan Disewagunausahakan Kembal 32 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang obligasi 2n,2z,15,33,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Penyisihan kewajiban pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup tangguhan 2m, 34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban tidak lancar lain-lain xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang subordinasi 35,55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Obligasi konversi 2z,36,38,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Kewajiban Tidak Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id 23 PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Lanjutan Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham EKUITAS Modal saham Saham Seri A nilai nominal Rp xxx Modal dasar seri A - xxx.xxx Modal ditempatkan dan disetor penuh – Seri A - xxx.xxx 36,38 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Tambahan modal disetor – bersih 36,39 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2f,13,40 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih transaksi perubahan ekuitas perusahaan Asosiasi 2f,13,41 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 42 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Laba rugi belum direalisasi dari efek tersedia untuk dijual 2f,4,14 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2h,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Opsi saham 2t,47 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Saldo Laba 2x,44,62 Yang telah dicadangkan penggunaannya xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Yang belum dicadangkan penggunaannya xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Dikurangi: Saham diperoleh kembali 45 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Ekuitas xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id 2. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja yang menggambarkan pendapatan dan beban perusahaan, selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan SAK, 2009: 13. Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi perusahaan tambang : 24 Tabel 2.2. Bentuk Laporan Laba Rugi PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Laba per Saham LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Catatan 20X7 20X6 PENJUALAN BERSIH 2q,48 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx BEBAN POKOK PENJUALAN 49 LABA RUGI KOTOR xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx BEBAN USAHA 50 Beban penjualan xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Beban umum dan administrasi xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Beban eksplorasi xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Beban Usaha xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx LABA RUGI USAHA xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx PENGHASILAN BEBAN LAIN-LAIN 51 Penghasilan lain-lain : Laba rugi penjualan aktiva tetap – bersih 15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Penghasilan bunga xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Beban lain-lain : Beban bunga 2r,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Laba rugi kurs - bersih 2z,2aa,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Penghasilan Beban Lain-lain xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx BAGIAN LABA RUGI PERUSAHAAN ASOSIASI 2f,13 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx LABA RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PENGHASILAN PAJAK 2s,52 Periode berjalan xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Tangguhan xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx LABA RUGI DARI AKTIVITAS NORMAL xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx POS LUAR BIASA 53 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx LABA RUGI BERSIH Rp x.xxx Rp x.xxx LABA RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR 2y,54 Rp x.xxx Rp x.xxx LABA RUGI BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2y,54 Rp x.xxx Rp x.xxx Sumber: www.bapepam.go.id 25 3. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan keuangan SAK, 2009: 13. Ilustrasi dari laporan perubahan ekuitas terdapat dalam lampiran. 4. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan laporan yang berisi mengenai informasi tentang arus kas sebuah perusahaan, dimana berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas member informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas,yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Penyusuanan dan pelaporan arus kas ini berlaku di Indonesia sejak 1 Januari 2005, yang terdapat dalam PSAK no 2 SAK, 2009: 13. Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan arus kas: 26 Tabel 2.3. Bentuk Laporan Arus Kas PT. EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Dalam Ribuan Rupiah 20X7 20X6 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx Pembayaran kas kepada: Pemasok x.xxx.xxx x.xxx.xxx Direksi dan karyawan x.xxx.xxx x.xxx.xxx Kas yang dihasilkan dari operasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penghasilan bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx Hasil penjualan investasi jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx Pembayaran bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx Pembayaran Pajak Penghasilan x.xxx.xxx x.xxx.xxx Arus kas sebelum pos luar biasa x.xxx.xxx x.xxx.xxx Hasil dari asuransi karena kebakaran x.xxx.xxx – Kas Bersih dari Aktivitas Operasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan kenaikan deposito berjangka x.xxx.xxx x.xxx.xxx Hasil penjualan dari: Investasi jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain x.xxx.xxx x.xxx.xxx Aktiva tetap x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penerimaan dividen x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penerimaan bunga obligasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penambahan untuk: Aktiva tetap x.xxx.xxx x.xxx.xxx Aktiva minyak dan gas bumi Investasi jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx Investasi pada perusahaan asosiasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penurunan kenaikan aktiva tak berwujud x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penurunan kenaikan aktiva lain-lain x.xxx.xxx x.xxx.xxx Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx Kenaikan penurunan hutang hubungan istimewa x.xxx.xxx x.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id 27 PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 Lanjutan Dalam Ribuan Rupiah 20X7 20X6 Penerimaan dari penerbitan saham – bersih Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi – bersih x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penerimaan hutang subordinasi x.xxx.xxx - Penambahan hutang jangka panjang: Bank x.xxx.xxx x.xxx.xxx Sewa guna usaha x.xxx.xxx x.xxx.xxx Obligasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Pembayaran hutang jangka panjang: Bank x.xxx.xxx x.xxx.xxx Sewa guna usaha x.xxx.xxx x.xxx.xxx Obligasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Pembayaran dividen tunai x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penurunan kenaikan piutang hubungan istimewa x.xxx.xxx x.xxx.xxx Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan x.xxx.xxx x.xxx.xxx KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS x.xxx.xxx x.xxx.xxx PENGARUH SELISIH KURS x.xxx.xxx x.xxx.xxx SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN x.xxx.xxx x.xxx.xxx SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Kapitalisasi biaya pinjaman selama masa pembangunan: Rugi kurs x.xxx.xxx x.xxx.xxx Bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx Kenaikan aktiva tetap akibat penilaian kembali aktiva tetap x.xxx.xxx - Restruturisasi hutang jangka panjang dengan aktiva tetap x.xxx.xxx - Perolehan aktiva sewa guna usaha melalui hutang sewa guna usaha x.xxx.xxx x.xxx.xxx Tambahan modal disetor yang berasal dari perubahan ekuitas dalam aktiva bersih perusahaan asosiasi – setelah dikurangi pajak x.xxx.xxx x.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id 28 5. Catatan Atas Laporan Keuangan Dalam PSAK no. 1 halaman 13, Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan: a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

2.2.2. Corporate Social Responsibility CSR

2.2.2.1. Latar Belakang Tanggungjawab Sosial Perusahaan CSR

Teknologi suatu sistem perekonomian meletakkan suatu struktur pada masyarakatnya yang tidak hanya menentukan akivitas ekonominya tetapi juga mempengaruhi hubungan sosialnya dan kesejahteraannya. Oleh karenanya suatu pengukuran yang terbatas pada konsekuensi ekonomi saja tidaklah memadai sebagai suatu penaksiran hubungan sebab – akibat sistem semesta pengukuran ini mengabaikan pengaruh sosial Belkaoui:1986. Setiap perusahaan selayaknya memahami bahwa setiap perusahaan yang hadir di tengah komunitas tertentu, akan menjadi bagian dari 29 lingkungan sosial tertentu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tidak bisa berlaku tidak menghiraukan manusia – manusia di sekelilingnya, itulah sebabnya perusahan seharusnya menyadari dan tidak hanya cukup mengetahui bahwa lingkungan sosial harus dijaga, dengan cara mengusahakan kurangnya dampak atau imbas psikologis, ekonomi dan budaya terhadap orang – orang disekelilingnya. Perhatian terhadap manusia di sekeliling perusahaan harus semakin ditingkatkan kalau perusahaan menyandang nama sebagai industri dengan skala besar. Karena perusahaan mengusung teknologi tinggi dengan resiko yang tinggi pula. Soemanto, 2007 Sebelum perusahaan atau pabrik menimbulkan masalah fisik, kehadirannya sendiri telah menimbulkan situasi yang menyebabkan manusia di sekelilingnya menjadi terpencil, terlebih jika mereka tidak mampu memahami teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. Untuk mengatasi kesenjangan sosial yang demikian, perusahaan menyelenggarakan kegiatan kontribusi bagi penduduk yang tinggal di sekitar. Soemanto, 2007 30

2.2.2.2. Alasan pentingnya Penerapan CSR

Setidaknya ada 3 alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggungjawab sosial sejalan dengan operasi usahanya Wibisono, 2007 : 1. Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan mesti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, di samping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyamanan Discomfort pada masyarakat. 2. Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbios mutualisme. Untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat, setidaknya Licence to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan citra dan performa perusahaan. 3. Kegiatan tanggungjawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bias berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan. 31 Penyebab lain timbulnya tanggungjawab sosial perusahaan adalah dengan adanya kecenderungan beralihnya perhatian pada kesejahteraan individu ke arah kesejahteraan sosial, yang bergerak dari kegiatan mencari keuntungan sebesar besarnya tanpa melihat efek sampingnya kearah mencari laba yang berwawasan lingkungan. Hal itu menimbulkan berbagai berbagai pemikiran tentang tanggung jawab sosial perusahaan menurut Harahap, 2003 sebagai berikut : 1. Kecenderungan terhadap Kesejahteraan Sosial. Sejarah menunjukkan bahwa kelangsungan hidup manusia, kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya hanya dapat lahir dari sikap kerjasama antar unit – unit masyarakat itu sendiri. Negara tidak bisa hidup sendiri tanpa partisipasi rakyatnya, perusahaan juga tidak akan maju tanpa dukungan pelanggannya maupun lingkungan sosialnya. Kenyataan ini semakin disadari dan semakin dibutuhkan pertanggungjawabannya. 2. Kecenderungan terhadap kesadaran lingkungan. Dalam literatur, paradigma ini dikenal dengan the human exceptionalism paradigm menuju the new environtment paradigm, paradigma yang pertama menganggap bahwa manusia adalah makhluk unik di bumi yang memiliki kebutuhan sendiri yang tidak dapat dibatasi oleh kebutuhan makhluk lain. Sebaliknya paradigma yang terakhir menganggap bahwa manusia adalah makhluk di antara bermacam – macam makhluk yang mendiami bumi, saling mempunyai keterikatan, sebab akibat dan 32 dibatasi oleh sifat keterbatasan itu sendiri baik sosial, ekonomi atau politik. 3. Perspektif ekosistem. Orientasi yang terdahulu lebih diarahkan kepada pembangunan ekonomi, efisiensi, profit maximation sehingga, menimbulkan krisis ekosistem. 4. Ekonomisasi vs Sosialisasi. Ekonomisasi hanya mengarahkan kepuasan individual sebagai suatu unit yang selalu mempertimbangkan cost dan benefit tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat. Sebaliknya sosialisasi menekankan perhatiannya terhadap kepentingan sosial dan selalu mempertimbangkan efek sosial yang ditimbulkan oleh kegiatannya. Walaupun sosialisasi belum tampak nyata. Namun pengaruh pemerintah dan tekanan sosial cenderung menguntungkan kepedulian sosial. Akhirnya diperlukan suatu alat untuk mengukur sejauh mana pengaruh perusahaan terhadap masyarakat.

2.2.2.3. Manfaat Corporate Social Responsibility CSR

Beberapa manfaat yang akan dirasakan oleh perusahaan dengan melaksanakan tanggungjawab sosialnya menurut Jackie Ambadar 2008 antara lain : 1. Perusahaan akan terhindar dari reputasi negatif perusak lingkungan, yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek tanpa memperdulikan akibat dari perilaku buruknya. 33 2. Kerangka kerja etis yang kokoh dapat memandu para manager dan karyawan menghadapi masalah seperti permintaan lapangan kerja dari lingkungan sekitarnya. 3. Perusahaan etis mendapat rasa hormat dari kelompok inti masyarakat yang sangat membutuhkan perusahaan ini eksis, terutama pelanggan dan karyawannya. 4. Banyak perusahaan yang sadar bahwa perilaku etis dapat membuat perusahaan aman dari gangguan lingkunganm sekitar, sehingga dapat beroperasi dengan lancar.

2.2.2.4. Pengertian Corporate Social Responsibility CSR

Ada beberapa definisi yang mengambarkan bentuk tanggungjawab sosial perusahaan diantaranya : Berdasarkan definisi Mallen bahwa CSR adalah tentang bagaimana perusahaan mengelola proses bisnisnya untuk menghasilkan keseluruhan dampak positif pada masyarakat. Mallenbaker.com Dewan Bisnis Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan dalam penerbitannya Making Good Business Sense oleh Lord Holme dan Richard Watts, menggunakan definisi berikut ini. Corporate Social Responsibility adalah komitmen berkelanjutan oleh bisnis untuk berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sambil meningkatkan kualitas kehidupan tenaga kerja dan keluarganya serta komunitas lokal dan masyarakat luas. Mallenbaker.com 34 Corporate Social Responsibility CSR, juga dikenal sebagai tanggungjawab perusahaan, corporate citizenship, bisnis yang bertanggungjawab, berkelanjutan bisnis yang bertanggungjawab SRB, atau kinerja sosial perusahaan, adalah suatu bentuk perusahaan pengaturan diri diintegrasikan ke dalam model bisnis. Uni Eropa EU Green Paper on CSR mengemukakan bahwa “CSR is a concept whereby companies integrate social and environtmental concern in their business operationsand their interaction with their stakeholders on a voluntary basic”. World Council for Sustainable Development menyebut CSR sebagai: “Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workspace and their families as well as of the local community and society at large.”

2.2.2.5. Konsep Triple Bottom Line

Pendekatan di atas merupakan bentuk yang mengisyaratkan bahwa perusahaan tidak hanya dihadapkan pada tanggungjawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan yang hanya direfleksikan dalam kondisi keuangan saja, tetapi juga harus berpijak pada tiga prinsip yang dikenal sebagai triple bottom line yang merupakan kepedulian perusahaan yaitu profit, people, dan planet.SWA, 2006 35 People Sosial Planet lingkungan Profit keuntungan Gambar 1 : Konsep Triple Bottom Line Sumber : SWA. Edisi 26XXI19 Desember 2005 – 11 Januari 2006 1. Profit keuntungan. Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Tak heran bila fokus utama dari setiap kegiatan dalam perusahaan adalah mengejar profit atau mendongkrak harga saham setinggi – tingginya, baik secara langsung atau pun tidak langsung. Inilah bentuk tanggungjawab sosial ekonomi yang paling esensial terhadap pemegang saham. 2. People Masyarakat Pemangku Kepentingan. Menyadari bahwa masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka, terutama masyarakat sekitar, sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan, maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesar – besarnya kepada mereka. Selain itu juga perlu disadari bahwa operasi perusahaan berpotensi memberikan dampak kepada masyarakat. Karenanya pula perusahaan perlu untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyentuh kebutuhan masyarakat, 36 intinya, jika ingin eksis dan akseptabel, perusahaan harus menyertakan pula tanggungjawab sosial. 3. Planet Lingkungan. Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah planet atau lingkungan. Jika perusahaan ingin eksis dan akseptabel maka harus disertakan pula tanggungjawab kepada lingkungan. Lingkungan adalah sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan kita. Semua kegiatan yang kita lakukan mulai kita bangun tidur di pagi hari hingga kita terlelap di malam hari berhubungan dengan lingkungan. Air yang kita minum, udara yang kita hirup, seluruh peralatan yang kita gunakan, semuanya berasal dari lingkungan. Lingkungan dapat menjadi teman atau musuh kita, tergantung bagaimana memperlakukan.

2.2.2.6. Ruang Lingkup Tanggungjawab Sosial Perusahaan

Meskipun isu utamanya akan berbeda baik antara sektor industri maupun antar perusahaan, namun secara umum isu CSR mencakup 5 lima komponen pokok. Darwin, 2006 : 1. Hak Azasi Manusia HAM. Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strategi serta kebijakan apa yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM di perusahaan yang bersangkutan. 2. Tenaga Kerja Buruh. Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain atau di pabrik milik sendiri mulai dari soal sistem panggajian, 37 kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada soal penggunaan tenaga kerja di bawah umur. 3. Lingkungan hidup. Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dangan masalah lingkungan hidup. Bagaimana perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas produk atau jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah buangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi dan distribusi produk. 4. Sosial – masyarakat. Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan masyarakat setempat Community development, serta dampak operasi perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat. 5. Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan. Apa saja yang dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasa bebas dari dampak negatif seperti: mengganggu kesehatan, mengancam keamanan, dan produk terlarang.

2.2.2.7. Klasifikasi Bentuk Penerapan Tanggungjawab Sosial

Bradshaw mengemukakan ada 3 bentuk tanggungjawab sosial perusahaan yaitu Harahap 2007:360 : 1. Corporate Philanthropy, di sini tanggungjawab perusahaan itu berada sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai pada 38 tanggungjawabnya. Bentuk tanggungjawab ini bisa merupakan kegitan amal, sumbangan atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 2. Corporate Responsibility, di sini kegiatan pertanggungjawaban itu sudah merupakan bagian dari tanggungjawab perusahaan bisa arena ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan. 3. Corporate Policy, di sini tanggungjawab sosial perusahaan itu sudah merupakan bagian dari kebijakannya.

2.2.2.8. Pengungkapan Reporting CSR

Sebagai tahap akhir dari penerapan CSR adalah pengungkapan Reporting yang akan mengungkap sejauh mana pelaksanaan CSR dan merupakan pertanggungjawaban terhadap stakeholders secara luas. Pada dasarnya perusahaan yang sukses dalam menjalankan CSR memiliki tiga nilai dasar Core Values yang ditanam secara mengakar dalam perusahaan, yaitu Darwin Ali, 2006 : 1. Ketangguhan Ekonomi 2. Tanggungjawab lingkungan 3. Akuntabilitas sosial Jika kinerja keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangan, maka kinerja CSR akan dapat disimak melalui sebuah laporan yang disebut “Laporan Keberlanjutan” Sustainability Report. Dalam prakteknya, ada yang menggunakan nama lain untuk mengungkapkan 39 kinerja CSR. Laporan CSR atau laporan keberlanjutan pada hakekatnya memuat tiga aspek pokok yaitu; ekonomi, lingkungan, dan sosial.

2.2.2.9. Definisi Pengungkapan Kinerja CSR

Secara umum pengungkapan kinerja CSR merupakan produk dari Social Responsibility Accounting sehingga menurut Belkaoui 2000: 229 akuntansi sosial dapat didefinisi dengan tepat sebagai “Proses seleksi variabel – variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran yang secara sistematis mengembangkan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan, dan mengkomunikasikan informasi tersebut kepada kelompok sosial yang tertarik, baik di dalam maupun di luar perusahaan”. Menurut Belkaoui 2000: 230 tentang siapa yang menekankan untuk membuat laporan sosial perusahaan adalah : 1. Mengasumsikan bahwa tujuan CSR adalah untuk meningkatkan citra perusahaan dan memegang asumsi, biasanya secara implisit, bahwa perilaku perusahaan baik secara asasi. 2. Mengasumsikan bahwa tujuan CSR adalah untuk menghentikan pertanggungjawaban organisasi dengan asumsi bahwa kontrak sosial terjadi antara organisasi dengan masyarakat. Keberasaan kontrak sosial ini membutuhkan berhentinya pertanggungjawaban sosial. 40 3. Tampaknya mengasumsikan bahwa CSR secara efektif memperluas pelaporan keuangan tradisional dan tujuanya adalah untuk memberi informasi bagi investor.

2.2.2.10. Alasan Pengukuran dan Pelaporan Kinerja CSR

Berbagai alasan yang digunakan untuk pengukuran dan pengungkapan kinerja Corporate Social Responsibility CSR melahirkan berbagai argumen sebagai berikut Belkaoui, 2000: 1. Argumen pertama adalah yang terkait dengan kontrak sosial secara implisit diasumsikan bahwa organisasi seharusnya bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial, jika terjadi kontrak antara organisasi dengan masyarakat. Dengan demikian, organisasi memperoleh sejenis legitimasi dari masyarakat berbagai hukum kemasyarakatan memberikan persetujuan agar kontrak menjadi lebih eksplisit. Sementara kontrak sosial diasumsikan implisit. Hukum ini berisi aturan main yang harus dipilih oraganisasi yang akan menjadi kontrak sosial. 2. Teori keadilan Rawis, yang disajikan dalam bukunya A Theory of Justice berisi prinsip – prinsip untuk mngevaluasi hukum dan kebiasaan dari sudut pandang moral, dan menjelaskan konsep kejujuran yang bermanfaat bagi akuntansi sosial. 3. Argumen ketiga adalah kebutuhan pengguna. Pada dasarnya, pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi sosial untuk 41 membuat keputusan alokasi dananya. Argumen yang dibuat oleh beberapa orang menyatakan bahwa pemegang saham itu konservatif dan hanya peduli terhadap deviden. Kenyataanya, sesuai dengan survei yang dilakukan pada pemegang saham, mereka menginginkan perusahaan menggunakan sumber dayanya agar lingkungan bersih, menghentikan polusi lingkungan, dan membuat produk yang aman. Berikut ini agar mengelola pengeluaran dengan memperhatikan keadaan sosial :  Mengintegerasikan masalah kesadaran sosial perusahaan, etika dan lingkungan pada pembuat keputusan perusahaan, dan meyakinkan bahwa kesadaran tersebut telah dimiliki oleh dewan direksi. a. Mengembangkan metode untuk mengevaluasi dan melaporkan dampak sosial dan lingkungan akibat aktivitas perusahaan. b. Memodifikasi struktur perusahaan untuk membuat mekanisme yang sesuai untuk menghadapai krisis sosial, lingkungan dan etika. Sehingga perusahaan menjadi organisasi yang siap krisis, bukan organisasi yang Crisis-prone. Perusahaan yang tidak menyiapkan diri untuk keadaan, kritis tidak mudah untuk bertahan. c. Membuat insentif bagi perilaku yang sesuai dengan etika. Lingkungan dan sosial dan mengintegrasikan insentif tersebut menjadi bagian dari sistem penilaian kinerja dan budaya organisasi 42 dan tidak mempunyai pengaruh, maka perubahan permanen tidak pernah terjadi. d. Mengakui jika lingkunganya bersih, maka perusahaan tersebut dapat menjadi pemimpin dalam mengurangi polusi dan bijaksana dalam mengunakan sumber daya alam. 4. Argumen keempat adalah investasi sosial. Pada dasarnya, diasumsikan bahwa saat ini kelompok investor yang etis tergantung pada informasi yang disediakan laporan tahunan untuk membuat keputusan investasi. Sehingga pengungkapan informasi sosial menjadi penting jika investor mempertimbangkan dampak negatif dengan tepat pengeluaran kesadaran sosial pada laba per lembar saham, sepanjang kompensasi dampak positifnya dapat mengurangi resiko atau timbulnya ketertarikan yang lebih besar dari kelompok investor.

2.2.2.11. Peraturan yang mendukung CSR

Terdapat undang-undang UU no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang mendukung adanya CSR, dalam bab lima UU yaitu Tanggungjawab Sosial Perusahaan, pasal 74 dikatakan bahwa www.scribd.com : 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. 43 2. Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

2.2.3. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan digunakan untuk menganalisis keuangan korporasi, analisis keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan korporasi, baik yang telah lampau atau saat sekarang, serta ekspektasinya di masa depan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang serta menentukan setiap keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang serta menentukan tingkat kredibilitas atau potensi untuk investasi. Tampubolon, 2005: 35 Kinerja keuangan dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori, yaitu rasio likuiditas, efisiensi, leverage, dan profitabilitas. Tampubolon, 2005: 35 44

2.2.3.1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan efektifitas manajemen dalam menggunakan total aktiva maupun aktiva bersih seperti yang terdapat dalam neraca, dihubungkan dengan laba bersih, dapat disimpulkan definisi profitabilitas adalah efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan labanya Helfert : 83. Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas antara lain Subramanyam : 39: 1. Tingkat pengembalian atas investasi return on investment. Digunakan untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Didalamnya terdapat tingkat pengembalian atas investasi return on investment - ROI dan tingkat pengembalian atas ekuitas biasa return on common equity - ROE. Perhitungan untuk kedua pengembalian tersebut adalah sebagai berikut: ROA = Laba bersih Total aktiva ROE = Laba bersih Rata – rata ekuitas pemegang saham Subramanyam, 2005 2. Kinerja operasi operating performance Digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi. Analisis rasionya dapat dilihat antara lain sebagai berikut : Margin laba kotor = Penjualan – Harga pokok penjualan 45 Penjualan Margin laba operasi = Laba operasi Penjualan Margin laba sebelum pajak = Laba sebelum laba penghasilan Penjualan Margin laba bersih = Laba bersih Penjualan Subramanyam, 2005 3. Pemanfaatan aktiva asset utilitazion Digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut juga perputaran turnover. Penghitungan perputaran antara lain dapat dilihat dengan : Perputaran kas = Penjualan Rata – rata kas dan setara kas Perputaran piutang usaha = Penjualan Rata – rata piutang usaha Perputaran modal kerja = Penjualan Rata – rata modal kerja Perputaran aktiva tetap = Penjualan Rata – rata aktiva tetap Perputaran total aktiva = Penjualan Rata – rata total aktiva Subramanyam, 2005 46 Jadi secara singkat dapat dijelaskan bahwa berbagai jenis rasio yang tersedia untuk menilai perusahaan dari sudut pandang kemampuan manajemen, ukuran – ukuran tersebut diatas, semua dipengaruhi sampai titik tertentu oleh ketidakpastian yang ada didalam metode penelitian dan akuntansi, tetapi secara bersama – sama rasio – rasio tersebut dapat memberikan petunjuk yang wajar tentang kinerja suatu perusahaan dan juga menyarankan bidang – bidang yang memerlukan analisis lebih lanjut.

2.2.3.2. Hubungan antara Pengungkapan CSR dengan Profitabilitas

Informasi mengenai aktivitas atau kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi stakeholder khususnya investor. Perusahaan yang memiliki environmental performance yang baik merupakan good news bagi investor maupun calon investor, dan biasanya environmental performance perusahaan terdapat pada pengungkapan CSR dalam laporan tahunan. Perusahaan yang biasanya butuh pengungkapan CSR dalam laporan keuangan adalah perusahaan – perusahaan high-profile, khususnya perusahaan tambang. Perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial akan berpengaruh positif terhadap reputasi persahaan, dan sebagai akibatnya akan meningkatkan persepsi para stakeholder khususnya investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Legnik-Hall 1996 dalam Lindrawati 2008 mengatakan bahwa kualitas CSR memampukan 47 perusahaan membangun hubungan efektif dengan stakeholder, meningkatkan daya saing perusahaan, dan menyediakan keuntungan kompetitif dalam pasar bagi produk perusahaan, selanjutnya akan berdampak pada kinerja keuangan yang lebih tinggi, termasuk di dalamnya profitabilitas perusahaan. Hubungan antara pengungkapan kinerja CSR dengan profitabilitas dinyatakan sebagai penggambaran bahwa social responsivness membutuhkan gaya kepemimpinan manajerial yang sama dengan yang dibutuhkan untuk membuat perusahaan profitable Bowman dan Haire, 1996 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009. Menurut Bowman dan Haire, kinerja sosial yang kuat adalah indikator superior management talent dan oleh sebab itu dikategorikan sebagai wise investment. Sedangkan menurut stakeholder theory, semakin baik perusahaan mengelola hubungan dengan kelompok yang berkepentingan stake pada perusahaan, semakin baik kinerja keuangannya. Sebagai contoh, Perusahaan memberikan pilihan rencana insentif jangka pendek dan jangka panjang dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para pemegang saham, seperti merencanakan kegiatan CSR dari dini untuk mengurangi dampak lingkungan di masa yang akan datang, agar kerusakan lingkungan akibat produksi entitas dapat ditanggulangi sejak dini dan nantinya tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan untuk jangka panjang. 48 Teori keagenan Agency theory merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang prinsipal yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang agensi yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut Hubungan keagenan ini merupakan hubungan timbal balik dalam mencapai tujuan dan kepentingan masing- masing pihak yang secara eksplisit dan sadar Menurut kerangka pikir teori agensi, ditunjukkan bahwa keputusan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan akan diikuti oleh suatu penurunan pendapatan bersih yang diakibatkan oleh biaya – biaya aktivitas sosial. Pembiayaan untuk kinerja sosial diasumsikan sama dengan sumber daya perusahaan sehingga pengungkapan informasi tanggung jawab sosial berkorelasi positif dengan kinerja keuangan suatu perusahaan Sembiring, 2003. Penelitian empiris tentang hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan CSR disclosure dengan profitabilitas telah menghasilkan kesimpulan yang beragam. Baik Bowman dan Haire 49 1976 dan Preston 1978 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009 menghasilkan kesimpulan yang mendukung hubungan CSR disclosure- Profitabilitas. Bowman dan Haire 1976 dalam Yap dan Widyaningdyah 2009, melaporkan perbedaan yang signifikan selama ROE rata-rata selama lima tahun antara disclosing dan non-disclosing company. Preston melaporkan ROE yang lebih tinggi pada high discloser company dari pada perusahaan fortune 500 yang lain Hackston, 1996 dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009. Penelitian ini difokuskan untuk menguji pengaruh tingkat pengungkapan kinerja CSR terhadap profitabilitas dengan landasan berpikir bahwa semakin tinggi pengungkapan kinerja CSR maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk mengambil sumber daya, memperoleh karyawan yang berkualitas, memasarkan produk, dan menciptakan kesempatan yang belum terduga yang pada akhirnya akan menjadi sumber keunggulan bersaing. Kinerja keuangan yang baik akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghindari claim dari primary stakeholders dan mampu menjaga kepuasan stakeholders. Hubungan yang baik dengan karyawan, suppliers dan customers sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Aktivitas yang mendukung komunitas dapat memperbaiki reputasi perusahaan dan berdampak positif terhadap penjualan dan pada akhitrnya berpengaruh terhadap ROE dan ROA. Perencanaan perlindungan yang baik juga dapat membantu menghindari 50 sanksi di kemudian hari. Charles Henry dan Stephane dalam Yap dan Widyaningdyah, 2009.

2.3. Hipotesis

Return on Assets ROA Y 1 Corporate Social Responsibility CSR X Return on Equity ROE Y 2 H 1 H 2 Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap profitabilitas perusahaan. H 1 : ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Return on Assets ROA. H 2 : ada pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Return on Equity ROE. Dalam penelitian ini pengujian pengaruh pengungkapan kinerja CSR perusahaan terhadap ROA dan ROE dilakukan dengan mengunakan pengujian regresi linier sederhana. BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr), Firm Size, Dan Struktur Modal Terhadap Earning Response Coefficient (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013)

0 85 100

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 38 84

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Struktur Modal Sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 103

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22