S3 : Heem. Abis itu, sekolah itu ganggu taekwondo. Aku
enggak ke candhak taekwondo. Jadi aku malas itu lho ngurusin sekolah lagi.
P : Iya.
S3 : Waktu tes aja aku nonton taekwondo sampai malam.
Enggak belajar sama sekali. Saking keselenya tu lho sama sekolah. Kok ngrusak taekwondo. Aku mikirnya
kayak gitu. kayak anak kecil ya?
E. Analisis Data dan Penyajian Hasil Analisis
1. Analisis Data
a. Tes Diagnostik
Peneliti dalam menganalisis data tes diagnostik terlebih dahulu memeriksa setiap jawaban subjek dari 7 soal uraian yang
diberikan pada tes diagnostik. Peneliti memeriksa satu per satu dengan teliti sesuai dengan kode penskoran dan konsep dari
Trignonometri. Berdasarkan hasil tes diagnostik yang telah peneliti lakukan
diperoleh rata-rata kelas X MIA 1, X MIA 3, dan X MIA 4 berturut- turut sebagai berikut 70,23; 71,79; dan 72,14. Rata-rata setiap kelas
termasuk dalam kategori dibawah rata-rata, karena nilai KKM bagi mata pelajaran matematika adalah 75.
Selain itu, data hasil penelitian siswa yang tuntas berdasarkan PAP diperoleh siswa kelas X MIA 1 yang tuntas sebanyak 50 dan
50 siswa tidak tuntas. Kelas X MIA 3 siswa yang tuntas sebanyak 55 dan 45 siswa tidak tuntas. Kelas X MIA 4 siswa yang tuntas
sebanyak 53 dan 47 siswa tidak tuntas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Disisi lain, berdasarkan PAN data hasil penelitian siswa yang tuntas bagi kelas X MIA 1 sebanyak 67 dan 33 siswa tidak tuntas.
Kelas X MIA 3 siswa yang tuntas sebanyak 60 dan 40 siswa tidak tuntas. Kelas X MIA 4 siswa yang tuntas sebanyak 60 dan
40 siswa tidak tuntas. b.
Observasi Pembelajaran Peneliti dalam melaksanakan observasi pembelajaran terlebih
dahulu mendeskripsikan hasil observasi secara jelas dan rinci. Kemudian peneliti menganalisis hasil observasi untuk menemukan
faktor-faktor penyebab kesulitan belajar. Berdasarkan data hasil observasi pembelajaran adapun analisis dari data yang diperoleh
sebagai berikut: 1
Guru belum melaksanakan kegiatan prapembelajaran secara baik dan maksimal. Hal tersebut terlihat pada saat guru tidak
memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media. Pada saat memulai pembelajaran di kelas, papan tulis yang
digunakan masih dipenuhi tulisan dari mata pelajaran sebelumnya sehingga guru yang menghapus jika akan menulis.
Guru juga tidak memeriksa kebersihan ruang kelas dan kesiapan siswa untuk menerima pembelajaran. Guru masih
menggunakan media
konvensional dalam
menunjang pembelajaran di kelas.
2 Guru belum melaksanakan kegiatan apersepsi secara maksimal.
Hal ini terlihat dari guru tidak menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. Kompetensi tersebut berupa tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai, dan guru belum menyampaikan hal tersebut.
3 Guru belum melaksanakan pendekatanstrategi pembelajaran
secara baik dan maksimal. Hal ini terlihat pada saat guru kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan pengetahuan
lain yang relevan. Guru juga belum mengaitkan materi dengan realitas kehidupan atau kontekstual.
4 Guru belum dapat memanfaatkan media pembelajaransumber
pembelajaran lain secara maksimal. Hal ini terlihat pada saat guru memanfaat media pembelajaransumber belajar siswa
hanya mengggunakan lembar fotokopi dari guru untuk dipelajari.
5 Guru belum memantau penilaian proses dan hasil. Hal ini
terlihat saat guru memulai pembelajaran, guru tidak mengecek tugas pada pertemuan sebelumnya hanya mengingatkan apakah
ada tugas pada pertemuan sebelumnya. 6
Guru belum menggunakan bahasa dengan baik. Hal ini terlihat pada saat guru mengajar di depan kelas, guru masih
menggunakan bahasa jawa dan suara guru belum terdengar jelas atau lantang.
7 Guru belum melaksanakan kegiatan refleksi dan rangkuman
pembelajaran secara maksimal. Hal ini terlihat pada akhir pembelajaran keterlibatan guru dalam mengkondisikan siswa
untuk melakukan refleksi dan rangkuman pembelajaran belum terlihat.
8 Siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat
pada saat pembelajaran siswa masih banyak yang senang mengobrol dengan siswa lain. Siswa dalam melaksankan
pembelajaran masih senang bermain handphone. Selain itu, siswa yang terlibat untuk mengerjakan soal di depan kelas
hanya beberapa saja. d.
Wawancara Guru Bidang Studi Peneliti dalam melaksanakan wawancara dengan guru bidang
studi terlebih dahulu mentranskripkan hasil wawancara dalam bentuk kalimat percakapan secara jelas dan rinci. Kemudian peneliti
menganalisis hasil wawancara tersebut untuk menemukan faktor- faktor yang mempengaruhi subjek dan kesalahan-kesalahan yang
sering dilakukan sehingga subjek mengalami kesulitan belajar. Adapun hasil analisis dari transkrip wawancara sebagai berikut:
1 Siswa yang akan diteliti memiliki kemampuan atau potensi
yang baik. Siswa-siswi SMA Negeri 3 Magelang termasuk dalam siswa dengan kemampuan intektual yang baik atau
diatas rata-rata. Hal ini terlihat dari penerimaan siswa baru di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SMA Negeri 3 Magelang yang tinggi dan merupakan salah satu sekolah favorit di kota Magelang, sehingga tidak perlu
diragukan lagi kemampuan intelektual siswa yang masuk di SMA Negeri 3 Magelang.
2 Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal aplikasipenerapan.
Siswa kesulitan ketika siswa harus menerjemahakan soal cerita ke dalam kalimat matematika. Siswa juga mengalami kesulitan
ketika mengerjakan soal cerita dengan menggunakan aturan, konsep yang telah dipelajari dan siswa belum dapat
mengakomodasikan pengetahuan yang didapat. 3
Siswa memiliki permasalahan dengan keluarga. Siswa cenderung memiliki permasalahan dengan orang tua semisal
ada siswa yang orang tuanya sedang dalam proses perceraian. Siswa yang kedua orang tuanya sedang mengalami
pertengkaran atau perselisihan. 4
Siswa cenderung kurang teliti dalam mengerjakan soal matematika. Siswa kurang teliti dalam pehitungan yang
sederhana padahal siswa sudah benar dalam proses pengerjaan dengan aturan, konsep yang digunakan.
e. Wawancara dengan Subjek Penelitian
Peneliti dalam melaksanakan wawancara dengan subjek penelitian terlebih dahulu melakukan transkrip hasil wawancara
dalam bentuk kalimat percakapan secara jelas dan rinci. Berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
transkrip hasil wawancara tersebut kemudian peneliti menganalisis untuk menemukan faktor-faktor penyebab subjek mengalami
kesulitan belajar. Adapun hasil analisis dari data yang diperoleh sebagai berikut:
1 Subjek menganggap matematika sulit. Subjek memiliki
pandangan bahwa matematika yang dipelajari tidak terlalu berpengaruh di kehidupan mendatang.
2 Subjek memilih pilihan bukan pada bidang yang ditekuni atau
disukai. Subjek sebagai seorang pribadi yang akan mencari pekerjaan di masa mendatang memilih pilihan yang belum
sesuai dengan jurusan yang saat ini ditempuh. 3
Subjek terkadang merasa kurang nyaman di kelas. Siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan siswa lain, tetapi dalam hal
kompetisi subjek masih menjumpai dan melakuakan hal yang kurang pantas dilakukan sebagai seorang pelajar yaitu
menyontek. 4
Subjek memiliki permasalahan dengan keluarga. Subjek dalam menempuh pendidikan dituntut atau ditekan oleh orang tua
untuk bersekolah di sekolah mutu pendidikan yang baik. Subjek juga terkadang mengalami kekerasan dari orang tua
baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. 5
Subjek kesulitan dalam Trigonometri. Siswa tidak mengetahui untuk apa belajar Trigonometri. Siswa juga merasa aturan-
aturan dan konsep dalam Trigonometri terlalu banyak dan rumit sehingga sulit untuk dihafalkan. Subjek menjumpai
konsep yang diberikan oleh guru dan bimbel berbeda akibatnya subjek mengalami kebingungan sehingga subjek memutuskan
untuk mempelajari sendiri. 6
Subjek kurang bertanggungjawab terhadap tugasnya sebagi seorang pelajar. Subjek malas dalam belajar, subjek jarang
berlatih latihan soal, dan subjek merasa mengantuk di kelas pada saat pembelajaran.
2. Penyajian Hasil Analisis