Diagram 4. 7 Proporsi Ketuntasan Belajar Kelas MIA 4 berdasarkan PAN
Dapat dilihat dari diagram proporsi ketuntasan belajar siswa kelas X MIA 4 siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 47 dari siswa kelas
X MIA 4 dan tidak tuntas sebanyak 17 siswa atau 53 berdasarkan PAP. Jika berdasarkan PAN diperoleh sebanyak 13 siswa atau 45 siswa kelas
XI MIA 4 tuntas dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa atau 55 siswa kelas X MIA 3.
3. Observasi Pembelajaran
Pada penelitian ini, sebelum peneliti melaksanakan ujicoba dan tes diagnostik maka terlebih dahulu peneliti melakukan observasi
pembelajaran. Observasi pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai dengan instrumen observasi pembelajaran. Observasi pembelajaran
dilaksanakan sebanyak 3 kali dalam kurun waktu 1 satu minggu di kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X MIA5.
Berdasarkan observasi pembelajaran diperoleh hasil observasi sebagai berikut:
Tuntas 60
Belum tuntas 40
Proporsi Ketuntasan Belajar
a. Guru belum melaksanakan kegiatan prapembelajaran secara
baik dan maksimal. b.
Guru belum melaksanakan kegiatan apersepsi secara maksimal. c.
Guru belum melaksanakan pendekatanstrategi pembelajaran secara baik dan maksimal.
d. Guru belum dapat memanfaatkan media pembelajaransumber
pembelajaran lain secara maksimal. e.
Guru belum memantau penilaian proses dan hasil. f.
Guru belum dapat berkomunikasi secara maksimal. g.
Guru belum melaksanakan kegiatan refleksi dan rangkuman pembelajaran secara maksimal.
h. Siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran.
4. Wawancara dengan Guru Bidang Studi
Kegiatan wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru bidang studi matematika dilaksanakan selama penelitian tanpa adanya
batasan waktu. Hal ini dimaksudkan supaya data yang diperoleh semakin mendalam dan dapat dipercaya. Wawancara dengan guru bidang studi
matematika meliputi; latar belakang, interaksi guru dengan siswa, dan kegiatanusaha yang telah guru lakukan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika diperoleh hasil wawancara sebagai berikut
a. Siswa yang akan diteliti memiliki kemampuan atau potensi
yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal ini dapat di lihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
P : Oh ya pak, satu lagi Kalau dibandingkan dengan yang lainnya, maksudnya mata pelajaran yang lainnya nilai
matematika kelas sepuluh itu rendah atau tinggi? G :
Kalau matematika
kelihatannya termasuk
tinggi. Khususnya untuk yang saya ajar itu kan wajib ya.
P : Iya. G : Kalau saya liat termasuk, pada umumnya rata-rata tinggi.
Saya kan selalu gini, apapun jurusannya. Kamu mau jurusan IPA atau IPS, matematika kan setara bahasa. Mau tidak mau
ya kamu harus bisa. Jadi, jangan sampai tidak.
b. Siswa kesulitan dalam mengerjakan soal aplikasipenerapan.
Hal ini dapat di lihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
P : MIA 4, MIA 1 belum. Baru selesai di koreksi tadi.
G : Itu nek kesimpulan kelemahannya itu. Umumnya sejak
jaman „purba‟ untuk aplikasi soal seperti itu, itukan masuk aplikasi. Kadangkan dalam penerapan soal cerita
itulah yang pada umumnya termasuk sulit, untuk matematika murni mereka sudah mudeng ya?
c. Siswa memiliki permasalahan dengan keluarga.
Hal ini dapat di lihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
P : Iya, bisa-bisa pak.
G : Atau mungkin sekarang beberapa punya masalah.
Kalau saya sering gini, saya kan biasa kalau pas di kelas ada yang gak berangkat nanti pas pertemuan berikutnya
sok-sok tak takon. Penyebabnya itu kan kadang-kadang orang tuanya gimana, dulu kan aslinya pinter. Pada
awalnya itu yang kurang itu bukan kemampuan otaknya, bukan. Tetapi lingkungan keluarga sepertinya. Ada yang
pas kebetulan keluarganya ada masalah, mungkin bapaknya sakit, ya mungkin yang saya liat kadang-
kadang kenapa. Tapi kan anak kalau diwawancari kadang-kadang tertutup. Kalau saya kan gini, kamu elek
kan gak tak siarkan ke yang lain. Mungkin kalau saya bisa menangani saya bantu kalau enggak saya tidak akan
bilang anak itu bodo. Karena di balik itu anak punya banyak masalah, masalahnya itu. Kalau kemampuan
beda tipis. Tapi pada umumnya yang berbeda itu
masalah keluarga, itu yang berpengaruh. Kalau yang tak liat-liat itu, semisal dia tak seperti biasanya. Mungkin itu
karena dia sakit, atau gimana. Kadang-kadang semisal „kamu biasanya sakit kok enggak kenapa?‟ anak nanti
jawab, „enggak pak enggak apa-apa‟. „oh iya‟. Pernah juga saya jumpai, coba tak deketi itu ada yang orang
tuanya itu sedang proses cerai.
P : Oh.
d. Siswa cenderung kurang teliti dalam mengerjakan soal
matematika. Hal ini dapat di lihat dari hasil wawancara sebagai berikut:
P : Permasalahan apa yang sering terjadi di kelas X?
G : Menerjemahkan kalimat cerita ke dalam kalimat
matematika. P
: Iya pak, yang saya jumpai mereka memang masih kurang dan dari awal saya memang tidak menyampaikan
untuk mereka menuliskan tentang diketahui, ditanya dan jawab. Kalau soal cerita itu, saat mereka sudah
mendapatkan hasil perhitungan mereka lupa menuliskan jawaban dari pertanyaan.
5. Wawancara dengan Subjek Penelitian