Penggunaan bahasa KESIMPULAN DAN SARAN
P : Jadi, 40 jam ya pak ya?
G : Iya. Kalau hari ini saya 9 jam. Saya paling ringan itu hari senin hanya 8
jam. P
: Kalau sekarang itu nilainya siswa itu kayak gimana sih pak? Kemarin hasil UTS nya itu rendah atau tinggi?
G : Ya sebenarnya lumayan. Ya lumayan ini kalau yang UTS.
P : Untuk gabriela itu kesalahannya dari nomor 2 sampai dengan 5 dia lupa
memberikan tanda minus. G
: Oh, ya ya ya. Betul. P
: Ya, sebenarnya sudah bagus. Karena kurang tanda minus itu, mau tidak mau mengurai nilainya. Tapi, kalau dilihat secara konsepnya sudah bagus.
Kebanyakan cewek ya pak yang nilainya rendah. Tapi pak, rata-rata untuk kelas sepuluh itu bagaimana dibandingkan dengan kelas sebelas dan
duabelas? Apakah lebih tinggi atau bagaimana?
G : Ya, kalau sekarang untuk kelas IPS lebih baik dibandingakan MIA.
Termasuk kelas tiga. Ada kemungkinan materinya memang sulit, ada kemungkinan juga IPS itu memang lebih rajin. Untuk kelas satu IPS itu
malah rajin-rajin, dibandingkan MIA. Ya itu tadi, memang agak terbalik dibanding dulu. Kalau dulu IPS lebih rendah dibanding IPA tapi sekarang
berbeda.
P : Iya, bisa-bisa pak.
G : Atau mungkin sekarang beberapa punya masalah. Kalau saya sering gini,
saya kan biasa kalau pas di kelas ada yang gak berangkat nanti pas pertemuan berikutnya sok-sok tak takon. Penyebabnya itu kan kadang-
kadang orang tuanya gimana, dulu kan aslinya pinter. Pada awalnya itu yang kurang itu bukan kemampuan otaknya, bukan. Tetapi lingkungan
keluarga sepertinya. Ada yang pas kebetulan keluarganya ada masalah, mungkin bapaknya sakit, ya mungkin yang saya liat kadang-kadang
kenapa. Tapi kan anak kalau diwawancari kadang-kadang tertutup. Kalau saya kan gini, kamu elek kan gak tak siarkan ke yang lain. Mungkin kalau
saya bisa menangani saya bantu kalau enggak saya tidak akan bilang anak itu bodo. Karena di balik itu anak punya banyak masalah, masalahnya itu.
Kalau kemampuan beda tipis. Tapi pada umumnya yang berbeda itu masalah keluarga, itu yang berpengaruh. Kalau yang tak liat-liat itu,
semisal dia tak seperti biasanya. Mungkin itu karena dia sakit, atau gimana. Kadang-
kadang semisal „kamu biasanya baik, kok enggak? sakit? kenapa?‟ anak nanti jawab, „enggak pak enggak apa-apa‟. „oh iya‟. Pernah
juga saya jumpai, coba tak deketi itu ada yang orang tuanya itu sedang proses cerai.
P : Oh.