1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek penentu dalam kemajuan suatu bangsa, terlebih bangsa Indonesia. Hakikat pendidikan sesungguhnya
adalah belajar learning. Pendidikan bertumpu pada 4 empat pilar, yaitu; 1 learning to know, 2 learning to do, 3 learning to live together, learning
to live with others, dan 4 learning to be Aunurrahman, 2006. Keempat pilar pendidikan tersebut merupakan misi dan tanggung jawab yang harus
diemban oleh pendidikan. Pendidikan Indonesia menempati peringkat 40 dari 42 negara pada
pemetaan Trends in International Mathematics and Science Studies TIMSS tahun 2011 Kemendikbud, 2014. Hasil pemetaan akses dan mutu
pendidikan pada tahun 2013 dan 2014, Indonesia menempati posisi 40 dari 40 negara pada pemetaan The Leading Curve-Pearson Kemendikbud, 2014.
Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia dipengaruhi oleh beberapa permasalahan pendidikan Indonesia. Permasalahan pendidikan Indonesia
meliputi; kualitas guru, kurikulum, kualitas infrastruktur, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan, dan mahalnya biaya pendidikan
Kemendikbud, 2014. Salah satu hal yang menonjol rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah kurangnya kompetensi guru dalam
menggali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Tak jarang guru berusaha memaksakan kehendaknya tanpa memperhatikan terlebih dahulu kebutuhan,
minat, potensi dan talenta yang dimiliki oleh siswa. Di sisi lain, motivasi merupakan salah satu faktor penting yang harus
dimiliki oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran Suyono Hariyanto, 2011. Motivasi dapat membantu mengarahkan perhatian dan
memengaruhi bagaimana informasi diproses Schunk, 2012. Proses belajar dan pembelajaran tidak dapat terlaksana dengan baik apabila siswa tidak
memiliki dorongan atau kemauan dalam belajar, dan guru sebagai fasilitator belum mampu menumbuhkan atau menciptakan dorongan bagi siswa dalam
belajar. Dengan demikian dalam pencapaian tujuan dari proses pembelajaran perlu adanya keterlibatan atau kerjasama antara guru dan siswa.
Suatu proses belajar dan pembelajaran dapat terjadi apabila adanya pengalaman belajar baik itu dari siswa maupun guru. Pendidikan yang
optimal membutuhkan pengalaman yang menantang bagi si pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilkan pertumbuhan
intelektual. Untuk menciptakan jenis pengalaman ini, guru harus tahu level fungsi struktur kognitif siswa. Piaget menyadari bahwa kemampuan untuk
mengasimilasi akan bervariasi dari satu anak ke anak lain dan bahwa materi pendidikan harus disesuaikan dengan struktur kognitif anak Hergenhahn
Olson, 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertumbuhan intelektual atau kognitif siswa akan berubah, dan memungkinkan perkembangan pengalaman terus-menerus melalui interaksi
dengan lingkungan meliputi lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik merupakan hasil konstruksi dari struktur kognitif siswa. Struktur kognitif
yang tersedia bagi setiap siswa dalam tindakan cerdas selalu cenderung mencipatakan keseimbangan antara organisme dengan lingkungannya dalam
situasi saat itu Hergenhahn Olson, 2010. Dalam menciptakan keseimbangan antara organisme dengan
lingkungannya bukanlah hal yang mudah. Kondisi tersebut bisa dikatakan sebagai kondisi belajar. Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Menurut Gagne, kondisi belajar yang efektif dikategorikan dalam lima hal yaitu, keterampilan intektual,
informasi verbal, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motorik. Kondisi belajar belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh seseorang dalam proses
belajar. Melihat realita yang terjadi suatu kondisi belajar tidak dapat berjalan mulus atau lancar, tentunya menghadapi kendala atau masalah.
Sebuah masalah adalah pertanyaan, tugas, skenario, insiden, atau fenomena yang membutuhkan resolusi kognitif dalam hal pengetahuan,
keterampilan atau sikap EE Tan, 2009. Sumber munculnya masalah
masalah dari berbagai situasi, yaitu; 1 dari kesulitan yang dihadapi dialami oleh seseorang, 2 dari keinginan untuk mengembangkan diri atau
mengembangkan suatu lembaga atau suatu hal tertentu, 3 dari adanya rasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ingin tahu keingintahuan, curiosity , rasa „penasaran‟ seseorang terhadap
sesuatu hal. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika
melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan PPL di SMA Negeri 1 Sewon Bantul peneliti menemukan masalah pada proses belajar.
Masalah yang sering muncul dalam proses belajar adalah kesulitan-kesulitan siswa menangkap suatu materi pembelajaran. Kesulitan-kesulitan tersebut
yaitu; 1 siswa kesulitan dalam memahami konsep atau rumus Trigonometri, 2 siswa kesulitan dalam membuktikan rumus-rumus Trigonometri 3 siswa
kesulitan menggunakan konsep atau rumus yang telah dipelajari dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil observasi ini peneliti menyimpulkan bahwa perlu diadakannya diagnosis kesulitan belajar pada pokok bahasan Trignometri.
Diagnosis kesulitan belajar dilakukan secara sistematis dan terarah sehingga membantu guru dalam menyelesaikan masalah kesulitan belajar. Langkah-
langkah yang dilakukan guru adalah mengidentifikasi adanya masalah belajar, menelaah atau menetapkan status siswa, memperkirakan sebab terjadinya
masalah belajar. Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
peneliti pada saat melaksanakan PPL, peneliti menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa
pada tingkat menengah atas adalah rasa ingin tahunya tentang materi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipelajari tersebut bermanfaat bagi kehidupan siswa dimasa mendatang. Siswa terkadang masih belum menyadari bahwa materi pelajaran terkhusus
matematika sering siswa jumpai di kehidupan sehari-hari. Hal ini terlihat dari kehidupan manusia tidak terlepas dari namanya angka. Angka memudahkan
manusia untuk digunakan baik dalam mengolah data maupun menentukan hasil.
Di sisi lain, para siswa juga memiliki cita-cita ingin menjadi seorang insinyur, arsitek, ahli geodesi, astronomi, ilmu ukur teknik sipil, membuat
pesawat, membuat kapal selam, dan oseanografi. Bidang-bidang yang ingin ditekuni oleh siswa merupakan bidang-bidang yang mengimplementasikan
konsep-konseo Trigonometri dalalam kajiannya. Penulis dalam melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL
menjumpai siswa baik kelas X, XI maupun XII mengalami kesulitan terhadap Trigonometri. Siswa merasa materi yang dipelajari terlalu banyak dan siswa
merasa bahwa hal tersebut tidak bermanfaat bagi siswa. Siswa beranggapan bahwa mereka bisa hidup tanpa mempelajari Trigonometri.
Berdasarkan pengalaman saat melaksanakan PPL peneliti ingin melihat apakah kesulitan belajar yang terjadi di SMA Negeri 1 Sewon juga
terjadi di SMA Negeri 3 Magelang. Oleh karena itu, peneliti memiliki keinginan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar yang dihadapi oleh
siswa kelas X MIA pada pokok bahasan Trigonometri yang kemudian peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat mendiagnosis kesulitan belajar siswa kelas X MIA SMA Negeri 3 Magelang pada pokok bahasan Trigonometri.
B. Identifikasi Masalah