2. Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, luka bakar radiasi, luka bakar kimia dan luka bakar listrik. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakn lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam,
termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab. Nekrosis dan kegagalan organ dapat
terjadi. Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Perawatn luka bakar harus direncanakan
menurut luas dan kedalamannya, kemudian perawatan dilakukan melalui tiga fase yaitu fase akut, fase sub akut dan fase lanjut. Smetlzer, 2002
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi tiga fase yaitu
• Fase akut Pada fase ini masalah yang ada berkisar pada gangguan saluran napas
karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjafi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis
bersifat sistemik. Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum fase ini, seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat relative life
threatening. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan jalan
Universitas Sumatera Utara
nafas airway, mekanisme bernafas breathing dan sirkulasi circulation. Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah
terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab
kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Masalah sirkulasi yang berawal dengan kondisi syok terjadi ketidakseimbangan antara pasokan O2 dan tingkat
kebutuhan respirasi sel dan jaringan yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih ditandai dengan masalah instabilitas
sirkulasi. • Fase sub akut
Fase ini berlansung setelah syok berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan kulit dan jaringan dibawahnya menimbulkan masalah inflamasi, sepsis
dan penguapan cairan tubuh disertai panasenergy. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka
yang terjadi menyebabkan 1 proses inflamasi dan infeksi; 2 masalah penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan
atau pada struktur atau organ-organ fungsional; 3 keadaan hipermetabolisme. • Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa
jaringan parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lainnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Berdasarkan penyebab
Berdasarkan penyebabnya luka bakar terbagi atas: 1 luka bakar termal gas, cairan, atau bahan padat solid; 2 luka bakar bahan kimia chemical burn;
3 luka bakar sengatan listrik electrical burn dan luka bakar radiasi Radiasi Injury.
c. Berdasarkan kedalaman luka
Derajat Kedalaman luka bakar dapat dilihat dari permukaan paling luar kulit. Derajat kedalaman luka bakar pada umumnya dibagi menjadi 3 kategori -
tapi juga ada yang membagi menjadi 4 kategori - seperti yang dijabarkan dibawah ini dengan mendefinisikan Derajat II menjadi derajat Derajat II Dangkal dan
Derajat II Dalam. • Derajat I Satu, luka bakar ini merusak sebagian epidermis, biasanya kulit
Terpapar oleh zat cair dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dan waktu paparannya singkat. Timbul gejala kulit kemerahan, sakit dan yang harus
diingat adalah tidak adanya gelembung kulit BulaBulae. • Derajat II Dua Dangkal, luka bakar ini merusak seluruh epidermis dan
sebagian dermis maksimal sampai papilla dermis yang mengakibatkan epidermis terlepas dari dermis dan terisi oleh cairan plasma. Ini merupakan
akibat dari rusaknya pembuluh darah kapiler oleh luka bakar sehingga cairan plasma keluar dari pembuluh darah. Derajat Dua ditandai dengan khas dengan
terbentuknya gelembung kulit BulaBulae. Bila gelembung kulit dilepaskan akan tampak kulit yang berwarna kemerahan.
Universitas Sumatera Utara
• Derajat II Dua Dalam, luka bakar ini merusak seluruh dermis. Bila gelembung dilepas akan tampak kulit berwarna pucat, yang pada tes rasa kulit
masih dapat merasakan perabaan halus atau rasa nyeri. • Derajat III Tiga, luka bakar ini sangat dalam dan merusak organ-organ
dibawah kulit seperti otot, syaraf, tulang - dan untuk luka bakar yang diakibatkan listrik dapat merusak organ-organ tubuh lainnya seperti hati,
ginjal dan jantung. Kulit tampak putih dan kaku bila digerakan. Kulit yang kaku ini bila terdapat melingkar pada anggota gerak harus segera dilakukan
insisi robekan kulit untuk menghilangkan tekanan pada pembuluh darah nadi yang ada dibawahnya. Bila tidak bagian anggota gerak bagian distal
bawah dari lesi akan mengalami kematian.
4. Luas Permukaan