alat-alat inventaris yang baru, sehingga asuhan keperawatan dapat diberikan kepada pasien secara optimal.
d Penempatan dan penamaan obat-obat emergency belum tersusun rapi,
untuk mengatasi masalah ini praktikan melakukan penyusunan serta penamaan pada obat-obat dan alat-alat emergency tanggal 18 Juni 2012,
hal ini memudahkan perawat perawat dalam memberikan asuhan kepereawatan yang cepat dan tepat kepada pasien.
B. Saran 1. Institusi Pendidikan
Kegiatan PBLK ini sangat bermanfaat, namun perlunya kerja keras institusi untuk memperbaiki pengaturan proses belajar PBLK dimulai dari
pengaturan jadwal, pengaturan format penulisan, pengaturan kompetensi yang harus dicapai hingga pengaturan koordinasi dan komunikasi antara sesama staf
pengajar dalam pencapaian satu kesepakatan panduan yang tetap dan tujuan akhir kegiatan PBLK.
2. Lahan Praktik
Hasil akhir selama proses PBLK sangat bermanfaat dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien. Pengelolaan manajemen ruangan dan pasien
secara optimal, efektif dan efisien diharapkan dapat dijadikan standar asuhan keperawatan diruangan, sehingga dapat diaplikasikan dengan nyata dalam proses
keperawatan sehari-hari. Dengan proses PBLK ini, diharapkan dapat
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kemampuan perawat dan mutu pelayanan keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien secara komprehensif dan professional.
3. Praktikan Berikutnya
Kegiatan PBLK yang dijalankan oleh praktikan hanya mengacu pada pasien yang mengalami luka bakar khususnya luka bakar karena sengatan listrik
electrical burn, sehingga diharapkan pada praktikan berikutnya dapat melakukan inovasi keperawatan EBN yang lebih inovatif dengan kasus penyakit yang lain
khususnya pada pasien yang mengalami gangguan system integumen, seperti skin loss, kontraktur sehingga pemberian keperawatan dapat dilakukan secara
komprehensif.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2010. Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial. Diakses dari http:radioharmonifm.comhomecara pencegahan infeksi nosokomial
pada tanggal 20 Juni 2012 Carpenito, L.J. 1998. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2
Bahasan Indonesia, Jakarta : EGC Depkes RI. 1995.Infeksi Nosokomial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
DEPKES, 2002. StandarTenaga Keperawatan di Rumah Sakit, cet 1. Direktorat Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,
Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Ed.3. Jakarta: EGC
Giliies, D. A. 2005. Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem, ed. 2. Chicago, Illiones:W.B Saunders Company.
Hikmah. 2008. Pertolongan Pertama Pada Anak-anak.Diakses dari http:www.Pikiran-Rakyat.ComCetak120313Hikmah
Lainnya3. Htmdiambil tanggal 25 Juni 2012
La Monica. 1998. Kepemimpinan dan manajemen Keperawatan: Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. Jakarta: EGC
Machfoedz. 2005. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya
Mey.2011. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar. http:www.panduan keluarga.com diambil tanggal 25 Juni 2012
Moenadjat Y. 2001. Luka Bakar, Penatalaksanaan Awal dan Penatalaksanaannya. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Muninjaya, A. A. G. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta:
Jakarta. Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan; Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika Perwantoro,
Poengki Dwi 2008.
Luka Bakar. Diakses dari http:www.lukabakar.netindex.php?view=articlecatid=353Aartikel-
luka-bakarid=463Aserba-serbioption=com_contentItemid=29 pada tanggal 13 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
Potter Perry. 2006. Fundamental Keperawatan Vol: 2. Jakarta: EGC Prince, Sylvia Anderson. 2002. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC Sam. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Luka Bakar Combustio.
Diakses dari http:akpertolitoli.comfilesuploadASKEP20LUKA20BAKAR20S
AM.pdf pada tanggal 13 Juni 2012
Smeltzer S.C., Bare B.G. 2002. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth Edisi 8 Volume 3. Jakarta: EGC
Swanburg R. C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 PLANNING OF ACTION POA PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN KOMPREHENSIF PBLK
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN USU DI RUANGAN RB2B RSUP HAM MEDAN
TANGGAL 11 JUNI – 7 JULI 2012 Nama Mahasiswa
: Megita Maha Putri Sandani NIM
: 071101047
No Kegiatan
Metode Minggu I-IV
Evaluasi I 11 – 16 Juni
II 18– 23 Juni III 25 – 30 Juni
IV 2-7 Juli 28 29 30 1
2 3
5 6
7 8
9 10 12 13 14 15 16 17 19 20 21 22 23 24 1
. PENGKAJIAN
1. Orientasi Ruangan
Pengkajian Kegiatan Pelayanan Ruangan
terhadap pasien RB2 B a. Mengkaji keadaan ruangan
b. Mengkaji prosedur ruangan
c. Mengkaji prosedur
pelayanan dimulai dari menerima pasien masuk
hingga pasien pulang
d.Mengkaji manajemen ruangan
Pengkajian uraian tugas
perawat ruangan
2 .
PENENTUAN KASUS
Menentukan fenomena kasus
Universitas Sumatera Utara
yang diambil sebagai bahan PBLK : Luka Bakar dengan
melakukan Evidance Basic
3 .
INTERVENSI
Penyusunan Intervensi Manajemen Pelayanan
Kasus
- Penyusunan materi
pendidikan kesehatan melalui Evidance Based
Nursing
Penyusunan intervensi manajemen kasus
4 .
IMPLEMENTASI
1. Implementasi
Manajemen Pelayanan Keperawatan :
Melakukan Penkes Sebagai Bagian Dari Evidance Basic
2.Implementasi Manajemen Asuhan Keperawatan
Pasien Luka bakar
5 .
EVALUASI
1.Evaluasi manajemen pelayanan keperawatan
2.Evaluasi manajemen asuhan keperawatan
6 .
PENYUSUNAN LAPORAN 7
. PENYERAHAN
LAPORAN
Universitas Sumatera Utara
Diketahui Oleh, Pembimbing PBLK
DIAH ARRUUM, S.Kep, Ns, M.Kep
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 INSTRUMEN SISTEM MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. MAN I a. Staffing
1. Berapa jumlah seluruh tenaga perawat di ruangan RB2 B?
2. Bagaimana jenjang pendidikannya?
3. Berapa lama masa kerjanya?
4. Bagaimana proses rekrutmen pegawai di ruangan RB2 B?
5. Apakah ada tenaga honorer di Ruangan RB2 B?
6. Bagaimana proses seleksi yang dilakukan untuk menempatkan pegawai honorer di ruangan
RB2 B? 7.
Apa kriteria pegawai yang akan ditempatkan di ruangan RB2 B? 8.
Bagaimana cara mengorientasikan dan berapa lama mengorientasikan pegawai baru? 9.
Pernahkah staf mengikuti pelatihan khusus di bidang keperawatan? 10.
Bagaimana syaratkriteria pegawai yang mendapatkan tugas belajar ataupun pendidikan dan pelatihan dalam pengembangan ilmu keperawatan?
11. Apakah ada subsidi yang diberikan rumah sakitpemerintah untuk peningkatan pendidikan di
ruangan RB2 B? 12.
Berapa perbandingan jumlah pasien dengan tenaga perawat di ruangan RB2 B? 13.
Apakah ada tugas rangkap yang dialakukan oleh staff selain melaksanakan asuhan keperawatan? jika ada jelaskan?
b. Directing
1 Berapa kali kepala ruangan mengikuti pelatihan tentang manajemen keperawatan?
2 Berapa kali kepala ruangan merencanakan pertemuan dengan staff?
3 Bagaimana kepala ruangan merencanakan peningkatan SDM staf di ruangan RB2 B
4 Bagaimana kepala ruangan memberi teguran kepada staff yang melakukan kesalahan?
5 Bagaimana cara kepala ruangan memberi pujian kepada staffnya yang melakukuan tugas
dengan baik?
c. Controlling
1 Adakah sistem penilaian terhadap kinerja perawat di Ruangan RB2 B, bagaimana
pelaksanaanya? 2
Adakah penilaian khusus tehadap kinerja perawatan di Ruangan RB2 B?
Universitas Sumatera Utara
3 Berapa kali dilakukan penilaian terhadap kinerja tersebut?
4 Siapa yang melakukan penilaian terhadap kinerja tersebut?
2. METODE a. Planning
1 Apakah di Ruangan RB2 B mempunyai Visi, Misi serta Motto Keperawatan?
2 Apakah di Ruangan RB2 B mempunyai standar asuhan keperawatan ? Bagaimana
Pelaksanaannya?
b. Organizing
1 Bagaimana gambaran struktur organisasi di Ruangan RB2 B?
2 Apakah metode penugasan yang digunakan di Ruangan RB2 B?
3 Apakah alasan penggunaan metode penugasan keperawatan tersebut?
4 Ketetapan apa yang digunakan dalam penentuan Ka Tim dan perawat pelaksana?
5 Bagaimana deskripsi kerja karu, katim dan perawat pelaksana?
6 Bagaimana sistem pendelegasian tugas yang dilakukan di Ruangan RB2 B?
7 Bagaimana cara karu atau katim dalam mendelegasikan tugasnya?
8 Jika karukatim berhalangan, kepada siapa dilimpahkan wewenang dan tanggung jawab
untuk melaksanakan tugas keperawatan? 9
Siapa saja sasaran pelayanan kesehatan di Ruangan RB2 B? 10
Bagaimana pelaksanaan pendidikan kesehatan pada pasien di ruangan? 11
Bagaimana pengklasifikasian pasien yang akan ditempatkan di Ruangan RB2 B?
c. Directing
1 Bagaimana gaya kepemimpinan Karu di Ruangan RB2 B?
2 Apakah gaya kepemimpinan tersebut telah dijalankan?
3 Masalah apa yang biasanya menjadi konflik di Ruangan RB2 B?
4 Bagaimana cara kepala ruangan menyelesaikan konflik yang ada di Ruangan RB2 B?
5 Menurut kepala ruangan apakah cara tersebut sudah efektif?
6 Kendala apa saja yang dihadapi kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya?
d. Controlling
1 Bagaimana fungsi pengendalian mutu GKM di Ruangan RB2 B apakah berjalan atau
tidak? 2
Kapan saja kepala ruangan melakukan supervisi?
Universitas Sumatera Utara
3 Adakah monitoring dokumentasi askep pasien di Ruangan RB2 B
4 Apakah dokter melakukan visite setiap hari?
5 Adakah monitor terhadap harapan-harapan dan kepuasan pasien tentang pelayanan
Keperawatan di Ruangan RB2 B? Jika ada, jelaskan Kapan frekwensinya dan bagaimana pelaksanaannya?Jika tidak ada,
jelaskan kenapa 6
Bagaimana kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain? 7
Adakah supervisi bidang keperawatan ke ruangan-ruangan?
3. MATERIAL a. Planning
1. Bagaimana kelengkapan logistik inventaris di Ruangan RB2 B?
2. Berapa jumlah bed yang tersedia dalam ruangan, bagaimana cara perawatan dan
pangamprahannya ? 3.
Berapa jumlah tabung oksigen regulator, kondisinya dan bagaimana cara perawatan dalam ruangan RB2 B?
4. Berapa jumlah alat EKG, kondisinya dan bagaimana cara perawatan dalam ruangan
RB2 B? 5.
Berapa jumlah standard infus yang ada, berapa yang tidak dapat digunakan dan bag cara perawatannya?
6. Bagaimana cara penyimpanan obat-obatan, siapa yang bertanggung-jawab dalam
pengamprahan obat-obatan tersebut? 7.
Berapa jumlah alat-alat medis seperti gunting, klem, pinset dll yang tersedia dalam ruangan?
8. Bagaimana cara perawatan alat-alat medis seperti pinset, gunting , klem dll, pensterilan
dan pengamprahannya serta penyimpanannya ? 9.
Berapa jumlah alat-alat tenun yang ada dalam ruangan seperti laken, sarung bantal dll? 10.
Bagaimana cara perawatan alat-alat tenun seperti bantal, laken, kasur, dll, dan bagaimana cara pengamprahannya dan penyimpananya?
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3
Kumpulan evaluasi DiagnosaKeperawatan YANG SERING MUNCUL Pada pasien di Rindu B 2 B
Sebagai panduan dalam pendokumentasianevaluasi keperawatan pada pasien bedah urologi, bedah plastik dan bedah
carthovaskular
“PELAYANAN TEPAT, PASIEN SELAMAT”
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
2012
Universitas Sumatera Utara
o
Diagnosa: Gangguan Pertukaran Gas
S: Frekuensi nafas cepat dan dalam Dispnea
Sakit kepala pada saat bangun Gangguan penglihatan
O: Frekuensi pernafasan meningkat
Irama pernafasan tidak teratur irregular Warna kulit tidak normal pucat dan kehitaman
Sianosis Keringat yang berlebihan Diaforesis
Cuping hidung mengembang Gelisah
Penurunan kesadaran Peningkatan denyut nadi Takikardia
Hiperkapnia Peningkatan PCO
2
45 mmHg Hipoksemia Penurunan saturasi oksigen PO
2
dalam darah Hasil lab menunjukan nilai AGDA tidak normal
nilai normal: pH 7,35-7,45; PO
2
80-100mmHg; PC0
2
35-45mmHg; HCO
3
22-26 mmolL, BE -2-+2 Alkalosis pH 7,45
Alkalosi respiratorik pH 7,4; PCO
2
35mmHg Alkalosis metabolik HCO
3
26 mmoll Asidosis pH 7,35
Asidosis respiratorik pH 7,35 PCO
2
42 mmHg Asidosis metabolik pH 7,35 dan HCO
3
28 mmoll A: Gangguan Pertukaran Gas
P: Observasi bunyi paru ; frekuensi napas, kedalaman,dan usaha
pernapasan Pantau status mental misalnya tingkat kesadaran somnolen
Observasi adanya sianosis Pantau status pernapasan dan oksigenasi
Ajarkan kepada pasien teknik bernapas dan relaksasi Pantau hasil gas darah pH, PO2, PCO2, HC03, BE
Pantau kadar elektrolit natrium, kalium, klorida Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen
Kolaborasi dalam pemberian obat yang diresepkan misalnya, natrium bikarbonat untuk mempertahankan keseimbangan asam-
basa
Universitas Sumatera Utara
Kolaborasi dalam pemberian bronkodilator, aerosol, dan nebulasi ultrasonik sesuai dengan keperluan pasien cnth: Ventolin
Lakukan konsultasi dengan dokter tentang kebutuhan akan pemeriksaan gas darah arteri GDA dan penggunaan alat bantu yang
dianjurkan sesuai dengan adanya perubahan kondisi pasien
7.Diagnosa:Gangguan Perfusi Jaringan Serebral
S: Mengungkapkan nyeri kepala secara verbal
Mengungkapkan kelelahan dan kelemahan Mengungkapkan dispnea nafas cepat dan dalam secara verbal
O:
Penurunan Kesadaran
Kelemahan ektermitas atau kelumpuhan
Tidak terjadi perubahan reaksi pupil
Kesulitan menelan
Perubahan respon motorik 1 : tidak ada respon
2 : extensi abnormal tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada
3 : flexi abnormal tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada
4 : tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsangan 5 : menjangkau stimulus saat diberi rangsangan nyeri
6 : mengikuti perintah
A: Gangguan perfusi jaringan serebral P:
Ukur tanda vital : suhu badan, tekanan darah, nadi, respirasi Observasi status cairan termasuk asupan dan haluaran
Observasi ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan reaksivitas pupil, Pantau refleks korneal, batuk dan muntah
Observasi hasil laboratorium AGDA : PO2, PCO2, dan kadar bicarbonat, SaO2 dan kadar hemoglobin untuk menentukan
penerimaan oksigen ke jaringan
Universitas Sumatera Utara
Kolaborasi dalam pemberikan obat yang menyebabkan hipertensi untuk mempertahankan tekanan perfusi serebral
Kolaborasi dalam pemberikan obat-obatan untuk meningkatkan volume intravaskuler
Kolaborsi dalam pemberikan obat diuretik dan osmotik misalnya ; Furosemid
Tinggikan bagian kepala tempat tidur 0 sampai 45 derajat, bergantung pada kondisi klien dan permintaan medis
8. Diagnosa: Ansietas