3. Rumusan Masalah
a Berdasarkan hasil analisa ruangan, maka penulis merumuskan
masalah yang terdapat di ruangan yaitu • Pendokumentasian Askep khususnya evaluasi belum berjalan
optimal. • Belum optimalnya pendokumentasian dan pelaksanaan
pendidikan kesehatan • Belum adanya pendataan alat-alat inventaris
• Penempatan dan penamaan obat-obat emergency belum tersusun rapi
b Berdasarkan pengakajian pasien, maka penulis merumuskan masalah
pada manajemen asuhan keperawatan yaitu: • Kurangnya informasi yang diperoleh keluarga dan pasien
mengenai perawatan luka bakar.
4. Rencana Penyelesaian Masalah
a Manajemen ruangan
• Membuatkan buku panduan pendokumentasian evaluasi SOAP berdasarkan diagnosa yang paling sering muncul di ruang RB2B
• Membantu perawat RB2B melakukan pendidikan kesehatan dan mendokumentasikan di format edukasi.
• Membantu perawat RB2B mendata ulang kondisi alat-alat inventaris
Universitas Sumatera Utara
• Membantu perawat RB2B menyusun alat-alat dan obat-obat emergency dan membuat label disetiap kotak agar memudahkan
kerja perawat. b
Mana jemen Asuhan Keperawatan • Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka
bakar.
5. Implementasi
a Manajemen Ruangan
• Tanggal 16 Juni 2012 melakukan pendataan ulang terhadap alat- alat inventaris.
• Tanggal 18 Juni 2012 menyusun alat-alat dan obat-obat emergency serta memberi penamaan di setiap kotak.
• Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengendalian infeksi kepada seluruh pasien di ruangan RB2B dan membantu perawat
mendokumentasikan di format edukasi pada tanggal 22-23 Juni 2012.
• Membuat buku panduan pendokumentasian evaluasi SOAP dan diserahkan kepada seluruh perawat RB2B pada tanggal 2 Juli
2012
Universitas Sumatera Utara
b Mana jemen Asuhan Keperawatan
• Melakukan penyuluhan mengenai perawatan luka bakar pada Tn. P dan keluarga tanggal 2 Juli 2012.
6. Evaluasi
a Manajemen Ruangan
• Setelah dilakukan pencatatan alat-alat inventaris pada tanggal 16 Juni 2012 diketahui bahwa masih banyak alat-alat inventaris di
ruang RB2B yang sudah tidak layak pakai atau tidak dapat dipergunakan sama sekali, untuk itu perlu adanya pencatatan alat-
alat inventaris agar ruangan dapat mengajukan pengadaan alat- alat inventaris yang baru, sehingga asuhan keperawatan dapat
diberikan kepada pasien secara optimal. • Setelah dilakukan penyusunan serta penamaan alat-alat serta obat-
obat emergency tanggal 18 Juni 2012, hal ini memudahkan perawat perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang
cepat dan tepat kepada pasien. • Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai pengendalian
infeksi di runag RB2B pada tanggal 22-23 Juni 2012, terlihat perubahan perilaku pada keluarga pasien yaitu keluarga pasien
terlihat mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh keluarganya pasien dan membuang sampah di tong sampah
domestic.
Universitas Sumatera Utara
• Setelah diberikan buku panduan pendokumentasian evaluasi, perawat dapat mendokumentasikan evaluasi secara baik, terbukti
dengan dari 23 status yang diperiksa hanya 5 status 21,7 yang tidak benar cara pendokumentasian evaluasinya, sedangkan
selebihnya telah membuat evaluasi sesuai dengan buku panduan. b
Mana jemen Asuhan Keperawatan • Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka
bakar keluarga pasien paham dan mampu menjelaskan kembali bagaimana perawatan luka bakar, keluarga pasien mengatakan
akan memberikan anaknya dengan nutrisi yang tinggi protein dan menjaga hygiene diri sehingga luka terhindar dari infeksi.
C. Pembahasan
a Manajemen Ruangan
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh praktikan di ruang RB2B pada tanggal 11- 16 Juni 2012 ada beberapa masalah yang dijumpai
diantaranya 1 Pendokumentasian Askep khususnya evaluasi belum berjalan optimal; 2 Belum optimalnya pelaksanaan dan pendokumentasian pendidikan
kesehatan; 3 Belum adanya pendataan alat-alat inventaris; 4 Penempatan dan penamaan obat-obat emergency belum tersusun rapi.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, praktikan menyusun rencana tindakan yang disesuaikan dengan kemampuan. Rencana tindakan tersebut telah
dilaksanakan dan dievaluasi dan kemudian dibandingkan dengan teori yang ada.
Universitas Sumatera Utara
1. Pendokumentasian Askep khususnya evaluasi belum berjalan optimal.
Dokumentasi merupakan tulisan dan pencatatan suatu kegiatanaktivitas tertentu secara sahlegal. Pendokumentasian asuhan keperawatan merupakan
penulisan dan pencatatan yang dilakukan oleh perawat tentang informasi kesehatan klien termasuk data pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi
dan evaluasi keperawatan Carpenito, 1998. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti otentik tentang respon klien
dan perubahan yang terjadi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat baik secara mandiri maupun kolaborasi yang merupakan bagian permanen dari rekam medik
klien. Pencatatan data yang akurat dan lengkap akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah pasien. Untuk meyelesaikan
masalah ini, praktikan membuatkan buku panduan pendokumentasian evaluasi guna mempermudah pekerjaan perawat dalam melakukan pendokumentasian.
Dari hasil evaluasi diketahui setelah diberikan buku panduan pendokumentasian evaluasi, perawat dapat mendokumentasikan evaluasi secara baik, terbukti dengan
dari 23 status yang diperiksa hanya 5 status 21,7 yang tidak sesuai cara pendokumentasian evaluasinya dengan buku panduan.
2. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan kesehatan dan pendokumentasian
pada format edukasi. Menurut WHO 1954 dalam Notoatmodjo 2003 bahwa tujuan
pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,
Universitas Sumatera Utara
memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.
Menurut Machfoed 2005, pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat
menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui
proses pendidikan kesehatan. Maka dari itu, untuk menyelesaikan masalah tersebut praktikan
melakukan penyuluhan mengenai pengendalian infeksi dan mendokumentasikan dalam format edukasi. Dari hasil evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan
peserta penyuluhan tampak antusias, kooperatif, aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Belum adanya pendataan alat-alat inventaris dan penempatan serta penamaan
obat-obat emergency belum tersusun rapi Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai
tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan Muninjaya, 1999. Tujuan dari pelayanan keperawatan adalah pemberian asuhan
keperawatan yang optimal. Untuk mewujudkannya dibutuhkan SDM dan juga fasilitas yang baik. Maka dari itu untuk menyelesaikan masalah ini, praktikan
Universitas Sumatera Utara
melakukan pendataan alat-alat inventaris, guna sebagai dasar bagi kepala ruangan untuk melakukan pengajuan pengadaan alat-alat inventaris yang sudah tidak layak
pakai serta menyusun dan memberikan penamaan pada obat-obat emergency Sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal, guna
mempercepat kesembuhan pasien. Dari hasil evaluasi yang dilakukan diperoleh bahwa masih banyak alat-
alat inventaris di ruang RB2B yang sudah tidak layak pakai atau tidak dapat dipergunakan sama sekali terlampir. Dengan dibuatkan penamaan obat-obat
emergency dapat memudahkan perawat dalam melakukan tugasnya. b
Manajemen Asuhan Keperawatan Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya
kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Menurut WHO 1954
dalam Notoatmodjo 2003 tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan. Berdasarkan hasil kegiatan PBLK ini menunjukkan bahwa pemberian
pendidikan kesehatan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pemberian asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan secara optimal dapat
membantu mengatasi masalah pasien dan memenuhi kebutuhan dasar pasien demi meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteran pasien.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN
D. Landasan Teori 1. Definisi Luka Bakar
Luka Bakar merupakan suatu kerusakan integritas kulit yang dapat terjadi ketika kulit terpapar suhu atau pH, zat kimia, gesekan, trauma tekanan dan radiasi
Price, 2002. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi. Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh Moenajat, 2001.
Luka bakar merupakan penyebab kematian ketiga akibat kecelakaan pada semua kelompok umur. Laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka bakar
dibanding wanita, terutama pada orang tua dan lanjut usia. Menurut Brunner suddart 2002 di Amerika Serikat sebanyak 2,5 juta orang dalam setiap tahun
mengalami luka bakar dan sekitar 12.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka bakar, sedangkan
di Indonesia angka kematian untuk luka bakar berat di pusat-pusat perawatan luka bakar di Rumah Sakit masih cukup tinggi yaitu sekitar 40-50 Poerwantoro,
2008
Universitas Sumatera Utara
2. Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, luka bakar radiasi, luka bakar kimia dan luka bakar listrik. Destruksi jaringan
terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakn lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam,
termasuk organ visera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab. Nekrosis dan kegagalan organ dapat
terjadi. Dalamnya luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Perawatn luka bakar harus direncanakan
menurut luas dan kedalamannya, kemudian perawatan dilakukan melalui tiga fase yaitu fase akut, fase sub akut dan fase lanjut. Smetlzer, 2002
3. Klasifikasi