Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada. b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetabolik, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan. c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher. d. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulitjaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera contoh debridemen luka. e. Kerusakan perfusi jaringan, perubahandisfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunaninterupsi aliran darah arterialvena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema. f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Trauma : kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit parsialluka bakar dalam. g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Universitas Sumatera Utara Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakheobronkhi al; oedema mukosa; kompressi jalan nafas . Tujuan: Bersihan jalan nafas tetap efektif. Kriteria Hasil : Bunyi nafas vesikuler, RR dalam batas normal, bebas dispnoecyan osis. 1. Kaji refleks gangguanmenelan; perhatikan pengaliran air liur, ketidakmampuan menelan, serak, batuk mengi. 2. Awasi frekuensi, irama, kedalaman pernafasan ; perhatikan adanya pucatsianosis dan sputum mengandung karbon atau merah muda. 3. Auskultasi paru, perhatikan stridor, mengigemericik, penurunan bunyi nafas, batuk rejan. 4. Perhatikan adanya pucat atau warna buah ceri merah pada kulit yang cidera 5. Tinggikan kepala tempat tidur. Hindari penggunaan bantal di bawah kepala, sesuai indikasi 1. Dugaan cedera inhalasi 2. Takipnea, penggunaan otot bantu, sianosis dan perubahan sputum menunjukkan terjadi distress pernafasanedema paru dan kebutuhan intervensi medik. 3. Obstruksi jalan nafasdistres pernafasan dapat terjadi sangat cepat atau lambat contoh sampai 48 jam setelah terbakar. 4. Dugaan adanya hipoksemia atau karbon monoksida. 5. Meningkatkan ekspansi paru optimalfungsi pernafasan. Bila kepalaleher terbakar, bantal dapat menghambat pernafasan, menyebabkan nekrosis pada kartilago telinga yang terbakar dan meningkatkan konstriktur leher. Universitas Sumatera Utara 6. Dorong batuklatihan nafas dalam dan perubahan posisi sering. 7. Tingkatkan istirahat suara tetapi kaji kemampuan untuk bicara danatau menelan sekret oral secara periodik. 8. Selidiki perubahan perilakumental contoh gelisah, agitasi, kacau mental. 9. Awasi 24 jam keseimbngan cairan, perhatikan variasiperubahan. KOLABORASI 10. Berikan pelembab O 2 melalui cara yang tepat, contoh masker wajah 11. Awasigambaran seri GDA 12. Kaji ulang seri rontgen 6. Meningkatkan ekspansi paru, memobilisasi dan drainase sekret. 7. Peningkatan sekretpenurunan kemampuan untuk menelan menunjukkan peningkatan edema trakeal dan dapat mengindikasikan kebutuhan untuk intubasi. 8. Meskipun sering berhubungan dengan nyeri, perubahan kesadaran dapat menunjukkan terjadinyamemburuknya hipoksia. 9. Perpindahan cairan atau kelebihan penggantian cairan meningkatkan risiko edema paru. Catatan : Cedera inhalasi meningkatkan kebutuhan cairan sebanyak 35 atau lebih karena edema. 10. O 2 memperbaiki hipoksemiaasidosis. Pelembaban menurunkan pengeringan saluran pernafasan dan menurunkan viskositas sputum. 11. Data dasar penting untuk pengkajian lanjut status pernafasan dan pedoman untuk pengobatan. PaO 2 kurang dari 50, PaCO 2 lebih besar dari 50 dan penurunan pH menunjukkan inhalasi asap dan terjadinya pneumoniaSDPD. 12. Perubahan menunjukkan atelektasisedema paru tak dapat terjadi selama 2 – 3 hari setelah terbakar Universitas Sumatera Utara 13. Berikanbantu fisioterapi dadaspirometri intensif. 14. Siapkanbantu intubasi atau trakeostomi sesuai indikasi. 13. Fisioterapi dada mengalirkan area dependen paru, sementara spirometri intensif dilakukan untuk memperbaiki ekspansi paru, sehingga meningkatkan fungsi pernafasan dan menurunkan atelektasis. 14. Intubasidukungan mekanikal dibutuhkan bila jalan nafas edema atau luka bakar mempengaruhi fungsi paruoksegenasi. kekurangan volume cairan berhubungan dengan Kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan kebutuhan : status hypermetaboli k, ketidak cukupan pemasukan. Kehilangan perdarahan. Tujuan: Pasien dapat mendemostra sikan status cairan dan biokimia membaik. Kriteria Hasil: Tak ada manifestasi dehidrasi, resolusi oedema, elektrolit serum dalam batas normal, haluaran urine di atas 30 mljam. 1. Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan kapiler dan kekuatan nadi perifer. 2. Awasi pengeluaran urine dan berat jenisnya. Observasi warna urine dan hemates sesuai indikasi. 3. Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak 4. Timbang berat badan setiap hari 5. Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai indikasi 6. Selidiki perubahan 1. Memberikan pedoman untuk penggantian cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler. 2. Penggantian cairan dititrasi untuk meyakinkan rata-2 pengeluaran urine 30-50 ccjam pada orang dewasa. Urine berwarna merah pada kerusakan otot masif karena adanyadarah dan keluarnya mioglobin. 3. Peningkatan permeabilitas kapiler, perpindahan protein, proses inflamasi dan kehilangan cairan melalui evaporasi mempengaruhi volume sirkulasi dan pengeluaran urine. 4. Penggantian cairan tergantung pada berat badan pertama dan perubahan selanjutnya 5. Memperkirakan luasnya oedemaperpindahan cairan yang mempengaruhi volume sirkulasi dan pengeluaran urine. 6. Penyimpangan pada Universitas Sumatera Utara mental 7. Observasi distensi abdomen,hematomesis ,feces hitam. KOLABORASI 8. Berikan penggantian cairan IV yang dihitung, elektrolit, plasma, albumin. 9. Awasi hasil pemeriksaan laboratorium Hb, elektrolit, natrium . 10. Berikan obat sesuai idikasi : - Diuretika contohnya Manitol Osmitrol - Kalium - Antasida 11. Pantau: - Tanda-tanda vital setiap jam selama periode darurat, setiap 2 jam selama periode akut, dan setiap 4 jam selama periode rehabilitasi. - Warna urine. tingkat kesadaran dapat mengindikasikan ketidak adequatnya volume sirkulasipenurunan perfusi serebral 7. Stres Curling ulcus terjadi pada setengah dari semua pasien yang luka bakar beratdapat terjadi pada awal minggu pertama. 8. Resusitasi cairan menggantikan kehilangan cairanelektrolit dan membantu mencegah komplikasi. 9. Mengidentifikasi kehilangan darahkerusakan SDM dan kebutuhan penggantian cairan dan elektrolit. 10. Meningkatkan pengeluaran urine dan membersihkan tubulus dari debris mencegah nekrosis. Penggantian lanjut karena kehilangan urine dalam jumlah besar Menurunkan keasaman gastrik sedangkan inhibitor histamin menurunkan produksi asam hidroklorida untuk menurunkan produksi asam hidroklorida untuk menurunkan iritasi gaster. 11. Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Periode darurat awal 48 jam pasca luka bakar adalah periode kritis yang ditandai oleh hipovolemia Universitas Sumatera Utara - Masukan dan haluaran setiap jam selama periode darurat, setiap 4 jam selama periode akut, setiap 8 jam selama periode rehabilitasi. yang mencetuskan individu pada perfusi ginjal dan jarinagn tak adekuat. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkumfisial dari dada atau leher. Tujuan: Pasien dapat mendemonstr asikan oksigenasi adekuat. Kriteria Hasil : RR 12-24 xmnt, warna kulit normal, GDA dalam renatng normal, bunyi nafas bersih, tak ada kesulitan bernafas. 1. Pantau laporan GDA dan kadar karbon monoksida serum. 2. Beriakan suplemen oksigen pada tingkat yang ditentukan. Pasang atau bantu dengan selang endotrakeal dan temaptkan pasien pada ventilator mekanis sesuai pesanan bila terjadi insufisiensi pernafasan dibuktikan dnegna hipoksia, hiperkapnia, rales, takipnea dan perubahan sensorium. 3. Anjurkan pernafasan dalam dengan penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam selama tirah baring. 4. Pertahankan posisi semi fowler, bila hipotensi tak ada. 5. Untuk luka bakar sekitar torakal, beritahu dokter bila terjadi dispnea disertai dengan takipnea. Siapkan pasien untuk pembedahan eskarotomi sesuai 1. Mengidentifikasi kemajuan dan penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Inhalasi asap dapat merusak alveoli, mempengaruhi pertukaran gas pada membran kapiler alveoli. 2. Suplemen oksigen meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia untuk jaringan. Ventilasi mekanik diperlukan untuk pernafasan dukungan sampai pasie dapat dilakukan secara mandiri. 3. Pernafasan dalam mengembangkan alveoli, menurunkan resiko atelektasis. 4. Memudahkan ventilasi dengan menurunkan tekanan abdomen terhadap diafragma. 5. Luka bakar sekitar torakal dapat membatasi ekspansi adda. Mengupas kulit eskarotomi memungkinkan ekspansi dada. Universitas Sumatera Utara pesanan. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulitjaringan; pembentukan edema. Manipulasi jaringan cidera contoh debridemen luka. Tujuan: Pasien dapat mendemonstr asikan hilang dari ketidaknyama nan. Kriteria Hasil: menyangkal nyeri, melaporkan perasaan nyaman, ekspresi wajah dan postur tubuh rileks. 1. Kaji Skala nyeri. 2. Ajarkan Teknik Manajemen nyeri 3. Pertahankan pintu kamar tertutup, tingkatkan suhu ruangan dan berikan selimut ekstra untuk memberikan kehangatan. 4. Berikan ayunan di atas tempat tidur bila diperlukan. 5. Bantu dengan pengubahan posisi setiap 2 jam bila diperlukan. Dapatkan bantuan tambahan sesuai kebutuhan, khususnya bila pasien tak dapat membantu membalikkan badan sendiri KOLABORASI 6. Berikan anlgesik narkotik yang diresepkan dan sedikitnya 30 menit sebelum prosedur perawatan luka. Evaluasi keefektifannya. Anjurkan analgesik IV bila luka bakar luas. 1. Mengidentifikasi nyeri yang dirasakan pasien 2. Teknik manajemen nyeri dapat meningkatkan relaksasi dan menurunkan nyeri 3. Panas dan air hilang melalui jaringan luka bakar, menyebabkan hipoetrmia. Tindakan eksternal ini membantu menghemat kehilangan panas. 4. Menururnkan nyri dengan mempertahankan berat badan jauh dari linen tempat tidur terhadap luka dan menurunkan pemajanan ujung saraf pada aliran udara. 5. Menghilangkan tekanan pada tonjolan tulang dependen. Dukungan adekuat pada luka bakar selama gerakan membantu meinimalkan ketidaknyamanan 6. Analgesik narkotik diperlukan utnuk memblok jaras nyeri dengan nyeri berat. Absorpsi obat IM buruk pada pasien dengan luka bakar luas yang disebabkan oleh perpindahan interstitial berkenaan dnegan peningkatan permeabilitas kapiler. Universitas Sumatera Utara Kerusakan perfusi jaringan, perubahandisf ungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan Penurunaninte rupsi aliran darah arterialvena, contoh luka bakar seputar ekstremitas dengan edema. Tujuan: Pasien menunjukkan sirkulasi tetap adekuat. Kriteria evaluasi: warna kulit normal, menyangkal kebas dan kesemutan, nadi perifer dapat diraba. 1. Untuk luka bakar yang mengitari ekstermitas atau luka bakar listrik, pantau status neurovaskular dari ekstermitas setaip 2 jam. 2. Tinggikan ekstermitas yang mengalami edema KOLABORASI 3. Beritahu dokter dengan segera bila terjadi nadi berkurang, pengisian kapiler buruk, atau penurunan sensasi. Siapkan untuk pembedahan eskarotomi sesuai pesanan. 1. Mengidentifikasi indikasi- indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. 2. Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan pembengkakan. 3. Temuan-temuan ini menandakan kerusakan sirkulasi distal. Dokter dapat mengkaji tekanan jaringan untuk emnentukan kebutuhan terhadap intervensi bedah. Eskarotomi mengikis pada eskar atau fasiotomi mungkin diperlukan untuk memperbaiki sirkulasi adekuat. Kerusakan integritas kulit bd kerusakan permukaan kulit sekunder destruksi lapisan kulit. Tujuan: Menunjukkan regenerasi jaringan Kriteria hasil : Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar. 1. Kajicatat ukuran, warna, kedalaman luka, perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka. 2. Lakukan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol infeksi. 3. Pertahankan penutupan luka sesuai indikasi. 4. Tinggikan area graft bila mungkintepat. Pertahankan posisi yang diinginkan dan 1. Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada aera graft. 2. Menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan resiko infeksikegagalan kulit. 3. Kain nilonmembran silikon mengandung kolagen porcine peptida yang melekat pada permukaan luka sampai lepasnya atau mengelupas secara spontan kulit repitelisasi. 4. Menurunkan pembengkakan membatasi resiko pemisahan graft. Gerakan Universitas Sumatera Utara imobilisasi area bila diindikasikan. 5. Pertahankan balutan diatas area graft baru danatau sisi donor sesuai indikasi. 6. Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci, dan minyaki dengan krim, beberapa waktu dalam sehari, setelah balutan dilepas dan penyembuhan selesai. KOLABORASI 7. Siapkan bantu prosedur bedahbalutan biologis. jaringan dibawah graft dapat mengubah posisi yang mempengaruhi penyembuhan optimal. 5. Area mungkin ditutupi oleh bahan dengan permukaan tembus pandang tak reaktif. 6. Kulit graft baru dan sisi donor yang sembuh memerlukan perawatan khusus untuk mempertahankan kelenturan. 7. Graft kulit diambil dari kulit orang itu sendiriorang lain untuk penutupan sementara pada luka bakar luas sampai kulit orang itu siap ditanam. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak adekuat; penurunan Hb, penekanan respons inflamasi Tujuan: Menunjukkan regenerasi jaringan Kriteria hasil : Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar. Pasien bebas dari infeksi. Kriteria evaluasi: tak ada demam, pembentukan jaringan granulasi baik. 1. Pantau: a. Penampilan luka bakar Suhu setiap 4 jam. b. Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan. 2. Bersihkan area luka bakar setiap hari dan lepaskan jarinagn nekrotik debridemen sesuai pesanan. 3. Lepaskan krim lama dari luka sebelum pemberian krim baru. Gunakan sarung tangan steril dan beriakn krim antibiotika topikal yang diresepkan pada area luka bakar dengan ujung jari. 1. Mengidentifikasi indikasi- indikasi kemajuan atau penyimapngan dari hasil yang diharapkan. 2. Pembersihan dan pelepasan jaringan nekrotik meningkatkan pembentukan granulasi. 3. Antimikroba topikal membantu mencegah infeksi. Mengikuti prinsip aseptik melindungi pasien dari infeksi. Kulit yang gundul menjadi media yang baik untuk kultur pertumbuhan baketri. Universitas Sumatera Utara Berikan krim secara menyeluruh di atas luka. 4. Tempatkan pasien pada ruangan khusus dan lakukan kewaspadaan untuk luka bakar luas yang mengenai area luas tubuh. Gunakan linen tempat tidur steril, handuk dan skort untuk pasien. Gunakan skort steril, sarung tangan dan penutup kepala dengan masker bila memberikan perawatan pada pasien. Tempatkan radio atau televisis pada ruangan pasien untuk menghilangkan kebosanan KOLABORASI 5. Beritahu dokter bila demam drainase purulen atau bau busuk dari area luka bakar, sisi donor atau balutan sisi tandur. Dapatkan kultur luka dan berikan antibiotika IV sesuai ketentuan 6. Bila riwayat imunisasi tak adekuat, berikan globulin imun tetanus manusia hyper-tet sesuai pesanan. 7. Mulai rujukan pada 4. Kulit adalah lapisan pertama tubuh untuk pertahanan terhadap infeksi. Teknik steril dan tindakan perawatan perlindungan lainmelindungi pasien terhadap infeksi. Kurangnya berbagai rangsang ekstrenal dan kebebasan bergerak mencetuskan pasien pada kebosanan. 5. Temuan-temuan ini mennadakan infeksi. Kultur membantu mengidentifikasi patogen penyebab sehingga terapi antibiotika yang tepat dapat diresepkan. Karena balutan siis tandur hanya diganti setiap 5-10 hari, sisi ini memberiakn media kultur untuk pertumbuhan bakteri. 6. Melindungi terhadap tetanus. 7. Ahli diet adalah spesialis Universitas Sumatera Utara ahli diet, beriakn protein tinggi, diet tinggi kalori. Berikan suplemen nutrisi seperti ensure atau sustacal dengan atau antara makan bila masukan makanan kurang dari 50. Anjurkan NPT atau makanan enteral bial pasien tak dapat makan per oral. nutrisi yang dapat mengevaluasi paling baik status nutrisi pasien dan merencanakan diet untuk emmenuhi kebuuthan nutrisi penderita. Nutrisi adekuat memabntu penyembuhan luka dan memenuhi kebutuhan

10. Evidence Based Nursing Practice EBNP

Dokumen yang terkait

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

6 105 189

Karakteristik Penderita Trauma Mata Usia Dewasa Di Rsup.H Adam Malik Medan

2 83 55

Pengelolaan Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Endokrin : Diabetes Melitus di Ruangan Rindu A1 RSUP H. Adam Malik Medan

20 134 152

Karakteristik Penderita Otitis Media Supuratif Kronis Di Rsup Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2011-2013

5 73 104

Profil Kanker Penis Di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Periode 2008- 2011

1 60 47

Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 1 35

A. Konsep Dasar - Pengelolaan Pelayanandan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke Haemoragik di Ruang Rindu A4 Neurologi RSUP H Adam Malik Medan

0 0 89

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

1 3 38

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN A. Konsep Dasar 1. Manajemen Keperawatan - Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 54

Pengelolaan Manajemen Pelayanan dan Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Integumen : Luka Bakar (Combustio) di Ruang RB2B RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 11