dapat dilakukan di rumah setelah pasien pulang ke rumah sehingga dapat mengurangi resiko komplikasi dan membantu penyembuhan luka klien.
Tn. P sudah mengalami luka bakar akibat listrik yang kedua kalinya dan pasien ataupun keluarga kurang mengetahui pertolongan pertama yang dapat
diberikan pada pasien dan perawatan yang dapat dilakukan keluarga setelah pasien pulang kerumah. Oleh karena itu, perlu diadakan pendidikan kesehatan
tentang penanganan luka bakar dirumah.
2. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya PBLK ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan konsep dan teori yang didapat selama
pendidikan dan mampu mensintesa ilmu pengetahuan, menerapkan proses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan
profesional kepada individu dan keluarga serta mampu mengelolah manajemen asuhan keperawatan kepada pasien.
3. Manfaat 3.1. Mahasiswa Keperawatan
Manfaat dari kegiatan PBLK ini bagi mahasiswa yaitu diharapkan mampu mencapai kompetensi utama perawat profesional yaitu mengelola
manajemen asuhan keperawatan pada klien secara individu dan pengelolaan pelayanan keperawatan dengan menggunakan metode asuhan keperawatan yang
professional.
Universitas Sumatera Utara
3.2. Institusi Pendidikan
Manfaat PBLK bagi institusi pendidikan adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir dalam bentuk evidance
based nurse EBN dalam bentuk terapi modalitas perawat sehingga meningkatkan kemandirian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif.
3.3. Lahan Praktek
Kegiatan PBLK ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan tentang manajemen ruangan dan pelayanan keperawatan serta pengembangan kualitas
atau mutu pelayanan keperawatan bagi lahan praktek.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar 1. Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui
tangan orang lain. Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staff
keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat Gillies, 1989.
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para
karyawannya untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik- baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan Keperawatan. Agar
dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan SAK yang akan
digunakan sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut. Menurut Muninjaya 1999, manajemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Universitas Sumatera Utara
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak
mengarah pada satu tujuan. Sehingga selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi
semua kelompok.
2. Fungsi Manajemen
Manajemen keperawatan memiliki beberapa elemen utama berdasarkan fungsinya yaitu planning
perencanaan, organizing
pengorganisasian, staffing kepegawaian, directing pengarahan dan controlling pengendalianevaluasi.
2.1 Planning Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan
secara efektif dan efisien. Menurut Swanburg 2000, planing adalah memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukannya dan
siapa yang melakukannya. Dalam proses keperawatan perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien atau pasien akan menerima pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan serta pelayanan ini diberikan oleh pekerja
keperawatan agar mendapat hasil yang memuaskan sesuai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
1 Tujuan Perencanaan
1. Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan
tujuan. 2.
Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia efektif. 3.
Membantu dalam koping terhadap situasi krisis. 4.
Efektif dalam hal biaya. 5.
Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan masa lalu dan akan datang.
6. Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
2 Tahapan dalam Perencanaan
1. Menetapkan tujuan.
2. Merumuskan keadaan sekarang.
3. Mengidentifikasi kemudahan dan hambatan.
4. Mengembangkan serangkaian kegiatan.
3 Jenis Perencanaan
1. Perencanaan Strategi
Perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh pemimpin dan merupakan arahan umum suatu organisasi. Digunakan untuk
mendapatkan dan mengembangkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk merevisi pelayanan yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan masa kini.
Universitas Sumatera Utara
2. Perencanaan Operasional
Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa orang-orang
yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan prosedur
untuk mengevaluasi perawatan pasien.
4 Manfaat Perencanaan
1. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan. 2.
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
4. Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan.
5. Memudahkan koordinasi.
6. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah
dipahami. 7.
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti. 8.
Menghemat waktu dan dana.
5 Keuntungan Perencanaan
1. Meningkatkan peluang sukses.
2. Membutuhkan pemikiran analitas.
3. Mengarahkan orang ketindakan.
4. Memodifikasi gaya manajemen.
Universitas Sumatera Utara
6 Kelemahan Perencanaan
1. Kemungkinan perkerjaan yang tercakup dalam perencanaan
berlebihan pada konstribusi nyata. 2.
Cenderung menunda kegiatan. 3.
Terkadang kemungkinan membatasi inovasi dan inisiatif. 4.
Kadang-kadang hasil yang lebih baik didapatkan oleh penyelesaian situasional individual dan penanganan suatu masalah pada saat
masalah itu terjadi. 5.
Terdapat rencana yang diikuti olehatau dengan rencana yang tiadak konsisten.
2.2 Organizing Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-
tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan Muninjaya,
1999
a Manfaat Pengorganisasian
1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
2. Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam organisai
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendelegasian wewenang.
4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.
b Tahapan dalam Pengorganisasian
1. Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah tertuang
dalam fungsi manajemen. 2.
Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan
yang praktis. 4.
Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh saff dan menyediakan fasilitas yang diperlukan.
5. Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
2.3 Staffing Kepegawaian
Staffing adalah metodologi pengaturan staf, merupakan proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk menentukan
jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu Swanburg, 2000
Komponen yang termasuk dalam fungsi staffing adalah: prinsip rekruitmen, seleksi, orientasi pegawai baru, penjadwalan tugas, dan
klarisifikasi pasien. Komponen tersebut merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua
personel yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat beberapa langkah yang diambil untuk menentukan waktu kerja dan istirahat pegawai, yaitu:
1. Menganalisa jadwal kerja dan rutinitas unit.
2. Memberikan waktu masuk dan libur pekerjaan.
3. Memeriksa jadwal yang telah selesai.
4. Menjamin persetujuan jadwal yang dianjurkan dari manajemen
keperawatan. 5.
Memasang jadwal untuk memberitahu anggota staf. 6.
Memperbaiki dan memperbaharui jadwal tiap hari.
e. Directing pengarahan
Kepemimpinan adalah penggunaan proses komunikasi untuk mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok ke arah
pencapaian satu atau beberapa tujuan dalam suatu kegiatan yang unik dan tertentu La Monica, 1998. Didalam kepemimpinan selalu melibatkan
semua elemen dalam sistem pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut adalah seorang pemimpin.
Menurut Kurt Lewin, terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan, yaitu:
1 Autokratik
Pemimpin membuat keputusan sendiri, mereka lebih mementingkan penyelesaian tugas dari pada perhatian karyawan sehingga
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan menghilangkan inisiatif.
2 Demokratis
Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan, mereka berorientasi pada bawahan. Kepemimpinan ini meningkatkan
produktivitas dan kepuasan kerja.
3 Laissez Faire
Pemimpin memberikan kebebasan dan segala serba boleh dan pantang memberikan bimbingan kepada staf. Hal ini dapat mengakibatkan
produktivitas kerja rendah dan staf frustasi.
e. Controlling PengendalianEvaluasi
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak
terjadi lagi Fayol, 1949 dalam Swanburg, 2000 Tugas seorang manajerial dalam usaha menjalankan dan
mengembangkan fungsi pengawasan manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip berikut:
1 Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
Universitas Sumatera Utara
2 Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. 3
Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program. 4
Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah
tersedia, serta alat untuk memperbaiki kinerja. Terdapat 10 karekteristik suatu sistem kontrol yang baik, yaitu:
a Harus menunjukkan sifat dari aktifitas.
b Harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera.
c Harus memandang kedepan.
d Harus menunjukkan penerimaan pada titik krisis.
e Harus objektif.
f Harus fleksibel.
g Harus menunjukkan pola organisasi.
h Harus ekonomis.
i Harus mudah dimengerti.
j Harus menunjukkan tindakan perbaikan.
Ada 2 metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan keperawatan, yaitu:
1 Analisa data
Universitas Sumatera Utara
Kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal, aturan, catatan, anggaran. Hanya
ukuran fisik saja dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam keperawatan.
2 Kontrol Kualitas
Kepala perawat dihadapkan pada pengukuran kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan. Apabila fungsi pengawasan dan
pengendalian dapat dilaksanakan dengan tepat maka akan diperolah manfaat, antara lain:
1 Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja. 2
Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3 Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar. 4
Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan kerja.
3. Standar Asuhan Keperawatan
Standar praktek keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI Nursalam, 2007, yang mengacu kepada tahapan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.
Universitas Sumatera Utara
Standar 1 : Pengkajian Keperawatan
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan dan data dapat
diperoleh, dikomunikasikan dan dicatat. Kriteria pengkajian meliputi:
a. Pengumpulan data dilakukan secara anamnese, observasi, pemeriksaan
fisik serta dari pemeriksaan penunjang. b.
Sumber data adalah klien, keluarga dan orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis dan catatan lainnya.
c. Data yang dikumpulkan difokuskan untuk mengidentifikasi:
1 Satus kesehatan masa lalu.
2 Status kesehatan saat ini.
3 Status biologis-psikologis-sosial-spiritual.
4 Respon terhadap terapi.
5 Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal.
6 Resiko tinggi masalah.
7 Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB Lengkap,
Akurat, Relevan dan Baru
Standar 2 : Diagnosa Keperawatan
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan, adapun kriteria proses pembuatan diagnosa adalah:
a. Proses diagnosa terdiri dari analisa, interprestasi data, identifikasi
masalah, perumusan diagnosa.
Universitas Sumatera Utara
b. Diagnosa keperawatan terdiri dari masalah P, penyebab E dan
tandagejala S atau terdiri dari masalah dan penyebab P,E. c.
Bekerjasama dengan klien dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa keperawatan.
d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data
tersebut.
Standar 3 : Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien, kriteria perencanaan
keperawatan meliputi: a.
Perencanaan terdiri dari penetapan masalah, tujuan dan rencana tindakan keperawatan.
b. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan. c.
Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.
d. Mendokumentasikan rencana keperawatan.
Standar 4 : Implementasi Keperawatan
Perawat mengimplementasikan tindakan yang telah diidentifikasi dalam proses asuhan keperawatan, keriteria implementasi meliputi:
a. Bekerjasama dengan klien dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
b. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan klien.
d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai
konsep dan keterampilan asuhan diri, serta membantu klien memodofikasi lingkungan yang digunakan.
e. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan
berdasarkan respon klien.
Standard 5 : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap tindakan keperawatan dalam pencapaian tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan, adapun kriteria prosesnya adalah: a.
Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan terus menerus.
b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur kearah
pencapaian tujuan. c.
Memvalidasi dan menganalisa data baru dengan teman sejawat. d.
Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
e. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan.
Melalui aplikasi standard asuhan keperawatan tersebut diatas diharapkan mutu pelayanan keperawatan akan menjadi lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode Asuhan Keperawatan