sangat kecil, misalnya pada usaha jasa seperti bengkel, bank, angkutan, dan sebagainya.
3.3. Perencanaan Persediaan
4
1. Mempersiapkan rencana persediaan bahan pada tingkat agregat yang meliputi bahan baku, work in progress, dan produk akhir.
Salah satu cakupan dari fungsi perencanaan dan pengendalian produksi adalah perencanaan persediaan. Perencanaan persediaan terdiri atas beberapa
kegiatan, yaitu:
2. Merencanakan persediaan untuk masing-masing item dengan memperhatikan faktor skala ekonomis, waktu ancang-ancang pengadaan, ketidakpastian
permintaan, dan tingkat pelayanan kepada pelanggan.
3.4. Bentuk Sistem Persediaan
5
Secara umum, suatu sistem persediaan terbagi atas: 1. Sistem Sederhana
Sistem sederhana merupakan sistem persediaan berdasarkan atas input dan output. Adapun bentuk sistem sederhana pada persediaan dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
4
Sukaria Sinulingga, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, h. 26-27
5
Rosnani Ginting, Sistem Produksi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007, h. 122-124.
Universitas Sumatera Utara
PERSEDIAAN
Input Pt
Demand Dt
Output Wt
Gambar 3.1. Sistem Persediaan Input–Output
Gambar di atas menunjukkan sistem persediaan yang dipengaruhi oleh proses input dan proses output. Pt adalah rata-rata material atau bahan yang
masuk ke dalam sistem persediaan pada saat t sedangkan Wt adalah rata-rata material atau bahan keluar dari sistem persediaan. Output Wt dipengaruhi oleh
permintaan atau kebutuhan terhadap material atau bahan dengan rata-rata Dt yang berasal dari luar perusahaan dan berada di luar kendali perusahaan. Dt
dapat dianggap sebagai variabel di laur kendali perusahaan walaupun terkadang dapat mempengaruhi permintaan dengan kebijaksanaan harga dan iklan atau
kebutuhan akan suatu bahan dapat dikendalikan melalui proses produksi yang dijalankan. Rata-rata output Wt akan sama dengan rata-rata permintaan Dt
kecuali jika persediaan mengalami kekurangan dengan kata lain Dt lebih besar dari Pt atau yang disebut juga sebagai kondisi out of stock dan stockout.
Kekurangan yang timbul dapat dipenuhi dengan rush order pemesanan mendadak. Bagi pihak supplier, rush order tentu tidak dapat diprediksi waktu
dan jumlahnya. Oleh karena itu, rush order tentu harus dilakukan kepada supplier yang memiliki sistem dengan tingkat responsif yang tinggi. Tingkat responsif
Universitas Sumatera Utara
yang tinggi didukung oleh sistem yang fleksibel yang mampu mengubah volume dari waktu ke waktu.
Proses input merupakan bagian dari sistem persediaan yang dapat dikendalikan perusahaan melalui kebijaksanaan kapan dan berapa banyak
pemesanan yang perlu dilakukan. Walaupun demikian, keterlambatan- keterlambatan pemenuhan pemesanan dari pemasok bisa saja terjadi sehingga
rata-rata input aktual Pt akan berdeviasi atau berbeda dari harapan perusahaan. 2. Sistem Berjenjang Multi Echelon Inventory System
Persediaan sistem berjenjang berasa di gudang pusat ke gudang wilayah ke gudang UPT dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gudang Pusat Gudang Wilayah
Gudang UPT
Gambar 3.2. Sistem Persediaan Berjenjang
3.5. Tujuan Persediaan