Tanggung jawab pembeli yang pertama adalah mendukung jalur operasi perusahaan dan memastikan bahwa persediaan tersedia saat dibutuhkan.
3. Pembelian strategis Penggantian penekanan dalam mengukur performa untuk merefleksikan
persyaratan dalam pembelian strategis. Ukuran yang digunakan bagi perubahan taktikal adalah harga menjadi total biaya, pengiriman menjadi
siklus waktu, dan kualitas produk menjadi kapabilitas proses. Pembelian transaksional dan taktikal, cara yang paling praktis dalam
mengukur kualitas adalah memilih pemasok yang mengikuti standar khusus atau telah mengikuti pengakuan resmi seperti ISO 9000. Perlu lebih keras untuk
pembelian strategis dan mengambil segala tindakan pencegahan untuk memastikan agar menerima produk yang berkualitas. Hal tersebut dapat diraih
dengan cara menilai proses produksi pemasok dan memuaskan diri bahwa pemasok itu mampu melakukan manufaktur sampai batas toleransi yang diminta.
Pengukuran performa yang sedang dilakukan akan ditunjukan pada bagaimana memonitor proses untuk memastikan agar performa yang sesuai dengan kualitas
tersebut bisa dihasilkan.
3.2. Definisi Persediaan
3
Dalam kegiatan usaha seperti ditemui pada sistem manufaktur selalu dijumpai persediaan dalam berbagai bentuk antara lain bahan baku raw material
sebagai masukan untuk proses produksi, bahan penolong supplies, untuk
3
Senator Nur Bahagia, Sistem Inventori, Bandung, ITB, 2006, h. 3-7.
Universitas Sumatera Utara
membantu terlaksananya proses produksi, suku cadang spare part untuk menggantikan komponen yang mengalami kerusakan, barang setengah jadi work
in process, dan barang jadi finished good yang siap dipasarkan kepada konsumen. Keberadaan persediaan ini tidak hanya di lantai produksi, tetapi juga
tersebar di luar sistem manufaktur mulai dari gudang pabrik, gudang distributor sampai dengan gudang milik pengecer.
Keberadaan persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan. Salah satu penyebab utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat
diperoleh secara instan, tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya. Tenggang waktu tersebut dimulai dari saat melakukan pemesanan, waktu untuk
memproduksinya, waktu untuk mengantarkan barang ke distributor bahkan sampai dengan waktu untuk memproses barang di gudang hingga siap digunakan
oleh pemakainya. Interval waktu antara saat pemesanan dilakukan sampai dengan barang siap digunakan disebut dengan waktu ancang-ancang lead time.
Persediaan dalam suatu unit usaha dapat dikategorikan sebagai modal kerja yang berbentuk barang. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban
liability karena merupakan suatu pemborosan waste, tetapi sekaligus juga dianggap sebagai kekayaan asset yang dapat segera dicairkan dalam bentuk
uang tunai cash. Dalam aktivitas unit usaha baik industri maupun bisnis, nilai persediaan barang yang dikelola pada umumnya cukup besar bahkan ada yang
sangat besar, tergantung pada jenis skala industri dan bisnisnya. Dalam keadaan tertentu, nilai aset total perusahaan seperti dijumpai pada perusahaan distribusi
dan supermarket misalnya, tetapi ada pula jenis usaha yang nilai persediaannya
Universitas Sumatera Utara
sangat kecil, misalnya pada usaha jasa seperti bengkel, bank, angkutan, dan sebagainya.
3.3. Perencanaan Persediaan