Aplikasi Teknik Simulasi Untuk Perencanaan Persediaan Dan Pemesanan Bahan Baku Di PT. Megah Plastik

(1)

APLIKASI TEKNIK SIMULASI UNTUK PERENCANAAN

PERSEDIAAN DAN PEMESANAN BAHAN BAKU DI

PT. MEGAH PLASTIK

DRAFT TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

FIRSON JAPAR

NIM. 080403033

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

(4)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis naikan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya sehingga penulis mendapatkan kesempatan untuk megikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah menyertai penulis selama proses perkuliahan dan penulisan laporan Tugas Sarjana ini.

Dalam proses penulisan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapatkan imbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual dan informasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua penulis dan saudari penulis yang selalu mendukung penulis dalam doa, dana dan semangat.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala Napitupulu, DEA, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Ikhsan, ST, M.Eng, selaku Dosen Pembimbin II yang telah telah memberikan waktu, bimbingan, pengarahan dan masukan dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah memberik izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini dan dukungan serta perhatian yang diberikan kepada penulis.

5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Akhir.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Koodinator Bidang Rekayasa Manufaktur.

7. Teman-teman stanbuk 2008 yang terkaih yang selalu memberian dukungan kepada penulis untuk tetap semangat.


(5)

8. Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, Bang Ridho, Bang Arman dak Kak Rahma atas bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tuagas Sarjana Ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per sau, penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2013


(6)

Abstrak

PT. Megah Plastik adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi plastik kantongan. Dalam strategi produksinya perusahaan menerapkan sistem make to order. Dalam proses produksi perusahaan beberapa kali mengalami kekurangan bahan baku ketika jumlah permintaan melonjak dan kelebihan bahan baku ketika jumlah permintaan menurun. Hal ini terjadi karena metode pemesanan bahan baku yang diterapkan perusahaan yaitu berdasarkan rata-rta penggunan bijih plastik periode sebelumnya tidak mampu dalam menghadapi fluktuasi permintaan. Untuk mengatasi hal ini, peneliti mencoba enggunakan teknik simulasi untuk melakukan perencanaan pemesanan bahan baku dengan cara merancang berbagai alternatif rencana pemesanan bahan. Dari hasil pengolahan yang dilakukan, didapatkan bahwa untuk pemesanan jumlah tetap rencana ke-3 dengan jumlah pemesanan 3 kali rata-rata penggunaan bijih plastik ditambah safety stock merupakan rencana terbaik untuk menghindarkan perusahaan dari kekurangan stok serta memberikan biaya persediaan yang paling minimal. Untuk model pembelian dengan periode tetap, didapatkan bahwa rencana ke-2 dengan pembelian setiap 5 hari merupakan rencana terbaik.

Kata Kunci : Simulasi, fluktuasi permintaan, lead time, persediaan bahan baku, pemesanan bahan baku.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karuniaNya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studinya di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Tugas Sarjana ini berjudul “Aplikasi Teknik Simulasi Untuk Perencanaan Jumlah Persediaan dan Pemesanan Bahan Baku di PT. Megah Plastik”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini. Akhir kata, penulis berharap agar Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Mei 2013


(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-5 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Persusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2 2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan... II-2 2.4.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab... II-4 2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-4 2.4.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-6 2.5. Proses Produksi ... II-7


(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.5.1. Standar Mutu Bahan dan Produk ... II-7 2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-7 2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-8 2.5.4. Mesin dan Peralatan ... II-11 2.5.4.1. Mesin Produksi ... II-11 2.5.4.2. Peralatan ... II-12 2.5.5. Utilitas ... II-13 2.5.6. Safety and Fire Protection ... II-14

III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Persediaan ... III-1 3.2. Sistem Persediaan ... III-3 3.3. Faktor Biaya Persediaan ... III-6 3.4. Safety Stock ... III-7 3.5. Uji Suai Pola Distribusi... III-7 3.6. Definisi Simulasi ... III-9 3.7. Prinsip Dasar Simulasi ... III-9 3.8. Langkah-langkah Simulasi ... III-11 3.9. Sistem Dinamis ... III-12 3.10.Powersim ... III-13 3.11.Komponen Powersim ... III-16 3.12.Persmaan Simulasi Dinamis ... III-18 3.13.Verifikasi, Replikasi dan Validasi Model ... III-25

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Jenis Penelitian ... IV-1


(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.4. Variabel Penelitian ... IV-1 4.4.1. Variabel Independen ... IV-1 4.4.2. Variable Dependen ... IV-2 4.5. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3 4.7. Identifikasi Masalah... IV-5 4.8. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... IV-5 4.9. Simulasi ... IV-5 4.10.Hasil dan Pembahasan ... IV-7 4.11.Kesimpulan dan Saran ... IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1.Permintaan Plastik dan Lead Time ... V-1 5.1.2.Data Effisiensi dan Scrap Produksi ... V-4 5.2. Uji Kecukupan Data ... V-4 5.3. Uji Keseragaman Data ... V-5 5.4. Pengujian Distribusi Data ... V-6

VI SIMULASI ... VI-1 6.1. Formulasi Masalah ... VI-1 6.2. Membangun Model... VI-1 6.3. Menerjemahkan Model ... VI-3 6.4. Verifikasi... VI-15 6.5. Hasil Simulasi ... VI-18 6.5.1. Hasil Simulasi Rencana I ... VI-23 6.5.2. Hasil Simulasi Rencana II ... VI-25 6.5.3. Hasil Simulasi Rencana III ... VI-27


(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

6.5.4. Hasil Simulasi rencana IV ... VI-29 6.5.5. Hasil Simulasi Rencana V ... VI-31 6.6. Validasi ... VI-33 6.7. Perencanaan Taktis dan Strategis ... VI-34 6.8. Eksperimen... VI-37

VII PEMBAHASAN ... VII-1 7.1. Pembahasan Metode Rata-rata ... VII-1 7.2. Pembahasab Hasil Simulasi... VII-3

VIII ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VIII-1 8.1. Analisis Pemecahan Masalah ... VIII-1 8.2. Analisis Langkah Membangun Model ... VIII-1 8.3. Analisis Langkah Akusisi Data ... VIII-3 8.4. Analisis Langkah Verifikasi ... VIII-4 8.5. Analisis Langkah Validasi ... VIII-5 8.6. Analisis Langkah Perencanaan Taktis dan Strategis ... VIII-7 8.7.Analisis Langkah Eksperimen ... VIII-8 8.8. Analisis Langkah Pembahasan ... VIII-8

IX KESIMPULAN DAN SARAN ... IX-1 9.1. Kesimpulan ... IX-1 9.2. Saran ... IX-2


(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Jumlah Kebutuhan dan Persediaan Bijih Plastik ... I-2 2.1. Pembagian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Megah Plastik ... II-4 2.2. Spesifikasi dan Fungsi Mesin-mesin Produksi yang Digunakan ... II-12 2.3. Peralatan yang Digunakan ... II-13 5.1. Data Permintaan Plastik Periode 01 Desember 2012 – 31 Jan

2013 ... V-11 5.2. Data Lead Time Periode 01 Des 2012 – 31 Jan 2013 ... V-3 5.3. Data Effisiensi da Scrap Proses Produksi... V-4 5.4. Uji Keseragaman Data ... V-6 5.5. Hasil Penentuan Nilai Deskriptif Statistik dari data Permintaan

Produk Plastik ... V-7 5.6. Hasil Penentuan Nilai Deskriptif dari Data Permintaan Plastik .... V-8 5.7. Penentuan X2 Hitung Data Permintaan Plastik ... V-8 6.1. Pendefinisian Komponen dalam Powersim ... VI-13 6.2. Perbandingan antara Beberap Formulasi Komponen Secara

Manual dengan Formulasi pada Powersim... VI-17 6.3. Time table Hasil Simulasi Penjulan Produk dengan Powersim ... VI-18 6.4. Time table Hasil Simulasi Jumlah Produksi dengan Powersim... VI-20 6.5. Time table Hasil Simulasi Penggunaan Bijih Plastik dengan


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.6. Time table Hasil Simulasi Rencana I dengan Powersim ... VI-24 6.7. Time table Hasil Simulasi Rencana II dengan Powersim ... VI-25 6.8. Time table Hasil Simulasi Rencana III dengan Powersim ... VI-27 6.9. Time table Hasil Simulasi Rencana IV dengan Powersim ... VI-29 6.10. Time table Hasil Simulasi Rencana Vdengan Powersim ... VI-31 6.11. Rekapitulasi Perhitungan Validasi Setiap Rencana ... VI-34 6.12. Jumlah Persediaan dan Kekurangan Stok Rencana I-V ... VI-35 6.13. Time table Jumlah Persediaan Bijih Plastik Rencana Eksperimen VI-37 6.14. Hasil Rekapitulasi Pengulangan Simulasi Eksperimen ... VI-39 7.1. Tabel Perbandingan Jumlah Persediaan Rencana I-V ... VI-2 7.2. Tabel Jumlah Biaya Setiap rencana ... VI-3 7.3. Tabel Jumlah Persediaan dan Kekurangan Stok Rencana

Eksperimen ... VI-5 7.4. Tabel Jumlah Biaya Rencan Eksperimen ... VI-6 7.5. Tabel Perbandandigan Biaya Masing-masing Rencana ... VI-7 8.1. Rekaputilasi Perhitungan Masing-masing Rencana ... VIII-5 8.2. Tabel Jumlah Persediaan dan Kekurangan Stok Rencana I-V ... VIII-6 8.3. Hasil Rekapitulasi Pengulangan Eksperimen ... VIII-8 8.4. Biaya Persediaan Masing-masing Rencana ... VIII-9


(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Stuktur Organisasi PT.Megah Plastik ... II-3 2.2. Proses Produksi Plastik Kantongan... II-9 3.1. Q System ... III-4 3.2. P System ... III-4 3.3. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ... III-5 3.4. Ikon PowersimConstructor... III-14 3.5. Tampilan PowersimConstructor ... III-14 3.6. Keterangan Tampilan Powersim Construrtor ... III-15 3.7. Beberapa Tools dalam Powersim Constructor ... III-15 3.8. Simbol Variabel Level ... III-16 3.9. Simbol Variabel Rate ... III-17 3.10. Simbol Variabel Auxiliary ... III-17 3.11. Simbol Variabel Constant ... III-17 3.12. Simbol Snapshot ... III-18 3.13. Urutan Komputasi Simulasi Dinamis... III-19 4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2 4.2. Block Diagram Langkah-langkah Pemecahan Masalah... IV- 4 5.1. Jumlah Kejadian masing-masing Lead Time ... V-1 6.1. Pembentukan Causal Model Persediaan Bijih Plastik Langkah I.. VI-2 6.2. Pembentukan Causal Model Persediaan Bijih Plastik Langka II .. VI-4


(15)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.3. Pembentukan Causal Model Persediaan Bijih Plastik Langkah

III ... VI-5 6.4. Cuasal Model Persediaan Bijih Plastik ... VI-6 6.5. Causal Model Penjualan Produk Plastik ... VI-6 6.6. Main Causal Model ... VI-8 6.7. SubmodelPenjualan Produk Plastik ... VI-9 6.8. Submodel Persediaan Bijih Plastik ... VI-10 6.9. Main Model Simulasi ... VI-11 6.10. Block Diagram Logika Dasar Model ... VI-12 6.11. Time Graph hasil Simulasi Penjualan Produk Harian dengan

Powersim ... VI-19 6.12. Time Graph Hasil Simulasi Jumlah Produksi dengan Powersim .. VI-21 6.13. Time Graph Hasil Simulasi Penggunaan Bijih Plastik dengan

Powersim ... VI-22 6.14. Time Graph Hasil Simulasi Persediaan Bijih Plastik Rencana I ... VI-25 6.15. Time Graph Hasil Simulasi Persediaan Bijih Plastik Rencana II .. VI-27 6.16. Time Graph Hasil Simulasi Persediaan Bijih Plastik Rencana III. VI-29 6.17. Time Graph Hasil Simulasi Persediaan Bijih Plastik Rencana IV VI-31 6.18. Time Graph Hasil Simulasi Persediaan Bijih Plastik Rencana V .. VI-33 6.19. Rata-rata Persediaan Bijih Plastik ... VI-35


(16)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.20. Time Graph Simulasi Jumlah Persediaan Bijih Plastik Rencana

Eksperimen ... VI-38 7.1. Perbandingan Jumlah Persediaan Bahan Baku dan Kekurangan

Stok ... VII-2 7.2. Total Biaya Masing-masing Rencana ... VII-4 7.3. Total Biaya Masing-masing Rencana Eksperimen ... VII-6


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

L.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... L-1 L.2. Algoritma Perencanaan Persediaan dan Pemesanan Bahan Baku . L-2 L.3. Tabel Distribusi Normal ... L-3 L.4. Tabel X2Chi Square ... L-4 L.5. Aliran Informasi ... L-5


(18)

Abstrak

PT. Megah Plastik adalah salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang produksi plastik kantongan. Dalam strategi produksinya perusahaan menerapkan sistem make to order. Dalam proses produksi perusahaan beberapa kali mengalami kekurangan bahan baku ketika jumlah permintaan melonjak dan kelebihan bahan baku ketika jumlah permintaan menurun. Hal ini terjadi karena metode pemesanan bahan baku yang diterapkan perusahaan yaitu berdasarkan rata-rta penggunan bijih plastik periode sebelumnya tidak mampu dalam menghadapi fluktuasi permintaan. Untuk mengatasi hal ini, peneliti mencoba enggunakan teknik simulasi untuk melakukan perencanaan pemesanan bahan baku dengan cara merancang berbagai alternatif rencana pemesanan bahan. Dari hasil pengolahan yang dilakukan, didapatkan bahwa untuk pemesanan jumlah tetap rencana ke-3 dengan jumlah pemesanan 3 kali rata-rata penggunaan bijih plastik ditambah safety stock merupakan rencana terbaik untuk menghindarkan perusahaan dari kekurangan stok serta memberikan biaya persediaan yang paling minimal. Untuk model pembelian dengan periode tetap, didapatkan bahwa rencana ke-2 dengan pembelian setiap 5 hari merupakan rencana terbaik.

Kata Kunci : Simulasi, fluktuasi permintaan, lead time, persediaan bahan baku, pemesanan bahan baku.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian persediaan yang tepat adalah salah satu faktor yang sangat esensial bagi perusahaan untuk menjaga agar perusahaan tersebut dapat terus bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat. Perusahaan dituntut agar dapat memenuhi permintaan pasar yang berfluktuasi secara tepat jumlah dan tepat waktu. Tuntutan ini menyebabkan perusahaan harus secara seksama dalam menentukan jumlah persediaan tiap harinya. Kelancaran produksi itu sendiri dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang akan diolah dalam produksi.

Bahan baku yang dibutuhkan harus tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Akan tetapi, hendaknya kuantitas persediaan itu jangan terlalu berlebih agar tidak menambah biaya ekonomis yang disebabkan oleh persediaan berlebih.

PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi lembaran plastik dari bijih plastik. Produk yang dihasilkan berupa kantong plastik dalam berbagai ukuran. Target pasar PT. Megah Plastik adalah perusahaan-perusahaan dan distributor di pasar. Adapun PT. Megah Plastik menerapkan sistem make to order.

Berdasarkan hasil tinjauan lapangan dan wawancara dengan pihak perusahaan, diketahui bahwa perusahaan ini berproduksi secara berkelanjutan


(20)

yang dihadapi oleh perusahaan adalah perusahaan beberapa kali mengalami kekurangan stok ketika jumlah permintaan melonjak dan kelebihan stok ketika jumlah permintaan menurun. Adapun penentuan jumlah pemesanan dilakukan secara perhitungan kasar yaitu berdasarkan rata-rata jumlah kebutuhan bijih plastik periode sebelumnya. Metode ini rentan dalam menghadapi fluktuasi permintaan. Resiko yang timbul adalah potensi kehabisan bahan (stockout) ketika jumlah permintaan melonjak dan kelebihan stok ketika permintaan menurun. Fluktuasi permintaan produk plastik terlihat dari data yang dikumpulkan dimana permintaan yang tertinggi adalah sebesar 950-960 Kg/hari dan permintaan yang terrendah adalah sebesar 700-720 Kg/hari. Akibat dari fluktuasi permintaan, PT. Megah Plastik harus memasok bahan baku dengan jumlah dan waktu yang tepat untuk menghindari kekurangan stok pada saat permintaan melonjak dan meminimalkan kelebihan stok ketika permintaan menurun.

Untuk menghadapi masalah diatas, perusahaan memerlukan suatu alternatif dalam merencanakan pembelian bahan baku. Dalam tulisan ini, peneliti akan mencoba menggunakan teknik simulasi untuk menentukan model pemesanan yang mampu mencegah terjadinya stockout sekaligus mampu memberikan biaya persediaan yang minimum.

Adanya variabel-variabel penting yang tidak dapat ditentukan secara pasti yaitu jumlah kecacatan produk dan persediaan bahan baku supplier dan simulasi dapat menghasilkan sebuah hasil eksperimen yang bisa digunakan untuk mengevaluasi alternatif kebijakan pengendalian pesediaan dan pemesanan bahan baku merupakan alasan digunakannya teknik simulasi. Teknik simulasi dinamis


(21)

diharapkan dapat merepresentasikan sistem nyata yang dinamis dalam suatu pengoperasian maya dalam memberikan suatu alternatif pemesanan bahan bak uyang terbaik.

Penggunaan teknik simulasi sudah banyak dilakukan untuk mengendalikan persediaan seperti yang dilakukan oleh Ari Purwani pada tahun 2006 yang menggunakan teknik simulasi untuk mengkaji ketersediaan bahan baku kulit sintetik di perusahaan X. Penelitian lainnya juga pernah dilakukan Tommy Suwandi pada tahun 2011 yang menunjukan bahwa simulasi mampu memberikan suatu rencana persediaan dan pembelian yang efektif dengan faktor lead time

yang tidak pasti.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu perusahaan mengalami kendala dalam merencanakan pemesanan bahan baku yang mampu menhindarkan perusahaan dari kekurangan stok ketika permintaan melonjak dan meninimalkan kelebihan stok pada saat permintaan menurun . Oleh karena itu, untuk membantu perusahaan menghadapi kondisi seperti ini, maka akan dilakukan perencanaan pemesanan bahan baku dengan menggunakan teknik simulasi dengan cara merancang berbagai rencana pembelian bahan baku sehingga dapat diperoleh rencana terbaik.


(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelittian ini adalah untuk merancang model simulasi pemesanan bahan baku yang mampu menghindarkan perusahaan dari kekurangan stok serta memberikan biaya persediaan yang minimal. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah menentukan jumlah pemesanan yang tepat di PT. Megah Plastik dengan aplikasi simulasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yakni:

1. Manfaat bagi mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mempelajari dan merancang model pemesanan bahan

baku dengan menggunakan teknik simulasi dimanis.

b. Mahasiswa memahami konsep pengendalian persediaan yang efektif

sehingga tercipta proses produksi yang optimal. 2. Manfaat bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan perusahaan sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah pemesanan setiap periode dan pertimbangan dalam menyusun rencana persediaan dan produksi.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.


(23)

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan permasalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian dilakukan pada PT. Megah Plastik.

2. Produk yang diteliti adalah plastik kantongan.

3. Metode yang digunakan adalah metode simulasi dinamis. 4. Prosedur pembelian bahan baku tidak dibahas.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tidak terdapat perubahan sistem produksi dan metode kerja yang digunakan selama tahun 2013.

2. Pola distribusi data permintaan ke depan dinilai mengikuti tren masa lalu. 3. Tidak ada masalah yang terjadi saat pengiriman bahan baku dari supplier ke

perusahaan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II: Gambaran Umum Perusahaan. Bab ini memuat secara singkat dan padat mengenai berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi objek penelitian meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup usaha, lokasi


(24)

perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pembagian tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja, jam kerja, sistem pengupahan, proses produksi yang mencakup standar kualitas, bahan yang digunakan, uraian proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan, utilitas, safety and fire protection serta waste treatment yang diterapkan oleh perusahaan.

BAB III : Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori dan pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta pemecahan masalah

BAB IV : Metodologi Penelitian. Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya, mulai dari identifikasi masalah sampai pada penarikan kesimpulan dan saran.

BAB V : Pengumpulan dan Pengolahan Data. Bab ini berisi penjelasan mengenai pengumpulan data yang dilakukan dan jenis-jenis data (data primer dan sekunder) yang dikumpulkan.

BAB VI : Simulasi. Bab ini berisikan pembuatan model simlasi hingga hasil simulasi yang terdiri dari beberapa rencanan pemesanan dengan menggunakan sotfware Powersim Studio.


(25)

BAB VII: Pembahasan. Bab ini berisikan pembahasan biaya yang yang dari masing-masing rencana pemesanan dengan teknik simulasi dan metode pemesanan perusahaan.

BAB VI : Analisis Pemecahan Masalah. Bab ini berisi analisis hasil pengolahan data untuk mendapatkan solusi terhadap masalah yang ada.

BAB VII : Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil pengolahan data dan saran-saran yang diberikan penulis kepada pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan pada tanggal 23 September 1990 di Medan dengan Akte No. 80/HB/1997 tertanggal 17 Januari 1987 dengan nama Perusahaan Dagang dan Perindustrian Megah yang disingkat PT. Megah. Sejak tanggal 10 Oktober 2002 terjadi perubahan pengurusan dari pemegang saham dengan akte No. 25, lalu terjadi lagi perubahan pengurus serta anggaran dasar melalui akte No. 29 dihadapan notaris Hendry Kurniawan, SH, pada tanggal 18 Januari 2003, nama perusahaan menjadi PT. MEGAH PLASTIK dan telah didaftarkan pada departemen kehakiman No. J.A. 3/20/3 tanggal 29 Maret 2003 dan diumumkan dalam lembaran berita Negara Republik Indonesia No. 47 tanggal 7 Agustus 2003.

Sejak hal tersebut, perusahaan bergerak dalam proses pengolahan bijih plastik mentah menjadi kantongan plastik. Pada tahun 2004 status perusahaan disahkan menjadi swasta nasional (PMDN) setelah mendapat izin dari Menteri perdagangan Republik Indonesia dengan surat keputusan No. 312/Kp/2004 tertanggal 4 Juni 2004.


(27)

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha PT. Megah Plastik adalah memproduksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik memasarkan produknya ke pasar-pasar di daerah Sumatera Utara terutama di kota Medan, Tebing tinggi, Ranto Prapat dan Binjai. Selain itu PT. Megah Plastik juga memasarkan produknya keluar negeri seperti ke Malaysia dan Kamboja.

2.3 Lokasi Perusahaan

PT. Megah Plastik didirikan di atas tanah dengan luas ± 2 Ha yang berlokasi dijalan Jalan Patunbak, Amplas Kabupaten Deli Serdang.

2.4 Organisasi dan Manajemen 2.4.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi yang dianut PT. Megah Plastik adalah struktur organisasi garis dan fungsional. PT. Megah Plastik membuat pembagian tugas berdasarkan jenis pekerjaan atau fungsi, dimana kegiatan-kegiatan yang sejenis atau fungsi-fungsi manajemen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok kerja. Tugas, wewenang dan tanggung jawab berjalan vertical menurut garis lurus mulai dari pimpinan tertinggi sampai pada bawahan masing-masing. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(28)

Struktur Lini Struktur Fungsi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Megah Plastik Direktur Utama

Ka. Keuangan

Direktur Produksi

Manajer Pabrik

Ka. Pembelian Ka. Personalia


(29)

2.4.2 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada PT. Megah Plastik dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.4.3 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Megah Plastik berjumlah 90 orang, yang terdiri atas tenaga kerja pria dan wanita dengan tingkat pendidikan yang bervariasi dari SMU dan Sarjana. Pekerja di PT. Megah Plastik rata-rata adalah lulusan SD yaitu buruh pabrik yang bekerja sebagai tenaga kasar pada perusahaan tersebut. Rincian jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pembagian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Megah Plastik

Bagian Jabatan Jumlah (orang)

Bagian Kantor

Direksi 2

Karyawan 8

Kebersihan 3

Keamanan 3

Bagian Pabrik

Kepala bagian 6

Karyawan Bengkel 5

Karyawan Gudang 5

Karyawan bagian produksi

12

Karyawan Bagian Pembelian


(30)

Tabel 2.1 Pembagian Jumlah Tenaga Kerja pada PT. Megah Plastik (Lanjutan)

Bagian Jabatan Jumlah

(orang)

Bagian Pabrik

Karyawan Bagian Personalia

4

Karyawan Bagian Penerimaan

4

Karyawan Bagian Keuangan

3

Manajer Produksi 1

Keamanan 4

Jumlah 72

Sumber : PT. Megah Plastik

Adapun Jam kerja di PT. Megah Plastik terdiri dari 2 jam kerja, yaitu : 1. Jam kerja kantor

a. Hari senin sampai Jumat : Pukul 08.00 – 17.00 WIB

Istirahat : Pukul 12.00 - 13.00 WIB

b. Hari Sabtu : Pukul 08.00 – 12.00 WIB

2. Jam Kerja Pabrik

Hari senin sampai sabtu : Pukul 08.00 – 17.00 WIB


(31)

2.4.4 Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Upah berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang akan ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang – undang dan peraturan, dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja kepada penerima kerja. Gaji adalah upah dasar yang diberikan dari pemberi kerja kepada penerima kerja dalam ukuran waktu tertentu misalnya ukuran 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan, dan kadang disebut dengan gaji pokok yang jumlahnya tetap dan akan mengalami kenaikan pada periode tertentu sesuai dengan jabatan dan prestasi pihak penerima kerja. Sistem pengupahan pada PT. Megah Plastik terbagi atas 2 jenis berdasarkan karyawannya yaitu:

1. Karyawan tetap

Pengupaham pada perusahaan adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing – masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalamannya. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata – rata 7 jam dalam sehari.

2. Karyawan Harian

Karyawan harian disini biasanya merupakan karyawan baru. Karyawan harian kebanyakan bekerja pada bagian pemotongan dan pelekatan dan bagian pengepakan yang digaji berdasarkan sistem harian atau mingguan.


(32)

2.5 Proses Produksi

2.5.1 Standar Mutu Bahan / Produk

Standar mutu bahan / produk disesuaikan dengan jenis produk yang dihasilkan, bijih plastik dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI). Bahan baku bijih plastik yang digunakan dalam proses produksi menggunakan standar ISO 3501:1976. Adapun produk plastik kantongan yang dihasilkan harus memnuhi standar pemerintah yaitu SNI ISO/IEC 17025:2008.

2.5.2 Bahan yang Digunakan

Adapun bahan yang digunakan oleh PT. Megah Plastik dalam menghasilkan produk terdiri dari bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan yang dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

2.5.2.1 Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk (dalam proses produksi). Bahan baku yang digunakan dalam proses

produksi plastik kantongan ini adalah bijih plastik mentah yang diimpor dari Arab Saudi. Bahan baku bijih plastik yang digunakan dalam proses produksi menggunakan standar ISO 3501:1976.


(33)

2.5.2.2 Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan pada produk setelah proses produksi yang berguna untuk meningkatkan citra produk kepada konsumen, serta untuk melindungi produk dalam transportasi. Bahan tambahan yang digunakan pada proses produksi plastik kantongan adalah plastik dan tali yang digunakan untuk membungkus plastik kantongan yang sudah disusun .

2.5.2.3 Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk membantu proses produksi, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan pada proses produksi plastik kantongan adalah air. Air yang digunakan adalah air yang bersih yang tidak banyak mengandung zat-zat kimia dan kotoran. Air digunakan untuk membersihkan mesin-mesin pencetak dari kotoran-kotoran yang melekat, mendinginkan mesin-mesin pelebur, dan mencuci alat-alat yang dipakai dalam proses produksi.

2.5.3 Uraian Proses Produksi

Proses produksi bijih plastik menjadi plastik kantongan dapat diuraikan ke dalah beberapa tahapan proses produksi yang dapat dilihat pada gambar 2.2.


(34)

Inspeksi dan Penimbangan

Penyimpanan/Gudang Bahan Baku

Mesin Peleburan

Mesin pencetakan

Mesin pemotong dan pelekat

Uji kualitas

Penimbangan

Packing

Bahan Baku

Sumber: PT.Megah Plastik

Gambar 2.2 Proses Produksi Plastik Kantongan

Urutan proses produksi plastik kantogan dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

1. Proses Inspeksi dan Penimbangan

Pada tahap awal ini, bahan baku yang diterima dari pemasok, yang biasa disebut dengan bijih diperiksa terlebih dahulu. Inspeksi dilakukan untuk memeriksa kualitas bijih plastik, berdasarkan pertimbangan warna dan


(35)

kelayakan kondisi bijih. Hasil inspeksi kemudian ditimbang untuk kemudian disimpan.

2. Proses Penyimpanan Bahan Baku

Bijih yang telah ditimbang berdasarkan jenisnya pada tahap sebelumnya disimpan ke dalam gudang bahan baku untuk menunggu proses selanjutnya. 3. Proses Peleburan

Bijih yang disimpan pada tempat penyimpanan/gudang bahan baku kemudian

diangkut dengan shovel loader ke dalam mesin pelebur. Mesin pelebur

menggunakan prinsip tekanan dan suhu yang tinggi untuk melebur bijih plastik. Ada 2 jenis mesin pelebur yaoitu untuk bijih plastik kilat dan bijih plastik buram

4. Proses Pencetakan

Hasil dari bijih plastik yang dilebur kemudian mengalir ke mesin pencetak untuk kemudian dicetak sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Adapun proses Pencetakan ini menggunakan media air dan angin untuk membentuk ukuran (lebar) dari lembaran plastik yang diinginkan.

5. Proses Pemotongan dan pelekatan

Lembaran plastik yang dihasilkan dari proses pencetakan kemudian digulung dan gulungan palstik tersebut kemudian dibawa ke mesin pemotongan dan pelekatan. Mesin ini memotong plastik sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan (panjang) dan kemudian melekatkan bagian ujungnya sehingga diperoleh plastik kantongan siap pakai.


(36)

6. Proses Inspeksi

Produk plastik yang dihasilkan kemudian diperiksa. Produk yang cacat yaitu koyak, terlipat, salah tempel kemudian diolah kembali di mesin cincang. Mesin cincang ini berfungsi seperti mesin pelebur tetapi untuk megolah produk jadi. Mesin cincang akan meleburkan kembali lembaran plastik menjadi serpihan plastik yang dapat dimanfaatkan kembali untuk proses produksi selanjutnya. 8. Proses Penimbangan

Produk yang dihasilkan kemudian ditimbang dengan timbangan sebelum dimasukan kedalam plastik yang lebih besar.

9. Proses Pengepakan

Plastik kantongan yang telah dipres dibungkus dengan plastik bermerk lalu disusun di dalam karung. Satu karung berisikan 25 kg plastik kantongan dan kemudian diangkut ke gudang produk jadi.

2.5.4 Mesin dan Peralatan 2.5.4.1 Mesin Produksi

Di dalam proses produksi bijih plastik menjadi plastik kantongan digunakan 6 jenis mesin dengan fungsi yang berbeda-beda. Penjelasan mengenai spesifikasi dan daya yang digunakan oleh masing-masing mesin dapat dilihat melalui tabel 2.2.


(37)

Tabel 2.2 Spesifikasi dan Fungsi Mesin-mesin Produksi yang Digunakan

No. Nama

Mesin

Spesifikasi Fungsi

Merk Tipe Power

1 Mesin

pelebur Speecon 6100-S

motor 75 HP, 380 V, 1470

rpm

Meleburkan bijih plastik

2 Mesin

pelebur Meles CR-52

motor 75 HP, 380 V, 1470

rpm

Meleburkan bijih plastik

3 Mesin

pencetak Fotek TC-96-AA

motor 30 HP, 200 V, 1000

rpm

Untuk mencetak plastik sesuai dengan ukuran lebar yang diinginkan 4 Mesin pemotong dan pelekat

Taion PP-Z motor, 600 V,

3A

Memotong lembaran plastik sesuai dengan panjang yang diinginkan dan melekatkannya 5 Mesin pencincang atau pemecah

Pelletzer JS 14S

Motor 25 HP 3,5 KW 600 V

20 Hz

Mencincang kembali lembaran plastik menjadi serpihan plastik 6 Mesin pencincang atau pemecah

Telemecanique Jb 30746

Motor 25 HP 3,5 KW 600 V 20 Hz

Mencincang kembali lembaran plastik menjadi serpihan plastik

Sumber : PT. Megah Plastik 2.5.4.2 Peralatan (Equipment)

Peralatan yang digunakan sebagian besar adalah peralatan material handling, yang digunakan untuk membantu memperlancar jalannya proses produksi plastik kantongan. Keterangan mengenai peralatan yang digunakan dapat dilihat pada table 2.3.


(38)

Tabel 2.3 Peralatan yang Digunakan

No. Nama Spesifikasi

Jumlah Fungsi

1 Shovel Loader 1 Mengangkut bijih dari gudang bahan baku ke mesin pelebur

2 Timbangan Duduk 2 Menimbang plastik kantongan yang akan dikemas

3 Hand Truck 2 Mengangkut lembaran-lembaran plastik hasil pengolahan ke mesin pencetak

4 Timbangan bijih 2 Menimbang bijih palstik yang telah diinspeksi untuk

menimbang beratnya

5 Troli 2 Mengangkut bijih plastik dari tempat pencucian ke mesin

pengering serta mengangkatnya ke stasiun penimbangan

6 Pisau Pemotong 8 Memotong plastik yang tidak sesuai ukuran

Sumber : PT. Megah Plastik 2.5.5 Utilitas

Utilitas merupakan bahan yang membantu tetapi tidak terlibat langsung sebagai bahan baku, tetapi menunjang proses agar produksi dapat berjalan dengan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT. Megah Plastik, yaitu :

1. Air

Air digunakan untuk mencuci mesin pencetak dari kotoran-kotoran yang melekat, mendinginkan mesin-mesin pelebur, dan mencuci alat alat yang dipakai dalam proses produksi. Air yang digunakan berasal dari PAM dengan jumlah volume air yang dibutuhkan adalah 100 m3 sampai 500 m3 per hari. 2. Sistem electrical


(39)

Sumber daya listrik pada PT. Megah Plastik berasal dari PLN dengan daya 600 KVA dan generator pembangkit listrik tenaga diesel yang berfungsi sebagai pengganti sumber listrik jika listrik yang berasal dari PLN mengalami gangguan atau pemutusan secara tiba-tiba.

2.5.6 Safety and Fire Protection

Adapun alat pelindung bagi karyawan adalah sebagai berikut: 1. Masker

Digunakan pada semua bagian produksi untuk mencegah terjadinya gangguan pernafasan pada operator.

2. Sarung tangan karet

Digunakan pada bagian pencucian untuk mencegah terjadinya gangguan pada kulit operator.

Disamping itu juga, adanya fireprotection disediakan dibagian pencucian dan bagian produksi finishing berupa tabung pemadam api (fire extinguisher)

untuk mencegah terjadinya kebakaran pada stasiun kerja tersebut. Fire

esxtinguisher ini merupakan langkah awal untuk mencegah kebakaran yang terjadi.

Selain itu perusahaan memiliki program yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Program tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dilarang membawa barang (tas, tempat air minum, makanan) ke lantai

produksi


(40)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Persediaan1

Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi (industri manufaktur) akan memiliki tiga jenis persediaan, yaitu persediaan bahan baku dan penolong, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Sedangkan perusahaan perdagangan minimal memiliki satu jenis persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Adanya berbagai macam persediaan ini menuntut pengusaha untuk melakukan tindakan yang berbeda untuk masing-masing persediaan, dan ini akan sangat terkait dengan permasalahan lain seperti masalah peramalan kebutuhan bahan baku serta peramalan penjualan atau permintaan konsumen. Bila melakukan kesalahan dalam menetapkan besarnya persediaan maka akan merembet ke masalah lain, misalnya tidak terpenuhinya permintaan konsumen

Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian, setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan.

1


(41)

atau bahkan berlebihnya persediaan sehingga tidak semuanya terjual, timbulnya biaya ekstra penyimpanan atau pesanan bahan dan sebagainya.

Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku maupun barang jadi dalam suatu aktivitas perusahaan. Ciri khas dari model persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin persediaan dengan biaya yang serendah-rendahnya.

lnventory adalah suatu teknik untuk manajemen material yang berkaitan dengan persediaan. Manajemen material dalam inventory dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu permintaan yang terjadi (demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan, serta biaya-biaya apabila terjadi kekurangan persediaan (shortage).

Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan perusahaan menanggung risiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi di samping biaya investasi yang besar. Tetapi, jika terjadi kekurangan persediaan akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh karenanya, diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar jalannya proses produksi.


(42)

3.2 Sistem Persediaan2

2. Selang waktu persediaan adalah tetap untuk setiap kali pemesanan dilakukan. Masalah persediaan merupakan hal yang penting dalam logistik. Karena persediaan sendiri menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi jumlah produksi yang diinginkan agaradapat memnuhi jumlah permintaan konsumen. Secara umum, ada dua macam sistem persediaan yang biasa dipakai yang satu sama lain bervariasi yaitu :

1. Sistem pemesanan ukuran tetap (fixed order size inventory sistem) atau sering disebut dengan “Q sistem”.

2. Sistem pemesanan interval tetap (fixed order interval inventory sistem) atau sering disebut “P sistem”.

Adapun ciri-ciri dari Q sistem adalah sebagai berikut :

1. Jumlah bahan yang dipesan selalu sama untuk setiap kali pemesanan yaitu sebesar lot ekonomis.

2. Selang waktu pemesanan tidak tetap, bervariasi sesuai fluktuasi pemakaian bahan.

3. Pemesanan dilakukan kembali apabila jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder point).

4. Titik pemesanan kembali besarnya sama dengan perkiraan pemakaian selama Adapun ciri ciri “P sistem” adalah sebagai berikut :

1. Jumlah bahan yang dipesan tidak tetap, tetapi tergantung pada jumlah persediaan yang ada di gudang pada saat pemesanan dilakukan.

2


(43)

3. Model P tidak mempunyai titik pemesanan kembali, tetapi lebih menekankan pada target persediaan.

4. Model P mempunyai jumlah pemesanan akan bervariasi tergantung permintaan yang sesuai dengan target persediaan.

Adapun gambar dari Q sistem dan P sistem dapat dilihat pada Gambar 3.1. dan Gambar 3.2.

Sumber: http://www.medafrontir.com/InvetorySystem Gambar 3.1 Q System

Sumber: http://www.medafrontir.com/InvetorySystem Gambar 3.2 P System


(44)

Sumber: http://www.medafrontir.com/InvetorySystem Gambar 3.3 Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Dari Gambar 3.3 terlihat bahwa dalam satu siklus Persediaan Y, saat memesan adalah t1 yaitu saat jumlah persediaan sudah mencapai titik R (Reorder Point). Lead Time (L) adalah selang waktu antara pesanan dibuat dan pesanan datang. Maka, selama t1-t2, proses menggunakan persediaan gudang selama L.

ΔR/Δt adalah tingkat penggunaan persediaan sejak pesanan dibuat. Artinya, selama itu pula titik kritis dimulai, karena penyimpangan atau perubahan ΔR/Δt

Masalah pokok pengendalian inventory dengan menggunakan metode Q adalah penentuan jumlah pemesanan optimal dengan biaya minimum dan masalah titik pemesanan kembali atau reorder point (ROP). Penentuan titik pemesanan kembali mencakup penentuan persediaan pengaman (safety stock) dan kebutuhan selama lead time. Namun pada kenyataannya, baik permintaan maupun lead time sama-sama tidak pasti. Oleh karena itu, waktu pemesanan suatu barang harus mempertimbangkan ketidakpastian dari dua aspek tersebut. Maka, pada situasi dimana ada ketidakpastian pada sisi pasokan maupun permintaan, reorder point dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:


(45)

ROP = d x l + SS SS = Z x S Keterangan:

d = rata-rata permintaan l = lead time

SS = safety stock

Z = multiplier pada Service Level S = simpangan baku

3.3 Faktor Biaya Persediaan3

Dikarenakan persediaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kelancaran produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal ini, perusahaan harus dapat menentukan jumlah persediaan optimal, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan pada sisi lain perusahaan dapat memperolah keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap permintaan yang datang. Karena persediaan yang kurang akan sama tidak baiknya dengan persediaan yang berlebihan, sebab kondisi keduanya memiliki beban dan akibat masing-masing.

Bila persediaan kurang, maka perusahaan tidak akan dapat memenuhi semua permintaan sehingga akibatnya pelanggan akan kecewa dan beralih ke perusahaan lainnya. Sebaliknya, bila persediaan berlebih, ada beberapa beban yang harus ditanggung, yaitu:


(46)

1. Biaya penyimpanan di gudang, semakin banyak barang yang disimpan maka akan semakin besar biaya penyimpanannya.

2. Risiko kerusakan barang, semakin lama barang tersimpan di gudang maka risiko kerusakan barang semakin tinggi.

3. Risiko keusangan barang, barang-barang yang tersimpan lama akan out of date atau ketinggalan zaman.

3.4 Safety stock4

Penentuan safety stock dipengaruhi oleh beberapa hal tergantung pada tujuannya yaitu untuk mencapai service Level tertentu, berdasarkan distribusi permintaan seperti distribusi normal, distribusi empiris, dan permintaan yang tidak pasti. Pada kesempatan ini, penentuan safety stock dibatasi pada service

Level dan permintaan yang berdistribusi normal. Besarnya persediaan pengaman dapat dicari sebagai berikut:

Ketidakpastian jumlah dan waktu permintaan, lead time, dan jumlah serta penyelesaian produksi merupakan problem yang sering terjadi. Ketidakpastian ini dapat menyebabkan kehabisan persediaan atau sebaliknya jumlah persediaan yang terlalu banyak. Resiko kehabisan persediaan antara lain disebabkan oleh beberapa hal yaitu permintaan yang lebih besar, lead time bertambah serta permintaan terlalu tinggi. Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut, khususnya dalam permintaan dan lead time, maka disediakan suatu jumlah tertentu (safety stock = SS) yang akan mengurangi resiko kehabisan persediaan.

4

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia : Jakarta. Hal : 84.


(47)

3.5 Uji Suai Pola Distribusi Terhadap Jumlah Permintaan

Pengujian ini dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengujian dengan Chi Square dan pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji Chi Square disarankan digunakan apabila nilai expected frequency >= 5. Uji Kolmogorov-Smirnov

disarankan digunakan pada sampel data yang nilai expected frequency < 5.

Sebelum melakukan pengujian, harus terlebih dahulu menentukan hipotesa yaitu H0 dan H1, yang mana:

H0: Data berdistribusi sesuai pola distribusi tertentu

H1: Data tidak berdistribusi sesuai dengan pola distribusi tertentu.

Untuk pengujian dengan Chi Square, maka harus dilakukan pentabulasian data terlebih dahulu dan kemudian dilakukan perbandingan antara nilai Chi Square hitung dengan Chi Square table dengan nilai X2 tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). Apabila nilai Chi Square hitung lebih kecil dari nilai

Chi Square tabel, maka Ho diterima. Uji Chi Square dapat digunakan untuk menguji kesesuaian dengan pola distribusi diskrit dan kontinu.

Untuk pengujian dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, yang menjadi perbandingan adalah antara nilai modified form dengan nilai modified critical value yang diperoleh dari tabel modified critical value for adjustedK-S test. Apabila nilai modified form > nilai modified critical value, maka tolak H0 dan begitu pula sebaliknya. Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, apabila data diperoleh dari sampel, maka nilai alpha harus dikali 4 untuk mengurangi bias yang dihasilkan (Romeu, 2003). Uji Kolmogorov-Smirnov hanya digunakan untuk pengujian distribusi kontinu saja.


(48)

3.6 Definisi Simulasi5

3.7 Prinsip Dasar Simulasi

Simulasi dapat didefinisikan sebagai pengimitasian proses dan kejadian nyata. Imitasi dalam rangka penelitian, penyelidikan ataupun pengujian bersifat terbatas dan terfokus pada suatu aktivitas atau operasi tertentu dengan maksud untuk mengetahui karakteristik, keadaan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kehadiran dan keberadaan dari aktivitas dan peristiwa dalam bentuk nyata. Imitasi pada simulasi tidak menghasilkan sistem atau objek yang sama dan tidak bertujuan untuk menggandakan sistem atau objek. Imitasi pada simulasi bertujuan untuk menghadirkan sistem nyata dalam bentuk maya melalui penggunaan tiruan dari komponen-komponen dan strukturnya.

Imitasi suatu keberadaan nyata pada prinsipnya tidak bersifat total menyeluruh melainkan terbatas untuk satu atau beberapa hal tertentu. Sebagai contoh, imitasi suatu perhiasan terbatas hanya untuk meniru warna dan kemilau dari logam emas, tidak termasuk bentuk, bahan dan komposisi dari perhiasan asli yang terbuat dari emas.

6

Pada sistem nyata dalam dunia nyata, setiap komponen sistem hadir dengan bentuk hubungan dan interaksi antar komponen yang tidak berubah-ubah dalam aktivitas sistem yang berlangsung berkesinambungan dari waktu ke waktu. Berdasarkan hubungan dan interaksi yang beraturan serta fungsi komponen yang

5

Napitupulu, Humala L. 2009. Simulasi Sistem Pemodelan dan Analisis. USU Press : Medan. Hal 1

6

Napitupulu, Humala L. 2009. Simulasi Sistem Pemodelan dan Analisis. USU Press : Medan. Hal 3


(49)

tidak berubah-ubah dalam aktivitas sistem yang sama, kehadiran suatu komponen dalam aktivitas sistem adalah khas dengan karakteristik tertentu. Sebagai contoh, fungsi mobil bus pada suatu sistem transportasi adalah khas sebagai sarana pengangkutan penumpang dari satu kota ke kota lainnya.

Dengan bentuk kehadiran dan fungsi komponen yang tidak berubah-ubah dalam aktivitas yang serupa, imitasi komponen atas suatu fungsi tertentu layak dilakukan pada pengoperasian sistem tiruan tanpa perubahan ataupun penyimpangan. Sebagai contoh, imitasi suatu sistem sebagai satu komponen dalam sistem produksi dapat dihadirkan dengan fungsi yang tidak berubah-ubah sebagai sarana produksi dengan batas kapasitas tertentu. Mesin dimaksud adalah tetap sebagai komponen sarana produksi dengan kapasitas efektif yang diprediksi pada pengoperasian sistem. Kapasitas mesin atas fungsi yang sama dapat berubah, tetapi fungsi mesin adalah tetap dan tidak berubah sebagai sarana produksi.

Kehadiran komponen-komponen sistem dengan fungsi yang tidak berubah merupakan dasar dari simulasi sistem dengan pengoperasian sistem tiruan. Pengoperasian sistem tiruan dapat berlangsung melalui imitasi fungsi komponen nyata dalam bentuk nilai dan persamaan pada proses pengolahan data input tiruan sesuai dengan bentuk hubungan input-output dalam operasi nyata.

Perumusan proses dan fungsi yang tidak berubah-ubah dalam aktivitas sistem merupakan dasar penyusunan model simbolik dan prosedur pengoperasian sistem tiruan. Penggunaan model-model simbolik untuk berbagai proses ataupun fungsi pada pengoperasian sistem tiruan dalam simulasi berlaku valid selama


(50)

bentuk sistem dan susunan komponen serta bentuk dari hubungan dan interaksi dalam aktivitas sistem tidak mengalami perubahan.

3.8 Langkah-langkah Simulasi7

Proses pembuktian bahwa ada keakuratan yang diinginkan atau hubungan antara model simulasi dan sistem nyata.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan simulasi menurut A. Alan B. Prirsker adalah sebagai berikut:

1. Formulasi Masalah

Pendefinisian masalah yang akan dipelajari meliputi pernyataan pemecahan masalah.

2. Membangun Model

Abstraksi dari sistem ke dalam model matematis yang logis sesuai dengan formulasi masalah.

3. Akuisisi Data

Identifikasi, spesifikasi, pengumpulan data dan pengujian statistik. 4. Menerjemahkan Model dan Formulasi

Persiapan model dan formulasi untuk pemrosesan dengan komputer. 5. Verifikasi

Proses pembuktian bahwa program komputer berjalan sesuai dengan maksud yang diharapkan.

6. Validasi

7

Pritsker, A. Alan B. 1986. Introduction to Simulation and Slam II. West Lafayette : Indiana. Hal 10-11.


(51)

7. Perencanaan Taktis dan Strategis

Proses penentuan kondisi eksperimen yang akan digunakan pada model. 8. Eksperimen

Eksekusi model simulasi dengan kondisi eksperimen yang telah ditentukan untuk memperoleh nilai output.

9. Analisis Hasil

Proses analisis hasil simulasi untuk menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi untuk pemecahan masalah.

10. Implementasi dan Dokumentasi

Proses mengimplementasikan hasil simulasi dan mendokumentasikan model dan kegunaannya.

3.9 Sistem Dinamis8

Sistem dinamis adalah sebuah studi dari sistem yang prilaku sistemnya dinamis atau bervariasi terhadap waktu dan meliputi komponen-komponen berikut:

1. Definisi dari sistem, batasan sistem, variabel input, dan variabel output

2. Formulasi dari sebuah model dinamis dari sistem fisisk, biasanya dalam bentuk hubungan matematika atau grafik yang ditentukan secara analitik maupun eksperimen.

3. Penentuan tingkah laku dinamis dari model sistem dan pengaruh dari input


(52)

4. Formulasi dari rekomendasi dan strategi untuk memperbaiki performa sistem melalui modifikasi dari struktur sitem dan nilai-nilai parameter.

Ciri-ciri sistem dinamis yaitu mencakup lintasan waktu dan sebuah mekanisme waktu (clock mechanism) menggerakkan waktu, sehingga variabel status berubah saat waktu berubah

Suatu model sistem dinamis dibentuk karena adanya hubungan sebab-akibat (causal) yang memengaruhi struktur di dalamnya baik secara langsung antar dua struktur, maupun akibat dari berbagai hubungan yang terjadi pada sejumlah struktur, hingga membentuk causal (causal loop). Struktur umpan-balik ini merupakan blok pembentuk model yang diungkapkan melalui lingkaran-lingkaran hubungan sebab-akibat dari variabel-variabel yang melingkar secara tertutup. Ada 2 macam hubungan kausal, yaitu hubungan sebab-akibat positif dan hubungan sebab-akibat negatif. Ada 2 macam umpan-balik, yaitu umpan-balik positif (growth) dan umpan –balik negatif (goal seeking).

3.10 Powersim9

9

Warnomo, Budi. Tutorial Powersim. 2009. Graha Ilmu: Jakarta. Hal 1-10.

Powersim adalah software simulasi untuk sistem dinamis dengan

menggunakan metodologi pemodelan berbasis komputer (Powersim, 2005). Poin utamanya adalah bahwa simbol yang ada di Powersim ( Level , Reservoir , Auxiliary, dan Contant ) dan digunakan dalam pemodelan harus saling terkait (linked ) satu dengan yang lain membentu suatu sistem yang terpadu.


(53)

1. Dari start menu. Klik start → geser cursor ke Programs → geser cursor ke Powersim → klik Constructor

2. Dari desktop komputer. Klik 2 kali ikon pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Ikon Powersim Constructor

2. Dari desktop komputer. Klik 2 kali ikon pada Gambar 2.1.

3. Kemudian akan muncul di layar seperti terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tampilan Powersim Constructor

Adapun keterangan tampilan Powersim Constructor dapat dilihat pada Gambar 2.3.


(54)

Gambar 2.3 Keterangan Tampilan Powersim Constructor

Beberapa tools dalam Powersim Constructor dapat dilihat pada Gambar 2.4.


(55)

3.11 Komponen Powersim

Dalam simulasi menggunakan powersim terdapat besaran-besaran pokok yang terdiri atas variabel-variabel. Variabel dalam powersim yang digunakan adalah variabel Level, variabel rate, variabel auxiliary, dan variabel constant. a. Level

Level merupakan variabel yang menyatakan akumulasi dari sejumlah benda (nouns) seperti orang, uang, inventori, dan lain-lain terhadap waktu. Level

dipengaruhi oleh variabel rate dan dinyatakan dengan simbol persegi panjang. Pada bagian bawah simbol variabel Level menunjukkan nama variabel Level

tersebut. Adapun simbol variabel Level dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Simbol Variabel Level

b. Rate

Rate merupakan suatu aktivitas, pergerakan (movement), atau aliran yang berkontribusi terhadap perubahan per satuan waktu dalam suatu variabel

Level. Rate merupakan satu-satunya variabel yang mempengaruhi variabel

Level. Dalam Powersim simbol rate dinyatakan dengan kombinasi antara

flow dan auxiliary. Simbol ini harus terhubung dengan sebuah variabel

Level. Adapun simbol variabel rate dapat dilihat pada Gambar 2.6.


(56)

Gambar 2.6. Simbol Variabel Rate

c. Auxiliary

Auxiliary merupakan variabel tambahan untuk menyederhanakan hubungan informasi antara Level dan rate. Seperti variabel Level, variabel auxiliary juga dapat digunakan untuk menyatakan sejumlah benda (nouns). Simbol auxiliary

dinyatakan dengan sebuah lingkaran. Adapun simbol variabel auxiliary dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Simbol Variabel Rate

d. Constant

Constant merupakan input bagi persamaan rate baik secara langsung maupun melalui auxiliary. Constant menyatakan nilai parameter dari sistem nyata. Simbol constant dinyatakan dengan segi empat. Adapun simbol variabel

constant dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Simbol Variabel Constant

?

?

?


(57)

Selain keempat variabel di atas, dikenal pula istilah snapshot dalam software Powersim Studio. Snapshot adalah sebuah simbol variabel dengan sebuah extra set of corners yang menunjukkan representasi dari sebuah variabel yang sama dan telah ada pada simulasi. Snapshot digunakan untuk melakukan link antar semua sub model agar dapat menjadi sebuah main model yang utuh.

Snapshot juga dapat digunakan sebagai connector saat melakukan simplifikasi main model menjadi beberapa sub model dengan melakukan blocking. Adapun simbol snapshot dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.9. Simbol Snapshot

3.12 Persamaan Simulasi Dinamis10

Dalam proses simulasi, perhitungan persamaan dilakukan setahap demi setahap terhadap waktu. Pertambahan waktu yang kontinyu, dipecah-pecah dalam interval waktu yang pendek dan sama besar. Menurut Tasrif (2004)11, persamaan model sistem dinamis merupakan persamaan discrete differential. Sistem persamaan tersebut memiliki bentuk umum sebagai berikut:


(58)

Persamaan (1) menyatakan nilai variabel Level (L) pada saat sekarang (Lsk) adalah sama dengan nilai variabel L pada saat sebelumnya (Lsb) ditambah dengan perubahan nilai variabel L dari sebelumnya sampai sekarang (PLsb→sk).

Persamaan (2) menyatakan bahwa perubahan nilai variabel L dari sebelumnya (sb) sampai sekarang (sk), PLsb→sk, merupakan suatu fungsi dari nilai variabel sebelumnya (Lsb). Apabila interval waktu antara sb→sk dinyatakan

sebagai Δt, dan dipilih cukup kecil, maka perilaku L terhadap waktu mendekati

perilaku suatu sistem kontinyu.

Dalam formulasi pemodelan sistem dinamis digunakan operasi aritmatika sebagai berikut :

+ = Penjumlahan

- = Pengurangan

* = Pengkalian

/ = Pembagian

^ = Pangkat

() = Pengemlompokan

Dalam simulasi dinamis, urutan komputasi simulasi dapat dilihat pada Gambar 2.9.:


(59)

dimana:

Sb : Sebelumnya Sk : Sekarang

Ya : Yang akan datang

Dt : Interval waktu simulasi (Δt)

Sesuai dengan banyaknya jenis variabel dan konstanta, dikenal beberapa macam persamaan yaitu :

1. Persamaan Level

Persamaan Level merupakan persamaan yang menghitung akumulasi aliran masuk dan aliran keluar pada selang waktu tertentu. Harga baru suatu Level

dihitung dengan menambah atau mengurangi harga Level suatu interval waktu sebelumnya dengan rate yang bersangkutan dikalikan dengan interval waktu yang digunakan. Harga variabel Level dapat diubah oleh beberapa buah variabel rate. Contoh :

Lsk = Lsb + DT * (RMsb→sk – RKsb→sk) Dimana:

L : Level (unit)

Lsk : harga baru dari Level yang akan dihitung pada saat sekarang (sk) Lsb : harga Level pada saat sebelumnya (sb)

DT : interval waktu (satuan waktu)

RM : rate yang akan menambah Level L (rate masuk) RK : rate yang akan mengurangi Level L (rate keluar)


(60)

RMsb->sk : harga rate yang akan menambah Level L selama interval waktu sb->sk (unit/satuan waktu)

RKsb->sk : harga rate yang akan mengurangi Level L selama interval waktu sb->sk (unit/satuan waktu)

2. Persamaan Rate

Persamaan rate menyatakan bagaimana aliran di dalam sistem diatur. Harga variabel rate dalam suatu interval waktu sering dipengaruhi oleh variabel variabel Level, auxiliary, atau constant dan tidak dipengaruhi oleh panjangnya waktu. Persamaan rate dihitung pada saat sk, dengan menggunakan informasi dari Level atau auxiliary pada saat sk untuk mendapatkan rate aliran selama interval waktu selanjutnya (sk→ya). Asumsi yang diambil dalam perhitungan

rate ini adalah bahwa selama interval waktu DT, harga rate konstan. Bentuk persamaan rate adalah: RM sk→ya = f (Level, auxiliary, dan constant)

3. Persamaan Auxiliary

Persamaan auxiliary berfungsi untuk membantu menyederhanakan persamaan

rate yang rumit. Harga auxiliary dipengaruhi oleh variabel Level, variabel

auxiliary lain dan constant yang telah diketahui.Contoh : Ask = Lsk/ C

Dimana:

A : variabel auxiliary

Ask : harga variabel auxiliary A yang akan dihitung pada saat sk Lsk : harga vaiabel Level L pada saat sk


(61)

4. Persamaan Constant / Parameter

Suatu constant mempunyai harga yang tetap sepanjang selang waktu simulasi, sehingga tidak memerlukan notasi waktu di belakangnya. Persamaan constant menunjukkan nilai parameter yang selalu mengikuti persamaan variabel Level,

rate, atau auxiliary.Contoh : Const = 0,04

Dimana : const : nama dari suatu Constant

5. Persamaan Fungsi Tabel (Graph)

Persamaan fungsi tabel nilainya ditentukan melalui sebuah tabel sebagai fungsi dari besaran tertentu. Dalam Powersim, tabel ini dinyatakan dalam fungsi GRAPH yang dapat memberikan solusi hubungan antara dua variabel dalam bentuk grafik. Fungsi GRAPH digunakan bila data berupa tabel atau data menunjukkan hubungan yang nonlinier. Di samping fungsi GRAPH sendiri, terdapat beberapa bentuk fungsi GRAPH antara lain : GRAPH CURVE, GRAPH LINAS, dan GRAPH STEP. Perbedaan keempat fungsi GRAPH tersebut adalah terletak pada output yang dimunculkan.

Dimana:

X : variabel input, variabel independen (bebas), disebut juga sumbu X X1 : nilai pertama dari variabel X

Ds : pertambahan nilai(increment)cdari variabel X, nilainya selalu positif Y(N) : vektor (sumbu Y, disebut juga output)


(62)

6. Persamaan Fungsi Tunda (Delay)

Delay merupakan suatu bentuk kelambatan (waktu) yang terjadi pada aliran material, informasi, ataupun aliran lainnya dan merupakan aspek yang penting dalam sistem dinamis. Delay sering terjadi dalam sistem nyata, misalnya dalam pengambilan keputusan, dalam transportasi, penyebaran informasi, dan lain-lain Dalam Powersim terdapat tiga bentuk persamaan yang dapat digunakan untuk menyatakan delay. Delay aliran material dinyatakan oleh fungsi

DELAYMTR, delay aliran informasi dinyatakan oleh fungsi DELAYINF, dan

delay aliran material dengan infinite order dinyatakan dengan fungsi

DELAYPPL. Contoh bentuk fungsi delay adalah : DELAYMTR (Input, Delay_Time, n, Initial) DELAYINF (Input, Delay_Time, n, Initial) DELAY PPL (Input, Delay_Time, Initial) Dimana:

Input : variabel yang menjadi input bagi variable yang mengalami delay

Delay_time : rata-rata waktu delay

n : orde delay

Initial : milai inisial dari delay 7. Persamaan Fungsi Logika

Beberapa fungsi logika yang terdapat dalam Powersim adalah fungsi IF, TIMECYCLE, MAX, dan MIN.

a. IF


(63)

IF (Condition, Val1, Val2) b. TIMECYCLE

Digunakan untuk menguji siklus waktu atau interval waktu. TIMECYCLE (First, Interval)

c. MAX

Digunakan untuk memilih nilai yang paling besar dari beberapa nilai. MAX (X1, X2, X3,...., Xn)

d. MIN

Digunakan untuk memilih nilai yang paling kecil dari beberapa nilai. MIN (X1, X2, X3,...., Xn)

8. Persamaan Fungsi Bilangan Acak (Random Number)

Beberapa fungsi bilangan acak antara lain : fungsi RANDOM, dan fungsi NORMAL.

a. RANDOM

Digunakan untuk membangkitkan sejumlah bilangan acak yang berdistribusi uniform.

RANDOM (0,5;1,5) b. NORMAL

Digunakan untuk memberikan bilangan acak yang sebarannya sesuai dengan sebaran normal.

NORMAL (Mean, StdDev) dimana:


(64)

StdDev : nilai standar deviasinya

Setiap persamaan yang telah disebutkan di atas dalam Powersim diberi simbol sesuai dengan jenis persamaan yang diwakilinya, yaitu : persamaan Level, persamaan rate, persamaan auxiliary, dan persamaan constant. Persamaan Level

merupakan penjumlahan/akumulasi, atau persamaan integral. Persamaan rate dan

auxiliary adalah perhitungan aritmatik. Sedangkan persamaan constant merupakan masukan nilai untuk parameter yang harganya konstan selama simulasi.

12

Untuk memperoleh hasil simulasi yang mendekati hasl operasi sistem riil, pengulangan simulasi perlu dilakukan dengan menggunakan data tiruan yang bervariasi. Penggunaan data input tiruan bervariasi akan memberikan hasil yang

3.12 Verifikasi, Replikasi dan Validasi Model

Verifikasi adalah proses menentukan bahwa model simulasi telah diinput dengan benar dalam suatu bahasa pemograman komputer. Verifikasi dinyatakan berhasil apabila program komputer telah berjalan dengan baik. Tujuan dari verifikasi model adalah untuk menjamin bahwa konseptual model telah terwakili dengan akurat ke dalam komputerisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat hasil output

Setelah selesai melakukan verifikasi, barulah dilakukan validasi model untuk menilai kesahihan alat yang digunakan untuk melakukan simulasi yakni software powersim tudo. Validasi model simulasi dilakukan dengan mengecek akurasi hasil program simulasi dan worksheet aplikasi yang lolos verifikasi.

12

Banks, J., J.S. Carson, and B.L. Nelson, Discrete-Event System Simulation, Prentice Hall, New Jersey, 1996, Hal 401


(65)

bervariasi pada setiap pengulangan simulasi. Dengan demikian, maka pengulangan simulasi dalam siklus operasi yang sama perlu dikakukan untuk memperoleh nilai rata-rata yang representatif. Pengulangan juga perlu dilakukan karena dengan hasil simulasi yang bervariasi tidak dapat memnentukan hasil simulasi yang terpakai.

Perolehan hasil simulasi yang berubah pada setap ulangan tanpa pernah mencapai keadaan stabil, pengambilan keputusan akan dihadapkan dengan pemilihan nilai yang tepat mewakili nilai-nilai yang bervairasi. Untuk itu, validasi pada penelitian ini menggunakan nilai rata-rata sebagai nilai yang mewakili hasil simulasi. Namun, nilai rata-rata juga mengalami perubahan dengan jumlah ulangna yang berbeda. Nilai rata-rata dapat bergerak turun naik mendekati atau menjauhi nilai tengah dan cenderung mendeakati nilai tengan dengan jumlah ulangan yagn sama besar. Nilai rata-rata dan simpangan baku dari sejumlah data dapat ditentukan dengna menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata X = ∑ ���0

2. Simpangan baku

S = �∑�0(�−��)2 �

Selang kepercayaan adalah suatu rentang nilai yang mana di dalamnya terdapat tingkat kepercayaan atas kehadiran nilai tengnah yang sebenarnya. Rentang nilai kepercayaan berbentuk simetris untuk 0, dimana jarak dari titik-titik


(66)

ujung rentang nilai dengan nilai 0 adalah separuh lebar rentang yang diberi kode

hw. Peluang kehadiran nilai tengah yang tidak diketahui diantara (0-hw) dan (0+hw) disebut tingkat kepercayaan. Adapun rumus perhitungan hw adalah sebagai berikut:

Hw = ��� −1, �

2�� √�

Nilai hw dapat digunakan pada penaksiran ukuran sampel atau ukuran data output simulasi yaang memenuhi rentangn selisish nilai rata-rata dengan nlai tengah yang ditentukan yaitu (0±µ)

Rentang selisish nilai rata-rata sampel dengan nilai tengah µ yang tidak diketahui adalah sebesar deviasi (d), dimana d = hw pada tingkat error relatif (er). Adapun perhitungan standar devias (d) adalah sebagai berikut:

d = ���−1,

� 2�� √�

error relatif = er = d/(0 - d)

Untuk menafsir ukuran data yang diperlukan berdasarkan nilai hasil simulasi yang berukuran tn-1,α/2 perlu digantikan dengan nilai Zα/2 dari tabel distribusi normal. Adapun perhitungan n’ adalah sebagai berikut:

n’ = �(Zα/2) �

� �

2

Nilai Zα/2 pada tabel students t dapat diperoleh untuk t∞,α/2 dimana untuk α = 0,05 diperoleh t∞,α/2 = 1,96


(67)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Megah Plastik yang berlokasi di di jalan Patumbak, Amplas Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilakukan sejak bulan November 2012 sampai Juli 2013.

4.2 Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah sistem pemesanan bahan baku untuk persediaan bijih plastik di PT. Megah Plastik.

4.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Analitic Research dan penelitian kuantitatif dimana penelitian ini dilakukan untuk pemecahan masalah nyata dan adanya pengumpulan data dan analisis yang bersifat kuantitatif.

4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Independen

Variabel independen ataupun variabel bebas merupakan variabel penelitian yang mempengaruhi dan menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:


(68)

a. Data historis jumlah permintaan

Variabel data historis jumlah permintaan produk plastik diperlukan untuk menanalisis pola distribusi data permintaan yang kemudian digunakan untuk membangkitkan bilangan random sesaui dengan distribusi tersebut.

b. Rencana pembelian bahan baku

Variabel Rencana pembelian bahan baku adalah variabel yang menentukan rencana pembelian bahan baku yang sesuai dengan model persediaan yang direncanakan yaitu sistem Q dan sistem P.

c. Safety Stock bahan baku

Variabel safety stock adalah variabel yang mempengaruhi jumlah pembelian dan jumlah persediaan yang diperlukan untuk menghidari kekurangan stok akibat fluktuasi permintaan.

d. Persediaan bahan baku

Variabel persediaan bahan baku adalah variabel yang memberikan nilai dari jumlah persediaan bijih plastik yang terdapat di gudang.

e. Jumlah kecacatan produk

Variabel jumlah kecacatan produk adalah variabel yang mempengaruhi jumlah penggunaan bijih plastik dimana semakin banyak produk yang cacat maka jumlah penggunaan bijih palstik akan semakin besar. Adapun jumlah penggunaan bijih plastik sama dengan jumlah produksi ditambah dengan jumlah kecacatan produk.


(69)

4.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat (variabel yang dipengaruhi) dalam penelitian ini adalah

a. Alternatif model pembelian bahan baku

Variabel ini merupakan analisis dari hasil simulasi sistem. Variabel ini mencari model pembelian yang mampu menghidarkan perusahaan dari kekurangan stok dan memberikan biaya persediaan yang minimal.

b. Alternatif total biaya persediaan

Variabel ini merupakan analisis dari hasil simulasi sistem. Variabel ini menghitung biaya persediaan yang ditimbulkan oleh masing-masing rencana pembelian bahan baku.

4.5 Kerangka Konseptual

Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. Adapun kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(70)

Gambar 4.1 Kerangka Konseptual

4.6 Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literature tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya.

2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dipilah menjadi dua jenis, yaitu : a. Data primer, yaitu uraian proses produksi

b. Data sekunder, yaitu data historis permintaan produk, Jumlah kecatatan produk, persediaan awal bijih besi, persediaan awal produk, data effisiensi dan scrap mesin dan data biaya-biaya yan ditimbulkan akibat adanya persediaan.

3. Dilakukan pengolahan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan.

Data historis Jumlah permintaan

Simulasi sistem Alternatif rencana persediaan Safety Stock bahan baku Jumlah Kecacatan Produk Rencana Pembelian Bahan Baku Uji distribusi Alternatif model pembelian bahan

Alternatif total biaya persedian Veifikasi dan

validasi

Persediaan Bahan Baku


(71)

4. Dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data. 5. Ditarik kesimpulan dan diberikan saran untuk penelitian.

Adapun blok diagram langkah-langkah penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.


(72)

MULAI

Studi Pendahuluan Penelitian permasalahan persediaan di PT. Megah Plastik

Studi Literatur -Metode pemecahan masalah -Teori pendukung

Pengumpulan dan Pengolahn Data 1. Data primer

Uraian proses produksi 2. Data sekunder

-data historis permintaan produk -lead time pemesanan bahan baku -data effisiensi dan scrap mesin

3. Uji kecukupan dan Keseragaman 4. Uji distribusi

Simulasi 1. Formulasi masalah 2. Pembangunan model sistem 3. Penerjemahan model 4. Verifikasi hasil simulasi 5. Validasi hasil simulasi 7. Perencanaan teknis dan strategis 8. Eksperimen

Hasil dan Pembahasan Pemilihan alternatif terbaik

SELESAI Identifikasi masalah

Dengan mengetahui informasi pabrik dan keadaan yang terlihat maka diperoleh permasalahan yang akan diangkat

Kesimpulan dan saran Rangkuman hasil pengolahan

data dan analisis pemecahan masalah


(73)

4.7 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh di pabrik, maslah diindentifikasi untuk selanjutnya ditemukan solusinya.

4.8 Pengumpulan dan Pengolahan data

Metode yang digunakan dalam memperoleh data primer tersebut adalah dengan melakukan wawancara dan kegiatan tanya jawab dengan operator, supervisor dan mekanik secara langsung di lapangan tanpa menggunakan alat tulis untuk mencatat data-data yang diperlukan.

Metode pengumpulan data sekunder dilakukan dengan melihat dan mencatat dokumen yang ada di perusahaan. Adapun dokumen yang digunakan adalah dokumen historis permintaan, persediaan bahan baku dan lead time.

Kemudian, data yang diperoleh dari dokumen perusahaan berupa data historis pemintaan dan lead time dianalis kecukupan dan keseragamannya. Setelah data yan diperleh cukup dan seragam, maka kemudian diuji distribusi datanya.

4.9 Simulasi

Adapun beberapa tahapan dalam menggunakan teknik simulasi adalah sebagai berikut:

1. Formulasi Masalah

Penentuan masalah utama yang akan dipecahkan dengan menggunakan teknik simulasi serta tujuan simulasi yang ingin dicapai.


(74)

2. Membangun Model

Diawali dengan membentuk causal loop untuk menentukan hubungan antar

komponen dengan menggunakan software powersim studio. Setelah itu,

pembuatan main model simulasi yang mencakup kegiatan pembelian bahan baku, penggunaan bahan baku, penentuan persediaan bahan baku, sistem produksi dari bahan baku bijih palstik menjadi produk kantong palstik. Namun, sebelum membuat main model, terlebih dahulu dibuat sub model tiap bagian untuk mempermudah penyusunan main model nantinya.

3. Menerjemahkan Model dan Formulasi

Pada tahap ini, dilakukan penerjemahan model dengan cara mendefinisikan komponen yang digunakan dengan menggunakan software Powesim Studio . Mendefinisikan komponen dilakukan dengan kuantifikasi yaitu melakukan

double click pada komponen dan menginput formulasi untuk komponen rate

dan auxiliary, sedangkan untuk komponen level dan constant yang diinput adalah nilai. Setelah selesai mendefinisikan komponen maka tanda tanya akan hilang dan komponen akan menjadi terdefinisi dan dapat digunakan untuk simulasi dinamis.

4. Verifikasi

Verifikasi dilakukan untuk mengetahui apakah program simulasi dinamis yang dibuat berjalan sesuai dengan maksud yang diharapkan.

5. Validasi

Validasi model dilakukan dengan mengecek akurasi hasil program simulasi dan worksheet aplikasi simulasi yang lolos verifikasi. Validasi model simulasi


(75)

melalui penggunaan program simulasi dilakukan dengan membandingkan hasil simulasi sebagai hasil operasi sistem maya dengan hasil operasi sistem ril. . Agar hasil simulasi yang diperoleh dapat merepresentasikan keadaan aktual maka dilakukan replikasi terhadapat hasil simulasi.

6. Perencanaan Taktis dan Strategis

Pada tahap ini, dilakukan penerapan kebijakan tertentu yakni melakukan penyetelan terhadap model. penyetelan terhadap model dilakukan dengan memberikan perlakuan-perlakuan atau kondisi-kondisi eksperimen pada model untuk melihat sensitivitas model yang dibangun.

7. Eksperimen

Pada tahap ini, dilakukan eksekusi model simulasi dengan kondisi eksperimen yang telah ditentukan untuk memperoleh nilai output eksperimen.

4.10 Hasil dan Pembahasan

Hasil simulasi yang diperoleh dari proses Run simulasi kemudian dibahas untuk dicari rencana terbaik dari berbagai rencana yang disimulasikan.

4.11 Kesimpulan dan Saran

Langkah akhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi hal-hal penting dalam penelitian tersebut dan pemberian saran untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian ini secara lebih mendalam lagi.


(76)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan Data 5.1.1 Permintaan Plastik

Data Permintaan plastik diambil dari periode 01 Desember 2012 – 31 Januari 2013. Data ini disajikan dalam periode per hari. Data ini digunakan untuk melihat pola distribusi data permintaan plastik masa lalu yang akan dijadikan dasar untuk melihat distribusi permintaan plastik pada masa mendatang. Data permintaan produk plastik periode 01 Desember 2012 - 01 Januari 2013 dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Data Permintaan Plastik Periode 01 Des 2012 – 31 Jan 2013 Periode Permintaan Plastik (Kg)

01/12/2011 825

03/12/2011 752

04/12/2011 725

05/12/2011 745

06/12/2011 850

07/12/2011 752

08/12/2011 818

10/12/2011 795

11/12/2011 770

12/12/2011 775

13/12/2012 775

14/12/2012 852

15/12/2011 845

17/12/2011 820

18/12/2011 795

19/12/2011 795


(77)

Tabel 5.1 Data Permintaan Plastik Periode 01 Des 2012 – 31 Jan 2013 (lanjutan)

Periode Jumlah Permintaan (Kg)

21/12/2011 820

22/12/2011 753

24/12/2011 757

26/12/2011 727

27/12/2011 852

29/12/2012 755

31/12/2012 778

02/01/2013 780

03/01/2013 795

04/01/2013 805

05/01/2013 825

07/01/2013 830

08/01/2013 825

09/01/2013 820

10/01/2013 835

11/01/2013 810

12/01/2013 785

14/01/2013 785

15/01/2013 755

16/01/2013 765

17/01/2013 782

18/01/2013 795

19/01/2013 792

21/01/2013 790

22/01/2013 798

23/01/2013 805

24/01/2013 815

25/01/2013 820

26/01/2013 785

28/01/2013 794

29/01/2013 765

30/01/2013 760

31/01/2013 764


(78)

5.1.2 Data Effisiensi dan Scrap Proses Produksi

Adapun data effisiensi dan scrap proses produksi yang diperoleh berdasarkan wawancara di pabrik dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Data Efissiensi dan Scrap Proses Produksi

Proses Produksi Effisiensi (%) Scrap (%)

Inspeksi dan Penimbangan Bijih Plastik 100 2

Penyimpanan dalam gudang 100 0

Peleburan 96 4

Pencetakan 99 1

Pemotongan dan Pelekatan 100 4

Penimbangan Produk Plastik 100 0

Pengepakan/packing 100 0

Sumber : PT. Megah Plastik.

5.2 Data Jumlah Kecacatan Produk dan Persediaan Supplier

Berdasarkan wawancara terhadap pihak manajemen PT. Megah Plastik diperloleh informasi data jumlah kecacatan produk dan persediaan supplier sebagai berikut:

1. Jumlah kecacatan produk : 0 Kg/hari – 55 Kg/hari

2. Persediaan Main Supplier : 1500 Kg – 3000 Kg

3. Persediaan Additional Supplier : 500 Kg – 2000 Kg.

Adapun data diatas diketahui berdasarkan pengalaman perusahaan dalam menjalankan sistem produksi.


(79)

5.3 Uji Kecukupan Data

Pengujian kecukupan data dilakukan pada data jumlah permintaan produk plastik dan data lead time. Adapun Pengujian kecukupan data menggunakan persamaan:

N’ =��/��� ∑ ��

2 (∑ ��)2

∑ �� �

2

Data dikatakan telah cukup apabila diperoleh nilai N’< N. Pada pengujian kecukupan data ini dipilih tingkat ketelitian (s) 5% dan tingkat kepercayaan 95%, maka harga z=1-α/2 = 1-0,025 = 0,975. Dari tabel distribusi normal untuk nilai z = 0,975 diperoleh nilai k = 1,92 ≈ 2.

Perhitungan nilai N’ untuk data permintaan produk plastik adalah sebagai berikut:

N’ =�2/0,05√50�31456220−396242

39624 �

2

N’ = 2,8 < 50 ( Data permintaan produk telah cukup)

5.4 Uji Keseragaman Data

Perhitungan uji keseragaman data dilakukan dengan menggunakan tingkat ketilitian 5% dan tingkat keyakinan 95%. Untuk mengetahui data seragam atau tidak maka data permintaan produk dan lead time dibuat peta kendalinya dengan rumus batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:


(80)

BKB = x – k �

Untuk tingkat ketelitian 5% diperoleh nilai k = 2. Data dapat dikatakan seragam apabila range data masih terletak diantara nilai BKA dan BKB. Hasil perhitungan uji keseragaman data dari data permintaan produk dengan menggunakan software Microsoft Excel dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Uji Keseragaman Data

Data x BKA BKB x maks x min Kesimpulan

Permintaan Produk

792,48 33,5 859,48 725,47 852 727 Seragam

5.5 Pengujian Distribusi Data

Pada langkah ini, akan dilakukan identifikasi terhadap data yang dikumpulkan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui pola data masa lalu agar dapat memperoleh spesifikasi data yakni parameter distribusi dari data yang akan dijadikan acuan untuk pembangkitan data tiruan pada simulasi dinamis nantinya. Pola data masa lalu ditentukan dengan melakukan uji distribusi data. Adapun data yang akan diuji polanya adalah data permintaan produk plastic dan data lead time.

Uji distribusi data permintaan plastik dilakukan secara statistik dengan uji

Chi Square. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengujian distribusi data permintaan plastik adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan hipotesis awal Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)